Menembus Ilusi
Menembus Ilusi
"Itu pasti peninggalan dari Dunia Manusia," pikir para kultivator kuat yang hadir di sana ketika mereka menyaksikan pemandangan ini. Reruntuhan Delapan Legiun yang dikuasai oleh Dunia Manusia adalah Reruntuhan Gandharva, yang dikenal sebagai dewa musik. Di Hao pasti telah mendapatkan warisan dari reruntuhan itu dan belum pernah menggunakan kekuatannya sebelumnya.
Di Hao juga mahir dalam Jalur Musik. Sekarang setelah dia menggunakan sebuah alat musik di tingkat kaisar, tidak ada yang tahu sekuat apakah dia nantinya.
Manusia Ilahi memainkan guqin tersebut, dan Kekuatan Ilahi langsung memasukinya. Not-not musik bermunculan di udara, dan sebuah tirai cahaya magis tiba-tiba terbentuk di sana. Pada saat ini, banyak Manusia Ilahi bermunculan di area yang luas itu. Mereka semua melakukan tindakan yang sama—yaitu memainkan alat musik ilahi di hadapan mereka.
Ye Futian masih berdiri di tempatnya dan langsung memasuki sebuah dunia ilusi. Alunan musik itu telah membawanya ke dalam dunia ilusi. Bayangan-bayangan dari Manusia Ilahi muncul di sekelilingnya. Tampaknya area itu telah berubah menjadi dunia yang tersegel dan tidak memiliki rute melarikan diri di dalamnya.
Diiringi dengan not-not musik yang menari-nari, dia melihat salah satu bayangan dari Manusia Ilahi menerjang ke arahnya dengan membawa sebilah pedang ilahi di tangannya. Kekuatan yang dihasilkan sangatlah mengejutkan.
Tubuh Ye Futian dikelilingi oleh cahaya ilahi berwarna hijau zamrud yang menyelimuti tubuhnya. Melihat lawannya yang menerjang mendekat, dia langsung mengayunkan Penggaris Ilahi di tangannya. Bayangan penggaris raksasa itu pun menghancurkan bayangan Manusia Ilahi yang semakin mendekat, menghasilkan suara yang menggelegar. Namun, Ye Futian juga mengerutkan keningnya. Serangan itu benar-benar nyata, bukan hanya sekedar ilusi.
Alunan musik yang tajam itu terus bergema di udara. Not-not musik ilahi yang dihasilkan sama sekali tidak enak didengar dan sangat mengganggu pendengaran mereka, bahkan membuat Ye Futian merasa sangat tidak nyaman dan memengaruhi panca inderanya. Saat ini, banyak bayangan Manusia Ilahi berjalan mendekat secara bersamaan, menuju tempat Ye Futian berada. Setiap bayangan Manusia Ilahi itu mengandung kekuatan Manusia Ilahi di dalamnya. Mereka menggenggam pedang ilahi di tangan masing-masing dan mengarahkannya pada Ye Futian.
Di sisi lain, Penggaris Ilahi di tangan Ye Futian diayunkan di udara. Dalam sekejap, banyak bayangan Penggaris Ilahi bermunculan dan menutupi langit, bahkan menghalangi matahari. Semua bayangan penggaris itu mengelilingi tubuhnya. Dia kini telah mengeluarkan sosok bertarungnya, dan tubuhnya juga berubah menjadi satu sosok dewa. Sementara Penggaris Ilahi yang berukuran sangat besar itu menari-nari di udara, sebuah area Jalur Agung yang kuat juga muncul di sekitarnya. Sekarang, Ye Futian sudah menjadi penguasa sejati di dalam area ini.
Banyak bayangan Manusia Ilahi melancarkan serangan ke arah Penggaris Ilahi. Tampaknya itu bukan lagi Pedang Manusia. Sebaliknya, itu adalah senjata yang bertujuan untuk membunuh para dewa dan membelah langit, benar-benar berambisi untuk menghancurkan tempat dimana Ye Futian berada.
*Boom* Ketika sosok petarung milik Ye Futian mengayunkan Penggaris Ilahi di tangannya, area itu langsung dipenuhi dengan bayangan dari Penggaris Ilahi. Pedang ilahi itu pun tiba dan hancur seketika. Ini adalah area yang berisikan hukum mutlak di dalamnya.
*Boom, Boom, Boom* Bayangan-bayangan penggaris itu telah memenuhi langit, menyapu segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Semua bayangan Manusia Ilahi itu kini telah hancur berkeping-keping, namun tampaknya tidak akan ada habisnya. Alunan musik ilahi itu masih memengaruhinya. Suara yang melengking ini mengganggunya dalam mengeluarkan aura Jalur Agung. Dunia yang dia lihat saat ini bahkan menjadi semakin kacau. Ilusi yang dihasilkan kini semakin menguat.
Pada saat ini, Ye Futian sangat yakin bahwa dia tidak lagi melihat dunia yang sesungguhnya. Lawannya itu telah menggunakan alunan musik ilahi untuk menciptakan area ilusi yang mutlak, mengganggu kemampuan penilaiannya seutuhnya. Bahkan ada serangan-serangan kuat yang dikeluarkan secara bersamaan.
"Aku harus menemukan cara untuk menembus dunia ilusi ini," pikir Ye Futian dalam hati. Cahaya Buddha tampak mengitari tubuhnya, menenangkan hatinya dan mencegah agar pola pikirnya tidak terganggu oleh ilusi tersebut. Cahaya suci juga muncul di kedua matanya. Bahkan ada cahaya ilahi berwarna hijau zamrud di sepasang mata itu, mengubahnya menjadi sepasang mata ilahi.
Mata ilahi itu pun menembus segalanya dan dapat melihat kebenaran di balik ilusi dari dunia ini. Dia bisa melihat banyak ilusi mulai memudar, dan ketertiban kembali ditegakkan di dunia yang kacau. Dia bisa melihat bayangan-bayangan dari Manusia Ilahi yang menerjang mendekat, tetapi mereka bukanlah sosok-sosok palsu. Entah itu adalah ilusi atau kenyataan, serangan dari Manusia Ilahi itu memang nyata adanya.
Tentu saja, dia bisa melihat dimana tubuh asli Di Hao berada. Dia berdiri di suatu tempat di atas medan pertempuran sambil memainkan guqin. Saat ini, semakin banyak serangan menakutkan yang dikerahkan menuju Ye Futian.
Pada saat ini, Di Hao sepertinya bisa merasakan sesuatu, seolah-olah rahasianya telah terungkap. Dia memandang ke bawah, ke tempat dimana Ye Futian berada, namun dia mendapati bahwa Ye Futian tidak menatap ke arahnya. Setelah mengamati langit di atasnya, Ye Futian terus menerus mengayunkan Penggaris Ilahi di tangannya, menangkis serangan dari bayangan-bayangan Manusia Ilahi di sekelilingnya.
Suara-suara dentangan itu bergema di seluruh tempat, namun serangan yang dilancarkan oleh Manusia Ilahi menjadi semakin kuat. Penggaris Ilahi itu juga semakin membesar hingga akhirnya menutupi langit dan matahari.
*Boom* Tiba-tiba, terdengar suara ledakan lainnya. Di bawah Hukum Tiga Penggaris, bayangan Manusia Ilahi yang tak terhitung jumlahnya itu berhasil dilenyapkan. Penggaris Ilahi itu telah menciptakan sebuah jalur kuno yang mengarah ke pusat medan pertempuran. Setelah berubah menjadi satu sosok dewa surgawi, Ye Futian terus mengayunkan Penggaris Ilahi di tangannya, kembali melancarkan serangan ke udara.
Ketika serangan ini dikeluarkan, sosok Ye Futian menghilang dari tempatnya berdiri. Dia melintasi ruang hampa dalam sekejap dan muncul jauh di atas langit. Hukum Tiga Penggaris menyelimuti seluruh tempat, menyegel Manusia Ilahi di dalam area tersebut. Manusia Ilahi itu merupakan perwujudan dari tubuh asli Di Hao.
Di Hao tampak terkejut. Dia pun bersiap untuk mundur, berniat pergi meninggalkan area ini, tetapi dia mendapati bahwa dia sudah berada di dalam area Jalur Agung yang dibentuk oleh Penggaris Ilahi. Serangan ini telah menutupi langit dan matahari, menyegel area tersebut. Situasinya kini berbanding terbalik dari sebelumnya.
*Boom* Kekuatan Ilahi milik Di Hao meledak dengan agresif. Seolah-olah dia sudah menjadi bagian dari dunia di sini, kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Guqin ilahi miliknya terbang ke depan dan menari-nari, sementara cahaya suci terpancar keluar dari senar-senarnya untuk membunuh Ye Futian.
Banyak orang memandang ke arah langit. Rasanya seolah-olah ada dua dewa surgawi yang sedang bertarung di area ini. Serangan mengerikan itu terus menekan ke bawah, membuat jantung para kultivator kuat itu berdegup kencang.
Di Hao tampaknya terlalu ceroboh. Area Jalur Agung miliknya menjadi tidak efektif, dan tubuh aslinya telah diserang oleh Ye Futian secara langsung, sehingga membuatnya menghadapi situasi ini. Jika dia melancarkan serangan jarak dekat, maka hal ini tidak akan terjadi.
*Brak* Terdengar sebuah suara yang keras dari arah medan pertempuran, seolah-olah tempat itu telah meledak. Qi yang mengerikan itu menyebar ke seluruh penjuru langit. Saat ini, area di sekitar Di Hao tampaknya telah meledak. Dia memang telah menyatu dengan dunia ini, tetapi saat Penggaris Ilahi itu menyerang, area Jalur Agung itu telah dihancurkan secara langsung.
"Hati-hati!"
Ye Futian mampu menghempaskan Di Hao dengan satu serangan dan tidak berhenti sampai di situ saja, bahkan dia masih bisa berbicara. Sebuah kekuatan yang mengejutkan kemudian meledak ke arah Ye Futian, membentuk sebuah jejak telapak tangan raksasa. Serangan itu bersinar terang dan mampu menangkis kekuatan Penggaris Ilahi milik Ye Futian.
Meskipun serangan tersebut hancur di bawah serangan Penggaris Ilahi, namun serangan itu juga berhasil menghentikan Ye Futian untuk beberapa saat. Di Hao mundur semakin jauh dan auranya kembali menyatu dengan dunia di sekelilingnya. Kemudian, dia menatap tajam ke arah Ye Futian.
Seorang Tetua tampak berdiri di sampingnya—dia adalah salah satu sosok terkemuka dari Dunia Manusia. Dia kembali memandang ke arah Ye Futian di seberangnya. Pemuda ini mampu mengaktifkan Kekuatan Penggaris Ilahi di matanya. Itulah cara yang dia gunakan dalam menembus ilusi dan menemukan tubuh asli Di Hao. Cara yang dia gunakan benar-benar tak terduga.
Tatapan Ye Futian kini tertuju ke arah Di Hao. Auranya tampak goyah, dan darah mengalir dari sudut mulutnya. Dia terluka karena serangan tersebut, tetapi cahaya suci masih mengelilingi tubuhnya. Luka-luka yang dia derita tidak begitu parah!