Legenda Futian

Pertempuran Dewa-Dewa Surgawi



Pertempuran Dewa-Dewa Surgawi

1Kaisar Agung dari Divisi Vajra tidak begitu peduli dengan nyawa para kultivator dari Divisi Vajra. Dia adalah Kaisar Agung dari zaman kuno dan sudah lama tidak memiliki perasaan untuk keturunannya saat ini. Selain itu, segala sesuatu dan semua orang di bawah yang berada di bawah Great Emperor Plane hanyalah sekawanan semut. Baginya, para kultivator dari Divisi Vajra hanyalah semut yang memiliki hubungan lebih dekat dengannya.      

Dia pergi untuk berkultivasi dalam pengasingan setelah pertempuran sebelumnya berakhir. Ujian Para Dewa yang dialami oleh Ye Futian telah memberinya banyak tekanan. Hal yang mengejutkan baginya adalah fakta bahwa Ye Futian memutuskan untuk mengambil tindakan dalam waktu yang begitu singkat dan sudah tidak sabar untuk membalas dendam.      

Menurutnya, ini jelas merupakan keputusan yang tidak bijaksana. Menunda kultivasimu untuk membalas dendam terhadap sekawanan semut adalah tindakan yang sangat bodoh. Ditambah lagi, kultivasi Ye Futian sudah menjadi sangat kuat sekarang. Dia telah mengambil satu langkah di Jalur Kaisar Agung. Dia pasti sangat bodoh untuk melakukan hal seperti ini.      

Jika dia menggantikan posisi Ye Futian, dia akan memilih untuk berkultivasi dalam pengasingan seumur hidupnya.      

"Di zaman kuno, Jalur Surgawi berperan dalam mengendalikan dunia," ujar Kaisar Agung dari Divisi Vajra kepada Ye Futian. "Beberapa orang mengikuti Jalur Surgawi; namun adapula yang menentang Jalur Surgawi dan menghancurkannya. Mereka menciptakan Zaman Para Dewa yang menakjubkan bersama-sama. Sayangnya, sosok-sosok yang menghancurkan Jalur Surgawi ingin mengubah kehendak langit. Sedangkan mereka yang mengikuti Jalur Agung juga memberikan tanggapan. Saat ini, dunia telah berubah secara drastis, dan Zaman Para Dewa akhirnya datang kembali."     

"Di era yang baru ini, para dewa telah muncul kembali, dan kaisar-kaisar baru akan bermunculan. Dunia kultivasi mungkin alam menyambut zaman keemasan baru dan meraih kembali kemakmuran dari zaman kuno. Kau telah mencapai langkah ini sekarang. Itu berarti kau telah berdiri di atas segalanya dan mungkin menjadi salah satu bintang di masa depan. Karena kau sudah berada di posisi ini, bagaimana kalau menghentikan tindakanmu sampai di sini saja?"      

Kaisar Agung dari Divisi Vajra menginginkan gencatan senjata.      

Di bawahnya, para kultivator dari Divisi Vajra yang tak terhitung jumlahnya memandang Kaisar Agung mereka dan saat ini memiliki perasaan yang tak terlukiskan di dalam hati mereka. Bukankah seharusnya Kaisar Agung dari Divisi Vajra bertindak seperti seorang Kaisar Agung dan membunuh Ye Futian untuk membalaskan dendam para kultivator dari Divisi Vajra?      

Bahkan mereka bisa melihat bahwa Kaisar Agung dari Divisi Vajra merasa tidak percaya diri dalam pertempuran kali ini!      

Itulah alasan kenapa dia meminta dilakukan gencatan senjata.      

Mengingat kepribadian yang dimiliki oleh Kaisar Agung, dia tidak akan meminta perdamaian dan gencatan senjata di momen seperti ini jika dia yakin bahwa dia mampu membunuh Ye Futian. Namun pada kenyataannya, Ye Futian telah melakukan pembantaian hingga dia bisa tiba di sini.      

"Jadi ini yang disebut sebagai Kaisar Agung yang tangguh dan bermartabat?" Ye Futian berkata dengan nada mengejek dan menimbulkan gema di area tersebut. Bahkan para kultivator dari Divisi Vajra bisa melihat kebenarannya, jadi dia tentu saja bisa melihat bahwa penguasa dari Divisi Vajra itu telah terintimidasi.     

"Kau tidak bersikap seperti ini sebelumnya."      

Suaranya memenuhi seluruh tempat dan bergema hingga ke kejauhan. Pada saat yang bersamaan, cahaya suci yang mengerikan mengalir di sekujur tubuhnya, membentuk kekuatan Jalur Agung. Cahaya suci matahari dan bulan terpancar dari matanya, melesat menuju penguasa dari Divisi Vajra tersebut.      

Apakah ada kemungkinan untuk diadakannya gencatan senjata di antara mereka?      

Sebuah tirai cahaya yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi Divisi Vajra saat ini muncul di sekitar tubuh Kaisar Agung dari Divisi Vajra. Cahaya dari rune-rune yang menyilaukan mengalir di sekitar tirai cahaya tersebut, dan Kekuatan Ilahi beredar di seluruh permukaannya. Akibatnya, tirai cahaya tersebut tidak bisa dihancurkan.      

Dia memang sedikit terintimidasi oleh Ye Futian. Pria itu telah menghancurkan Jalur Agung miliknya sendiri dan bahkan mampu meraih keberhasilan.      

Di zaman kuno, jauh lebih sedikit Kaisar Agung yang menentang Jalur Surgawi daripada mengikutinya. Mereka memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, dan mereka mungkin tidak lebih kuat dari para Kaisar Agung yang mengikuti Jalur Surgawi. Namun, sosok-sosok terkemuka yang bisa berdiri di puncak kekuatan biasanya berasal dari kelompok tersebut.      

Mereka mampu menghancurkan Jalur Surgawi dan menciptakan jalur mereka sendiri.      

Di zaman sekarang, Jalur Surgawi telah runtuh, dan Jalur Kaisar Agung telah tercerai-berai, namun Ye Futian telah berhasil menghancurkan Jalur Agung miliknya sendiri.      

Tubuhnya sekarang sudah menjadi tubuh ilahi, dan dagingnya kini adalah Jalur Agung, kedua matanya telah berubah menjadi bulan & matahari, dan dia mampu mengeluarkan petir ilahi dari mulutnya. Ye Futian tetap akan menjadi sosok yang luar biasa meskipun dia hidup di zaman kuno.      

Cahaya suci matahari dan bulan itu pun menimpa tirai cahaya yang dibentuk dari Kekuatan Ilahi Divisi Vajra. Kekuatan Yin dan Yang langsung menutupi area tersebut. Tirai pertahanan itu mulai terkikis, tetapi pertahanan yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi itu tidak dihancurkan dalam sekejap. Bagaimanapun juga, dia adalah mantan Kaisar Agung.      

Di bagian bawah, para kultivator dari Divisi Vajra semuanya menatap pertempuran yang berlangsung di atas langit. Pertempuran ini akan menentukan nasib mereka.      

Ye Futian membuka mulutnya, dan dalam sekejap, tubuh ilahinya mengeluarkan petir ilahi. Sambaran petir itu kemudian berubah menjadi kekuatan hukuman ilahi dan langsung menghantam tirai cahaya tersebut, membentuk sebuah retakan di permukaannya. Kekuatan Yin dan Yang sudah mengikis tirai pertahanan itu. Setelah petir ilahi tersebut mendarat, tirai cahaya itu pun hancur dalam sekejap.      

Serangan penghancur itu terus bergerak dengan agresif ke arah Kaisar Agung dari Divisi Vajra. Tetapi pada saat ini, seberkas cahaya suci yang menakutkan terpancar dari matanya. Pada saat itu juga, banyak monumen ilahi bermunculan di atas langit. Rasanya seolah-olah Kekuatan Ilahi Divisi Vajra telah membentuk monumen-monumen ilahi yang membentuk dinding pertahanan di hadapannya, menjulang tinggi di atas langit, bahkan ke seluruh tempat. Mereka berada dimana-mana.      

Sang Kaisar Agung belum mengeluarkan kemampuan terkuatnya dalam pertempuran melawan Istana Kekaisaran Ye.      

"Maju!" ujarnya dengan nada dingin. Dalam sekejap, monumen-monumen ilahi itu bergerak menuju tubuh Ye Futian dari segala arah. Mereka semua bergerak secepat kilat. Monumen-monumen yang dibuat dari Kekuatan Ilahi itu akan berubah menjadi Vajra Dominion yang bertujuan untuk mengurung Ye Futian.      

Suara gemuruh tiba-tiba terdengar dari cakrawala. Banyak orang menatap ke arah langit dan menyaksikan pemandangan yang mengejutkan di atas sana. Masing-masing monumen ilahi itu berukuran sangat besar. Mereka bergabung dari delapan arah yang berbeda, dan bahkan Kekuatan Yin & Yang, dan petir ilahi itu tidak dapat menghancurkan mereka dalam sekejap. Jika monumen-monumen ilahi itu bergabung, semua monument tersebut akan membentuk sebuah penjara berupa area Jalur Agung.      

Ye Futian mengamati mereka dengan kedua matanya. Alih-alih menghindari monumen-monumen tersebut, dia justru melangkah ke arah langit. Dunia pun bergemuruh dan dia berubah wujud menjadi satu sosok dewa surgawi; dia langsung menabrak ke arah monumen-monumen ilahi yang ada di hadapannya itu.      

*Boom* Terdengar sebuah ledakan yang mengerikan, seolah-olah dunia sedang terpecah belah. Monumen ilahi raksasa di hadapan Ye Futian itu kini hancur setelah bertabrakan dengan tubuh ilahi milik Ye Futian. Akan tetapi, monumen ilahi lainnya masih mendekatinya dari arah yang berbeda-beda. Di sisi lain, sebuah tongkat raksasa berwarna emas muncul di tangan Ye Futian. Tongkat tersebut dibentuk oleh Kekuatan Ilahi yang ada di dalam tubuhnya.      

*Brak* Tongkat ilahi itu diayunkan, dan dalam sekejap, bayangan-bayangan tongkat melesat di atas langit. *Boom, Boom, Boom* Semua monumen yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi Divisi Vajra itu akhirnya hancur berkeping-keping. Mereka tidak bisa menangkis serangan dari tubuh ilahi milik Ye Futian.      

Namun pada saat ini, sosok dewa surgawi berwana emas yang lebih menakjubkan dari sebelumnya muncul di hadapan Ye Futian. Itu adalah perubahan wujud dari sang Kaisar Agung. Cahaya suci tampak mengalir di tubuh raksasa itu, dan Kekuatan Ilahi Divisi Vajra dikerahkan ke tingkat maksimal. Kekuatan yang dahsyat itu menutupi area yang luas, sehingga membuat orang-orang di bagian bawah jatuh ke permukaan tanah. Apakah ini yang dimaksud sebagai dewa surgawi yang sesungguhnya?      

"Ye Futian, kau dan aku akan menjadi Kaisar Agung. Haruskah kita menentukan siapa yang akan mati atau hidup hari ini?" Tatapan Kaisar Agung dari Divisi Vajra beralih ke arah Ye Futian. Suaranya terdengar tegas dan kuat, bergema di seluruh penjuru langit. Meskipun itu hanya suara, namun banyak kultivator kuat di bagian bawah terguncang karenanya. Bahkan darah mulai mengalir dari telinga mereka.      

Cahaya yang dibentuk oleh Kekuatan Ilahi Divisi Vajra itu terpancar di atas langit dan juga menyinari tubuh Ye Futian. Cahaya tersebut memancarkan sebuah aura yang sangat tajam.      

Namun, Ye Futian sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Matanya terus menatap lawannya seperti matahari dan bulan, selain itu tubuhnya pun terus membesar. Tubuhnya kini semakin besar, sehingga membuat hati para kultivator di bagian bawah berdebar kencang.      

"Kaulah yang akan mati hari ini!" Ye Futian bergumam dengan nada dingin. Tujuan dari pertempuran ini bukan untuk menentukan siapa yang akan mati atau hidup, melainkan membunuh lawan masing-masing.      

"Sombong sekali!" Ketika Kaisar Agung dari Divisi Vajra berbicara, sinar cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya terpancar keluar. Kekuatan Ilahi Divisi Vajra di area tersebut tiba-tiba berubah menjadi miliaran tombak emas yang melesat ke arah Ye Futian.      

Kedua mata Ye Futian tampak bersinar dengan cahaya suci. Cahaya bulan mengalir turun, dan di bawah Kekuatan Yin, ruang dan waktu seolah-olah terhenti. Embun es menutupi tombak emas yang tak ada habisnya itu, dan kecepatannya telah melambat.      

Pada saat yang bersamaan, Ye Futian kembali melancarkan serangan. Kali ini, ada sebilah pedang ilahi raksasa yang muncul di tangannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.