Kaisar Dewa

Biksu Sejati



Biksu Sejati

3Ning True Saint Dew dalam porsi besar masuk ke dalam perut Zhang Ruochen. Embun itu berubah menjadi pusaran yang menusuk tulang. Embunnya melingkupi organ-organ dan hampir membekukan darahnya.     

Crackle, crackle.     

Terdapat lapisan es putih di kulitnya.     

Kemudian, esnya menjadi semakin tebal, sampai akhirnya berubah menjadi gunung es, dan menyegel Zhang Ruochen dari dalam.     

Dia menghirup nafasnya, tapi Chi Suci di tubuhnya masih tetap bersirkulasi. Garis-garis Chi dingin terus bergerak menuju Lautan Chi-nya, dan mulai memasuki Sungai Heaven Pass.     

Di dalam Sungai Heaven Pass, lebih dari 300 prinsip Saintly Way sedang mengalir tanpa henti. Setiap prinsipnya mengandung kekuatan magis, dan mewakili beberapa jenis kebenaran di dunia.     

Masing-masing prinsip Saintly Way yang dikuasai dengan benar akan dapat digunakan untuk menghancurkan dunia.     

Ketika Zhang Ruochen mempelajari 300 prinsip Saintly Way sekaligus, maka itu akan menjadi keunggulannya. Tapi di waktu yang sama, itu juga akan membuatnya sulit untuk mengembangkan diri.     

Seiring berjalannya waktu, prinsip pertama akhirnya muncul dan terbentuk sempurna. Prinsipnya terlihat sangat menarik di Sungai Heaven Pass.     

Zhang Ruochen merayakannya di dalam hati dan kembali meneruskan prosesnya.     

Prinsip kedua, ketiga, keempat...     

Prinsip-prinsip Saintly Way terus bermunculan. Tidak lama kemudian, lebih dari 100 prinsip mulai terbentuk.     

Cahaya Sungai Heaven Pass menjadi semakin terang. Arus airnya juga bergerak semakin cepat.     

Walau sedang berada di dalam Kristal Ruang dan Waktu, tapi prinsip di dunia luar juga masih terpengaruh oleh perubahan prinsip di dalam tubuh Zhang Ruochen.     

Whoosh!     

Bagaikan dipengaruhi oleh energi tak kasat mata, permukaan air merah darah di Whale River Basin mulai beriak. Lantas, sebuah pusaran muncul dan membentuk ombak yang lebih besar.     

Pada bagian tengah pusarannya, terdapat tornado Energi Chi yang membumbung ke awan. Pemandangan itu sangat luar biasa.     

Prinsip-prinsip Saintly Way terbentuk lebih cepat di dalam Lautan Chi Zhang Ruochen.     

Setengah hari kemudian, selain prinsip ruang dan waktu, maka prinsip-prinsip lainnya telah terbentuk. Sungai Heaven Pass memancarkan sinar yang menyilaukan, hingga melingkupi gunung es di dalam tubuh Zhang Ruochen.     

"Ternyata aku masih butuh lebih banyak Ning True Saint Dew demi membentuk prinsip ruang dan waktu. Tidak heran bila kedua prinsip itu tergolong ke dalam Ilmu Kuno."     

Zhang Ruochen kembali menenggak 200 tetes Ning True Saint Dew. Dia mengaktifkan Kitab Empryan Kaisar Ming dan berusaha keras untuk mensirkulasikan energi es di dalam tubuhnya. Dia kembali mencoba untuk membentuk prinsip ruang dan waktu.     

Prinsip ruang dan waktu mirip seperti dua lubang yang tak bertepi. Walau sudah menenggak 200 tetes Ning True Saint Dew, tapi keduanya masih belum terbentuk.     

Proses itu masih berlanjut.     

Zhang Ruochen kembali menenggak 200 tetes dan melanjutkan proses kultivasinya.     

…     

Setelah memurnikan 1.200 tetes Ning True Saint Dew, akhirnya terdengar dua suara pelan dari prinsip Ruang dan Waktu. Lantas, kedua prinsipnya muncul bersamaan di Sungai Heaven Pass.     

Prinsip ruang dan waktu begitu kuat. Bukannya mengalir seiring dengan arus Sungai Heaven Pass, prinsip-prinsip itu malah membuat sungainya mengalir bersama mereka.     

Crackle, crackle.     

Terdengar rentetan ledakan dari dalam tubuh Zhang Ruochen. Seketika itu juga, dia resmi berada di level Biksu sejati.     

Kemudian, dia beranjak dari Kristal Ruang dan Waktu, lalu keluar dari sungai, dan terbang ke langit. Energi Chi bergerak ke arahnya dengan beringas, hingga masuk ke-144 lubang di sekujur tubuhnya, sekaligus Tanda Suci di bagian dahinya.     

Hal itu membuat Energi Chi di sekitar sana terkuras habis, tak bersisa.     

Akan tetapi, tubuhnya masih terus mengalami perubahan. Oleh karena itu, Zhang Ruochen membuka cincin ruangnya. Lantas, dia mengeluarkan 1.000 batu suci dan membuatnya melayang di sekitarnya.     

Chi Suci yang tersimpan di dalam batu-batu sucinya mulai merasuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen. Beberapa meleleh ke dalam darah, organ, tulang-tulang dan meridian-meridiannya, sedangkan beberapa lainnya bergerak menuju Holy Source dan Sungai Heaven Pass.     

Ini adalah proses menembus alam dan kehidupan.     

Setelah menjadi Biksu, maka setiap proses menembus alam akan mempengaruhi umur dan vitalitas seseorang. Oleh sebab itu, proses ini juga disebut sebagai perubahan hidup.     

Yang jelas, jarak di antara level Heaven Pass dan level sejati sangat lebar. Hal yang sama juga berlaku pada umur mereka. Selain itu, simpanan Chi Suci mereka juga menjadi semakin banyak.     

Batu-batu suci yang melayang di sekitar Zhang Ruochen lama kelamaan mulai mengecil. Pada akhirnya, mereka mengering dan berubah menjadi bubuk putih.     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen mendarat di tepi sungai Whale River. Tubuhnya memancarkan cahaya saintly. Terdapat 108 cincin cahaya yang melingkupi tubuhnya, hingga mirip seperti 108 lapis tameng cahaya.     

Setelah menembus level Biksu sejati, aura Zhang Ruochen juga mengalami perubahan. Kini, dia bukan lagi seorang mortal. Sebaliknya, dia telah menjadi makhluk spiritual, yang murni, dan suci, bagaikan dewa di langit kesembilan.     

Zhang Ruochen menuding depan.     

Prinsip-prinsip es mulai berkumpul di ujung jarinya. Setelah itu, tanah yang ada di depannya sontak berubah menjadi dingin. Bunga-bunga salju berguguran dalam radius seribu mil. Beberapa titik di Whale River juga membeku.     

"Alam Biksu sejati memang jauh lebih kuat daripada Heaven Pass. Pantas saja para Biksu Heaven Pass akan kesulitan untuk menembus alam ini. Tapi... bagiku, menembus Alam Biksu sejati maupun Biksu mutlak bukanlah perkara yang terlalu sulit.     

"Dengan kemampuanku sekarang ini, kurasa aku sudah bisa menghancurkan Nine Nine to One Formation dan Marquis kedua, seandainya aku kembali lagi ke lubang cacing. Setidaknya, kini aku telah mampu membunuh mereka."     

Zhang Ruochen mengepalkan tangannya. Di dekat sana, sunga esnya meledak dan mulai mengalami keretakan.     

Jiwa sucinya terbang dari kejauhan dan kembali masuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen.     

Jiwa suci itu masih belum mendapat balasan dari Mu Lingxi selama dia berkultivasi.     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya, sambil merasa sedikit khawatir. Apa Lingxi sedang dalam kesulitan?     

Zhang Ruochen tidak ingin kembali ke lubang cacing dan membunuh para Marquis Luosha. Sebaliknya, dia mulai menyusuri Whale River Basin dan bergerak turun. Dia ingin menangkap Marquis Luosha atau Biksu dari Tujuh Dunia Shatuo. Setelah itu, dia akan bertanya kepada mereka mengenai kondisi Whale River Basin selama beberapa hari belakangan. Mungkin dari situ dia bisa menemukan jejak-jejak Mu Lingxi.     

Setelah terbang sejauh 20.000 mil, Zhang Ruochen merasakan riak-riak pertempuran di depannya. Ledakan cahaya saintly membumbung ke langit dan mengguncang udara di sekitarnya.     

Zhang Ruochen membuka Mata Langit dan memeriksa pertempuran tersebut. Namun bukannya Chi iblis yang ditemuinya, malah dia menemukan sekelompok Biksu dari Dunia Langit.     

"Lagi-lagi Biksu dari Daratan Blade Hell... dan Daratan Purple Mansion... ini adalah..."     

Setelah melihat mereka, Zhang Ruochen memasang ekspresi yang berbeda. Bibirnya pun terangkat naik.     

Setidaknya ada 60 Biksu dari Daratan Blade Hell dan Daratan Purple Mansion. Mereka adalah para figur tangguh. 3 di antara mereka sudah berada di level Biksu mutlak.     

Biksu yang sedang dikepung oleh mereka adalah salah satu dari Sembilan Dewi Empryan – Qing Mo.     

Kalau dibandingkan saat dia sedang menemani "Huang Yanchen," maka kini Qing Mo tampil sangat berbeda. Mungkin inilah penampilan aslinya.     

Akan tetapi, baik aura dan ekspresinya sama sekali tidak berubah, sehingga Zhang Ruochen langsung mengenalinya.     

Sekarang ini, Qing Mo sudah menjadi Biksu sejati. Percepatan kultivasinya sangat luar biasa. Setelah mendapatkan warisan Dewa Makanan, maka dia menjadi sangat kuat, walau gadis itu tidak suka bertarung. Yang jelas, dia mampu menandingi beberapa Biksu mutlak di level awal.     

Biksu Mutlak Nanshu dari Daratan Purple Mansion terlihat berusia 28 atau 29 tahun. Dia adalah wanita cantik yang mengenakan jubah glamor. Sorot matanya tampak bercahaya. "Kurasa pisau perak itu bukan benda sederhana. Mungkin itu adalah senjata dewa."     

"Daratan Kunlun pernah menjadi tempat kelahiran banyak dewa," kata Biksu Mutlak Yumu dengan mata dinginnya. "Para dewa itu pernah meninggalkan banyak harta karun. Yang jelas, gadis ini cukup beruntung, karena berhasil mendapatkan salah satunya."     

"Bahkan tidak lebih dari 5 buah senjata dewa di Daratan Purple Mansion. Semua senjata itu berada di tangan Biksu mutlak. Tak kusangka, sosok Biksu biasa dari Daratan Kunlun dapat membawa senjata dewa semacam ini. Kalau kita kembali membunuh Biksu mereka, mungkin kita bisa mendapatkan lebih banyak harta karun."     

Sorot mata Biksu Mutlak Yumu penuh dengan intensitas membunuh. Lantas, dia merentangkan tangannya dan melepaskan bayangan pukulan. Seketika itu juga, gunung lima jari muncul di depannya dan menyerang Qing Mo.     

Qing Mo telah terluka parah. Pakaiannya pun sudah berubah warna menjadi merah. Bagaimana mungkin dia sanggup bertahan dari serangan Biksu Mutlak Yumu.     

Crack!     

Qing Mo baru saja ingin mengeluarkan pisaunya, tapi kelima gunung jari itu sudah lebih dulu mengenai tangannya. Alhasil, tulang-tulang rampingnya langsung berubah menjadi kayu. Setelah itu, tubuhnya berubah menjadi tanaman merambat.     

Pisau peraknya terjatuh ke tanah dengan suara thud.     

Tidak bisa dipungkiri, Qing Mo memang gadis yang penakut dan sangat rapuh. Sebelum-sebelumnya, dia hanya memaksakan diri untuk bertahan, tapi sekarang, dia sudah tidak sanggup lagi menahannya. Alhasil, air mata sontak membasahi pipi, dan gadis itu mulai menangis.     

Biksu Mutlak Yumu mengambil pisau peraknya. Karena terkejut dengan jiwa senjata di dalamnya, maka wajahnya langsung sumringah. "Senjata dewa. Ini benar-benar senjata dewa. Dengan senjata ini, bahkan aku dapat membunuh Marquis Ketiga dengan satu serangan."     

Lantas, tatapan Biksu Mutlak Yumu beralih ke sosok Qing Mo. Matanya terlihat kejam.     

Biksu Mutlak Nanshu berkata, "Jangan bunuh dia. Dia adalah tanaman merambat hijau gelap, dan berada di kisaran usia 40 sampai 50 ribu tahun. Dia bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat pil dewa. Pengaruh pilnya akan berkurang kalau dia sampai terbunuh."     

"Aku tidak ingin diubah menjadi pil. Aku... tidak... wah..." Qing Mo menggigit bibirnya sendiri. Saat menangis dan ketakutan seperti itu, maka dia terlihat menyedihkan, sambil terus bergerak mundur.     

Penampilannya yang lemah dan menyedihkan sama sekali tidak mirip seperti Biksu sejati. Sebaliknya, dia mirip seperti gadis kaya yang rumahnya baru saja dirampok.     

Biksu Mutlak Nanshu mencibir. "Sosok Biksu sejati berpura-pura memelas di hadapan kami? Apa kau pikir dirimu bisa lolos dengan cara seperti ini? Biar kuberitahu sesuatu. Selama berada di Daratan Zuling, aku sudah membunuh 16 Biksu dari Daratan Kunlun."     

"Aku tidak berpura-pura. Bunuh aku kalau kau mau... tapi... jangan ubah aku menjadi pil dewa... aku tidak ingin menjadi makanan..." Tubuh Qing Mo gemetar seperti seekor burung kecil. Dia kembali menangis, dan suaranya menjadi sangat pelan, sampai akhirnya tidak terdengar lagi.     

"Apa yang kau bicarakan?"     

Sorot mata Biksu Mutlak Nanshu menjadi murung. Dia sudah kehilangan kesabarannya. Sambil merentangkan tangan, dia membentuk cakar dan mulai mencengkram depan. Bayangan cakar sepanjang belasan meter muncul di hadapannya.     

Tiba-tiba, anak panah merah terbang dari langit.     

Poof.     

Anak panahnya mengenai cakar Biksu Mutlak Nanshu dan meninggalkan lubang berdarah.     

Sebenarnya, bayangan cakar belasan meternya sudah menjangkau Qing Mo. Tapi setelah terkena serangan anak panah, bayangan cakar itu langsung meledak dan berubah menjadi gumpalan asap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.