Legenda Futian

Amukan



Amukan

1Di sebuah tempat yang sangat jauh dari Kota Sembilan Negara, sebuah tempat yang terletak di perbatasan dari empat negara: Negeri Musim Panas, Negeri Timur, Negeri Qi dan Negeri Feng, terdapat sebuah desa yang memiliki suasana begitu tenang dan damai, bebas dari gangguan dunia luar.     

Desa itu tidak lain adalah Desa Makam. Hal yang membedakan antara Desa Makam di masa lalu dan sekarang adalah fakta bahwa semua penduduk desa telah pindah dan menetap di Istana Holy Zhi. Setelah peristiwa yang terjadi di Desa Makam sebelumnya, banyak orang dari tempat-tempat suci masih berusaha untuk menjelajahi Kuburan Pedang Nether, namun tidak ada satu-pun dari mereka yang mampu mendapatkan apa-pun karena mereka enggan mengambil risiko dengan pergi terlalu jauh ke bagian dalam dari tempat tersebut.     

Saat ini, selain beberapa orang yang sesekali mengunjungi tempat itu hanya untuk melihat-lihat, Desa Makam pada dasarnya sudah dianggap sebagai sebuah desa tak berpenghuni.     

Kuburan yang tak terhitung jumlahnya terletak di dalam wilayah terlarang, yaitu Kuburan Pedang Nether, dimana lokasinya berada di dalam pegunungan di bagian ujung Desa Makam. Bilah-bilah pedang tertancap di seluruh area kuburan, melambangkan bahwa seluruh area itu merupakan sebuah pemakaman.     

Bagian terdalam dari wilayah terlarang yang misterius itu adalah tempat dimana Saint Chess tewas terbunuh. Tampaknya ada sebuah celah yang mengerikan di atas langit ditambah dengan sepasang mata pedang berwarna merah seperti darah yang terlihat di atas sana. Aura pedang yang sangat mengerikan terpancar dari dalam mata tersebut, menyelimuti tubuh mungil yang sedang duduk bersila di bawahnya.     

Tubuh mungil itu milik seorang gadis yang terlihat berusia 16 tahun. Aura pedang menyelimuti sekujur tubuhnya dan cahaya suci terpancar darinya.     

Bilah-bilah pedang di seluruh tempat itu tetap tak bergerak atas kendalinya.     

Gadis itu tidak lain adalah Yaya, yang telah memilih untuk tetap tinggal di dalam Kuburan Pedang, dia ingin mengawasi makam orangtuanya.     

Penampilannya telah berubah setelah satu tahun berlalu. Sosoknya tidak terlihat kekanak-kanakan lagi dan penampilannya yang sederhana kini berubah menjadi lebih menarik. Semua itu, ditambah dengan cahaya pedang yang menyelimuti tubuhnya, membuatnya terlihat seperti satu sosok yang suci.     

Penampilan dan auranya telah berubah drastis.     

Namun, perubahan yang terlihat paling jelas tentang dirinya adalah tingkat Plane miliknya. Dalam kurun waktu satu tahun, dia benar-benar telah berkembang pesat, dimulai dari kondisi awal dimana dia berada di puncak Noble Plane dan sekarang dia akan menjadi seorang Magi, seperti yang ditunjukkan oleh auranya. Kecepatan dari peningkatan Plane miliknya benar-benar tidak wajar, sama seperti bagaimana bisa dia mencapai puncak Noble Plane pada usia 15 tahun, sebuah fakta yang bertentangan dengan hal-hal yang biasa terjadi dunia ini.     

Bulu matanya berkedut, seolah-olah dia sedang merasakan sesuatu. Dia membuka matanya dan cahaya pedang melesat di udara, berubah menjadi sebuah layar dan sebuah gambaran diproyeksikan di depan matanya.     

Sebuah perang terlihat di dalam gambaran tersebut—perang yang sedang terjadi di Panggung Sembilan Negara saat ini.     

Gambaran itu tampaknya telah dikirimkan padanya oleh pedang suci milik sang Kepala Desa. Pada saat dia menyaksikan gambaran itu, dia melihat sosok sang Kepala Desa, kemudian muncul target dari pembalasan dendamnya—Raja Suci—dalam gambaran tersebut. Tatapan matanya berubah menjadi sedingin es saat melihatnya.     

Jumlah orang yang muncul dalam gambaran itu semakin banyak, dan sepertinya Yaya bisa melihat sosok Ye Futian di antara kerumunan orang, yang telah berubah menjadi seekor kera suci raksasa. Namun, dia tetap bisa melihat sosok asli dibalik kera tersebut.     

"Kakak," gumam Yaya dengan pelan. Tatapan matanya menjadi sedingin es saat melihat betapa mengerikan dan agung-nya Raja Suci. Aura pedang tak berbatas yang berada di sekitarnya bergetar. Puluhan ribu bilah pedang saling beresonansi satu sama lain dan berdentang secara bersamaan dan udara ikut berguncang, seolah-olah semua bilah pedang itu berusaha melepaskan diri dari belenggu mereka.     

...     

Banyak orang di Kota Sembilan Negara memandang ke arah Raja Suci, yang terlihat sangat serius dan mengintimidasi.     

Raja Suci adalah penguasa dari Dinasti Suci Zhou Agung dan menyandang gelar sebagai seorang raja suci, yang menunjukkan bahwa kekuatannya berada jauh di luar pemahaman manusia dan lebih kuat dari sang Kepala Desa dan Douzhan.     

"Apakah kau pikir kau bisa menghentikanku?" Raja Suci bertanya dengan tatapan mata sedingin es yang tertuju pada sang Kepala Desa. Phoenix emas itu bersinar terang di atas langit.     

Raja Suci telah berlatih selama berabad-abad dan dia pernah mendaki Tangga Suci. Dia tidak lagi berada di tingkat pertama dalam Saint Plane.     

Perbedaan kekuatan antara tingkat Plane tunggal dalam Sage Plane saja sudah sangat sulit untuk dilampaui, apalagi dalam Saint Plane. Ditambah lagi, sejak awal bakatnya sudah sangat luar biasa, yang menunjukkan bahwa dia pasti lebih unggul dari sang Kepala Desa dalam aspek kekuatan. Di sisi lain, sang Kepala Desa hanyalah seorang budak pedang yang melayani Pendekar Nether di masa lalu. Kekuatan yang dia dapatkan saat ini, mungkin semuanya didapatkan berkat bantuan dari Pendekar Nether.     

Adapun Douzhan, dia baru saja memasuki Saint Plane beberapa saat yang lalu, yang menunjukkan bahwa dia tidak mungkin bisa menyaingi Raja Suci.     

"Douzhan, pergilah." Sang Kepala Desa tahu betul sekuat apa lawannya saat dia melihat Raja Suci berjalan keluar dari dalam matriks pedang tanpa ada bekas luka di tubuhnya. Dia hanya bisa mengulur waktu agar Douzhan bisa melarikan diri. Dia berpengalaman dalam seni manipulasi ruang dan waktu. Meskipun tidak ada peluang baginya untuk bisa menang melawan Raja Suci, mungkin dia tidak akan menemui kesulitan berarti untuk bisa pergi dengan selamat dari tempat ini.     

Hal itu bisa terjadi selama dia bisa bertahan hingga Sage Douzhan berhasil melarikan diri.     

"Pergi?" Pandangan mengejek terlihat di mata Raja Suci. Selama ini dia sudah berada di Kota Sembilan Negara untuk melenyapkan Douzhan, Ye Futian dan pasukan mereka, hingga akhirnya dia akan menghancurkan Negeri Barren untuk selama-lamanya. Namun, ia jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh Ye Futian dan akhirnya banyak anggota pasukannya menjadi korban.     

Dinasti Suci Zhou Agung berada dalam situasi yang tidak menguntungkan dalam pertempuran yang terjadi antar Sage. Raja Suci tidak akan membiarkan Douzhan pergi dalam situasi seperti itu.     

Raja Suci mengayunkan lengannya dan seberkas cahaya suci yang menyilaukan melesat dari belakang tubuhnya. Seekor monster iblis raksasa yang mempesona dan menakjubkan melesat ke udara. Itu adalah seekor phoenix emas sejati yang melesat ke atas langit dan bergabung dengan bayangan phoenix yang berada di udara, yang merupakan perwujudan dari Roh Kehidupan miliknya.     

Saat ini Roh Kehidupan milik Raja Suci menjadi sangat nyata.     

Raja Suci menyerang secara tiba-tiba. Dia membuat gerakan mencengkeram di udara dan kekuatan hukum dari Jalur Agung yang mengerikan mengalir di sekitarnya. Kemudian dia muncul tepat di hadapan sang Kepala Desa dan muncullah seekor phoenix emas raksasa, menyerang sang Kepala Desa dengan cakarnya dan menyelimuti udara di sekitarnya dengan kekuatan yang mengerikan.     

Tubuh sang Kepala Desa memancarkan cahaya yang menyilaukan, membuat sosoknya menghilang dari tempatnya berdiri dalam sekejap. Itu adalah kekuatan Hukum Ruang dan Waktu. Tiba-tiba sosoknya muncul tepat di samping Douzhan, dia berniat untuk pergi meninggalkan medan perang bersama mantan Sage tersebut.     

Namun pada saat itu, phoenix emas yang berada di atas langit memekik dan menyerang dengan mengerahkan cakarnya ke bawah. Sebuah badai hukum dari Jalur Agung muncul dalam sekejap, akibatnya udara seperti akan runtuh karena kekuatan penghancur itu berada di mana-mana.     

Pedang suci melayang di udara dan berdentang. Dalam sekejap, diagram pedang itu muncul dan aura pedang yang berada di udara berputar-putar tanpa henti saat semua aura pedang itu memenuhi langit dengan kekuatan mengerikan yang siap untuk menghancurkan segalanya.     

*Boom*     

Phoenix emas raksasa itu mengepakkan sayapnya dan bulu-bulu emas yang tak ada habisnya ditembakkan ke area di bawahnya dalam sekejap. Hukum dari Jalur Agung ditembakkan ke bawah bersama dengan bulu-bulu emas tersebut. Setiap bulu itu berubah menjadi sinar cahaya yang mengandung kekuatan penghancur yang luar biasa di dalamnya.     

Raja Suci melangkah ke depan, muncul di depan phoenix itu dan dia mengulurkan lengannya ke depan, berusaha untuk mengunci kedua sasarannya yang berada di dalam badai.     

Sang Kepala Desa menjadi khawatir saat bilah-bilah pedang di udara saling berdentangan satu sama lain. Dia melihat serangan itu datang dari atas lagi dan segera menghindar. Dalam sekejap, bilah-bilah pedang di udara melesat ke atas langit dan bertabrakan dengan serangan yang semakin mendekat, menghancurkan bulu-bulu pembunuh yang dikerahkan ke bawah. Sang Kepala Desa membawa diagram pedang bersamanya dan langsung melesat ke atas langit, menerjang ke arah bayangan phoenix itu dan berniat untuk menembusnya.     

Phoenix emas itu mengatupkan sayapnya dan kembali membukanya secara tiba-tiba. Setiap bulu yang ditembakkan berubah menjadi sebilah pedang paling tajam yang ada di dunia ini, saat semua bulu itu menembus udara dan melesat menuju bilah-bilah pedang tersebut. Pada saat yang sama, cakar dari phoenix emas itu dikerahkan menuju bagian kepala dari sang Kepala Desa.     

Meskipun tidak perlu diragukan lagi bahwa kekuatan Hukum Ruang dan Waktu sangat kuat, tetapi karena dia memiliki tingkat Plane lebih rendah dari Raja Suci, hal itu menunjukkan bahwa sang Kepala Desa ditakdirkan untuk kalah dalam pertempuran jarak dekat melawan Raja Suci.     

Pada saat itu, Raja Suci berjalan ke arah Douzhan. Hukum api dari Jalur Agung muncul dan menyelimuti area dimana mereka berada. Dia menatap ke arah Douzhan dan berkata dengan nada dingin, "Seandainya kau menolak untuk melewati Bencana Divine, maka kau tidak perlu menghadapi bencana ini sekarang."     

Dia mengulurkan tangannya begitu dia selesai berbicara, dengan kekuatan mengerikan mengalir di tangannya.     

Tatapan mata Douzhan benar-benar terlihat tenang saat Hukum dari Jalur Agung berputar-putar di sekitarnya. Tubuh fisiknya telah menjadi tubuh suci dan sosok bertarungnya kini berasal dari Jalur Agung. Bahkan kobaran api dari Jalur Agung milik Raja Suci tidak dapat menghanguskannya dengan mudah.     

"Pola pikirku sempurna dan karena itulah aku bisa menjadi seorang Saint. Tidak peduli apakah pada akhirnya aku akan selamat dari perang ini atau tewas terbunuh karenanya, Negeri Barren akan menjadi pemenang dalam perang ini dan Dinasti Suci Zhou Agung akan hancur dan menjadi sejarah di Sembilan Negara." Dia membakar sosok bertarungnya begitu dia selesai berbicara, membangkitkan semua potensi yang dia miliki di dalam tubuhnya saat dia melangkah ke depan dan berjalan menuju Raja Suci.     

Tidak ada yang perlu ditakutkan selama seseorang memegang teguh keyakinannya. Bencana Divine yang terjadi di luar Istana Holy Zhi kala itu menentukan jalannya perang suci, dan Negeri Barren mampu membalikkan keadaan.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan tampak meledak di udara. Sosok petarung yang terlihat seperti dewa perang milik Douzhan menerjang ke arah Raja Suci, membuat semua yang menyaksikan pemandangan itu merinding ketakutan.     

Kekuatan dari Douzhan sesuai dengan reputasi yang dimilikinya.     

Dia pernah dikenal sebagai Sage Douzhan. Sekarang setelah dia menjadi seorang Saint, dia bisa dikenal dengan nama Saint Douzhan.     

Sosok yang tak terkalahkan dan tak tergoyahkan.     

Tubuh Douzhan menerjang ke arah Raja Suci. Sosoknya kini terlihat sangat agung dan mengintimidasi, lalu ia mengerahkan kepalan tinju yang mengoyak udara dan membuat udara di sekitarnya berguncang mereka bergetar saat diarahkan menuju Raja Suci.     

Hukum dari Jalur Agung yang berada di tangannya bersatu dan berubah menjadi bayangan seekor burung phoenix emas raksasa, yang langsung melesat ke arah Douzhan.     

Kedua individu itu saling bertabrakan satu sama lain, membuat langit berguncang dan semua orang hanya bisa melihat seberkas cahaya yang menyilaukan di atas langit. Keduanya memancarkan cahaya suci dari para Saint.     

Sebuah cincin cahaya muncul di sekitar tubuh Douzhan, membuat dirinya terlihat seperti seorang dewa perang. Langit ikut berguncang saat dua kepalan tinju diarahkan pada Raja Suci bersama dengan ribuan cahaya yang menyelimuti kepalan tangan tersebut.     

Pada saat itu, Raja Suci diselimuti oleh cahaya suci. Cahaya yang mengalir di sekujur tubuhnya berubah menjadi kobaran api saat burung phoenix emas itu bergabung menjadi satu kesatuan dengannya.     

Kedua individu itu beberapa kali saling bertabrakan satu sama lain. Pemandangan yang bisa disaksikan oleh para penonton adalah serangan-serangan terus menghantam tubuh Douzhan yang tampak menjulang tinggi, agung dan mengintimidasi, dimana setiap benturan menimbulkan sebuah getaran yang mengerikan. Meskipun dia mengenakan baju zirah tingkat Saint, namun tetap saja serangan-serangan yang dia terima berasal dari seorang Saint.     

Pada akhirnya, mereka berdua memisahkan diri saat seberkas kilatan cahaya yang menyilaukan terlihat di atas langit. Semua orang bisa melihat sebuah ledakan yang terjadi di udara. Baju zirah tingkat Saint itu terkoyak dan darah mengalir dari tubuh Douzhan. Namun, Hukum dari Jalur Agung yang menyelimuti tubuhnya segera menyembuhkan luka-lukanya.     

Raja Suci tampak terengah-engah, sambil menatap ke arah Douzhan. Kau tidak takut mati, ya?     

Yah, bagaimanapun juga kau tetap akan mati di tanganku.     

Seberkas sinar yang mengalir di sekitar Raja Suci tampaknya melesat ke atas langit. Sepasang sayap phoenix emas di belakang punggungnya terbentang lebar, kemudian dia menerjang ke arah Douzhan seperti sebuah meteor.     

Douzhan tidak berniat untuk menghindar. Dia menatap ke arah sinar itu sambil mempersiapkan diri di udara. Sosok bertarungnya sepertinya sudah terbakar dan semua kekuatannya kini terpusat pada lengannya. Ketika meteor itu semakin mendekat, dia melangkah ke depan dan tidak repot-repot membentuk pertahanan, dia malah mengerahkan tinjunya pada serangan tersebut.     

*Krak* Terdengar suara retakan yang mengerikan.     

*Boom* Kemudian diikuti dengan suara benturan yang keras.     

Keduanya langsung memisahkan diri. Banyak orang melihat sosok petarung milik Douzhan hancur dan darah menetes di tubuhnya. Namun, sosok itu tidak hancur seutuhnya. Tubuhnya telah menjadi tubuh suci dan sosok bertarungnya kini menjadi sosok petarung dari Jalur Agung. Tubuhnya nyaris tak terkalahkan. Jika bukan karena tingkat Plane Raja Suci yang lebih tinggi darinya, maka akan sulit untuk melukainya seperti itu.     

Raja Suci terbatuk dan bisa merasakan bahwa dia akan memuntahkan darah, tetapi dia mampu menahannya. Tulang-tulang di tubuhnya patah dan organ-organ dalamnya terluka. Pukulan yang dikerahkan oleh Douzhan benar-benar berhasil melukainya.     

"Guru."     

Pada saat itu, di medan perang lainnya, pertempuran yang terjadi di sana juga tidak kalah sengit. Ye Futian telah mengubah matriks pertempuran yang dia kendalikan menjadi seekor kera raksasa yang mengerikan, menerjang ke arah pasukan Dinasti Suci Zhou Agung dan melakukan pembantaian. Dia juga telah mengamati pertempuran yang terjadi di atas langit saat dia sedang bertempur, dan dia merasa gelisah. Kita masih belum bisa mengalahkan Raja Suci bahkan dengan bantuan dari sang Kepala Desa?     

*Boom* Tiba-tiba, kera itu mengambil satu langkah yang mengandung tekanan mengerikan dan banyak Sage memuntahkan darah saat itu juga, seolah-olah tubuh mereka telah ditekan oleh kekuatan yang sangat mengerikan dari Jalur Agung, sehingga hampir mustahil bagi mereka untuk bisa bergerak.     

Ye Futian terus menerjang dengan kecepatan tinggi dan banyak kultivator kuat juga menerjang ke arahnya, berniat untuk menghentikan pergerakannya.     

Dia mengulurkan tangannya dan kekuatan dari Hukum Space-freezing dikeluarkan. Ruang dan waktu di sekitarnya tampaknya telah terhenti, sementara itu dia mengangkat kepalan tinjunya dan terus menerjang ke depan. Rentetan kilatan kepalan tinju dikerahkan ke bawah seperti bintang-bintang dan banyak kultivator dihempaskan ke udara. Mereka memuntahkan darah, bahkan beberapa di antara mereka tewas seketika akibat organ dalam mereka benar-benar dihancurkan oleh serangan tersebut.     

"Benar-benar kekuatan yang mengerikan."     

Para penonton yang menyaksikan pemandangan itu merinding ketakutan saat kera yang sangat ganas itu melampiaskan amukannya pada semua orang yang berusaha menghentikannya, dimana dia bergerak menuju area medang perang yang berbeda-beda secara bergantian     

Di situlah bagian pusat dari pasukan Dinasti Suci Zhou Agung berada. Zhou Huang, Zhou Ya dan keturunan lainnya dari Raja Suci semuanya berada di sana.     

Mereka semua adalah target Ye Futian.     

"Siapa-pun yang berani menghalangi jalanku akan mati." Suara Ye Futian terdengar sedingin es, seolah-olah dia berasal dari neraka. Area di sekelilingnya seperti telah disegel dengan setiap langkah yang diambilnya. Langkah-langkah yang diambilnya di udara tampaknya telah berubah menjadi bintang-bintang yang mampu menghancurkan segalanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.