Legenda Futian

Wanita yang Menakjubkan



Wanita yang Menakjubkan

2Ye Futian mengamati wanita itu dengan seksama. Wanita tersebut mengenakan pakaian berwarna putih yang bersih dan sederhana. Kedua matanya tampak jernih dan menenangkan seperti air danau. Satu pandangan mata ke arahnya rasanya seperti bermandikan di bawah sinar bulan di malam hari, dan siapa pun pasti akan merasakan ketenangan di dalam diri mereka masing-masing.      

"Saya hanya sedang berjalan-jalan di sekitar sini. Maaf jika kehadiran saya mengganggu dewi." Perahu tempat Ye Futian berdiri saat ini mendekati tepi danau saat dia membungkuk hormat kepada wanita itu. Ketika berhadapan dengan wanita seperti ini, dia tidak boleh memiliki niatan buruk terhadapnya.      

Meskipun kecantikannya bukanlah tipe yang akan menggulingkan suatu kerajaan, namun itu adalah kecantikan yang seolah-olah bukan berasal dari dunia ini, sangat murni dan tak bercela, layaknya seorang dewi yang bukan berasal dari dunia ini, tanpa dihiasi oleh pengaruh duniawi.      

"Tidak masalah. Apakah kau punya waktu untuk mampir dan duduk denganku?" Wanita itu bertanya dengan sopan. Mungkin, dia hanya sekedar bersikap ramah dan sopan, tapi Ye Futian tidak keberatan akan usulan tersebut. Dia pun mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, saya bersedia menerima ajakan dari dewi."      

Saat Ye Futian berbicara, perahu di bawah kakinya terus melaju ke depan, diikuti oleh sosoknya yang mendarat di tepi danau. Kemudian, dia memandang pegunungan dan pemandangan hijau di sekitarnya. Dengan bersungguh-sungguh, dia berkata, "Tempat ini benar-benar sebuah surga yang sesungguhnya. Dewi pasti berkultivasi di sini karena anda tidak suka diganggu oleh kebisingan yang ada di dunia luar. Maaf telah mengganggu waktu anda."      

"Tidak sama sekali. Orang lain juga sering datang kemari," jawab wanita itu dengan tenang sambil berjalan menjauh. Aura yang bergejolak di sekitar deretan gubuk itu telah menghilang, dan wanita itu berjalan ke salah satunya. Ye Futian tidak mengikutinya ke dalam gubuk tersebut, tetapi malah duduk di tepi danau.      

Wanita itu tampaknya tidak keberatan dengan kehadirannya dan kembali ke dalam gubuk itu untuk membimbing gadis-gadis tersebut dan mengajari mereka berkultivasi. Ketika Ye Futian duduk di tempatnya, dia bisa mendengar suara orang membaca dari dalam gubuk itu.      

Melihat hal ini, Ye Futian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum masam. Dia kemudian beristirahat dengan tenang di tepi danau, berbaring santai dan menikmati ketenangan di tempat tersebut.      

Matahari seperti membuainya, dan Ye Futian sangat menikmati ketenangan yang langka ini. Perlahan-lahan, dia memejamkan matanya, dan tanpa sadar, dia tertidur pulas di tempatnya.      

Pada tingkat kultivasinya saat ini, sebenarnya dia tidak lagi membutuhkan tidur; meditasi sederhana saja sudah bisa membantunya rileks dan memulihkan energinya. Namun, di tempat ini, dia ternyata bisa tertidur hingga sedemikian rupa.      

Setelah menghabiskan waktu cukup lama, Ye Futian, bahkan dalam kondisi tertidur pula, sepertinya bisa mencium sesuatu yang enak. Hidungnya berkedut pelan, lalu dia membuka matanya dan duduk di tempatnya.      

"Kakak, saudariku memintaku untuk memberitahumu bahwa sudah waktunya makan." Pada saat ini, seorang gadis datang menghampiri Ye Futian dan tersenyum ketika dia melihat Ye Futian terbangun. Suaranya sangat jernih dan polos.      

Ye Futian menunjukkan senyuman lembut di kedua matanya ketika dia melihat senyuman polos di wajah gadis itu dan bertanya, "Siapa namamu?"      

"Namaku Qiqi. Saudariku yang memberikan nama itu padaku," ujar gadis itu sambil tersenyum.      

"Qiqi," Ye Futian tersenyum dan bertanya, "Apakah kau selalu belajar di sini?"      

"Mmm," gadis itu mengangguk pelan, "Aku sudah tinggal di sini sejak aku masih kecil, dan selama ini aku selalu belajar dengan saudariku. Kakak, cepatlah kemari, atau sup ikannya akan dingin."      

Saat gadis itu berbicara, dia mengulurkan tangannya untuk menarik lengan Ye Futian. Ye Futian pun berdiri dari tempatnya sambil tersenyum, lalu meraih tangan gadis itu saat mereka berjalan ke tepi danau dan tiba di luar gubuk yang dimaksud.      

Di meja makan yang ada di luar gubuk tersebut, wanita itu menyajikan sup untuk para gadis dan menyiapkan beberapa mangkuk dan sumpit. Ketika dia melihat Ye Futian telah tiba di sana, dia pun berkata dengan suara pelan, "Ayo kita makan bersama."      

"Terima kasih," Ye Futian mengangguk pelan dan duduk di salah satu kursi. Keduanya tidak banyak berbicara; mereka hanya bertukar beberapa kalimat hingga detik ini.      

"Siapa namamu, Kakak? Kenapa kau datang kemari? Apakah kau juga menghadapi bahaya di luar sana?" Qiqi bertanya pada Ye Futian. Ada sedikit rasa ingin tahu di kedua matanya yang jernih dan polos itu.      

"Namaku Ye Futian, dan memang benar bahwa aku datang kemari setelah mengalami beberapa hal di dunia luar." Ye Futian tersenyum tipis dan berkata, "Kenapa kau menanyakan hal itu padaku? Apakah semua orang yang datang kemari juga menghadapi bahaya di luar sana?"      

"Dulu, banyak orang datang kemari karena mereka mengalami hal-hal yang tidak dapat diselesaikan, jadi mereka datang kemari untuk meminta bantuan dari saudariku." Qiqi tertawa kecil dan melanjutkan kata-katanya, "Saudariku sungguh luar biasa, dan dia bisa menyelesaikan apa saja. Kami semua dikirim kemari oleh orang lain, kemudian kami dirawat olehnya. Aku harus fokus berkultivasi, dan ketika aku tumbuh dewasa, aku akan membantu orang lain seperti saudariku."      

Ye Futian mengusap kepala Qiqi sambal tersenyum cerah, lalu berkata, "Kalau begitu kau harus makan lebih banyak agar kau bisa tumbuh lebih cepat."      

"Baiklah," Qiqi tertawa kecil.      

Ye Futian juga duduk di sana dengan tenang sambal menyeruput supnya. Wanita itu sesekali berbincang-bincang dengan gadis-gadis itu, tetapi dia tidak mengobrol dengan Ye Futian. Dia tampak tidak terkejut dengan kedatangan Ye Futian dan tidak menanyakan apa pun kecuali pertanyaan di awal pertemuan mereka sebelumnya. Selebihnya, dia bahkan tampak seperti tidak menyadari keberadaan Ye Futian.      

Setelah Ye Futian menghabiskan supnya dengan tenang, dia kembali ke danau sendirian, menyaksikan permukaan danau yang tenang. Dia mengambil napas dalam-dalam dan bersiap untuk pergi.      

Tidak mungkin baginya untuk melakukan sesuatu di sini, dan dia juga tidak bisa mengajukan pertanyaan apa pun, jadi dia tidak punya pilihan selain pergi meninggalkan tempat ini.      

Namun pada saat ini, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ye Futian berbalik dan melihat wanita itu berjalan di sampingnya, dan gadis-gadis itu bermain di tempat lain.      

"Kau sudah berniat untuk pergi?" wanita itu bertanya.      

"Mmm," Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan.      

"Jadi, kau tidak akan melakukan apa yang menjadi tujuanmu untuk datang kemari?" wanita itu memandang ke arah danau dan bertanya dengan tenang. Sudah jelas, dia mengetahui tujuan di balik kunjungan Ye Futian kemari. Tapi sekarang, Ye Futian hendak pergi tanpa mendapatkan apa yang dia inginkan, dan hal ini membuatnya terkejut.      

"Saya malu untuk mengatakannya," ujar Ye Futian, "Tempat yang berdiri sendiri ini seharusnya tidak diganggu oleh orang-orang dari dunia luar, jadi saya memutuskan untuk pergi dari sini."      

Wanita itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Tatapan matanya masih tertuju ke arah danau. Dia pun berkata dengan lembut, "Pergilah. Kau tidak akan menemui bahaya dalam perjalanan ini."      

Setelah berbicara, wanita itu berbalik dan berjalan kembali ke arah gubuk.      

Ye Futian menoleh untuk memandang wanita yang berjalan menjauh itu, dan ada keterkejutan yang tersirat di matanya.      

Dia mengetahui tujuan dari kedatangannya kemari?      

Dan, dia tahu kemana dia hendak pergi.      

Hanya orang-orang di Istana Kekaisaran Ye yang mengetahui bahwa dia telah memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Dunia Kegelapan, dan dia tidak memberitahu siapa pun tentang hal ini sebelum dia pergi. Jika dipikir-pikir lagi, mungkin hanya Dark Saint yang mengetahui tentang kunjungannya kemari.      

Jadi, bagaimana caranya wanita ini bisa mengetahui tentang semua ini?      

Mungkinkah dia juga memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan?      

Atau lebih tepatnya, dia memang berasal dari Istana Kegelapan dan memiliki hubungan khusus dengan Penguasa Kegelapan?      

Wanita ini mungkin belum pernah meninggalkan Danau Suci ini sebelumnya. Lagipula, dia memiliki tanggung jawab untuk mengurus gadis-gadis itu, jadi mustahil baginya untuk pergi ke Istana Kegelapan dan berkultivasi di sana.      

Ye Futian menarik napas dalam-dalam dan berpikir bahwa ada banyak orang dan hal luar biasa yang ada di dunia ini. Wanita yang dia temui hari ini adalah salah satu di antaranya.      

Setelah dia mengesampingkan rasa penasarannya, Ye Futian melesat dan menghilang dari tepi danau tersebut.      

Tidak butuh waktu lama sebelum Ye Futian muncul di langit di atas pulau yang penuh dengan keajaiban ini. Arus udara yang menakutkan masih beredar di area sekitarnya. Seolah-olah tempat ini adalah dunia yang terpisah dari pulau yang suci dan damai itu.      

Ye Futian menundukkan kepalanya dan menatap pulau itu untuk terakhir kalinya. Ketika dia berbalik, sosoknya melesat dan menerjang ke dalam kegelapan yang tak berujung. Entah kenapa, dia mempercayai apa yang dikatakan oleh wanita itu kepadanya. Suaranya yang menenangkan mengandung sebuah kekuatan yang sangat meyakinkan di dalamnya.      

Dalam perjalanannya ke Istana Kegelapan kali ini, tidak akan terjadi hal buruk padanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.