Aura Pertarungan yang Ganas
Aura Pertarungan yang Ganas
Sebagaimana Kapten Rat mulai berbicara, saat itu ia langsung menggerakkan kedua kakinya. Sang Kapten berubah menjadi pilar cahaya berwarna hitam – yang melesat ke arah langit. Detik berikutnya, ia mulai menukik ke bawah dengan kecepatan yang tinggi.
"God-Destroying Claw."
Kala itu, tangan Kapten Rat memang terlihat kurus dan lemah, namun tangannya itu mengandung kekuatan Chi Demonic yang dahsyat. Jadi, pergerakannya sampai berhasil membelah gugusan awan di langit, sebelum akhirnya ia menukik ke bawah untuk menyerang Bu Qianfan.
God-Destroying Claw adalah salah satu teknik milik Devil Rat yang telah mencapai alam kesempurnaan. Dengan menggunakan Chi Demonic di dalam tubuhnya, maka kekuatan yang terlepas dari teknik tersebut, bahkan mampu membunuh dewa.
Bu Qianfan merentangkan kedua kaki dan mulai mengatur posisi tubuhnya. Setelah itu, Chi Suci yang memancar dari tubuhnya langsung masuk ke dalam tombaknya, dimana ia mulai menghunuskannya ke arah depan.
Dengan satu kali tusukan, saat itu udara di sekitarnya sampai bergetar. Di waktu yang bersamaan, terdapat pilar gelombang kejut yang terbentuk, yang menyapu bermil-mil jauhnya menuju angkasa.
Kekuatan yang berasal dari God-Destroying Claw membuat tombak tersebut berdentum kencang. Akibatnya, hal itu memicu munculnya retakan-retakan.
Boom!
Tombak itu hancur menjadi kepingan-kepingan logam. Kepingan-kepingan itu terbang ke segala penjuru seperti berkas-berkas cahaya.
"Nak, ternyata kau tidak ada apa-apanya." Kapten Rat mulai terkekeh. Setelah itu, ia mulai mengayunkan cakarnya dan terus menyerang lawannya.
"Benarkah?"
Bu Qianfan tidak menghindar, dan masih berdiri di sana seperti halnya menara besi. Di waktu yang bersamaan, ia mulai mengepalkan tangannya dan menyuntikkan semua Chi Suci ke dalam sarung tangan emas di tangannya. Setelah itu, ia mulai melayangkan tinju ke arah Kapten Rat.
Cakar dan tinju itu pun bertemu di satu titik.
Pada akhirnya, kapten Rat langsung mengeluarkan teriakan memilukan dan terhempas ke arah belakang. Sang Kapten membentur tangga dan membuat Gunung Scroll menjadi sedikit terguncang.
"Ack... sangat.... kuat..."
Kapten Rat terbatuk dan kembali bangkit berdiri. Kemudian, ia mulai memijat cakarnya yang sakit. Kala itu, matanya yang seperti kacang polong mulai menatap sarung tangan Bu Qianfan, sebelum akhirnya mencibir. "Lagi," katanya.
Tepat pada saat itu, scroll yang berada di bawah kaki Bu Qianfan dan Kapten Rat mulai terbuka dengan cepat. Setelahnya, scroll itu berubah menjadi dunia miniatur – dengan diameter mencapai 100 meter – dan menyelimuti mereka berdua.
Kapten Rat sendiri berasal dari era kuno. Jadi, baik darah suci maupun darah demonic sama-sama mengalir di dalam tubuhnya. Alhasil, kualitas fisiknya benar-benar kuat.
Sementara itu, Bu Qianfan adalah sang Perangai Biksu Immortal, dan telah mencapai Tingkatan Puncak sebanyak dua kali. Kalau dia juga punya tanda dewa, maka kualitas fisiknya akan menjadi jauh lebih kuat.
Bu Qianfan dan Kapten Rat sedang bertarung dengan mengandalkan kekuatan fisik. Setiap benturan yang terjadi di antara mereka, maka itu terdengar seperti dua gunung besi yang sedang bertabrakan. Mereka berdua melepaskan gelombang energi – yang hampir sanggup menghancurkan dunia miniatur tersebut.
Di sisi lain, Zhang Ruochen juga sedang bertarung sengit melawan tiga orang master dari Sekte Setan.
Zhang Ruochen telah mencapai Tingkatan Tertinggi sebanyak empat kali. Jadi, lelaki itu berada di empat tingkatan alam yang lebih tinggi daripada orang-orang lainnya. Alhasil, Chi Suci yang berada di Lautan Chi-nya telah berkembang pesat, sampai berkali-kali lipat lebih banyak daripada sosok pertapa lain di tingkatan alam yang sama. Maka dari itu, ia sama sekali tidak perlu khawatir kehabisan tenaga Chi.
"Dark Spirit World."
Ling Ji mulai melepaskan Laksana-nya. Setelah itu, Chi Suci berwarna hitam mulai memancar dari tubuhnya. Pria itu masuk ke dalam dunia kegelapan, hingga orang-orang tidak sanggup melihat apa-apa.
Ketika seorang pertapa masuk ke dalam Laksana Dark Spirit World, mereka memang tidak akan buta. Namun, baik pendengaran, penciuman, dan sensitivitas dari indera peraba mereka akan menurun drastis. Selain itu, pikiran mereka juga akan terpengaruh.
Sebaliknya, Ling Ji melepaskan Laksana tersebut untuk membuat penglihatannya menjadi semakin tajam, dimana itu juga membuat panca inderanya yang lain menjadi lebih sensitif. Terlebih lagi, ketika ia sedang berada di dalam sana, maka ia akan berkembang menjadi semakin cepat, dengan kekuatan yang meningkat sampai sebesar 120%.
Di waktu yang bersamaan, Luo Sha menggunakan kekuatan dari Harta Karun Fisik Three Spirit. Wanita itu berusaha untuk merekayasa kekuatan Lima Elemen, dimana ia mulai menciptakan tiga buah sungai Energi Chi. Setelah itu, wanita tersebut mulai menggunakannya untuk menyerang Zhang Ruochen.
Mu Lingxi mengatupkan kedua tangannya ke arah depan dan mulai menggunakan keterampilan olah raga Eight Barren. Setelah itu, terdapat segaris cahaya berwarna merah yang muncul di tengah dahinya. Tidak lama kemudian, tanda itu berubah menjadi seekor phoenix.
Tanda Phoenix tersebut mulai menyerap Energi Chi di sekitarnya dengan cukup beringas. Setelah itu, Mu Lingxi akhirnya memancarkan aura kuno yang dashyat.
Sesaat setelahnya, tanda itu tampak seperti benar-benar hidup. Tanda itu langsung berubah menjadi bayangan seekor Ice Phoenix raksasa. Ice Phoenix itu terlihat sedang menyelimuti tubuh Mu Lingxi. Sayapnya yang besar mulai direntangkan, dimana sang Phoenix mulai mengepakkannya pelan.
Sekarang ini, Mu Lingxi telah berubah menjadi spirit phoenix yang datang ke dunia mortal. Yang jelas, wanita itu terlihat semakin cantik, hingga semua pertapa di Gunung Scroll mulai terpesona dengan kecantikannya.
"Ada yang bilang kalau Biksuni kecil dari Sekte Setan adalah wanita yang paling cantik di Daratan Kunlun, dan mirip dengan Lin Suxian pada zaman dahulu."
"Kepribadiannya memang sangat unik, dimana ia telihat suci seperti peri, tapi juga penuh godaan seperti iblis. Namun, sejujurnya, wanita itu memang benar-benar cantik."
"Meski Mu Lingxi tidak memiliki Fisik Ice Phoenix, dan hanya menjadi seorang gadis biasa, namun dia masih akan dikenal banyak orang karena kecantikannya."
…
Bahkan, sebagian besar talenta-talenta muda yang sedang menatap Mu Lingxi, saat ini mulai menemukan bahwa mereka tidak mampu mengalihkan pandangan mata mereka masing-masing. Sementara itu, dengan wanita itu sebagai pemimpinnya, maka ketiga master dari Sekte Setan mulai menggunakan kemampuan unik masing-masing untuk menyerang Zhang Ruochen.
"Matilah!"
Tombak panjang Ling Ji mulai menerobos Dark Spirit World. Lalu, sambil berubah menjadi ledakan cahaya berwarna ungu, maka tombak tersebut sedang mengarah menuju ke dada Zhang Ruochen.
"Jika demikian, maka aku akan menghajarmu terlebih dahulu."
Zhang Ruochen sama sekali tidak ingin berlama-lama. Saat itu, ia telah memutuskan untuk menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat. Akibatnya, kedua mata lelaki itu mulai menjadi semakin menajam. Lalu, bukannya malah menghindar, saat itu lelaki tersebut langsung melesat ke arah Ling Ji.
Lelaki itu menghunuskan pedangnya ke arah depan. Kemudian, sambil berubah menjadi cahaya emas, maka pedang miliknya mulai terbang di kejauhan. Alhasil, pedang itu telah lebih dulu sampai di tengah-tengah mata Ling Ji.
Seketika itu juga, ekspresi wajah Ling Ji langsung berubah drastis. Pada saat itu, pria tersebut cepat-cepat menghancurkan kalung permata di lehernya.
Whoosh!
Cahaya bewarna putih mulai memancar dari kalung permata tersebut, hingga berhasil menghalau Golden Snake Divine Rapier.
Akan tetapi, cahaya putih itu segera menghilang.
Zhang Ruochen menarik kembali pedangnya, lalu mulai menyerang tubuh Ling Ji. Dengan suara gesekan pedang, maka ujung pedang Chi yang tajam mulai mengenai bagian paha Ling Ji. Seketika itu juga, darah langsung menyembur dari sana.
Di waktu yang bersamaan, wajah Ling Ji mulai berkedut karena sedang merasa kesakitan. Pria itu berteriak kencang dan terjatuh ke dalam kolam darahnya sendiri. Setelah itu, ia sudah tidak sanggup bertarung lagi.
Kemudian, Zhang Ruochen mulai mengaktifkan alam kedua dari Dua Pedang: Yin-Yang Chaos. Lalu, ia mulai menusuk pada bagian perut Luo Sha, dan meninggalkan lubang berdarah berukuran sekepal tangan.
"Ugh…"
Luo Sha terhempas ke belakang sejauh 300 kaki dan langsung berlutut dengan satu kaki. Saat itu, darah mulai keluar dari biibrnya. Wanita itu bisa merasakan bahwa organ-organ inti di dalam perutnya telah hancur. Akibatnya, vitalitasnya berkurang sangat drastis. Oleh karena itulah, ia segera mengeluarkan pil penyembuhan dan menelannya. Wanita itu menggunakan segenap upayanya untuk mengendalikan Chi Suci dan mulai mengobati luka-luka di perutnya.
Siapapun bisa menilai kalau Luo Sha juga tidak lagi sanggup bertarung.
Chen Kai pun mulai menahan nafasnya. "Dia kembali berhasil melukai dua orang petarung dari Sekte Setan dengan sangat parah," katanya sambil merasa terkejut. "Tao pedang Lin Yue ternyata sangat mengerikan. Mungkin aku akan kalah harus bertarung melawannya."
Kala itu, Chen Tianpeng dan Chen Laner sama-sama mendengar perkatannya. Mereka beruda juga sedang menahan nafas masing-masing, dimana ekspresi wajah mereka mulai mengeras.
Lagipula, Chen Kai dikenal sebagai petarung muda yang paling tangguh di East Region Saint Mansion. Meskipun ia mengatakan hal tersebut, namun kemampuan Chen Kai masih jauh berada di atas mereka berdua.
Mu Jiji berdiri di antara para murid dari Sekte Yin Yang dan mulai tertawa riang. "Siapa bilang Lin Yue kehabisan Chi Suci dan tak sanggup lagi bertarung? Bahkan, kurasa dia sedang berada di kondisi optimalnya. Dia sanggup membunuh siapapun yang menghadangnya dan tetap mempertahankan posisinya."
Xun Hualiu juga merasa bersemangat. Saat itu, ia mengangat kepalan tangannya dan mulai bersorak-sorai seperti anak kecil. "Lin Yue, tak terkalahkan!"
Murid-murid dari Sekte Yin Yang pun mulai terpicu dengan ulah mereka. "Tak terkalahkan!" teriak masing-masing dari mereka.
"Kakak saudara Lin Yue tak terkalahkan!"
…
Terdengar ombak suara yang menggema di Gunung Scroll. Di dalam dunia miniatur, Zhang Ruochen dan Mu Lingxi sama-sama terlihat tenang, sebagaimana mereka berdua sedang saling memperhatikan.
"Ternyata kau cukup bertalenta," kata Zhang Ruochen.
Ini adalah pertama kalinya ia melihat Mu Lingxi bertarung dengan kekuatan penuh. Yang jelas, lelaki itu merasa terkejut di dalam hatinya. Sebab, ia sama sekali tidak pernah menyangka kalau wanita tersebut ternyata akan menjadi tangguh seperti ini.
Mu Lingxi membusungkan dadanya – yang telah terbentuk sempurna – sebelum akhirnya tersenyum dengan sangat manis. "Benarkah? Ternyata sangat sulit mendapatkan pujian darimu."
Ini adalah pertama kalinya Mu Lingxi mendengar Zhang Ruochen memuji dirinya. Jadi, secara natural, wanita itu merasa gembira, seperti tupai kecil yang disodori madu.
Sialnya, saat ini ada banyak orang di sana. Jika tidak, maka wanita itu pasti akan langsung menghempaskan dirinya kepada Zhang Ruochen dan meminta pelukan.
"Tapi, aku harus mengalahkanmu," balas Zhang Ruochen.
Seketika itu juga, Mu Lingxi kembali ditarik ke dalam realitas. "Jika kau ingin mengalahkanku, maka kau harus mengeluarkan seluruh kemampuanmu," katanya serius.
Setelah itu, Zhang Ruochen mendengar suara Mu Lingxi di dalam benaknya, "Jangan sampai kau membuat semua anggota Sekte Setan harus memusuhi Saudari Chen dan Sekte Yin Yang. Demi diriku, bisakah kau kalah untuk satu kali saja?"
Ketika mendengar suara telepati itu, maka seketika itu pula jantung Zhang Ruochen mulai berdegup kencang. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak dapat melakukan apa-apa. Saat itu, ia juga tidak tahu harus membalas apa.
Seketika itu juga, ekspresi wajah Mu Lingxi berubah menjadi riang, dimana ia mulai mengirimkan pesan lainnya. "Aku hanya bercanda, jangan terlalu serius. Bagaimana mungkin aku tega membiarkan pria kesukaanku sampai dipermalukan di hadapan banyak pahlawan lainnya? Jadi, aku akan berusaha semaksimal mungkin, supaya kau bisa memenangkan pertarungan ini dengan cara yang terhormat."
Sebenarnya, Zhang Ruochen lebih memilih untuk langsung bertarung melawan Ouyang Huan daripada harus menghadapi Mu Lingxi. Itu bukan hanya karena hubungan yang terjalin di antara mereka berdua.
Sebaliknya, Mu Lingxi pasti akan terluka kalau ia sampai harus bertarung melawannya. Namun, wanita itu masih berpura-pura tidak peduli.
Saat itu, Zhang Ruochen berkata lembut. "Ayo bertempur!"