Legenda Futian

Tunduk



Tunduk

3Di kamar tidur dari Istana Kekaisaran Ziwei, Ye Futian duduk sendirian dan tampaknya sedang memikirkan sesuatu.     

Hua Jieyu menghampirinya dan duduk di belakangnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun karena dia tidak ingin mengganggunya. Dia bisa melihat bahwa ada sesuatu yang mengganjal di benaknya, jadi dia hanya duduk di sana dan mendampinginya.     

Berita yang dibawa oleh Mei Ting membuat Ye Futian menjadi gelisah.     

Pertama-tama, dia harus memastikan kebenaran dari berita tersebut.     

Dia berspekulasi bahwa berita itu seharusnya memang benar adanya. Tidak alasan bagi Mei Ting untuk berbohong padanya. Jika ini adalah trik yang digunakan oleh Dunia Iblis untuk melawan Ye Futian, maka hal itu tidak perlu dilakukan. Jika Kaisar Iblis ingin berurusan dengannya, maka hal itu adalah tindakan yang kekanakan bagi sang Kaisar.     

Terlebih lagi, Ye Futian telah menyaksikan bagaimana status Yu Sheng di Dunia Iblis. Jika tidak ada hal buruk yang terjadi pada Yu Sheng, maka semakin kecil kemungkinan bagi Mei Ting untuk menggunakan Yu Sheng sebagai alasan untuk mempermainkan Ye Futian.     

Dia berharap berita itu palsu, namun dia sendiri tahu bahwa kemungkinan ini hampir mustahil untuk terjadi.     

Kalau begitu, pertanyaan berikutnya yang harus dia pikirkan adalah, apa yang harus dia lakukan mengenai hal tersebut?     

Apa yang dikatakan oleh Mei Ting memang benar. Mengingat kepribadian Yu Sheng, dia jelas tidak bisa berkompromi dengan Kaisar Iblis. Ye Futian tidak tahu sosok seperti apakah Kaisar Iblis untuk saat ini, namun penguasa dari Dunia Iblis itu pasti adalah sosok yang sangat mengesankan. Teknik-teknik iblis yang dikultivasi olehnya pasti juga sangat mengerikan. Siapa pun bisa membayangkan kepribadian dari orang seperti itu.     

Apakah Kaisar Iblis bersedia menoleransi pembangkangan yang dilakukan oleh Yu Sheng?     

"Dasar bodoh!" umpat Ye Futian dengan suara pelan. Dia sepertinya telah mengambil keputusan. Dia menghela napas panjang dan kemudian berbalik untuk memandang Hua Jieyu. Dia melihat kekasihnya itu tersenyum manis padanya. Kemudian, Jieyu mengulurkan tangannya dan merapikan rambut abu-abu di keningnya. Kedua matanya bersinar dengan kelembutan.     

Ye Futian bisa merasakan kelembutan di dalam tindakannya itu dan merasa sangat terhibur. Dia pun bertanya dengan lembut, "Jieyu, sudah berapa lama kita mengenal satu sama lain?"     

"Sudah 137 tahun sejak kita pertama kali bertemu, dan ini adalah tahun ke-133 kita bersama," jawab Hua Jieyu dengan lembut. Sekarang adalah Tahun 10.133 dari Kalender Prefektur Ilahi. Mereka memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih selama perayaan kembang api di Kota Qingzhou berlangsung, yang menandai datangnya Tahun 10.000 dari Kalender Prefektur Ilahi.     

"Sudah lebih dari 100 tahun rupanya." Ye Futian menatap wanita cantik di hadapannya itu, lalu tersenyum dan berkata, "Kala itu, aku dan Yu Sheng sama-sama masih muda, sedangkan kau adalah wanita tercantik di Akademi Qingzhou. Saat kau jatuh cinta padaku, kemungkinan besar semua orang di akademi mengira kau sudah buta."     

"Justru merekalah yang buta," Hua Jieyu menanggapi sambil tersenyum manis.     

Ye Futian menggelengkan kepalanya. Dia menangkupkan wajah kekasihnya itu di tangannya, lalu berkata, "Hal paling beruntung yang kualami dalam hidupku adalah bertemu denganmu dan menjadi saudara Yu Sheng."     

Tatapan mata Hua Jieyu dipenuhi oleh kegembiraan. Namun, dia bertanya dengan lembut, "Apakah ada sesuatu yang menimpa Yu Sheng?"     

Ye Futian tertegun sejenak. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Sudah kuduga, aku tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu."     

"Selain Yu Sheng, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu begitu emosional," Hua Jieyu menjelaskan sambil tersenyum. "Apakah kau berencana untuk pergi ke Dunia Iblis?"     

"Hmm." Ye Futian tidak berani menatap mata Hua Jieyu saat dia memberikan tanggapan.     

"Pergilah," ujar Hua Jieyu tanpa basa-basi.     

Ye Futian kembali tertegun. Dia memandang Hua Jieyu dengan heran.     

Tempat yang menjadi tujuannya kali ini adalah Dunia Iblis. Terlebih lagi, Yu Sheng kini dipenjara oleh Kaisar Iblis.     

Siapa pun bisa membayangkan betapa berbahayanya perjalanannya kali ini.     

"Kita sedang berbicara tentang Yu Sheng. Kenapa aku harus menghentikanmu?" ujar Hua Jieyu sambil menatap mata Ye Futian. Tatapannya masih ceria seperti sebelumnya. Dia pun berusaha meyakinkannya dengan berkata, "Jangan khawatir. Aku tidak akan pergi denganmu. Aku akan menunggumu kembali di Istana Kekaisaran Ziwei."     

Dia bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Ye Futian.     

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Jieyu, sosok yang sedang mereka bicarakan adalah Yu Sheng. Kalau begitu, apakah ada sesuatu yang bisa menghentikan Ye Futian untuk menyelamatkannya? Jadi, bagaimana mungkin dia bisa menghentikannya?     

Jika dia adalah sosok yang berada dalam bahaya, pasti Ye Futian juga akan melakukan hal yang sama kepadanya. Apakah Yu Sheng akan menghentikannya? Tidak. Dia justru akan mendampingi Ye Futian dalam misi penyelamatan tersebut.     

Namun, dia tahu bahwa Ye Futian tidak akan setuju apabila dia ikut dengannya dalam perjalanan ini. Oleh sebab itu, dia akan menunggu kepulangannya dengan sabar di sini.     

Hati Ye Futian terasa hangat saat dia menatap wajah cantiknya. Hua Jieyu kemungkinan besar adalah orang yang paling memahaminya di dunia ini.     

…     

Wilayah Taishang, Prefektur Ilahi.     

Wilayah Taishang adalah salah satu wilayah yang kuat di Prefektur Ilahi. Dalam hal kemampuan, Pemimpin Wilayah Taishang berada di peringkat tiga teratas di antara 18 Pemimpin Wilayah. Selain itu, ada dua pasukan terkemuka di dalam wilayah tersebut. Salah satunya adalah Klan Jiang.     

Sedangkan pasukan lainnya adalah Klan Dewa.     

Nama keluarga anggota Klan Dewa adalah 'Shen.' Nenek moyang mereka adalah sosok-sosok di tingkat dewa dan Kaisar Agung. Sayangnya, warisan leluhur mereka tidak diwariskan ke setiap generasi. Akan tetapi, terlepas dari hal itu, kemampuan mereka tetaplah luar biasa.     

Saat ini, Klan Dewa hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Sebelumnya, mereka pernah diserang oleh Ye Futian. Bahkan sampai sekarang, masih banyak kultivator dari Klan Dewa yang terjebak di Pecahan Ziwei. Alhasil, Klan Dewa pun tidak berani ikut serta dalam rangkaian perang melawan Pecahan Ziwei.     

Hingga hari ini, Klan Dewa masih mengkhawatirkan adanya kemungkinan bahwa Ye Futian akan membalas dendam kepada mereka.     

Pemimpin Klan Dewa selama ini telah mengasingkan diri agar dia bisa menjadi semakin kuat. Dia harus melangkah lebih jauh sebelum dia bisa membuang jauh-jauh kekhawatirannya dalam meraih kekalahan.     

Hari ini, Pemimpin Klan Dewa sedang berlatih di dalam kediaman klannya.     

Tiba-tiba, rentetan gelombang kekuatan Jalur Agung yang mengerikan muncul di sekelilingnya. Pemimpin Klan Dewa membuka matanya, dan auranya langsung mengamati area sekitarnya. Kemudian, satu sosok tiba-tiba muncul di hadapannya. Tamu tak diundang itu memiliki rambut berwarna abu-abu dan mengenakan jubah putih. Temperamennya sangat luar biasa.     

Ekspresi Pemimpin Klan Dewa menjadi buruk ketika dia memandang tamunya itu. Akhirnya dia tiba di sini.     

Sosok itu tidak lain adalah Ye Futian.     

"Sepertinya pertarungan kita sudah tidak bisa dihindari lagi," ujar Pemimpin Klan Dewa sambil menatap Ye Futian. Sosok di hadapannya ini telah membunuh dua sosok terkemuka dari Gunung Celestial Worthy dan Klan Mo. Kemampuannya jelas sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun, Pemimpin Klan Dewa merasa bahwa kemampuannya sendiri tidak lebih lemah dari dua kultivator yang telah binasa itu.     

Meski begitu, dia masih tidak begitu percaya diri dalam menghadapi Ye Futian. Lagipula, mampu memberikan perlawanan dan membunuh lawan adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan di antara keduanya sangatlah besar.     

"Yah, semuanya bergantung padamu," ujar Ye Futian dengan tenang sambil meletakkan kedua tangannya di belakang punggungnya.     

Pemimpin Klan Dewa mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apa maksud dari ucapanmu itu?"     

Ye Futian berkata, "Insiden di masa lalu yang memicu dendamku terhadap Klan Dewa dari Dunia Bawah. Meskipun kau pada akhirnya bergabung dalam masalah ini, aku tidak punya alasan kuat untuk membunuhmu. Aku bisa memberimu pilihan."     

"Bicaralah." Pemimpin Klan Dewa tentu saja bisa merasakan kesombongan dalam nada bicara Ye Futian. Meskipun dia merasa kesal, namun dia tidak berani menentang Ye Futian, karena dia adalah pihak yang lebih lemah di sini.     

Ye Futian jelas memiliki kemampuan yang mumpuni untuk muncul di sini tanpa menimbulkan suara maupun jejak kehadiran. Jika Ye Futian memilih untuk menyerang mereka, maka wilayah kekuasaan Klan Dewa akan diratakan dengan tanah dalam waktu singkat.     

"Mulai hari ini dan seterusnya, Klan Dewa akan tunduk pada perintahku," Ye Futian mengajukan usulannya dengan nada tegas. Dia ingin pasukan terkemuka ini tunduk padanya dan bekerja di bawah komandonya.     

Jika tidak, kenapa dia harus mengampuni nyawa mereka?     

Ekspresi Pemimpin Klan Dewa tampak buruk. Klan Dewa adalah keturunan dari para Dewa. Mereka memiliki warisan yang melimpah dan merupakan salah satu pasukan penguasa. Mereka adalah salah satu pasukan yang berdiri di puncak kekuatan di antara semua pasukan dari Prefektur Ilahi.     

Namun saat ini, Ye Futian menuntut mereka untuk tunduk kepadanya.      

"Kau sama saja ingin mempermalukan Klan Dewa," ujar Pemimpin Klan Dewa dengan nada dingin.     

"Jika kau tidak mampu menerima penghinaan ini, maka apakah kau lebih memilih untuk dimusnahkan?" ujar Ye Futian sambil menatap mata lawan bicaranya itu. "Ini adalah pilihan yang sederhana."     

Apakah Klan Dewa akan memilih untuk tunduk atau dimusnahkan?     

"Kau telah membunuh dua sosok terkemuka sebelumnya, namun kau belum tentu bisa membunuhku," ujar Pemimpin Klan Dewa.     

"Sebelumnya, Pemimpin Gunung Celestial Worthy juga memiliki pemikiran yang sama. Namun pada akhirnya, dia tewas terbunuh," Ye Futian menjelaskan. Mendengar hal ini, ekspresi Pemimpin Klan Dewa menjadi semakin buruk.     

"Selain itu, bahkan jika kau ingin mengandalkan keberuntunganmu dan mencoba melawanku, bagaimana dengan anggota Klan Dewa lainnya?" Ye Futian terus menekan Pemimpin Klan Dewa.     

Tatapan mata Pemimpin Klan Dewa terpaku pada Ye Futian. Hatinya kini dipenuhi oleh kegelisahan dan perasaannya menjadi campur aduk.     

Ini memang sebuah pilihan yang sederhana. Namun, pilihan sederhana itu akan menentukan nasib dari semua anggota Klan Dewa.     

Akankah Klan Dewa memilih untuk hidup dalam belas kasihan Ye Futian? Atau apakah mereka akan memilih untuk mati dengan terhormat?     

Atau mungkin, mereka akan berpura-pura setuju terkait usulan Ye Futian? Mereka akan menahan penghinaan ini dan membunuhnya jika ada kesempatan di masa depan.     

Ye Futian menatap Pemimpin Klan Dewa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tatapannya yang dalam dan menekan itu membuat Pemimpin Klan Dewa merasa bahwa semua pemikirannya telah terungkap di hadapan Ye Futian. Meskipun Ye Futian masih muda, baik kemampuan maupun rencana yang dia buat sangatlah menakutkan.     

"Apakah kau sudah membuat keputusan? Aku tidak bisa berlama-lama di sini," Ye Futian mendesaknya.     

Wajah Pemimpin Klan Dewa menegang saat dia mengepalkan telapak tangannya dengan erat. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Aku setuju. Mulai saat ini, Klan Dewa akan tunduk di bawah komandomu. Namun, jika kau memerintahkan Klan Dewa untuk hancur, aku tidak akan melakukannya."     

"Karena kau telah menyetujuinya, maka kau kini sudah menjadi bawahanku. Aku tidak mungkin memerintahkanmu untuk pergi menjemput ajalmu sendiri," Ye Futian meyakinkannya. "Mulai hari ini dan seterusnya, Klan Dewa berada di bawah komando Istana Kekaisaran Ziwei. Namun, jangan ungkapkan berita ini kepada orang lain untuk saat ini. Lakukan saja kegiatanmu sehari-hari seperti biasa."     

"Baik," jawab Pemimpin Klan Dewa sambil menundukkan kepalanya. Seolah-olah dia langsung menerima status barunya ini.     

Ye Futian pun memberikan perintah tambahan, "Serahkan semua ajaran yang dimiliki oleh Klan Dewa. Selain itu, aku akan membawa sekelompok anggota inti dari Klan Dewa untuk berkultivasi di Istana Kekaisaran Ziwei." Ekspresi Pemimpin Klan Dewa menegang setelah mendengar perintah tersebut.     

B*ajingan ini...     

Tepat setelah dia tunduk pada Ye Futian, pria itu langsung meminta ajaran yang dimiliki oleh Klan Dewa darinya. Semua ajaran itu adalah fondasi dari klan mereka. Ditambah lagi, Ye Futian ingin menyandera anggota inti dari Klan Dewa di Pecahan Ziwei.     

"Pemimpin Istana, kau telah memerintahkan seseorang sebelumnya dan menangkap sekelompok anggotaku kala itu. Hingga kini mereka masih berada di dalam Pecahan Ziwei," ujar Pemimpin Klan Dewa.     

"Aku tahu. Tapi tindakanku kala itu cukup terburu-buru. Kali ini, aku akan memeriksa apakah masih ada anggota inti yang berbakat di antara kalian atau tidak. Aku akan membawa mereka ke Pecahan Ziwei untuk menjalani proses latihan yang lebih baik," jawab Ye Futian. Pemimpin Klan Dewa menahan amarah di dalam hatinya, namun dia tetap menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah."     

"Kau bisa mempersiapkan semuanya sekarang," Ye Futian mengakhiri perbincangan itu dengan nada datar.     

Sebelum dia pergi ke Dunia Iblis, dia harus menyiapkan senjata rahasia di Prefektur Ilahi untuk berjaga-jaga. Namun tentu saja, akan jauh lebih baik apabila dia tidak menggunakannya.     

Akan tetapi, jika ada hal-hal tak terduga yang terjadi, senjata rahasia akan cukup berguna baginya.     

Pemimpin Klan Dewa sangat kooperatif dalam memastikan bahwa permintaan Ye Futian dapat dipenuhi. Setelah itu, Ye Futian pergi dengan sekelompok anggota Klan Dewa yang telah dipilih. Namun, dia tidak kembali ke Pecahan Ziwei bersama mereka. Sebaliknya, dia mempercayakan Si Buta Tie untuk memimpin mereka kembali. Dia datang ke kediaman Klan Dewa bersama Si Buta Tie.     

Ye Futian sendiri pergi ke Wilayah Tebing Utara, yang merupakan wilayah perbatasan dari 18 wilayah yang ada di Prefektur Ilahi.     

Lokasi dari Wilayah Tebing Utara cukup terpencil dari wilayah lainnya. Wilayah itu terletak di ujung utara dari Prefektur Ilahi. Namun, pada saat ini, pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi telah berkumpul di sana. Kultivator yang tak terhitung jumlahnya juga bergerak menuju wilayah tersebut.     

Pasukan dari Dunia Iblis menyerang Prefektur Ilahi melalui Wilayah Tebing Utara.     

Saat ini, perang sudah berlangsung di seluruh penjuru Wilayah Tebing Utara.     

Ye Futian juga bergerak ke utara. Di sepanjang perjalanan, dia melihat banyak pasukan berjalan menuju medan perang. Banyak kultivator ikut berpartisipasi di dalamnya. Namun, dia mengabaikan mereka dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Buddha's Celerity. Dia melesat melintasi medan perang dan bergerak semakin jauh ke utara.     

Saat ini, Ye Futian tiba di sebuah sungai langit. Sungai ini berwarna hitam legam dan dikelilingi oleh badai-badai yang mengerikan. Seolah-olah sungai itu menggantung dari atas langit.     

Ini adalah Sungai Hitam, yang merupakan perbatasan antara Prefektur Ilahi dan Dunia Iblis. Apabila seseorang melintasi Sungai Hitam, mereka akan tiba di serangkaian gerbang, yang akan mengantarkan mereka menuju Dunia Iblis.     

Dahulu, Ye Futian sama sekali tidak mengetahui tentang hal ini.     

Setelah dia memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dunia-dunia utama, baru kemudian dia mengetahui bahwa Dunia Iblis dan Prefektur Ilahi bertetangga. Wilayah dari dua dunia utama ini terhubung satu sama lain!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.