Tanggapan
Tanggapan
Dia memiliki firasat kuat bahwa Leluhur Manusia—sosok yang membunuh Kaisar Surgawi dan membunuh istrinya—bukanlah dirinya sendiri saat ini. Pria itu pasti belum pulih sepenuhnya. Kalau tidak, dia tidak perlu memulai perang berskala besar seperti ini. Dia bisa saja membantai mereka semua dalam waktu singkat.
Namun, pihak musuh tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena dia tahu tentang adanya kekuatan untuk mengubah aliran waktu. Akan ada lebih banyak variabel yang tidak diketahui apabila dia semakin lama mengulur waktu. Oleh karena itu, dia memulai perang sesegera mungkin setelah bangkitnhya para dewa dari zaman kuno.
"Kita harus memecah pasukan kita," tiba-tiba Ye Futian memberi saran. Donghuang Agung dan yang lainnya tercengang untuk beberapa saat sebelum memahami maksud dari ucapannya tersebut.
Kembalinya para dewa kuno itu telah membentuk celah antara jumlah pasukan mereka, terutama ketika menyangkut para Kaisar Agung.
Jika mereka harus berhadapan secara langsung dengan lawan mereka ketika perbedaan antara jumlah petarung tingkat atas mereka masih sebesar ini, maka hanya kematian yang akan menanti mereka.
"Ini ide yang bagus," Yu Tu berkomentar, "Tapi kita tidak punya banyak waktu lagi sekarang."
Dia tidak lagi peduli untuk menjaga penampilannya. Hal yang dia inginkan hanyalah menjadi pemenang dalam perang ini.
"Aku berencana untuk memindahkan sembilan puluh sembilan langit dari Dunia Langit ke dalam dunia yang diciptakan oleh Jalur Surgawi Kecil milikku. Dengan begitu, aku bisa mengirim pasukan kita ke medan perang yang berbeda-beda untuk memberikan bala bantuan kapan saja. Selain itu, mereka juga dapat fokus berkultivasi sembari tinggal di dalam sana. Jika kita bisa mengulur waktu selama satu tahun untuk mereka, itu akan sama seperti 81 tahun untuk mereka," Ye Futian menjelaskan. Apa yang bisa berubah dalam kurun waktu 81 tahun hampir tak terbayangkan; periode waktu itu bisa menimbulkan transformasi secara besar-besaran bagi tingkat kultivasi semua orang.
"Tidak akan ada masalah bagi Dunia Langit dan Istana Kekaisaran Donghuang. Namun, Gunung Roh di Western Heaven selama ini selalu dianggap sebagai sebuah tempat suci. Kita tidak boleh mencoreng reputasi tersebut. Perang yang akan segera terjadi pasti akan melibatkan Tujuh Dunia Utama di dalamnya, termasuk Western Heaven. Sementara kita dapat memecah pasukan kita, bagaimana jika musuh menyerang Gunung Roh? Aku khawatir bahwa..." Donghuang Agung jelas memiliki beberapa kekhawatiran tentang hal tersebut.
Dunia Langit sempat mengalami kehancuran untuk beberapa waktu. Segala sesuatunya telah berubah menjadi semakin buruk setelah meninggalnya Kaisar Surgawi dan perubahan Sang Permaisuri menjadi Jalur Surgawi. Masih belum begitu lama semenjak Sembilan Puluh Sembilan Langit dari Dunia Langit berhasil dibangun kembali. Oleh karena itu, jika mereka memecah pasukan mereka, hal tersebut tidak akan membawa pengaruh besar bagi Dunia Langit. Ditambah lagi, Ye Futian berencana untuk memindahkan Sembilan Puluh Sembilan Langit secara keseluruhan.
Istana Kekaisaran Donghuang di Prefektur Ilahi baru berdiri selama 500 tahun. Tempat itu dibangun oleh Donghuang Agung dan dipimpin olehnya selama ini. Karena tidak memiliki sejarah lain, Donghuang Agung dapat menentukan nasib dari Istana Kekaisaran Donghuang. Tidak ada yang perlu disesali tentang asal-usulnya. Mengorbankan tempat itu untuk perang bukanlah hal besar baginya.
Tapi bagaimana dengan tempat suci dari Western Heaven? Bisakah orang-orang di sana merelakannya begitu saja?
Gunung Roh adalah fondasi keyakinan dari orang-orang di Western Heaven. Jika pasukan-pasukan Buddha pergi meninggalkan Gunung Roh, hal itu mungkin akan menimbulkan kegemparan di Western Heaven, dan mungkin akan menyebabkan banyak kultivator Buddha mempertanyakan keyakinan mereka.
"Itu bukan masalah besar bagi Western Heaven." Suara dari Buddha Tertinggi Wutian tiba-tiba terdengar di sana. Banyak Buddha Tertinggi telah datang kembali ketika Ye Futian meminta Donghuang Agung untuk mengundang para kultivator dari Western Heaven dan Istana Kekaisaran Donghuang ke dunia di dalam dirinya untuk berkultivasi. Karena itulah, salah satu dari mereka berada di sini untuk membicarakan rencana tersebut.
"Jika hati seseorang dipenuhi dengan ajaran Buddha, tempat mana pun bisa menjadi Gunung Roh," lanjut Buddha Tertinggi Wutian. "Yang Mulia, aku merasa sedikit kecewa, karena kau juga adalah seorang kultivator Buddha yang handal. Jadi, kau tidak boleh membuat kesalahan konyol seperti itu."
Donghuang Agung menyadari kecerobohannya. Kemudian dia membungkuk kepada Buddha Tertinggi Wutian dan berkata, "Kau memang benar, Buddha Tertinggi. Aku terlalu ceroboh dalam berpikir."
Ajaran Buddha menekankan kekosongan—segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara.
Bagi orang awam yang tidak memiliki pengetahuan dalam ajaran Buddha, Gunung Roh adalah tempat suci dari Western Heaven. Di sisi lain, para kultivator Buddha yang sesungguhnya tidak akan pernah terpaku pada hal-hal duniawi.
"Kalau begitu, semuanya sudah diputuskan. Namun, menurutku kita harus memberitahu semua orang terlebih dahulu," ujar Ye Futian. "Aku masih sedikit khawatir apakah Leluhur Manusia akan memerintahkan para Kaisar Agung itu untuk menyerang kultivator yang relatif lemah."
Sebenarnya ada sebuah peraturan tak tertulis untuk perang di skala ini. Mereka yang telah berjalan di Jalur Kaisar tidak boleh mencelakai para kultivator yang lebih lemah. Jika tidak, mereka akan menanggung dosa besar, yang pada akhirnya akan membawa bencana bagi mereka.
Bagaimana mungkin seorang kultivator tingkat rendah bertarung melawan seorang Kaisar Agung?
"Hal itu tidak mungkin terjadi," jawab Donghuang Agung. "Leluhur Manusia sangat memperhatikan reputasinya. Meskipun tidak ada yang tahu alasannya, caranya dalam memimpin Dunia Manusia berbeda dari Penguasa Kegelapan. Dia selalu mengajarkan tentang kebenaran kemanusiaan. Bahkan selama perang yang akan datang, dia masih akan menyebarkan keadilan dan mewakili kebajikan umat manusia untuk menertibkan Dunia Manusia.
"Oleh karena itu, Leluhur Manusia tidak akan memerintahkan pembantaian tanpa pandang bulu."
"Bagaimana dengan Evil Emperor dan Penguasa Kegelapan?" Ye Futian bertanya karena dia tidak tahu tentang kepribadian dari enam Kaisar Agung lainnya sebaik ayahnya, Donghuang Agung.
"Mereka mungkin akan mematuhi peraturan yang berlaku. Bagaimanapun juga, mereka masih harus mempertimbangkan keselamatan dunia masing-masing," jawab Donghuang Agung. Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Jika Kaisar-Kaisar Agung melakukan pembunuhan dengan sesuka hati mereka, maka hanya akan ada beberapa orang yang masih hidup saat ini.
"Baiklah." Ye Futian menundukkan kepalanya. "Jadi, kita akan fokus pada pemusnahan. Aku ingin melihat berapa banyak dewa yang ingin kembali menemui ajal mereka setelah baru saja dibangkitkan."
"Aku akan kembali ke istana untuk memulai persiapan," Donghuang Agung menjelaskan.
"Aku sudah memberitahu Sang Buddha mengenai hal ini," ujar Buddha Tertinggi Wutian. "Dia tidak keberatan tentang hal tersebut. Dia akan mempersiapkan Western Heaven untuk melindungi diri dalam penyerangan ini. Ketika situasi semakin memburuk, kami akan memecah pasukan kami."
"Maaf karena telah merepotkan kalian semua," ujar Ye Futian sambil membungkuk kepada Buddha Tertinggi Wutian.
"Semua ini telah ditakdirkan. Karena kita tidak bisa menghindarinya, maka satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya bersama-sama. Kaisar Surgawi adalah sosok yang dipilih oleh takdir. Semua ini pada akhirnya akan berakhir," ujar Buddha Tertinggi Wutian.
"Baiklah." Ye Futian mengangguk pelan. Meskipun dia sedang menghadapi malapetaka yang tak terhindarkan, namun dia tetap merasa optimis.
Karena semuanya pasti akan terjadi, maka semua ini akan segera berakhir berkat bantuan dari Western Heaven.
Setelah itu, Ye Futian mulai memindahkan sembilan puluh sembilan langit. Sementara itu, banyak pasukan telah menerobos masuk ke dalam Dunia Langit, Prefektur Ilahi, dan Western Heaven seperti gelombang pasang.
Selain Dunia Iblis, enam dunia lainnya kini telah berubah menjadi zona perang.
Pasukan kultivator dari Dunia Manusia adalah orang-orang yang tiba di Dunia Langit.
Adapun Prefektur Ilahi, para kultivator dari Dunia Empty Divine adalah orang-orang yang muncul di sana. Selain mereka, ada juga banyak kultivator dari Dunia Manusia yang mengepung Prefektur Ilahi. Bagi pasukan musuh, mengalahkan Dunia Langit adalah tugas yang termudah, karena dunia itu sudah lama mengalami kemunduran. Jadi, mereka tidak mengerahkan banyak pasukan mereka di sana.
Terakhir, pasukan dari Penguasa Kegelapan adalah orang-orang yang menerobos masuk ke Western Heaven. Sudah jelas, terdapat pula kultivator-kultivator dari Dunia Manusia di dalam pasukan tersebut. Mereka adalah kelompok yang ingin menyerang Western Heaven, jadi mereka bergabung dengan pasukan Dunia Kegelapan, berharap agar mereka bisa menemukan kesempatan untuk menjarah dunia tersebut.
Semua kultivator memiliki motivasi dan ambisi masing-masing, jadi mereka tidak akan mengikuti perkembangan situasi secara sembarangan. Beberapa dari mereka yang ambil bagian dalam perang ini mengagumi Leluhur Manusia. Tetapi ada pula yang ingin mengambil kesempatan untuk menempa diri melalui perang ini karena mereka dapat berlatih dan menjarah sumber daya kultivasi secara bersamaan.
Sementara peperangan selalu menjadi momen tercepat untuk mengembangkan diri, namun hal tersebut juga sangat berisiko.
Namun meski demikian, mereka memiliki keyakinan bahwa mereka akan memenangkan perang ini. Karena itu adalah pertempuran tanpa adanya faktor yang tidak terduga, mereka akan menaklukkan semua dunia itu dengan mudah.