The Alchemists: Cinta Abadi

Interogasi Alaric



Interogasi Alaric

3Alaric menatap Ren dengan pandangan tajam. "Apa hubunganmu dengan Karl Sotterham?"     

Ren mengangkat bahu. "Dia asistenku. Kurasa Tuan sudah tahu itu. Kenapa mesti menanyakan pertanyaan yang tidak perlu?"     

"Aku ingin tahu kenapa kau mempekerjakannya." Alaric melipat tangannya di dada dan menatap Ren dengan pandangan menyelidik. "Kurasa ia sudah bekerja untukmu dalam waktu yang lama."     

"Itu benar. Ia adalah asisten ibuku sejak ibuku masih hidup. Setelah ibuku meninggal, Karl pergi keluar negeri untuk bekerja. Kami bertemu kembali di Inggris saat aku kuliah. Ia sangat baik kepadaku dan selalu menjagaku karena merasa berutang budi kepada ibuku," Ren sama sekali tidak merasa kuatir Alaric akan mencurigainya memiliki hubungan keluarga dengan Karl karena ia dan pamannya sama sekali tidak mirip.     

Karl telah melakukan hal drastis dengan memalsukan kematiannya puluhan tahun yang lalu. Ia juga telah melakukan banyak perubahan pada fisiknya.     

Kalaupun orang masih dapat menemukan foto lama ketika Karl masih remaja bersama kakaknya dan Hannah, tidak akan ada yang mengira ia adalah pemuda tanggung yang selalu penuh senyum itu.      

Sekarang Karl terlihat sangat dingin dan tidak dapat didekati. Ia masih tampak gagah di usianya yang sudah 47 tahun. Ia telah menjadi asisten Ren selama lima tahun, sejak ia masih bekerja di SpaceLab dan kini menjadi pangeran putra mahkota Moravia.     

"Apakah kau tahu latar belakangnya?" tanya Alaric lagi. "Siapa keluarganya dan seperti apa orangnya?"     

Ren mengangguk. "Aku tahu. Karl Sotterham pernah menyelamatkan ibuku dari perampok saat kami berlibur ke Paris. Ia anak petani miskin dari Limoges yang bekerja serabutan di Paris. Ibuku lalu menyekolahkannya sebagai balas budi. Setelah Karl lulus kuliah, ia datang ke Moravia mencari ibuku seperti yang sudah diminta ibu. Karl lalu menjadi guru pribadiku saat aku masih kecil. Ketika ibu meninggal, Karl sangat terpukul dan memutuskan untuk pergi. Aku kebetulan bertemu dengannya saat aku bekerja di SpaceLab. Sejak itu, ia memutuskan menjadikannya asistenku. Karl sudah bekerja untukku cukup lama dan ia sangat setia."     

Alaric mengangguk-angguk. Ia terlihat puas dengan jawaban Ren. "Baiklah. Semua informasi tentang asistenmu sesuai dengan apa yang kau sampaikan barusan."     

Ren mengerutkan keningnya mendengar kata-kata Alaric. "Mengapa Tuan menyelidiki aku dan Karl? Apakah karena email dari orang misterius itu?"     

Alaric tidak segera menjawab pertanyaan Ren. Ia menyesap wine-nya pelan-pelan. Setelah wine-nya habis, barulah kemudian ia buka suara. "Kurasa ibumu mempekerjakan Karl karena ia mirip dengan adik ayahmu yang bernama Charles Neumann. Ia juga dipanggil Karl."     

Ren tertawa pelan mendengar kata-kata Alaric. "Aku tidak yakin itu. Ibuku sangat membenci adik ayah. Paman Charles terlalu liar dan selalu membuat keributan. Ia berkali-kali terlibat perkelahian di sekolah dan membuat ibuku harus bolak-balik mendatangi sekolah dan kantor polisi, sebagai satu-satunya anggota keluarganya. Pamanku itu berumur pendek. Ia meninggal dalam salah satu perkelahian itu ketika ditusuk lawannya."     

Ini adalah alibi yang sudah disiapkan Karl dari lama. Ia membuat cerita seolah Karl dan Hannah saling membenci dan kemudian Karl meninggal ditusuk lawannya dalam sebuah perkelahian.     

Bahkan... kalaupun Alaric ingin memeriksa DNA, ia tidak akan menemukan kecocokan antara Karl dan Ren, sehingga ia tidak akan dapat mengetahui bahwa mereka memang paman dan keponakan.     

"Baiklah, aku mengerti sekarang," kata Alaric. Ia menarik napas panjang dan untuk sesaat kedua pria itu tidak bicara apa-apa lagi. Setelah minuman mereka habis dan makan malam berakhir, Ren permisi pulang.     

Sebelum ia beranjak dari kursi makan ia bertanya kepada Alaric. "Oh ya... Tuan menyuruhku mengumumkan tentang Vega kepada publik. Apakah itu berarti aku boleh membawanya bertemu kakek nenekku? Mereka sudah sangat ingin bertemu dengan cucu menantu mereka."     

Alaric menggeleng. "Tidak. Vega mengatakan kepadaku bahwa kau sudah menawarkan untuk mundur dari jabatan putra mahkota Moravia. Apakah kau akan tetap melakukannya?"     

Ren mengangguk mantap. "Benar. Aku sudah berjanji kepada Vega untuk meninggalkan semuanya."     

"Baiklah. Kalau begitu, aku ingin kau membuat pernyataan resmi bahwa kau mengundurkan diri dari jabatanmu di Moravia. Aku ingin kau kembali ke SpaceLab," kata Alaric. "Apakah kau keberatan?"     

"Sama sekali tidak, Tuan."     

Ren senang mendengar tawaran Alaric. Sedari dulu, mimpinya memang ingin bekerja di SpaceLab karena ayahnya adalah salah satu penggagas awal perusahaan itu bersama Sam Atlas. Bagi Ren, SpaceLab sangat penting artinya.     

"Bagus. Kalau begitu, kau punya waktu beberapa hari untuk mengurusi semuanya setelah itu kau dapat kembali ke Targu Mures untuk bertemu Vega dan membahas tentang kehidupan kalian bersama. Aku pribadi sangat menentang Vega kembali bersamamu, tetapi aku akan menyerahkan kepada anakku untuk mengambil keputusan mengenai hidupnya sendiri."     

"Baiklah. Aku akan melakukannya," kata Ren. "Kalau begitu aku permisi dulu, Tuan. Selamat malam."     

Alaric hanya mengangguk dan membiarkan Ren pergi. Setelah pemuda itu menghilang di balik pintu, Alaric memutuskan untuk menghubungi istrinya dan menanyakan kabar Vega.     

"Bagaimana makan malamnya?" tanya Aleksis di ujung telepon ketika Alaric menghubunginya. "Apakah kau melihat tanda-tanda bahwa Ren terlibat?"     

Alaric mendesah pendek. "Kurasa aku bias karena aku tidak menyukainya. Aku tidak tahu apakah ia memang terlibat atau tidak. Bagaimana keadaan Vega?"     

"Dia sudah lebih baik. Akhir-akhir ini ia banyak menangis, tetapi Ayah bilang ini hal wajar. Ia mulai mengingat berbagai hal yang pernah ia lupakan. Kebetulan saja hal-hal yang ia alami sangat menyedihkan, sehingga anak kita banyak menangis. Tetapi, begitu semua ingatannya kembali, akan ada lebih banyak kenangan indah yang bisa membuatnya merasa lebih baik."     

"Aku sangat curiga bahwa sebenarnya Karl yang menjadi asisten Ren itu adalah pamannya sendiri," kata Alaric kemudian. "Kecurigaanku sangat kuat, tetapi aku tidak dapat membuktikannya. Charles Neumann meninggal 28 tahun yang lalu. Semua datanya lengkap dan dapat ditelusuri."     

"Hmm.. kalau kau memang curiga, bukankah kalian bisa mencari tahu apakah ia memang benar paman Ren dengan memeriksa DNA-nya? Kau tinggal memastikan dari situ. Kalau semuanya sudah terbukti, kau tinggal mengumpulkan Karl dan Ren bersama lalu konfrontasikan. Lakukan secara mendadak. Kalau mereka tidak mengira kau mengetahui hubungan darah di antara mereka, pasti mereka tidak akan sempat mengarang cerita," kata Aleksis lagi.     

"Aku sudah memiliki sampel DNA Ren di sini. Kami tadi makan malam bersama," kata Alaric. "Aku akan meminta Mischa mengambil sampel dari Karl. Kalau memang mereka memiliki hubungan keluarga, maka besar kemungkinannya mereka terlibat dalam penculikan Vega."     

Alaric terdiam setelah mengucapkan kata-katanya. Ia merasa nasib anaknya begitu malang, jika memang benar suaminya sendiri ikut terlibat dalam peristiwa jahat yang menghancurkan hidupnya.     

"Kalau sampai Ren terlibat, aku tidak akan mengampuninya walaupun Vega memohon," kata Alaric dengan gusar. Ia dan istrinya berbicara tentang hal-hal lainnya di rumah mereka. sebelum kemudian Alaric menutup hubungan.     

Sebelum ia beranjak tidur, Alaric memberi perintah kepada Mischa untuk mencari sampel DNA Karl untuk diuji.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.