Dia Menghilang
Dia Menghilang
Zhang Ruochen mengeluarkan semua isi tasnya. Dia menumpuk isinya menjadi gunung kecil.
Botol-botol permata yang menyimpan darah dan Holy Source sekitar 700 atau 800.
Ketika melihat botol-botol itu dari sisi samping, Qing Mo sontak merasa terkejut. Kemudian, dia memutar bola mata bersinarnya. "Mereka sudah membunuh begitu banyak Biksu? Apa kita akan mengalahkan Luosha bersama-sama?"
"Memang siapa yang bilang kalau kita harus mengalahkan Luosha di Pertempuran Merit?" tanya Zhang Ruochen.
"Memangnya tidak?"
Qing Mo membelalakkan matanya. Dia merasa sangat kebingungan. Sebelum datang ke Daratan Zuling, apa dia salah mendengar perintah?
Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Kita datang ke Medan Pertempuran Merit untuk mengumpulkan merit."
Qing Mo menjadi semakin kebingungan. "Bukankah kita akan mendapatkan merit dengan membunuh para kultivator Luosha?"
"Jadi mana yang lebih cepat, membunuh Luosha atau membunuh Biksu lainnya?"
Zhang Ruochen tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya sekarang ini. Qing Mo pernah berlatih dengannya untuk beberapa lama, tapi gadis itu masih sangat naif. Meski begitu, Qing Mo masih sanggup bertahan selama satu bulan belakangan, walau dia tidak pandai berkalkulasi.
Qing Mo terdiam. Dia menyentuh pipinya sambil memikirkan sesuatu.
Zhang Ruochen tidak ingin menjelaskan lebih jauh. Dia mulai menghitung hasil rampasannya.
Setidaknya ada 1.070.000 tetes darah, termasuk 840 tetes darah Marquis Luosha.
2.400.000 Holy Source, termasuk 1.350 yang berasal dari Marquis Luosha.
Kalau digabungkan dengan botol-botol yang diperoleh Zhang Ruochen sebelumnya, maka dia telah mengumpulkan 3.000 tetes darah Marquis dan 2.500 Holy Source. Sedangkan darah dan Holy Source di bawah level Marquis sudah tak terhitung jumlahnya.
Selain itu, dia juga mendapatkan lebih dari 2.000 tetes Ning True Saint Dew dan beberapa pil penyembuhan, senjata saint, dan scroll-scroll rune lainnya.
Zhang Ruochen memberikan semua senjata saintnya kepada Pedang Kuno Abyss, termasuk dua Senjata Saint Sepuluh Ribu Inskripsi milik Biksu Mutlak Yanju dan Yumu. Pedangnya dapat menyerap semua senjata itu dan meningkatkan kekuatannya sendiri.
Di sisi lain, akar Bunga Suci Karnivora telah direntangkan. Akarnya menjalar ke dalam mayat para Biksu dari Daratan Blade Hell dan Daratan Purple Mansion, sembari menyerap energi dan darah mereka masing-masing. Bunga itu sedang berusaha menembus level Biksu mutlak.
Baik batang, daun, dan buahnya sama-sama memancarkan cahaya saintly. Tampaknya, dia akan berubah menjadi tanaman sulur.
Kalau bunganya telah berada di level Biksu mutlak, maka dia akan menjadi figur tangguh di bawah Alam Saint King. Sehingga, dia akan memberikan bala bantuan besar bagi Zhang Ruochen.
Oleh karena itu, Zhang Ruochen memberikan waktu selama satu hari satu malam untuknya.
Zhang Ruochen duduk di bawah Bunga Suci Karnivora. Dia mengeluarkan botol Ning True Saint Dew dan mulai menenggaknya. Dia mengaktifkan tekniknya dan mulai menyerap esensi embun tersebut, sambil berusaha menstabilkan tingkatan alamnya.
Berhasil membentuk prinsip-prinsip Saintly Way hanyalah langkah awal.
Dia masih harus memadatkannya dan membuatnya menjadi nyata. Setelah itu, maka dia akan berada di puncak level Biksu
Level itu disebut sebagai Alam Biksu Mutlak.
Tentu saja, Zhang Ruochen masih teramat jauh dari Biksu Mutlak.
Menurut perhitungannya, setidaknya dia akan membutuhkan 5.000 tetes Ning True Saint Dew untuk menembus ke tahapan menengah Biksu sejati. Kalau dia ingin berada di level puncak, maka dia memerlukan dua kali lipatnya.
Qing Mo masih berjongkok di sana dan sama sekali tidak bergerak. Setelah memahami apa yang dibicarakan oleh Zhang Ruochen, akhirnya dia bangkit berdiri dan langsung berteriak, "Saya paham!"
Meditasi Zhang Ruochen terganggu oleh suara teriakan tersebut. Seketika itu juga, dia berhenti berkultivasi, lantas berkata, "Kenapa kau teriak-teriak?"
Qing Mo merasa sangat bahagia. "Saya paham! Sama seperti Anda yang mendapatkan begitu banyak darah dan Holy Source setelah membunuh belasan Biksu dari Daratan Blade Hell dan Purple Mansion. Artinya, setelah itu Anda akan mendapatkan banyak nilai merit. Benar, kalau mengumpulkan merit dengan cara ini, maka itu akan lebih cepat daripada harus membunuh Ras Luosha secara langsung."
Zhang Ruochen menutup matanya. Sambil mengendalikan energi di tubuhnya yang masih liar, dia berusaha menenangkan diri, sebelum akhirnya berkata, "Kenapa lama sekali memahami sesuatu yang sederhana?"
"Itu adalah metode yang paling cepat untuk mengumpulkan merit, kan?" tanya Qing Mo.
Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Tidak."
Qing Mo pun merasa terkejut. "Masih ada cara yang lebih cepat lagi?"
"Mencuri dari Biksu lain memang cara yang cepat untuk mengumpulkan darah dan Holy Source Luosha," kata Zhang Ruochen. "Tapi setiap orang punya batas kemampuan masing-masing. Empat dunia di Daratan Zuling begitu luas, dan mereka semua telah menyebar di berbagai penjuru. Memangnya kau akan mencuri dari berapa banyak orang?"
Qing Mo menyisir rambutnya sendiri, sambil kembali memikirkannya. "Maksudnya?"
Zhang Ruochen tiba-tiba merasa pusing. Kalau wanita ini adalah Lady Saint, mungkin dia akan paham dengan maksud perkataannya. Tapi sayangnya, gadis di hadapannya adalah Qing Mo.
Mereka berdua sama-sama Dewi Empryan. Tapi kenapa mereka berdua sangat berbeda?
"Memangnya siapa yang membunuh Biksu paling banyak di Daratan Zuling?" tanya Zhang Ruochen.
"Anda," balas Qing Mo tanpa pikir panjang.
Zhang Ruochen mendelik ke arahnya. "Maksudku, kelompok mana?"
"Daratan Blade Hell dan Purple Mansion?" tanya Qing Mo.
Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya. "Bukan, mereka adalah Luosha."
Qing Mo mengangguk. "Benar. Banyak Biksu dari Tujuh Dunia Shatuo yang telah dibunuh oleh Luosha."
"Kultivator Luosha yang membunuh mereka," kata Zhang Ruochen. "Sehingga mereka akan mendapatkan banyak botol dari para Biksu tersebut. Botol-botol itu sangat berharga bagi kita. Setiap tetes darahnya dapat ditukar dengan nilai merit. Tapi bagi para Luosha itu, botol-botolnya tidak ada gunanya."
Qing Mo merasa bahwa semua perkataan Zhang Ruochen memang masuk akal, tapi dia masih belum paham.
Para Biksu dari Tujuh Dunia Shatuo akan membunuh kultivator Luosha demi mengumpulkan darah dan Holy Source mereka. Setelah itu, kultivator Luosha akan membunuh mereka dan mengambil botol-botolnya.
Pikiran Qing Mo menjadi tak karuan. "Apa maksudnya?"
"Siapapun yang berhasil mendapatkan darah dan Holy Source dari kultivator Luosha akan berada di peringkat pertama Pertempuran Merit Biksu," kata Zhang Ruochen sambil memasang ekspresi serius.
"Saya tidak peduli siapa yang akan menduduki peringkat pertama. Kembalikan darah dan Holy Source milik saya. Itu berkaitan dengan eksistensi Daratan Kunlun."
Qing Mo mencoba mengumpulkan keberaniannya dan bergerak maju, sambil menggoyang-goyang tangan Zhang Ruochen.
Zhang Ruochen juga menganggap bila mencuri botol darah dari Luosha agak mustahil untuk dilakukan. Maka dari itu, ia menggelengkan kepalanya pelan.
Seharusnya ada solusi lain.
Setelah melihat Zhang Ruochen tidak bereaksi apa-apa terhadapnya, Qing Mo mulai memelas, "Tolong kembalikan pada saya!"
Zhang Ruochen berhenti melamun. Dia mengeluarkan cincin ruang Qing Mo dan menggenggamnya dengan dua jari. "Kau baru saja mengumpulkan sedikit darah, tapi kau berani mengkhawatirkan nasib Daratan Kunlun?" tanyanya tanpa mengembalikan barang.
Sorot mata Qing Mo menatap sekitar. "Anda sudah mendapatkan begitu banyak darah dan Holy Source. Apa Anda ingin membaginya dengan saya?"
"Mimpi."
Zhang Ruochen meliriknya. Lantas, dia mengeluarkan potongan daging naga, sayap Luan api, dan sirip hiu dari dalam cincin ruangnya. Sambil meletakkannya di tanah, dia berkata, "Bukankah kau pandai memasak? Tunjukkan keterampilan Dewa Makanan dan memasaklah untukku. Bila aku puas, mungkin aku akan membagikan beberapa darah Luosha."
"Sungguh?"
"Tentu saja."
Sorot mata Qing Mo tampak bercahaya. Dia mulai menggulung lengan baju, dan memperlihatkan tangan seputih saljunya, sambil bersiap memamerkan kebolehannya.
Kalau dibandingkan dengan membunuh kultivator Luosha, Qing Mo jelas lebih senang memasak. Apalagi, cincin ruangnya penuh dengan bahan makanan berkualitas tinggi, rempah-rempah, serta alat masak. Yang jelas, bahan-bahan yang dibawa sangat berbeda dibanding para pertapa yang datang ke Pertempuran Merit.
Zhang Ruochen mengeluarkan meja perunggu dari cincin ruangnya. Setelah meletakkan di tepi Whale River, dia mulai mengeluarkan Dragon Flame Wine. Dia menuangkan winenya ke dalam cangkir.
Zhang Ruochen mengangkat cangkir dan menenggaknya, sambil merasakan hembusan angin darah di tepi sungai.
Dragon Flame Wine adalah jenis alkohol yang keras. Itu seperti menenggak lava ke dalam tubuhnya, dan membuat organ-organnya terbakar.
Di dekat sana, Qing Mo mulai memasak. Aroma daging yang lezat mulai menyeruak. Aroma itu menyebar di kejauhan, bahkan sampai mengalahkan aroma darah di sekitarnya.
Yang jelas, ini adalah medan pertempuran berbahaya, dengan pemandangan yang mirip seperti neraka. Tapi Zhang Ruochen malah menenggak wine dan sedang menanti makanannya.
Bahkan ketika itu dia merasa sangat luar biasa. Apa semua ini adalah mimpi?
Setelah menenggak tiga cangkir wine, mata Zhang Ruochen menjadi sedikit sayu. Pada akhirnya, dia mulai menanyakan sesuatu, "Kenapa Huang Yanchen tidak ikut ke Medan Pertempuran Merit?"
Sebelum masuk ke Saintly Road, Zhang Ruochen sempat memeriksa pasukan Biksu dari Daratan Kunlun. Di sana, dia tidak menemukan Huang Yanchen.
Qing Mo merasa ragu sejenak. Setelah itu, dia berkata, "Dia menghilang!"
"Hilang? Bagaimana mungkin?"
Sorot mata Zhang Ruochen mulai bercahaya. Dia tidak percaya perkataan Qing Mo.
"Dia benar-benar hilang," kata Qing Mo dengan ekspresi serius. "Tidak ada yang tahu kemana perginya. Dia seperti hilang begitu saja."
"Sebagai salah satu Ahli Waris, kenapa dia bisa hilang?" tanya Zhang Ruochen. "Selain itu, walau dia menghilang pun, tapi dengan identitasmu, mestinya kau tahu kemana perginya."
Qing Mo tahu bahwa ada yang berbeda dari tatapan mata Zhang Ruochen. Karena takut dipukul oleh pria itu, maka dia cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Saya benar-benar tidak tahu. Saya sudah bertanya pada Kakak Danqing, dan dia juga tidak tahu kemana perginya. Putri Yanchen hilang begitu saja. Memangnya apa lagi yang bisa saya lakukan?"
Zhang Ruochen tidak lagi bersikap dingin. Dia sudah yakin bahwa Qing Mo tidak sedang membohonginya. Tampaknya Huang Yanchen memang benar-benar menghilang.
Tapi kenapa bisa?
Beberapa saat kemudian, Qing Mo membawa piring kristal panjang dengan kedua tangannya. Dia berjalan – dengan takut-takut – ke arah Zhang Ruochen. Dengan tangan yang gemetar, dia menghidangkan makanan itu di atas meja.
Terdapat daging naga emas di atas piringnya. Aroma yang lezat menguar darinya. Hanya dengan mencium aromanya, itu sudah membuatnya merasa lapar.
Qing Mo kembali menghidangkan piring lainnya. Masing-masing masakannya sangat lezat.
Zhang Ruochen mulai memikirkan sesuatu. Seakan jiwanya tengah mengembara, tatapan matanya terlihat kosong. Ketika itu, sepertinya dia sudah tidak tertarik lagi dengan masakan lezat di hadapannya.
Kemudian, terdengar suara manis milik seorang wanita di balik langit malam. "Aromanya lezat sekali. Biar aku mencium aromanya. Daging naga, sirip hiu, dan daging Luan api... ini bagus. Ini adalah makanan kesukaanku."
Tap, tap.
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat.
Setelah itu, sosok cantik berjubah hijau melangkah keluar dari balik kegelapan, dengan tangan yang dilipat di belakang pinggul.
Cahaya api bersinar dari api unggun di dekat sana. Cahayanya membentuk refleksi wanita tersebut, hingga memperlihatkan mahkota kristal di atas kepalanya. Wanita ini menyimpan aura kebangsawanan.
Terdapat burung berkepala sembilan di belakangnya. Sembilan pasang matanya sedang mengamati makanan di atas meja. Burung-burung itu meneteskan liurnya bersamaan.