Legenda Futian

Dewa Kuno yang Sombong



Dewa Kuno yang Sombong

1Ye Futian rupanya telah mengubah hukum dunia dari Jalur Surgawi Kecil miliknya, sehingga membuat waktu di dalam Jalur tersebut berbeda dari dunia luar. Waktu di sana sekitar sepuluh kali lebih cepat.      

Satu hari di dunia luar sama sekitar sepuluh hari di dalam dunia dari Jalur Surgawi Kecil milik Ye Futian. Oleh karena itu, sementara setengah tahun telah berlalu di dunia luar, hampir enam tahun telah berlalu di dalam sana. Bagi para kultivator dengan tingkat kultivasi yang relatif tinggi, hal ini tentu saja sangat bermanfaat. Jika mereka hanya berada di sebuah area independen yang merupakan bagian dari dunia ini, semuanya akan menjadi sia-sia tidak peduli bagaimana mereka berupaya mengubah waktu. Namun, karena dunia di dalam Jalur Surgawi Kecil itu bukanlah bagian dari dunia nyata, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berkultivasi di sana.      

Bagi anggota dari Istana Kekaisaran Ye, hal ini tentu saja sangat menguntungkan. Mereka bisa menggunakan perbedaan waktu ini untuk berkultivasi.      

Selain itu, mungkin juga mereka bisa terus memperbesar perubahan waktu tersebut. Untuk saat ini, perbedaannya sekitar sepuluh kali lebih cepat. Seiring berkembangnya tingkat Plane Ye Futian, dia mungkin bisa menciptakan perbedaan yang lebih signifikan. Jika suatu hari dia bisa membuat satu hari di dunia luar menjadi satu tahun di dunia dari Jalur Surgawi Kecil miliknya, akan menjadi semengerikan apakah itu?      

Tentu saja, keuntungan dari perbedaan waktu seperti itu sangatlah relatif. Hal tersebut tidak selalu menjadi sesuatu yang baik untuk kultivator dengan umur yang terbatas.      

Dunia luar akan berubah setiap harinya, dan para Calon Kaisar Agung secara bertahap akan mencapai Great Emperor Plane. Kultivasi mereka akan kembali seperti kondisi mereka di zaman kuno, zaman dimana mereka telah menghilang selama bertahun-tahun. Namun, semua ini tidak ada hubungannya dengan anggota dari Istana Kekaisaran Ye.      

Ye Futian dan Gu Dongliu pun melanjutkan kultivasi mereka. Gu Dongliu memutuskan untuk menghancurkan Jalur Agung miliknya dan berkultivasi, sementara Ye Futian memahami kekuatan dari hukum waktu. Dia ingin memahami bagaimana caranya mengendalikan hukum dari Jalur Agung Waktu. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa menggunakannya sebagai sebuah serangan dalam pertempuran.      

...      

Di Prefektur Ilahi, kultivator yang tak terhitung jumlahnya telah berkumpul di sebuah gunung di Wilayah Taishang.      

Di kejauhan, bencana ilahi yang mengerikan perlahan-lahan menghilang. Di gunung ilahi tersebut, ada satu sosok tak tertandingi yang berdiri tegak di tempatnya.      

Itu adalah seorang Tetua. Dia mengenakan pakaian yang sederhana. Namun saat ini, sebuah kekuatan kaisar yang menakjubkan terpancar dari sosoknya.      

Sebelumnya, banyak orang tidak tahu bahwa Wilayah Taishang memiliki sosok yang begitu kuat. Tetua itu kini telah mencapai Great Emperor Plane.      

"Senior, selamat karena anda telah mencapai Great Emperor Plane," seseorang memberi selamat kepadanya. Pemimpin Wilayah Taishang datang secara pribadi untuk mengucapkan selamat. Dia membungkuk hormat ke arah sang Tetua.      

Tetua itu memandang ke arahnya, dan tatapan matanya itu terlihat sangat tajam. Dia mengambil napas dalam-dalam dan kemudian memandang ke arah langit. Dia memejamkan matanya dan merasakan aura di area sekitarnya. Dia seperti sedang menikmatinya.      

Akhirnya dia kembali ke dunia ini.      

Selama zaman kuno berlangsung, dia telah membuktikan Jalur Agung miliknya dan diberi gelar sebagai Tai'e. Dia adalah salah satu dari sepuluh Dewa Pedang di Prefektur Ilahi, Dewa Pedang Tai'e.      

Ketika Jalur Surgawi mengalami keruntuhan, dia telah bergabung dengan Roh Pedangnya dan dengan demikian, berhasil lolos dari malapetaka. Setelah menunggu selama puluhan dekade, dia akhirnya menemukan Jalur Surgawi yang baru. Kesempatan baginya untuk membuktikan Jalur Agung miliknya telah datang, dan dia pun berhasil mencapai Great Emperor Plane sekali lagi.      

Para kultivator di sekitarnya memusatkan perhatian mereka kepadanya. Dia berdiri dengan tenang di gunung ilahi tersebut, namun sosoknya tampak setajam sebilah pedang ilahi.      

Tepat pada saat ini, angin berhembus, dan kumpulan awan bergejolak. Langit pun terbelah, dan sebuah jalur spasial muncul di sana. Satu sosok ilusi tampak berdiri di ujung lain dari jalur spasial tersebut. Ketika banyak orang melihat sosok ini, mereka membungkuk hormat dan menyapa, "Salam hormat, Yang Mulia."      

Sosok itu tidak lain adalah Donghuang Agung, pemimpin dari Prefektur Ilahi.      

"Senior, selamat telah membuktikan Jalur Agung milikmu dan mencapai Great Emperor Plane," ujar Donghuang Agung sambil tersenyum saat dia berdiri di ujung jalur spasial tersebut. Kata-katanya terdengar tulus.      

Dewa Pedang Tai'e memandang jalur spasial itu dengan tatapan acuh tak acuh. Dunia saat ini sangat berbeda dari masa lalu. Hanya ada enam Kaisar Agung yang menguasai dunia sekarang. Dibandingkan dengan masa kejayaan yang berlangsung selama Zaman Para Dewa, era saat ini dapat digambarkan sebagai sesuatu yang menyedihkan.      

Donghuang Agung juga mengetahui keberadaan Dewa Pedang Tai'e. Bertahun-tahun yang lalu, Donghuang Agung pernah mengundangnya untuk berkultivasi di Istana Kekaisaran Donghuang. Namun, Dewa Pedang Tai'e menolak penawarannya itu. Sekarang, Donghuang Agung kembali menyampaikan undangannya dengan mengatakan, "Aku telah mengundang Senior untuk berkultivasi di Istana Kekaisaran Donghuang sebelumnya. Sekarang setelah kau membuktikan Jalur Agung milikmu di Great Emperor Plane, apakah kau bersedia bergabung dengan kami? Kita dapat mempelajari berbagai macam metode kultivasi bersama-sama. Saat ini, ada beberapa kultivator di istana yang akan segera membuktikan Jalur Agung mereka."      

"Baiklah," Dewa Pedang Tai'e menyetujui permintaannya dengan yakin. Kemudian, dia memasuki jalur spasial tersebut. Dalam sekejap mata, dia tiba di dalam Istana Kekaisaran Donghuang.      

Donghuang Agung menunjukkan dirinya dan menyambut kehadiran Dewa Pedang Tai'e secara pribadi. Beberapa Calon Kaisar Agung juga melangkah ke depan untuk memberi selamat kepadanya.      

"Kaisar Agung lainnya telah muncul di Prefektur Ilahi. Dunia kultivasi merasa beruntung untuk menyambut kembalinya Zaman Para Dewa," ujar Donghuang Agung sambil tersenyum cerah.      

Dewa Pedang Tai'e tidak menanggapi hal tersebut. Ekspresinya tetap terlihat acuh tak acuh. Dia memandang Donghuang Agung dan berkata, "Istana Kekaisaran Donghuang seharusnya telah mengumpulkan banyak Benda Ilahi selama bertahun-tahun. Koleksimu semestinya mengandung banyak teknik dan rahasia dari dunia kultivasi. Di mana mereka sekarang?"      

Karena Enam Kaisar Agung menguasai seluruh penjuru dunia, maka benda-benda terbaik, termasuk Benda-Benda Ilahi, tidak diragukan lagi akan ada di dalam koleksi mereka.      

Dewa Pedang Tai'e baru saja mencapai Great Emperor Plane. Dia perlu memperkuat dirinya sendiri agar kekuatannya bisa berkembang lebih jauh.      

Para kultivator di sekitarnya mengerutkan kening ketika mereka mendengar pertanyaannya. Mereka berhenti tersenyum dan kini tampak kesal. Donghuang Agung telah mengundangnya secara pribadi. Saat ini, dia baru saja tiba di Istana Kekaisaran Donghuang, dan dia langsung bertanya tentang Benda-Benda Ilahi?      

Dia sepertinya tidak menghormati kehadiran mereka semua di sini.      

"Teknik-teknik ilahi berada di Istana Kekaisaranku. Jika kau ingin mengkultivasinya, kau bisa ikut denganku," jawab Donghuang Agung dengan tenang. Dia tidak tersinggung oleh perilaku tidak sopan yang ditunjukkan oleh lawan bicaranya itu. Temperamennya yang luar biasa dapat terlihat dengan jelas di sini.      

"Berikan semuanya kepadaku. Selain itu, siapkan sebuah istana tersendiri untukku. Perintahkan anggotamu untuk membawakan Benda-Benda Ilahi terbaik kepadaku," Dewa Pedang Tai'e memberi perintah. Nada bicaranya terdengar angkuh, dan dia berbicara seolah-olah statusnya lebih tinggi dari Donghuang Agung.      

Di zaman kuno, dia adalah Dewa Pedang yang paling kuat. Menurutnya, para Kaisar Agung saat ini tidak bisa disejajarkan dengannya.      

Bahkan Donghuang Agung yang sebelumnya bersikap sopan pun tidak dapat menahan diri untuk tidak mengungkapkan ekspresi kesal ketika dia mendengar hal ini. Dia pun berkata, "Senang sekali untuk mengetahui bahwa Zaman Para Dewa akan datang kembali. Aku mengundangmu kemari untuk berkultivasi bersama dan belajar dari satu sama lain. Namun, apa yang baru saja kau katakan telah melewati batas."      

Dewa Pedang Tai'e memandang ke arah Donghuang Agung. Pedang-pedang Tai'e seolah-olah melesat keluar dari matanya dan menerobos masuk ke dalam mata Donghuang Agung. Pada saat yang bersamaan, istana kekaisaran dikelilingi oleh aura pedang yang tak ada habisnya. Dengan satu perintah dari dalam pikirannya, Dewa Pedang Tai'e bisa membuat pedang-pedang ilahi melesat ke arah Istana Kekaisaran Donghuang dan meratakan tempat ini.      

"Kau adalah juniorku. Beraninya kau tidak menghormati seorang dewa kuno," tegur Dewa Pedang Tai'e dengan nada dingin.      

Tatapan mata Donghuang Agung kini juga berubah setajam pedang. Dia memandang Dewa Pedang Tai'e, dan dalam sekejap, sebuah kekuatan ilahi yang tak terlihat meledak dan menyelimuti area yang luas. Seluruh penjuru dunia tampak terhenti ketika kekuatan ilahi miliknya terpancar keluar.      

Pedang-pedang ilahi yang melayang di udara itu bergetar hebat. Kemudian, mereka berjatuhan ke permukaan tanah tanpa henti.      

Ekspresi Dewa Pedang Tai'e berubah drastis. Dia merasa bahwa dia tidak bisa lagi mengendalikan kekuatan ilahi miliknya sendiri. Waktu seolah-olah telah membeku. Dia ternyata mampu ditekan oleh kekuatan ilahi dari pihak lawan.      

Sebagai seorang Kaisar Agung dari zaman kuno, dia selalu memandang rendah para Kaisar Agung saat ini. Dari sudut pandangnya, mereka hanyalah kultivator-kultivator beruntung yang berhasil membuktikan Jalur Agung mereka selama runtuhnya Jalur Surgawi. Jalur mereka tidaklah sempurna. Mereka tidak akan bisa dibandingkan dengan para dewa di zaman kuno.      

Namun pada saat ini, kekuatan ilahi yang dipancarkan oleh Donghuang Agung telah mengubah keyakinannya.      

"Sepertinya, meskipun Kaisar-Kaisar Agung pada Zaman Para Dewa memang memiliki Jalur Agung yang sempurna, namun ternyata ada pula para b*debah di antara mereka," Donghuang Agung berkomentar. Kemudian, dia mengarahkan jarinya ke depan. Dalam sekejap, Kekuatan Ilahi Revelation miliknya melesat ke depan dan menembus tubuh Dewa Pedang Tai'e.      

Kekuatan ilahi tampak bergejolak di sekitar tubuh Dewa Pedang Tai'e saat dia mengerahkan kekuatannya hingga batas maksimal. Namun meski demikian, baik kekuatan maupun tubuh ilahi miliknya langsung berubah menjadi debu. Dia benar-benar dilenyapkan dari muka bumi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.