Legenda Futian

Kematian Tianxing



Kematian Tianxing

3Lampu teratai itu tiba di hadapan Ye Futian. Sosok dari Hua Qingqing samar-samar dapat terlihat saat lampu itu bersinar di tengah-tengah alis Ye Futian. Kekuatan spiritual milik Ye Futian terpancar ke area luas di sekitarnya. Sekujur tubuhnya bersinar sangat terang. Seolah-olah dia telah menjadi seorang Buddha kuno yang agung. Suara rapalan buddha terdengar di udara, beresonansi dengan aura spiritual milik Ye Futian.     

"Hua Qingqing," Ye Futian berbicara melalui telepati.     

"Ya, ini aku, sedang merasakan kekuatan dalam ketenangan," Hua Qingqing telah kembali. Ye Futian merasa seolah-olah kekuatan dari Spiritual Qi dan hukum telah beresonansi dengan kekuatan spiritualnya sendiri. Pemandangan-pemandangan mengerikan dari pertempuran itu telah menyatu dengan pikirannya, mengakibatkan kekuatan spiritualnya kini menjadi sangat kuat.     

Jantung Liu Chan kembali berdegup kencang. Biksu Qingdeng telah merekrut seorang murid dengan bakat yang sangat istimewa. Namun, Liu Chan sendiri tidak terlalu peduli mengenai urusan dari generasi muda selain mereka yang belajar di Istana Holy Zhi. Dia tidak pernah menyangka bahwa murid ini akan menjadi sosok yang luar biasa.     

Apakah lampu itu adalah Lampu Sarira yang diceritakan dalam legenda Buddha?     

Apakah teori reinkarnasi dari ajaran Buddha itu benar-benar nyata?     

Mengapa ada begitu banyak sosok misterius dan istimewa terus menerus muncul di sekitar Ye Futian?     

"Aku ingin mendengar lagu yang kau dapatkan di Gunung Langit," suara Hua Qing Qing muncul di dalam pikiran Ye Futian. Dia juga menyukai musik yang dihasilkan oleh guqin.     

Ye Futian mengangguk dan mengeluarkan sebuah guqin di hadapannya. Itu adalah guqin milik Liu Kuangsheng, sang Iblis Guqin Berjari-sembilan, sekaligus guqin yang berada di Lembah Guqin dari Istana Holy Zhi.     

Liu Chan melangkah ke depan dan menunjuk ke arah Ye Futian. Sinar-sinar cahaya dari kekuatan jari itu melesat ke depan, membawa cahaya tanpa batas ke udara. Hua Jieyu melangkah ke depan dan mengeluarkan Roh Kehidupannya. Saat ini dia telah mengenakan sebuah mahkota yang sangat menyilaukan dan terlihat sangat mengintimidasi. Kedua matanya yang berwarna hitam legam menatap ke arah Liu Chan, dan sebuah dinding spiritual yang tak berbentuk muncul secara tiba-tiba. Dinding dengan kekuatan seperti dewa itu menghentikan semua sinar cahaya yang turun dari atas langit sebelum meledakkannya hingga tak bersisa, membawa kekuatan yang sangat dahsyat di dalamnya.     

"Kekuatan paling kuat yang dimiliki oleh seorang Penyihir Spiritual Suci terletak di dalam pikiran mereka, yang mampu menjangkau para dewa." Terdengar suara dengan nada dingin di dalam pikiran Hua Jieyu. Pada saat berikutnya, Hua Jieyu merasa bahwa kekuatan aura spiritual yang sangat kuat itu berubah menjadi semacam tangan yang tak berbentuk, menyerang ke arah Liu Chan secara langsung. Jejak telapak tangan yang tak berbentuk bermunculan di udara. Liu Chan merasa seolah-olah kekuatan dari aura spiritualnya telah disegel. Dia menyaksikan kekuatan yang menyebar di udara itu dengan ekspresi yang sangat mengerikan.     

"Hancurkan." Sebuah kekuatan aura spiritual yang mengerikan meledak, perlahan berubah bentuk menjadi titik-titik cahaya yang tak terhitung jumlahnya dan mengoyak kekuatan yang tak berbentuk itu. Namun setelah itu, Hua Jieyu bergerak ke depan, dan setiap langkah kakinya membuat Liu Chan dapat merasakan tekanan yang luar biasa menimpa tubuhnya. Tentu saja dia tahu bahwa saat ini tidak berhadapan Hua Jieyu, melainkan semacam kultivator yang terlihat seperti Hua Jieyu dan mungkin seorang Penyihir Spiritual Suci di tingkat Saint Plane, yang hanya meminjam tubuh dan aura milik Hua Jieyu untuk mengeluarkan kekuatannya.     

Apakah seorang Penyihir Spiritual Suci di tingkat Saint Plane yang tubuh fisiknya telah hancur tertarik pada Hua Jieyu?     

"Thunder Punishment." Terdengar suara dengan nada dingin dari mulut Hua Jieyu. Sambaran-sambaran petir spiritual turun dari atas langit. Tampaknya serangan itu tidak memiliki bentuk tetap, membombardir pikiran Liu Chan secara langsung. Dia merasa seolah-olah auranya akan tercabik-cabik. Serangan ini terlalu mengerikan karena tidak ada tanda-tanda untuk memprediksi arah datangnya. Bagaimanapun juga itu adalah sebuah sihir spiritual yang langsung ditujukan pada pikirannya.     

Seberkas cahaya yang menyilaukan terpancar di tangan Liu Chan dan sebuah peralatan ritual yang mengerikan telah muncul di tangannya. Itu adalah sebuah cambuk yang terbuat dari kayu willow. Aura yang dipancarkan dari cambuk itu cukup kuat untuk mengguncang roh seseorang. Cambuk itu juga merupakan sebuah peralatan ritual mengerikan yang telah diwariskan secara turun temurun di Istana Holy Zhi—Cambuk Penakluk-dewa.     

Liu Chan mengibaskan tangannya dan mengayunkan cambuk itu ke sekelilingnya, mengoyak serangan yang tak berbentuk itu dalam waktu singkat. Hua Jieyu mendengus. Semua serangan yang dia miliki dibentuk dari aura spiritualnya, dan serangan apa-pun yang diterimanya juga akan langsung melukai pikirannya.     

Terdengar alunan musik bergema di udara dari arah lainnya saat mereka berhadapan satu sama lain. Spiritual Qi yang berada di udara tampaknya telah terpengaruh oleh suara guqin tersebut, kini semua Spiritual Qi itu mengalir dalam ritme khusus. Nada musik yang sedih dan suram terdengar di dalam lagu tersebut. Lagu Ukiyo terdengar berbeda ketika dimainkan di waktu dan tempat seperti itu.     

Banyak kultivator yang sedang bertarung mengalihkan perhatian mereka ke arah Ye Futian. Tampaknya sebuah badai yang mengerikan telah terbentuk di sekitar tubuhnya dan menyebar ke area di sekelilingnya dengan sangat cepat, tampaknya badai itu terbentuk untuk mengendalikan semua Spiritual Qi yang berada di udara.     

"Sekarang." Terdengar suara dengan nada dingin di suatu tempat. Orang yang baru saja berbicara adalah Ning Xian dari Klan Ning. Dia memimpin sekelompok kultivator kuat dari Paviliun Tianxing dan menerjang ke arah Ye Futian.     

Tampaknya Ye Futian tidak menyadari semua itu dan dia terus memainkan guqinnya. Ritme lagu itu begitu cepat dan kuat. Cahaya yang berkilauan menyelimuti tubuh Ye Futian, bersinar bersamaan dengan lampu teratai itu. Ning Xian naik ke udara tepat di atas Ye Futian, sambil memegang sebilah tombak emas, lalu ia menerjang ke bawah untuk mengincar Ye Futian. Sinar-sinar cahaya dari tombak itu melesat dengan tujuan untuk membunuh Ye Futian di tempatnya duduk saat ini. Terdapat pula beberapa orang lainnya yang juga menyerang Ye Futian. Tidak ada yang mengira bahwa pertempuran yang terjadi pada hari itu menjadi begitu sengit, termasuk Ye Futian sendiri.     

Serangan-serangan yang mengerikan itu diarahkan padanya, namun Spiritual Qi kini bergerak dalam aliran mistis di udara dan berubah menjadi kekuatan hukum. Sinar-sinar cahaya dari tombak emas itu berhenti tepat di hadapan Ye Futian seolah-olah serangan itu telah membeku. Sinar-sinar tersebut berhenti tepat sebelum menembus kepala Ye Futian.     

Area cakupan dari kekuatan hukum itu perlahan-lahan semakin meluas, dan Ning Xian menyadari bahwa tubuhnya telah menjadi kaku saat sihir Space Freezing tiba di tempatnya. Area dimana dia berdiri menjadi benar-benar membeku dan segala sesuatunya tampak berhenti total.     

Ekspresi Ning Xian berubah saat ia menundukkan kepalanya untuk melihat ke arah Ye Futian. Apakah lampu teratai itu telah meningkatkan kekuatannya? Bagaimana bisa dia menjadi sekuat ini?     

Suara guqin masih bergema di udara. Ning Xian bisa merasakan bahwa kekuatan spiritualnya telah disegel. Seolah-olah dia tidak bisa menyatukan auranya dengan Spiritual Qi yang berada di sekitarnya. Bukan hanya dirinya saja, semua orang yang bertarung melawan Ye Futian juga mengalami hal yang sama.     

Hembusan angin bertiup dan berubah menjadi sebuah badai mengerikan yang mampu menghancurkan segalanya. Badai itu langsung bergerak menuju Ning Xian dan para kultivator yang berada di sekitarnya. Ning Xian mengulurkan tangannya untuk merasakan kekuatan dari badai tersebut, dan ekspresinya berubah menjadi semakin buruk. Badai itu adalah sebuah sihir yang diperkuat oleh kekuatan hukum angin, bukan hanya kekuatan angin biasa. Dia ingin melarikan diri tetapi dia menyadari bahwa pergerakannya menjadi sangat lambat, seolah-olah dia nyaris tidak bisa bergerak. Badai itu menembus udara seperti bilah-bilah pedang saat bergerak ke arah mereka, yang kemudian menyayat semua leher mereka.     

Tubuh Ning Xian gemetar hingga akhirnya terkulai lemas, kedua matanya dipenuhi dengan rasa takut.     

*Cplak* Suara cipratan terus menerus terdengar saat bagian leher dari semua orang yang bertarung melawan Ye Futian tersayat oleh badai itu.     

Sword Demon dan Sage Daozang menutup mata mereka saat peristiwa itu terjadi tepat di hadapan mereka, keduanya merasa kasihan pada orang-orang yang dibunuh oleh Ye Futian. Bagaimanapun juga, mereka tetap saja para kultivator kuat dari Istana Holy Zhi.     

Tapi apakah kita bisa menyalahkan Ye Futian karena melakukan hal ini? Setelah dibuat terpojok seperti ini, Ye Futian mungkin tidak peduli lagi pada nasib Istana Holy Zhi. Kita tidak bisa berharap bahwa mantan murid dari Istana Holy Zhi ini akan menunjukkan belas kasihan.     

Mereka semua tahu bahwa Ye Futian datang ke Istana Holy Zhi tanpa berharap untuk bisa pergi hidup-hidup dari tempat tersebut. Dia hanya ingin diberi kesempatan agar Istana Holy Suci mengizinkannya untuk melawan Bai Luli, untuk membuktikan dirinya sendiri dan mengubah kehendak dari Istana Holy Zhi. Itu adalah sebuah kesempatan yang tidak dia dapatkan, dan hal itu membuat akhir dari permasalahan ini berubah. Namun, apa yang terjadi saat ini mungkin jauh melebihi apa yang diharapkan oleh Ye Futian. Terdapat banyak orang yang tidak ingin dia mati, dan itu termasuk para sosok terkemuka di Negeri Barren.     

Ekspresi Sage Tianxing berubah menjadi sangat suram saat menyaksikan pemandangan itu. Semua kultivator yang terbunuh adalah para kultivator kuat dari Paviliun Tianxing. Aura spiritual meledak dari tubuhnya yang sedang gemetar. Pedang Hukuman miliknya melesat ke udara. Meskipun tubuhnya tidak bisa bergerak, aura spiritualnya masih utuh, dan masih memungkinkan baginya untuk mengarahkan pedang itu untuk membunuh Ye Futian.     

Keinginan membunuh yang sangat dingin terlihat di mata Sage Tianxing.     

Sihir Light of Punishment berkilauan saat pedang itu bergerak semakin dekat untuk membunuh Ye Futian.     

"Berhenti." Hua Jieyu berbalik. Aura spiritualnya yang mengerikan memerintahkan pedang itu untuk berhenti di tempatnya. Namun, Cambuk Penakluk-dewa milik Liu Chan menyerangnya dan dia mengerang, memuntahkan darah dari mulutnya dan wajahnya berubah menjadi pucat.     

"Matilah!" Ye Futian berteriak dengan penuh amarah. Suaranya terdengar sangat dingin. Sage Tianxing, yang sedang berdiri di kejauhan, bisa merasakan kekuatan hukum yang memungkinkan area itu menjadi membeku. Pada saat itu juga, sulur-sulur emas bermunculan dan langsung melesat ke arahnya seperti bilah-bilah pedang.     

Sage Tianxing membelalakkan matanya saat ia berusaha untuk melawan serangan tersebut dengan mencoba mengendalikan kekuatan hukum milik Ye Futian tetapi dia segera menyadari bahwa semua kekuatan yang berada di sekitarnya kini tidak dapat digunakan.     

*Jleb* Sulur-sulur emas itu mendarat tepat di tubuhnya, menusuk alis, leher, dan jantungnya, menancapkan tubuhnya di sebuah tebing di wilayah Istana Holy Zhi.     

"Tidak!" Liu Chan berteriak dengan penuh amarah. Pemimpin dari Paviliun Tianxing telah tewas terbunuh di Istana Holy Zhi.     

Dia mengalihkan pandangannya ke arah Sage Douzhan, kemudian pada Sword Demon dan Sage Daozang. Saat ini dia memiliki perasaan yang aneh.     

Jadi inilah krisis sebenarnya yang dihadapi oleh Istana Holy Zhi?     

Kehendak dari Istana Holy Zhi telah terpecah belah, dan kini Sage Tianxing telah tewas terbunuh dalam pertempuran. Terdapat pula banyak dari mereka yang namanya tertera dalam Peringkat Barren Sky memilih untuk melawan Istana Holy Zhi.     

Istana Holy Zhi, tempat yang pernah menjadi tempat suci di Negeri Barren.     

Dia mendedikasikan dirinya untuk mengabdi pada Istana Holy Zhi dan Negeri Barren. Bagaimana ini bisa terjadi?     

Dia berpikir bahwa dengan tertangkapnya Ye Futian, maka kerugian yang diterima oleh Negeri Barren akan berkurang. Tapi bagaimana bisa pertempuran ini menjadi brutal seperti ini? Dia tidak dapat memahami semua ini. Jantungnya berdegup kencang dan kini dia jadi meragukan dirinya sendiri.     

"Apakah ini adalah akhir yang anda inginkan?" Suara Ye Futian bergema di dalam pikiran Liu Chan. Dia menatap ke arah pemuda yang masih memainkan guqin itu, dan Hua Jieyu yang telah dirasuki oleh seorang Saint.     

Tangannya yang memegang cambuk gemetar. Liu Chan memejamkan mata karena merasa kesakitan. Pada saat berikutnya, dia mengayunkan Cambuk Penakluk-dewa di tangannya itu ke sekelilingnya. Cahaya partikel yang tak terhitung jumlahnya bersinar di udara, berkumpul di sekitar cambuk tersebut. Dalam sekejap, sepertinya cambuk itu telah berubah menjadi seekor naga yang sedang meraung, membawa kekuatan yang mampu menghancurkan segalanya.     

Ye Futian menundukkan kepalanya sambil memainkan guqinnya. Aura spiritualnya terpancar di udara, menyelimuti sekujur tubuhnya. Kekuatan hukum, Space Freezing kembali dikeluarkan. Namun, cambuk yang sedang diayunkan itu mengoyak kekuatan hukum yang berada di sekitarnya, membatasi penggunaan hukum Space Freezing.     

…     

Sage Wanxiang, yang sedang berada di dalam Paviliun Wanxiang, bisa melihat gambaran Istana Holy Zhi yang benar-benar mengalami krisis. Seluruh bagian Istana Holy Zhi telah dihancurkan, termasuk istana utama, namun secercah harapan tampaknya telah muncul dari reruntuhan Istana Holy Zhi.     

Hati Sage Wanxiang berdebar kencang     

Bagaimana mungkin semuanya menjadi seperti ini? Apakah ucapan Douzhan memang benar adanya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.