Kaisar Dewa

Crone Qushan yang Mengerikan



Crone Qushan yang Mengerikan

3Crone Qushan pergi ke sungai dewa kesembilan. Dia duduk bersila di dekat sungai, dan sedang mempelajari prinsip di langit dan bumi. Burung gagak bersayap enam memancarkan cahaya merah di atas kepalanya.     

Sumber arus sungai berada di bawah batu raksasa setinggi 70 kaki.     

Black Phoenix dan White Zhuque sama-sama duduk di tepi sungai. Mereka sedang duduk di samping kanan kirinya Crone Qushan dan sedang berkultivasi.     

Black Phoenix dan White Zhuque sama-sama menghentikan kultivasi mereka dan bangkit berdiri setelah mendengar Zhang Ruochen dan Peri Tianchu tiba di sungai dewa kesembilan.     

"Ini adalah tempat kultivasi Crone Qushan. Sebaiknya kalian berdua pergi dari sini." Senyuman muncul di wajah Black Phoenix.     

"Apa kalian pikir Nine Carols Star adalah tempat kultivasi?" kata Peri Tianchu.     

"Memangnya bukan?"     

Black Phoenix memperhatikan Peri Tianchu.     

Black Phoenix adalah salah satu wanita tercantik di Daratan Taibai. Banyak pria yang mengidam-idamkan wanita tersebut. Sehingga, wanita itu sangat percaya diri dengan penampilan dan kultivasinya.     

Namun, apabila dibandingkan dengan Peri Tianchu, maka dia merasa kalah dan agak frustasi.     

Ketika dia menyadari – kekalahannya dengan Peri Tianchu – maka dia pun semakin ingin menonjolkan diri.     

"Padahal belum genap satu tahun sejak kau meninggalkan Wilayah Truth Heavenly, tapi kau telah menjadi kultivator di Alam Saint King level sembilan. Apabila kau masih berada di tempat itu, kurasa kau tidak akan bisa sampai seperti ini. Jadi, semua ini pasti ada kaitannya dengan Nine Carols Star," kata Black Phoenix sambil mengangkat pipi putihnya.     

"Kalau begitu, apa kalian mendapatkan pencerahan di Nine Carols Star?" tanya Peri Tianchu.     

"Kami baru saja berada di sini selama hitungan jam, bukankah masih terlalu dini menanyakan progres?" sahut White Zhuque.     

"Jika tidak bisa menyatukan diri dengan prinsip langit dan bumi di Nine Carols Star, maka kalian tidak akan bisa mendapatkan apapun. Tempat ini tidak lebih cepat dibandingkan tempat lainnya," kata Peri Tianchu.     

"Kalau begitu, bagaimana kami bisa menyesuaikannya?" Crone Qushan tiba-tiba membuka matanya.     

Peri Tianchu mengatupkan tangannya kepada Crone Qushan. "Blood Wasp Ashuran King sudah tiba di Luoshui. Dia ingin memberi makan Tawon Darah-nya dengan darah dewa di Warsoul Star. Semoga Nyonya mau bekerja sama dengan kami untuk menyingkirkannya. Setelah itu, saya akan memberitahukan formulanya kepada Nyonya."     

Crone Qushan tertawa terbahak-bahak. Lama kelamaan, suaranya terdengar semakin dingin.     

Suara tawanya menyimpan gelombang energi. Bahkan Peri Tianchu dan Zhang Ruochen – dengan kultivasi tinggi – sama-sama merasa kesakitan, seolah mereka mendengar gelegar guntur.     

"Kau sedang mengancamku atau ingin memanfaatkanku?"     

Suara Crone Qushan terdengar sangat jelas dan tajam. Lantas, tubuhnya meredup dan berubah menjadi awan hitam, sembari melesat menuju Peri Tianchu.     

"Awas!"     

Zhang Ruochen berteriak kencang. Namun dia sudah terlambat, karena Crone Qushan telah berada di depan mereka.     

Tangan keriputnya menerjang secepat kilat dan mengincar tenggorokan Peri Tianchu. Namun, Peri Tianchu juga tidak tinggal diam. Sebaliknya, dia mengeluarkan Rain Sword dan mulai mengaktifkan salah satu jimat pertahanannya.     

Rain Sword-nya berubah menjadi jaring-jaring cahaya dan menerjang Crone Qushan.     

Akan tetapi, Crone Qushan masih berhasil menangkis serangan Rain Sword. Delapan sayap transparan melindungi tubuhnya dan pedang lawannya.     

Ketika Crone Qushan hendak menangkap Peri Tianchu.     

Bang!     

Jimat pertahanannya meledak dan berubah menjadi 36 lingkaran cahaya, bagaikan 36 bintang yang berputar dan melindungi Peri Tianchu di tengahnya.     

Jari-jari Crone Qushan berbenturan dengan 36 lingkaran cahaya tersebut.     

Berkas-berkas api memancar dari benturan serangan mereka dan menerangi area dalam radius 50 mil di sekitarnya.     

Kultivator yang ada di sekitar sana pun merasa tidak nyaman.     

"Gawat! Mereka pasti membuat Crone Qushan marah."     

"Kalau menilai dari temperamen Crone Qushan, maka perkara kecil bisa membuat Peri Tianchu terbunuh. Kau akan mati jika berani membuatnya marah."     

"Crone Qushan tidak akan pernah takut dengan Peri Tianchu, karena dia juga tidak pernah takut dengan Youshen."     

…     

Ketika Zhang Ruochen membuka tangannya, 13 jiwa naga dan gajah keluar darinya. Ketika itu, Zhang Ruochen melepaskan gerakan ke-13 Pukulan Naga dan Gajah Prajna, Sky Soaring Dragon-Elephant.     

Zhang Ruochen juga menyuntikkan Prinsip Kebenaran dan meningkatkan kekuatannya hingga 7 kali lipat.     

Setelah berkultivasi di dalam Sundial, maka dia mendapatkan tambahan 60.000 Prinsip Kebenaran.     

Sebelumnya, dia mampu mengaktifkan enam kali lipat kekuatan. Tapi sekarang, dia telah mampu melepaskan 7 kali lipat kekuatan.     

Crone Qushan mendelik ke arah Zhang Ruochen. Di waktu yang sama, dia melepaskan Prinsip Saintly Way dari cakarnya dan mendorong Zhang Ruochen ke arah belakang.     

Zhang Ruochen terhempas dan membentur bukit kecil, hingga terhuyung-huyung belasan mil jauhnya.     

Namun, dia masih berdiri tegak di atas tanah yang sudah retak. Setelah benturan serangan tersebut, tangannya seperti mati rasa.     

Luka-lukanya tidak terlalu parah, karena dia masih dilindungi oleh inskripsi dewa. Tanpa berlama-lama, Zhang Ruochen sudah lebih dulu terbang menghampiri Peri Tianchu, sebelum Crone Qushan sempat menghancurkan jimat pertahanan wanita tersebut.     

Black Phoenix menatap kaki Zhang Ruochen dan pupil matanya bersinar. "Lihat kakinya. Bukankah itu si Pincang?" katanya kepada White Zhuque.     

Zhang Ruochen telah memurnikan 20 ribu Prinsip Api di kaki kirinya.     

Sehingga, selama dia berjalan, dia sudah bisa mengendalikan kakinya. Namun, apabila diamati lekat-lekat, maka cara berjalannya masih kurang normal.     

Dan ketika berada di tengah pertempuran, maka kekurangan itu menjadi semakin kentara, hingga membuatnya terlihat pincang.     

"Kelihatannya itu memang kaki kiri si Pincang. Tidak mungkin... mustahil!" White Zhuque menggelengkan kepalanya.     

Black Phoenix tersenyum percaya diri. "Orang-orang pincang di level Saint King sangat jarang. Di Luoshui, belum tentu kau bisa menemukan salah satu di antara mereka, apalagi dua orang pincang. Selain itu, dia memang mirip seperti si Pincang dengan kultivasi yang tinggi."     

"Kalau dia memang si Pincang, kenapa dia berpura-pura tidak mengenali kita?" tanya White Zhuque.     

"Tanyakan saja kepadanya," kata Black Phoenix.     

Bang!     

Pada akhirnya, Crone Qushan berhasil menghancurkan 36 lapisan cahaya Peri Tianchu.     

Bulu-bulu perak mulai menerjang kulitnya.     

Bulu-bulu perakya setajam pedang, dan energi yang terkandung di dalamnya sangat besar.     

Peri Tianchu punya banyak harta karun di balik lengan bajunya. Dia mengeluarkan tameng cahaya untuk menangkal bulu-bulu perak, meskipun dia harus terhempas ke belakang saat berusaha menangkis serangan lawannya.     

"Katakan padaku, bagaimana cara menyesuaikan diri dengan prinsip langit dan bumi di Nine Carols Star. Jika tidak, maka aku akan mengekstraksi ingatanmu." Kata Crone Qushan dengan suara seraknya.     

"Hentikan!" Zhang Ruochen muncul di waktu yang tepat.     

Crone Qushan dan Peri Tianchu sama-sama menoleh ke arah Zhang Ruochen.     

Peri Tianchu pun merasa terkejut. Karena dia tidak pernah menyangka bila Zhang Ruochen akan rela memasang badan untuknya.     

Crone Qushan pun merasa terkejut, karena Zhang Ruochen masih sanggup berdiri, dan berani mempertaruhkan nyawanya sendiri demi melindungi Peri.     

"Pergi dari sana atau aku akan membunuhmu!" teriak Crone Qushan.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak terintimidasi. "Nyonya Qushan, tolong dengarkan penjelasan saya."     

Crone Qushan mengendalikan bulu-bulu peraknya di satu tangan dan menciptakan cahaya hitam di tangan yang lain. Bayangan binatang buasnya - di dalam bola hitam tersebut - melepaskan daya destruktif.     

"Setelah berhasil menangkis seranganku, kau menjadi semakin arogan? Padahal kau masih bisa hidup karena aku belum membunuhmu."     

Zhang Ruochen merasakan ancaman tertentu, yang seolah dekat dengan kematian.     

Ternyata, Crone Qushan benar-benar marah dan mulai melepaskan intensitas membunuhnya.     

"Sungguh wanita tua yang mengerikan! Pantas saja, tidak ada seorangpun yang berani mengundangnya." Pikir Zhang Ruochen. Setelah itu, Zhang Ruochen melepaskan Pola Ruang dan bersiap-siap untuk menangkis serangan lawannya dengan kekuatan ruang.     

Black Phoenix dan White Zhuque sama-sama merasakan fluktuasi ruang di sekitar sana. Di waktu yang sama, mereka semakin yakin dengan identitasnya.     

"Nyonya Qushan, tunggu sebentar," kata mereka berdua secara bersamaan.     

Crone Qushan menatap mereka dan memasang ekspresi menimbang-nimbang.     

"Dia pernah menyelamatkan kami berdua. Kami pernah berhutang nyawa kepadanya," kata Black Phoenix.     

Crone Qushan pun menjadi semakin penasaran. Pada akhirnya, dia melirik Zhang Ruochen. "Sebenarnya ada apa?"     

"Dia adalah si Pincang yang pernah kami ceritakan," kata White Zhuque.     

Crone Qushan menutup jari-jarinya dan kembali menarik bayangan binatang buas ke dalam bola hitam. Setelah itu, dia kembali menyimpan bulu-bulu peraknya.     

Melihat bulu-bulu peraknya disimpan kembali, Peri Tianchu pun mendesah lega. Lantas, dia menyapukan pandangan matanya kepada Zhang Ruochen, Black Phoenix, dan White Zhuque.     

"Aku adalah orang yang rasional. Karena mereka berdua pernah berhutang nyawa kepadamu, dan karena mereka juga sempat beberapa kali memujimu, maka aku akan memberimu kesempatan bicara. Namun, pertimbangkan baik-baik perkataanmu."     

Zhang Ruochen menatap kedua wanita itu dengan wajah berterima kasih. Lantas, tanpa perlu berlama-lama, dia berjalan mengikuti Crone Qushan dan berdiri di atas sungai dewa kesembilan.     

"Saya rasa Anda belum pernah mengunjungi Warsoul Star, kan? Di tempat itu tersimpan mayat dewa. Dia sudah mati, tapi jiwa dewanya masih hidup dan kelihatannya sedang dirantai," kata Zhang Ruochen.     

"Benarkah?" jantung Crone Qushan sempat berhenti berdetak.     

"Saya tidak akan berani membohongi Anda, Nyonya."     

Zhang Ruochen paham bahwa Crone Qushan tidak akan membiarkan Blood Wasp Ashuran King lolos begitu saja. Yang jauh lebih penting, wanita itu ingin kembali mendapatkan tubuh immortalnya.     

Akan tetapi, bagi orang-orang yang tubuh immortalnya pernah dihancurkan dan ingin kembali menembus Alam Supreme Saint, maka itu adalah perkara yang mustahil. Oleh karena itu, mereka hanya bisa kembali ke level itu setelah mendapatkan peluang tertentu.     

Ternyata, mayat dewa di Warsoul Star adalah salah satu peluang yang selama ini sedang dicari oleh wanita tersebut.     

Jika dia meminta Crone Qushan untuk membunuh Blood Wasp Ashuran King, maka wanita itu akan beranggapan kalau dia sedang dipermainkan dan dimanfaatkan. Sebaliknya, Zhang Ruochen memberitahunya, bahwa di tempat itu terdapat peluang yang bisa mengembalikan kekuatannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.