Dikalahkan dalam Tiga Gerakan
Dikalahkan dalam Tiga Gerakan
Huang Yanchen melesat maju dan berusaha menusuk dahi Han Qiu.
Han Qiu menggunakan segenap kekuatannya untuk mengendalikan Corpse King dan Ghost King, sehingga ia kesulitan untuk menghindari serangan Huang Yanchen.
Namun, Han Qiu tiba-tiba tersenyum sumringah, sesaat setelah cahaya pedang lawannya bergerak mendekat.
Whoosh!
Bayangan hitam – yang mirip seperti Han Qiu – terbang keluar dari tubuhnya dan menghantam Huang Yanchen.
Tubuh Huang Yanchen gemetar dan memuntahkan darah. Wanita itu terpental ke belakang, bagaikan layang-layang tanpa senar.
Bayangan hitamnya pun kembali masuk ke tubuh Han Qiu.
Han Qiu berhenti mengendalikan Corpse King dan Ghost King. Sebaliknya, dia melesat ke arah Huang Yanchen dan hendak menebas lehernya. Wanita itu mencibir dan berkata, "Tubuh gelapku sama kuatnya seperti tubuh asliku, kan?"
Huang Yanchen berdiri di lapangan, dengan tubuh yang berdarah-darah. Kemudian, Huang Yanchen menutup mata dan berkata, "Bila kau ingin membunuhku, lakukan sekarang juga."
Han Qiu tersenyum ke arah Zhang Ruochen sambil memasang ekspresi menghina, sebelum akhirnya berkata, "Haruskah saya membunuhnya, Yang Mulia?"
Semua yang ada di puncak Gunung Saint Wood menoleh ke arah Zhang Ruochen.
Bahkan para Heavenly King tidak berani menyelamatkan Huang Yanchen, karena jika mereka gagal melakukannya, maka Huang Yanchen akan terbunuh. Tidak ada satupun dari mereka yang sanggup menanggung akibatnya. Artinya, kini nyawa Huang Yanchen benar-benar berada di tangan Zhang Ruochen.
Mu Lingxi menggenggam tangan Zhang Rucohen, lalu menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak! Kau tidak boleh membunuh Kakak Chen!"
Mu Lingxi khawatir bila Zhang Ruochen akan merasa menyesal setelah membunuh Huang Yanchen. Bila seseorang sampai merasa menyesal, maka dia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama penderitaan. Mu Lingxi tidak ingin Zhang Ruochen hidup seperti itu.
"Membunuh? Hari ini tidak ada yang saling membunuh. Aku belum bicara apa-apa. Memangnya siapa yang berani membunuh!"
Burung Immortal berkepala kucing melangkah keluar dari kerumunan.
Tubuhnya gemuk. Dia menggoyangkan ekornya, tapi itu malah membuat sayapnya terlepas. Lantas, dia berjalan ke arah Han Qiu dan Huang Yanchen.
Mata Burung Immortal itu sedang melotot dan dia berteriak kepada Han Qiu, "Apa kau tidak mendengar apa yang baru saja kubicarkan? Singkirkan pedangmu. Kalau tidak, aku sendiri yang akan menghajarmu."
Setelah itu, Burung Immortal menghempaskan pedang Han Qiu dengan menggunakan sayapnya.
Pada mulanya, Han Qiu ingin menggunakan kesempatan ini untuk membunuh Huang Yanchen agar Zhang Ruochen tidak lagi terbayang-bayang oleh wanita tersebut, tapi dia malah dihentikan oleh seekor binatang, yang sama sekali tidak mirip seperti binatang.
"Dari mana kau berasal? Berani-beraninya kau menghentikanku?"
Han Qiu mengambil pedangnya dan mengayunkannya ke arah Burung Immortal berkepala kucing.
Bang!
Wanita itu gagal melukai Burung Immortal.
Sebaliknya, Han Qiu merasa tangannya mati rasa setelah melancarkan serangan. Ia cepat-cepat menyingkirkan pedang saintnya dan menatap Burung Immortal itu dengan tampang terkejut.
Burung Immortal tersenyum dan berkata, "Apa kau kira dirimu sanggup melukaiku?"
"Ugh!"
Han Qiu memobilisasi energi gelapnya, sedangkan riak-riak energi demonic hitam menyeruak dari dahinya dan berkumpul ke tangannya. Lantas, dia menghantam perut Burung Immortal.
Ada banyak karakter pada energi gelapnya. Energi itu dapat menelan, menghancurkan, dan membunuh lawan.
Akan tetapi, saat Han Qiu menghantam perut Burung Immortal, tiba-tiba bulu burung itu mulai terbakar.
Bahkan energi gelap tidak sanggup menembus tubuhnya.
Burung Immortal menggetarkan tubuhnya dan menghempaskan Han Qiu. Lantas, dia mendengus dingin. "Aku ini tak tertandingi. Apa kau kira sanggup melukaiku?"
Para pertapa lain merasa takjub.
Huang Yanchen menatap Burung Immortal yang sedang berdiri di hadapannya. Dia menyadari bahwa cara bicara burung itu benar-benar mirip seperti Blackie.
Akan tetapi, energi yang memancar darinya benar-benar berbeda dari Blackie.
Selain itu, Blackie adalah seekor kucing, tapi binatang ini adalah seekor burung hantu.
Huang Yanchen mendengar suara Blackie di dalam benaknya. "Yang pasti, hari ini Zhang Ruochen datang kemari untuk membunuh Qiu Yu. Bahkan tidak ada seorangpun yang melindunginya, kecuali dirimu. Apa kau ini bodoh?"
Setelah itu, Huang Yanchen menyadari bila Burung Immortal itu ternyata benar-benar Blackie.
Dia berkata, "Sebelum pergi meninggalkan kami, Permaisuri pernah berpesan kepada kami, bila Qiu Yu merupakan Akar Spiritual Daratan Kunlun, dan dia akan menjadi harapan bagi Daratan Kunlun. Bila Zhang Ruochen membunuhnya, maka dia pasti akan dibunuh oleh Permaisuri. Aku tidak punya pilihan lain."
"Serahkan semuanya kepadaku."
Blackie kembali mengirimkan gelombang suara kepada Huang Yanchen.
Blackie menatap Qiu Yu dan berkata, "Sini kau, pohon."
Qiu Yu sama sekali tidak mempedulikan Blackie. Lantas, dia menoleh ke arah Huang Yanchen dan berkata, "Pewaris, apa kau kira aku tidak tahu bila kau masih menyimpan perasaan kepada Zhang Ruochen? Aku tahu bahwa kau telah memerintahkan para pertapa istana kekaisaran untuk tidak menyerang pasukan Sacred. Kalau tidak, maka mereka tidak mungkin bertindak arogan seperti ini. Kusarankan sebaiknya kau mengikuti perintah Permaisuri. Kalau tidak, maka kau akan menanggung akibatnya jika berani membantah perintah dewa."
Blackie mengepakkan sayapnya dan melesat ke arah Qiu Yu, bagaikan angsa hitam berkepala kucing. Setelah itu, dia kembali berteriak, "Berani-beraninya kau mengacuhkanku? Aku akan membunuhmu!"
Qiu Yu memasang ekspresi jijik. Dia menggerakkan tubuhnya dan menghindari serangan Blackie secepat kilat.
Blackie tidak menghantam Qiu Yu. Sebaliknya, serangannya mengenai leluhur Biksu Ras Fire yang sedang berdiri di belakang Qiu Yu.
Bang!
Leluhur Biksu melepaskan bayangan pukulan sebanyak 17 kali berturut-turut dan menghantam dada Blackie. Setelah itu, Blackie terhempas seperti peluru meriam ke arah Kereta Naga Emas.
Tepat setelah Blackie dihempaskan, Zhang Ruochen menggunakan Ruang Pergerakan dan menghilang bersama Pedang Kuno Abyss-nya.
Setelah itu, Zhang Ruochen kembali muncul di sisi kanan Qiu Yu dan menebaskan pedangnya.
Kecepatan Qiu Yu tidak bisa disejajarkan dengan kecepatan ruang, dan itu membuatnya tidak sanggup menghindari serangan Zhang Ruochen.
Bang!
Pedang Zhang Ruochen berbenturan dengan lengan Qiu Yu, hingga menimbulkan ledakan energi yang sanggup meretakkan tanah.
Qiu Yu masih mengenakan lapisan pelindung tangan, hingga membuatnya sanggup bertahan dari tebasan Pedang Kuno Abyss.
Martial Saint Canglan merasa sedikit terkejut. Wanita itu berkata, "Fire God Armor."
Lady Saint juga merasa sedikit terkejut. Wanita itu berkata, "Benar, tapi itu bukan Fire God Armor versi sempurna. Itu hanya pelindung lengan dan tangan."
"Aku pernah meminta Yang Mulia untuk dibuatkan Fire God Armor, tapi beliau menolaknya," kata Martial Saint Canglan.
Lady Saint tersenyum dan berkata, "Qiu Yu memiliki fisik Dewa. Dia adalah Akar Spiritual dan harapan Daratan Kunlun. Tentu saja, Yang Mulia menaruh harapan tinggi kepadanya."
Martial Saint Canglan merasa sedikit kesal. Dia pun berkata, "Memangnya kenapa? Tingkat kultivasinya jauh lebih kuat daripada Zhang Ruochen. Dia telah mengenakan Fire God Armor, tapi masih dapat ditekan oleh Zhang Ruochen. Jika memang ada bibit Pohon Dewa lainnya, mungkin dia tidak akan dihargai oleh Yang Mulia sampai seperti ini."
Lady Saint berkata, "Kau meremehkan Qiu Yu. Fisik Dewa-nya dapat membuatnya jauh lebih kuat daripada Xue Wuye dan Lidi. Namun, mentalnya memang sangat lemah. Kalau tidak...."
"Memangnya kenapa?" tanya Martial Saint Canglan.
"Bukan apa-apa." Lady Saint tersenyum.
Selama setengah bulan terakhir, Zhang Ruochen telah memurnikan sebagian Pil Spirit-Charging dan berada di level pertengahan Absolute Land.
Sedangkan untuk Qiu Yu, dia sudah berada di puncak Absolute Land.
"Bukankah kau adalah sosok peringkat pertama di generasimu?" tanya Zhang Ruochen dingin, sambil tetap menekan Qiu Yu.
Qiu Yu berlutut di tanah dengan satu kaki, karena dia benar-benar sudah ditekan oleh Pedang Kuno Abyss. Bahkan dia tidak sanggup mengatakan apa-apa.
Zhang Ruochen masih sanggup bicara sambil menekannya. Artinya, dia masih belum mengerahkan segenap kekuatannya.
Lantas, Zhang Ruochen mengubah gerakannya dan menyerang kepala Qiu Yu dengan pedangnya.
Bang!
Kepala Qiu Yu remuk, dan tengkoraknya hancur, sebelum akhirnya terhempas ke belakang.
Tepat ketika Qiu Yu terhempas ke belakang, Zhang Ruochen menyerang perutnya, hingga pedang saint itu menembus perut dan membuatnya berdarah.
Boom!
Qiu Yu terjatuh ke tanah.
Akan tetapi, Pedang Kuno Abyss gagal merobek tubuh Qiu Yu, karena sepertinya tulang punggung Qiu Yu cukup alot.
Zhang Ruochen langsung tersadar bahwa tulang punggung Qiu Yu merupakan batang Divine Phoenix Tree. Oleh karena itu, dia hanya bisa membunuhnya setelah menebang batang pohonnya.
Tubuh Qiu Yu lantas berubah menjadi kayu. Dia ditekan ke tanah oleh Pedang Kuno Abyss dan sama sekali tidak bisa bergerak.
Dua leluhur Ras Fire berusaha menyelamatkan Qiu Yu, tapi mereka dihentikan oleh Kekuatan Batin Ling Xiu.
"Bukankah Fisik Dewa sangat kuat? Mereka berdua sama-sama berada di level Absolute Land, tapi kenapa Qiu Yu gagal bertahan dari tiga serangan Zhang Ruochen?"
"Apa maksudmu berhasil menahan tiga serangan? Dia sama sekali tidak berhasil menahan satu serangan pun."
"Selama itu, Zhang Ruochen sanggup menekan Qiu Yu dengan begitu mudah."
…
Qiu Yu merasa malu dan geram. Dia hanya ingin bersembunyi selamanya. Apalagi, dia adalah Divine Phoenix Tree, tapi bukan cuma tunangannya yang dicuri oleh orang lain, tapi dia juga telah dikalahkan oleh Zhang Ruochen dalam tiga kali serangan.
Di kemudian hari, orang-orang pasti akan menertawakannya.
Zhang Ruochen paham kalau dia tidak akan bisa membunuh Qiu Yu dengan Pedang Kuno Abyss. Oleh karena itu, dia menarik pedangnya dan mengangkat Qiu Yu seperti anjing mati, lantas melemparkannya ke dalam Kuali Rusa Kaiyuan.
Lantas, Zhang Ruochen menusukkan Pedang Kuno Abyss ke dalam tanah dan berkata, "Aku akan mengorbankan Divine Phoenix Tree kepada langit dan bumi."