Mati Dengan Terhormat?
Mati Dengan Terhormat?
Mantan Kaisar Agung itu telah menyatu dengan Pemimpin Divisi Vajra. Dia telah memulihkan Kekuatan Ilahi miliknya, dan meskipun dia masih belum kembali ke kondisi terbaiknya, namun dia sudah berada di bawah Great Emperor Plane. Bahkan suaranya juga mengandung Kekuatan Ilahi.
Orang-orang dari Istana Kekaisaran Ye bisa merasakan hal tersebut. Mereka merasa putus asa dan menatap Ye Futian yang berada di atas langit.
Mungkin, mereka akan menghadapi bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya hari ini. Akankah mereka dapat membalikkan situasi kali ini?
"Pilihan untuk bertahan hidup?" Ye Futian memandang lawannya itu. Dia sangat menyadari bahwa hanya ada satu jalan untuk menyelesaikan masalah ini dalam situasi seperti ini. Semua kultivator yang berada di bawah Great Emperor Plane tidak lebih seperti sekawanan semut. Dia harus bersujud di bawah kaki lawannya, bersedia untuk tunduk dan menyerahkan segalanya. Inilah hal yang diinginkan oleh lawannya itu.
Pada kenyataannya, mereka telah kehilangan kemampuan untuk meredakan situasi setelah melewati badai kala itu. Salah satu pihak harus dihancurkan kali ini.
Namun, dia tampaknya memang selangkah lebih lambat. Pihak lawan telah mencapai tingkat berikutnya dengan lebih cepat, meskipun hal ini mungkin bisa terjadi berkat bantuan dari Leluhur Manusia.
Mereka tidak memedulikan prosesnya. Hal yang paling penting adalah hasilnya.
Sementara Pemimpin Divisi Vajra sedang berbicara, sebuah matriks ilahi raksasa muncul di atas langit. Matriks ilahi ini mengandung aura pedang yang tak terbatas di dalamnya, seolah-olah itu adalah kekuatan dari hukuman ilahi.
Ye Futian juga bisa melihatnya. Itu adalah Kaisar Agung dari Klan Dewa Kuno yang telah bereinkarnasi, dan kini bersiap untuk menyerang.
Dia memberi perintah dari dalam pikirannya, dan dalam sekejap, sebuah badai spasial yang mengerikan muncul di atas langit. Kekuatan hukum di tempat ini bergejolak, dan lubang pelahap yang tak terhitung jumlahnya muncul di area yang luas. Selain itu, sebuah roda pelahap raksasa juga terbentuk di sana. Rod itu tampak seperti sebuah lubang hitam yang mampu melahap segala sesuatu di dunia ini.
Kekuatan Hukum Spasial yang sangat dahsyat bergejolak di luar badai lubang hitam ini. Sementara itu di atas langit, rasanya seolah-olah ada aura Kaisar Agung yang sedang terbangun. Tempat ini sejak awal menyimpan aura Kaisar Agung di dalamnya, yaitu tempat dimana Legiun Mahoraga dari Delapan Legiun pernah berdiri.
Kedua mata Ye Futian berubah. Tubuhnya menyatu ke dalam area ini, lalu menghilang ke dalam lubang hitam tersebut.
Badai ini tampak memenuhi langit. Di sisi lain, lubang hitam itu melahap segala sesuatu yang ada di tempat ini, termasuk kekuatan Jalur Agung, sehingga membuat banyak dari aura pedang itu menghilang setelah terhisap ke dalam lubang hitam tersebut.
"Menarik." Pemimpin Divisi Vajra mendongak ke arah langit. Kedua matanya yang berwarna emas itu dipenuhi oleh Kekuatan Ilahi dan terlihat sangat tajam. "Ini adalah Aura Mahoraga dari Delapan Legiun kuno. Sayangnya, ini hanyalah ilusi."
Begitu dia selesai berbicara, sebuah aura yang mengerikan melesat ke arah langit, sehingga membuat badai pelahap yang mengerikan di atas langit itu bergejolak. Sosok-sosok Kaisar Agung yang telah bereinkarnasi lainnya juga mengeluarkan aura masing-masing. Seluruh penjuru Istana Kekaisaran Ye kini diselimuti oleh aura para Kaisar Agung ini, sehingga membuat orang-orang merasakan tekanan yang sangat menyesakkan.
Setiap aura itu berada di tingkat Great Emperor Plane. Meskipun para Kaisar Agung ini belum kembali ke kondisi terbaik masing-masing, namun mereka sudah hidup kembali. Itu adalah aura Kaisar Agung yang sesungguhnya. Seperti yang dikatakan oleh Pemimpin Divisi Vajra, jika Raja Mahoraga hidup kembali, dia tentu saja akan mampu memukul mundur aura mereka. Namun, Raja Mahoraga telah binasa, sedangkan mereka memang telah kembali ke dunia ini.
*Boom* Sosok Pemimpin Divisi Vajra mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah langit. Dalam sekejap, Kekuatan Ilahi Divisi Vajra berubah menjadi bilah-bilah pedang tajam yang menembus ruang hampa. Semua bilah pedang itu tidak melesat keluar dari tangannya. Sebaliknya, bilah-bilah pedang itu melintasi ruang hampa dan menusuk badai lubang hitam yang mampu melahap segalanya itu.
Berbagai macam pedang yang tajam itu berasal dari tangan sang Dewa Kuno dan bisa langsung menembus badai spasial tersebut. Badai lubang hitam itu memang melahap semua pedang tersebut, namun bagian ujung dari serangan pedang itu masih berada di tangan sang Dewa Kuno. Kekuatan Ilahi meledak dan menerjang badai lubang hitam itu dengan agresif, berniat untuk mengoyak badai lubang hitam tersebut.
Badai lubang hitam itu pun bergejolak dan bergemuruh, seolah-olah akan runtuh. Pada saat yang bersamaan, kekuatan hukuman ilahi yang dibentuk oleh pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya itu juga menerjang ke dalam badai lubang hitam tersebut. Dewa Kuno ini ingin menghancurkan badai lubang hitam itu secara paksa.
*Boom, Boom, Boom* Rentetan suara gemuruh mengguncang langit dan bumi. Pada saat berikutnya, badai yang muncul di atas Istana Kekaisaran Ye hancur secara bersamaan.
Kemudian, miliaran pedang ilahi melesat sekaligus menuju tempat dimana Ye Futian berada.
Tiba-tiba, seberkas sinar dari aura pedang yang sangat kuat muncul di atas langit. Empat sosok muncul bersamaan di atas sana. Keempat pendekar pedang itu adalah Kaisar Pedang Tertinggi, Ye Wuchen, Yaya, dan Pendekar Lihen. Tentu saja, Kaisar Pedang Tertinggi adalah pemimpinnya, sementara Ye Wuchen dan pendekar pedang lainnya mengambil peran pendukung. Mereka mengeluarkan aura tingkat Kaisar Agung yang telah mereka pahami kala itu dan mengaktifkan Senjata Kekaisaran mereka. Dengan menjadikan Kaisar Pedang Tertinggi sebagai pemimpin dari matriks pedang utama, sebuah matriks pedang ilahi yang berukuran sangat besar saat ini muncul di atas badai tersebut.
Dua kekuatan pedang itu pun saling bertabrakan di udara, yang kemudian hancur dan mengguncang dunia.
"Hmph." Tiba-tiba terdengar suara mendengus yang dingin, dan kemudian, Segel Telapak Tangan Haotian muncul di atas langit. Serangan itu langsung menembus aura pedang yang baru saja bertabrakan dan bergerak menuju Kaisar Pedang Tertinggi serta yang lainnya di atas langit.
Mereka mendorong pedang raksasa itu untuk memberikan perlawanan, tetapi begitu Kekuatan Ilahi Haotian dikeluarkan, kekuatan tersebut sudah menghancurkan segalanya. Segel telapak tangan raksasa itu pun menyatu dengan langit, mewakili Aura Haotian dan membawa kekuatan yang tak tertandingi di dalamnya.
*Boom* Disertai dengan tabrakan yang dahsyat, pedang ilahi tingkat Kaisar Agung itu pun terjatuh dan menyebabkan Segel Telapak Tangan Haotian tersebut bergetar. Namun, pedang ilahi tingkat Kaisar Agung itu tetap saja dihempaskan ke belakang. Kaisar Pedang Tertinggi dan kultivator kuat lainnya juga terhempas ke kejauhan. Mereka mendengus, dan darah segar menetes dari mulut mereka. Padahal, mereka tidak diserang secara langsung. Kekuatan Ilahi yang terkandung dalam Aura Haotian-lah yang telah melukai mereka.
"Berani-beraninya kawanan serangga mencoba mengguncang sebatang pohon," ujar Pemimpin Klan Haotian. Dia pernah menjadi Haotian Agung sebelumnya. Siapa pun bisa membayangkan betapa kuatnya dia di Zaman Kuno sehingga dia mampu menamai dirinya sebagai 'Haotian'—langit yang luas. Dia mewakili Kehendak Haotian. Kekuatan Ilahi yang dia kultivasi juga merupakan Kekuatan Ilahi Haotian.
Sekarang, meskipun dia belum kembali sepenuhnya, namun dia sudah bisa mengeluarkan aura dan Kekuatan Ilahinya pada saat yang bersamaan. Bagaimana orang-orang ini bisa melawannya hanya dengan satu Senjata Kekaisaran?
Dia bisa menaklukkan semuanya sendirian dan membantai Istana Kekaisaran Ye.
Namun, mereka semua datang kemari bersama-sama.
Ye Futian memandang Kaisar Pedang Tertinggi dan yang lainnya. Dia merasakan sedikit keputusasaan dalam dirinya. Sudah jelas, dia juga menganggap bahwa orang-orang ini telah lahir kembali. Meskipun mereka belum menjadi Kaisar Agung seutuhnya setelah kembali, namun mereka sudah menjadi kultivator yang mendekati Great Emperor Plane. Sosok-sosok ini tidak sama dengan para kultivator di tingkat mendekati dewa lainnya.
Bahkan jika kultivator di tingkat mendekati dewa lainnya memiliki kultivasi yang sangat kuat dan mendetail, mereka belum bisa meraih kekuatan tertinggi. Namun, orang-orang ini pernah merasakan hal tersebut sebelumnya. Mereka pernah menjadi seorang Kaisar Agung yang sesungguhnya.
"Ye Futian, sudah menjadi suatu kehormatan bagimu untuk mati di sini hari ini," Pemimpin Klan Haotian mengumumkan, dan suaranya bergema di seluruh penjuru langit.
Masih merupakan suatu kehormatan bagi Ye Futian untuk tewas terbunuh di sini, karena dia akan mati di tangan mereka. Kaisar Agung yang tak terhitung jumlahnya telah bersekutu hari ini untuk membunuh Ye Futian.
"Sebagai keturunan dari seorang Kaisar Agung dan pewaris dari beberapa Kaisar Agung, kau tidak bersedia untuk menyerah. Maka dari itu, hari ini, aku akan membuatmu mengalami kematian yang terhormat. Kau dapat beristirahat dengan tenang," ujar Pemimpin Divisi Vajra. Nada bicaranya sangat dingin dan sombong.
Merenggut nyawa Ye Futian adalah suatu kehormatan tersendiri baginya.
Hal itu dikarenakan mereka adalah Kaisar Agung yang gagah dan perkasa. Tewas terbunuh di tangan mereka adalah suatu kehormatan, apalagi mereka semua datang kemari bersama-sama untuk membunuh Ye Futian.
Tidak ada orang lain di Prefektur Ilahi yang akan mendapatkan kehormatan seperti ini.
Membunuh Ye Futian adalah sebuah kehormatan tersendiri. Penghinaan macam apa ini? Tetapi orang-orang ini pernah menjadi Kaisar Agung di masa lalu. Saat ini, semua kultivator kuat dari Istana Kekaisaran Ye hanya bisa merasakan tekanan yang menyesakkan pada diri mereka.
Aura yang menyesakkan itu menyelimuti semua orang. Bukan hanya Ye Futian, kelompok Kaisar Agung itu memandang nyawa semua orang sebagai hal yang tidak penting. Segala sesuatu yang berada di bawah Great Emperor Plane hanyalah sekawanan semut bagi mereka. Jika Ye Futian kalah, maka semua orang akan mati di sini hari ini. Pihak lawan tidak akan membiarkan siapa pun pergi dari sini.
Istana Kekaisaran Ye merupakan komponen gabungan yang tak terpisahkan satu sama lain.
Pada saat ini, tubuh Ye Futian muncul jauh di atas langit. Spiritual Qi miliknya bergejolak tanpa henti di dalam dirinya, mengalir ke dunia luar. Cahaya suci berwarna hijau zamrud dari Istana Kehidupannya kini telah menyatu dengan Qi duniawi. Bahkan auranya sendiri juga telah bergabung ke dunia ini.
Kultivasinya telah meningkatkan kemampuannya secara signifikan selama beberapa tahun terakhir ini. Sosoknya saat ini tidak bisa dibandingkan dengan masa lalu dan tidak bisa dibicarakan dengan cara yang sama, namun meskipun demikian, dia kini tidak lagi menghadapi para pemimpin dari Klan Dewa Kuno. Sebaliknya, mereka datang sebagai reinkarnasi para Kaisar Agung.
Apalagi, tidak hanya satu orang yang datang kemari.
Dalam situasi seperti ini, peluangnya masih sangat tipis meskipun dia meminjam aura Kaisar Agung Kuno dan sepenuhnya bergabung dengan Aura Mahoraga yang terkandung dalam reruntuhan ini.
Seolah-olah bisa merasakan sesuatu, kelompok kultivator kuat itu memandang ke arah langit. Tatapan mereka terkesan mengejek. Ye Futian masih belum menyerah dan ingin membalikkan keadaan. Dia sedang bermimpi!
"Manusia selalu keras kepala. Mereka sudah tak berdaya lagi, tetapi mereka masih berpegang teguh pada angan-angan. Itu hanyalah perjuangan terakhir sebelum menghadapi kematian. Apa artinya perjuangan yang sia-sia seperti itu?" ujar Pemimpin Klan Haotian dengan suara keras. Nada bicaranya terdengar acuh tak acuh dan terkesan sombong. Dia sama sekali tidak menghormati Ye Futian. Dia bukan lagi pemimpin dari Klan Haotian.
Para kultivator kuat dari Istana Kekaisaran Ye tidak berpikiran bahwa pihak lawan sedang menyombongkan diri ketika mereka mendengar suara ini. Sebaliknya, suara itu terdengar serius dan suram, seolah-olah sedang menyatakan sebuah fakta. Itu adalah suara dari seorang Kaisar Agung, dan suara tersebut membawa kekuatan ilahi di dalamnya. Kerumunan kultivator yang hadir di sini adalah sekawanan semut, sementara mereka adalah para penguasa dunia.
Apa artinya perjuangan yang sia-sia seperti itu?
Mungkin karena Ye Futian adalah orang pertama yang ingin mereka bunuh setelah kembali ke dunia ini, atau mungkin dia adalah 'lawan' pertama mereka, jadi mereka menjadi lebih banyak bicara.
Meskipun mereka tidak benar-benar menganggap Ye Futian sebagai lawan yang sepadan, mereka masih memberi Ye Futian 'rasa hormat.' Di mata mereka, mereka datang kemari secara pribadi untuk membunuh Ye Futian, dan beberapa dari mereka telah berkumpul di sini. Ini sudah menjadi ungkapan rasa hormat mereka terhadap Ye Futian. Dia bisa mati dengan terhormat.
"Matilah," seseorang bergumam dengan tenang. Nada bicaranya begitu dingin, seolah-olah sang pembicara sedang mengumumkan hasil akhirnya—hasil akhir yang sudah ditentukan sejak awal.
Di atas langit, Kekuatan Haotian tampak menyelimuti seluruh tempat. Sebuah wajah muncul di atas tubuhnya, yang sepertinya mewakili Haotian Agung.
Wajah ini kemudian berubah menjadi satu sosok raksasa, yang terlihat seperti seorang dewa surgawi. Sosok itu mengangkat tangannya dan mengerahkannya ke langit yang lebih rendah. Segel Telapak Tangan Haotian yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba dikerahkan ke bawah. Permukaan tanah menjadi porak-poranda, dan semuanya berada di ambang kehancuran. Segel-segel telapak tangan itu telah menyelimuti seluruh penjuru Istana Kekaisaran Ye.
Segala sesuatunya tidak lama lagi akan dihancurkan!