Legenda Futian

Zaman Tidak Pernah Berubah



Zaman Tidak Pernah Berubah

0Sebuah area yang luas di sembilan puluh sembilan langit kini telah dikosongkan. Tiga Calon Kaisar Agung terlihat berdiri di tiga lokasi yang berbeda. Ketika kekuatan dewa dikeluarkan, masing-masing dari mereka mengeluarkan sebuah aura menakjubkan yang bisa dirasakan oleh semua kultivator yang berada di sembilan puluh sembilan langit.      

Semua orang yang berjalan di Jalur Kaisar Agung adalah para Calon Kaisar Agung.      

Ye Futian berdiri dengan tenang di bawah mereka bertiga, dan rambut abu-abunya tampak berkibar tertiup angin. Dia memancarkan aura yang tak tertandingi, seolah-olah dia adalah sosok yang terkalahkan di dunia ini. Dia bahkan mampu mengalahkan banyak kultivator sendirian.      

Saat ini, banyak Pedang Kehancuran Ilahi muncul di atas langit, dan semua pedang itu berwarna hitam. Kemanapun pedang-pedang itu melintas, segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka akan dihancurkan.     

Arus Qi Pedang yang tak terhitung jumlahnya yang diciptakan dari Kekuatan Kehancuran itu mengalir ke arah Ye Futian. Ketika mereka menembus ruang hampa, segala sesuatunya berubah menjadi area yang terbengkalai. Ketika arus tersebut menerjang ke arahnya, semuanya tampak membeku. Kemudian, dia mengangkat kepalanya untuk memandang ke arah langit. Dalam sekejap, Kekuatan Ilahi Yin membekukan seluruh tempat. Setelah itu, giliran Kekuatan Ilahi Yang dikeluarkan dari sosok Ye Futian. Baik Kekuatan Ilahi Yin maupun Yang bergabung dan mampu meredam Kekuatan Kehancuran Ilahi yang semakin mendekat.      

*Whoosh* Sebilah Pedang Ilahi berwarna hitam dan berukuran sangat besar tiba-tiba melesat dari atas langit dan membuat seluruh penjuru langit menjadi redup, mengubah udara menjadi gelap dan suram. Rasanya seolah-olah segala sesuatu yang ada di area ini akan dilenyapkan.      

Aura Kehancuran akhirnya tiba di bawah sembilan puluh sembilan langit, sehingga membuat banyak orang melarikan diri darinya. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani mendekatinya, karena takut bahwa aura itu akan menjadi akhir dari hidup mereka.      

*Boom* Pedang Kehancuran Ilahi akhirnya mampu menembus Kekuatan Ilahi Yin dan Yang, lalu bergerak menuju sosok Ye Futian. Di sisi lain, Ye Futian mengangkat kepalanya, memandang pedang itu dan mengulurkan tangannya untuk mencengkeram pedang tersebut. Pada saat berikutnya, hal yang mengejutkan semua orang adalah, Pedang Kehancuran Ilahi ternyata tidak mampu menggerakkan telapak tangan Ye Futian.      

Para kultivator yang menyaksikan pertarungan ini dibuat tercengang saat mereka menatap tangan Ye Futian. Apakah serangan sang Calon Kaisar Agung benar-benar selemah itu baginya?      

Sosok-sosok itu adalah para Kaisar Kuno. Sekarang setelah mereka memulai Jalur Kaisar Agung masing-masing, mereka pasti menjadi sangat kuat. Bagaimanapun juga, mereka sudah memiliki pengalaman dalam kultivasi sejak lama.      

Ye Futian berdiri di tempatnya dengan gagah, seperti seorang Dewa. Sebuah suara ledakan yang menakutkan bisa terdengar ketika dia mengepalkan telapak tangannya. Dalam sekejap, Pedang Kehancuran Ilahi di tangannya hancur berkeping-keping dan perlahan-lahan lenyap tak bersisa.      

Calon Kaisar Agung yang melihat hal tersebut merasa pasrah. Dalam sekejap, dia membuat langit menjadi semakin gelap dengan pikirannya saat dia mengeluarkan lebih banyak Kekuatan Kehancuran Ilahi. Saat ini, Pedang Kehancuran Ilahi yang lebih menakutkan dari sebelumnya turun dari atas langit, mengincar sosok Ye Futian.      

Pada awalnya, dua Calon Kaisar Agung lainnya hanya menonton dari bagian samping. Tetapi setelah menyaksikan kekuatan Ye Futian, mereka menyadari bahwa dia akan mampu menandingi mereka.      

Salah satu dari mereka kini membentuk banyak Lonceng Kuno raksasa berwarna emas di atas langit dengan pikirannya. Dalam sekejap, rentetan gelombang suara menyebar dari Lonceng-Lonceng Kuno itu dan memenuhi langit dengan suaranya. Darah kultivator yang tak terhitung jumlahnya membeku setelah mendengar hal tersebut. Bahkan para kultivator kuat hampir tidak bisa menahan kebisingan itu. Ledakan gelombang suara yang dipenuhi dengan Kekuatan Suara Ilahi itu ditujukan pada tubuh Ye Futian. Gelombang-gelombang itu mampu menghancurkan jiwa spiritual seorang kultivator dalam waktu singkat—sebuah kekuatan mengerikan yang tidak pernah ingin ditemui olehnya.      

Kombinasi serangan fisik dan jiwa spiritual akan menggandakan kekuatan serangan yang dihasilkan. Saat menghadapi serangan di tingkat ini, sebagian besar kultivator akan mudah dibuat kewalahan. Serangan dari gabungan dua sifat yang berbeda ini akan menimbulkan dampak yang fatal.      

Ditambah lagi, Calon Kaisar Agung ketiga masih belum mengambil tindakan. Dalam sekejap, dia berubah wujud menjadi satu sosok Dewa Kuno yang berukuran sangat besar dan mengerahkan kepalan tinjunya ke depan. Serangan itu dipenuhi dengan aura yang mengintimidasi dan bahkan mampu menghancurkan ruang hampa. Itu adalah pemandangan yang mencengangkan untuk dilihat.      

Serangan dari tiga Calon Kaisar Agung telah menutupi langit, dan lokasi dimana Ye Futian berdiri saat ini dibanjiri dengan Kekuatan Kehancuran Ilahi.      

Setelah kekuatan dewa dikeluarkan, sebagian besar kultivator yang berada di sembilan puluh sembilan langit tidak mampu menahannya lebih lama lagi dan tewas di tempat. Beberapa jiwa spiritual mereka dihancurkan, sementara ada pula yang tubuh fisiknya hancur berkeping-keping.      

Di dalam area yang dipenuhi oleh Kekuatan Ilahi yang brutal itu, sosok Ye Futian perlahan-lahan membesar dan akhirnya berubah menjadi seorang Dewa. Saat ini, Ye Futian mengangkat kepalanya untuk memandang ke arah langit, dan dalam sekejap, Cahaya Suci Matahari dan Bulan ditembakkan dari kedua matanya.      

Pada saat yang bersamaan, dia mengerahkan telapak tangannya ke arah langit. Ketika telapak tangan dewa itu dikerahkan ke udara, seluruh penjuru langit pun meledak. Pedang Kehancuran Ilahi, kepalan tinju ilahi berwarna emas yang mengintimidasi, dan Lonceng Ilahi, yang dipenuhi dengan Kekuatan Suara Ilahi, semuanya dihancurkan dalam sekejap.      

Tidak peduli sekuat apa pun serangan lawannya, pada akhirnya, Ye Futian tetap akan menghancurkan mereka semua dengan telapak tangannya.      

Telapak tangan raksasa yang mengerikan itu terus bergerak ke atas hingga mencapai tempat ketiga Calon Kaisar Agung itu berada. Wajah mereka menjadi pucat, dan mereka melesat semakin tinggi ke arah langit. Namun, Ye Futian menembakkan Kekuatan Ilahi Yin dari matanya untuk memperlambat pergerakan ketiganya. Akibatnya, mereka bergerak dalam gerakan lambat, seolah-olah ruang dan waktu di sekitar mereka telah membeku.      

Satu kedipan mata saja sudah cukup lama hingga serangan itu mencapai mereka. Dalam sekejap, teknik Giant Palm of Tianshen yang mengerikan itu menghantam tiga Calon Kaisar Agung tersebut tanpa pandang bulu.      

Tiga ledakan langsung mengguncang udara. Kedengarannya seolah-olah pembatas antara ruang dan waktu bisa terkoyak kapan saja. Setelah itu, mereka bertiga terhempas ke belakang dan memuntahkan darah. Tubuh mereka terluka parah, dan langit dipenuhi oleh darah mereka.      

"Sudah kukatakan sebelumnya—zaman telah berubah! Era ini bukan milik kalian lagi!" Ye Futian mengumumkan. Suaranya bergema ke seluruh penjuru sembilan puluh sembilan langit. Dia memandang ke arah langit dan melanjutkan kata-katanya, "Kapak Perang Ilahi ini milik Dunia Iblis! Titik! Jika ada seseorang yang ingin menantangku, aku tidak akan menahan diri di lain kesempatan!"      

Dia sudah berusaha menahan diri karena dia masih waspada terhadap keberadaan Enam Kaisar Agung. Oleh sebab itulah, dia tidak akan bertindak terlalu berlebihan. Secara keseluruhan, hal yang paling penting baginya saat ini adalah menyempurnakan Jalur Kaisar Agung miliknya dan mencapai Great Emperor Plane. Hanya dengan cara itulah dia bisa mengimbangi perlawanan dari Enam Kaisar Agung.      

Pada saat ini, suasana di sembilan puluh sembilan langit berubah menjadi sunyi senyap setelah semua orang menyaksikan kejadian itu. Beberapa tahun telah berlalu sejak Ye Futian terakhir kali menunjukkan kekuatannya, dan kini, dia menjadi semakin kuat. Sungguh mencengangkan saat memikirkan bahwa dia mampu melukai tiga Calon Kaisar Agung dengan satu serangan. Bagaimana mungkin para kultivator kuno itu berharap untuk melawannya?      

Serangannya sangatlah mengintimidasi dan tidak bisa dihancurkan.      

Para kultivator yang berada di bawah sembilan puluh sembilan langit terkejut dengan kekuatan Ye Futian. Jika dia mampu melukai tiga Calon Kaisar Agung secara fatal dengan satu serangan, maka dia bisa dianggap sebagai sosok yang terkalahkan apabila mengesampingkan keberadaan Enam Kaisar Agung.      

Apakah ada seseorang yang bisa menghalangi jalannya di sembilan puluh sembilan langit?      

Hanya dengan kata-katanya saja, pemilik dari Kapak Perang Ilahi sudah tidak bisa diganggu gugat.      

Para Calon Kaisar Agung yang tersisa sangat terpengaruh oleh peristiwa ini. Bagaimanapun juga, mereka telah menunggu paling lama untuk mendapatkan kesempatan kembali ke dunia ini. Namun, seorang kultivator dengan kekuatan yang mengerikan telah muncul secara tiba-tiba sebelum mereka bahkan bisa menunjukkan kekuatan mereka. Pria ini mampu menekan semua Kaisar Kuno dan memberitahu mereka bahwa zaman telah berubah dan era mereka sudah lama berakhir.      

Apakah zaman benar-benar telah berubah?      

Jika dipikirkan kembali, zaman tidak pernah berubah. Namun, seorang kultivator yang sangat kuat akan muncul di setiap zaman. Selama zaman kuno berlangsung, sekelompok individu telah menentang dunia dan melawan kehendak langit dengan kekuatan mereka yang tak tertandingi. Sekarang setelah Jalur Kaisar Agung ditemukan di era ini, cepat atau lambat, individu-individu yang kuat akan bermunculan.      

Mereka hanya kurang beruntung karena harus bertemu dengan salah satu dari sosok-sosok kuat tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.