Divine_Gate

Chapter 38



Chapter 38

3"Ketua, apakah anda benar baik-baik saja?" ucap Enzo dengan khawatir.     

"Aku baik-baik saja, dan aku malah penasaran bagaimana keadaan dimarkas itu. Apakah kalian berhasil mengalahkan Phillips dan pasukannya?" ucap Ryouichi.     

"Ah, tentang itu. Sebenarnya…" ucap Enzo ragu-ragu.     

"Ketua, kau harus tahu bahwa Enzo sangatlah hebat ketika melawan pasukan dari si Phillips itu." ucap Akari bersemangat.     

"Benarkah? Bisakah kau menceritakan semua itu padaku?" tanya Ryouichi.     

"Baiklah, aku akan menceritakan betapa gagah dan hebatnya Enzo ketika bertarung." ucap Akari dengan tersenyum bangga.     

Beberapa jam sebelumnya, Enzo dan yang lain sedang melawan Phillips dan pasukannya di markas provinsi barat setelah kepergian Ryouichi.     

"Sialan, lepaskan Reina!" teriak Enzo.     

"Akan aku penjarakan kalian semua, para teman dari monster kecil ini" ucap Phillips.     

"Reina bukan monster!" teriak Reina yang lalu mengigit tangan dari Phillips yang mencengkram tangannya.     

"Ah! monster kecil itu berhasi melarikan diri, cepat kejar dia!" teriak Phillips kesakitan.     

"Kemarilah Reina" ucap Tiara.     

Reina lalu berlari dan bersembunyi dibalik Enzo dan yang lainnya.     

"Kalian tidak akan lolos dari tempat ini. Kalian adalah pengkhianat bagi negara ini" ucap Phillips.     

Para pasukan yang memihak Phillips lalu mengepung Enzo dan yang lainnya. Terlihat Enzo yang ragu-ragu untuk melawan karena belum mendapat perintah apapun dari Ryouichi.     

Lalu tiba-tiba muncullah Chloe yang berlari ke arah Enzo dan berteriak dengan keras.     

"Master sudah memberi perintah untuk melawan! Habisi siapapun yang akan melukai teman-teman Chloe" ucap Chloe.     

Setelah mendengar teriakan dari Chloe, Enzo pun tersenyum mengerikan.     

"Baiklah, ketua sudah memberi perintah. Maka dengan senang hati akan ku habisi kalian semua" ucap Enzo.     

"Aku, Akari, dan Tiara akan membantu dari jauh, apakah kau bisa menangani mereka semua?" ucap Natsumi kepada Enzo.     

"Tenang saja, bahkan aku sendiri dapat mengatasi para kecoak ini" ucap Enzo dengan yakin.     

"Reina juga ingin membantu ! Reina ingin menggigit kepala pria jahat itu." ucap Reina.     

Reina yang semula hanya memakai kain untuk menutupi tubuhnya, lalu tiba-tiba terselubungi oleh aura api yang sangat besar. Pakaian Reina pun berubah menjadi seperti pendeta wanita kuil jepang.     

"Baiklah, nampaknya semua sudah bersiap untuk bertarung. Kalau begitu, mari kita tunjukkan kekuatan dari pasukan [Saint Wolf]! " teriak Enzo bersemangat.     

"Chloe juga mau membantu! " seru Chloe.     

Seluruh pasukan [Saint Wolf] lalu bersiap di posisi masing-masing dan bersiap untuk menyerang dengan seluruh kemampuan mereka.     

"Pengkhianat sialan! Para pasukan yang kubanggakan, serang mereka dan masukkan mereka kedalam penjara! " teriak Phillips.     

"Chloe, kau habisi dulu para pasukan didepan pria brengsek itu. Aku dan Reina akan mengatasi sisanya" ucap Enzo.     

"Baik! Chloe akan berusaha agar berguna bagi teman-teman Chloe " ucap Chloe.     

Chloe pun merapal mantra, terlihat setelah merapal mantra itu lalu muncullah dua knuckle-belati dengan bilah yang tajam di kedua tangannya.     

"Baiklah, serang sekarang! " teriak Enzo yang lalu berlari menerjang pasukan yang mengepung mereka.     

Para pasukan itu pun dapat ditumbangkan oleh Enzo dengan sangat mudah dalam hitungan detik.     

"Reina, sekarang!" seru Enzo.     

"Elemental Skill : Fireball"     

Reina lalu merapal mantra yang membuat dua bola api besar dan melemparnya kearah prajurit yang menyerangnya.     

"Serangan yang sangat bagus! Akari, sisanya kuserahkan padamu " seru Enzo.     

"Alchemy Skill : Mud Swamp"     

Setelah Akari merapal mantra itu lalu tiba-tiba seluruh tanah yang dipijak oleh para prajurit itu berubah menjadi kubangan lumpur yang menghisap kaki mereka dan menahan pergerakan para prajurit itu.     

"Chloe, serang mereka!" teriak Enzo.     

Chloe lalu merapal mantra yang membuat dirinya dapat berteleportasi dengan cepat ke arah para prajurit itu, lalu secepat kilat Chloe mengarahkan pisau belati miliknya kearah para prajurit yang tengah terjebak itu dan menggorok lehernya.     

"Apa-apaan ini ?! mereka hanya terdiri dari 6 orang, namun mereka dapat dengan mudah mengalahkan puluhan prajurit terlatih milikku!" ucap Phillips kesal.     

Tanpa terasa, seluruh prajurit milik Phillips telah hampir habis tersapu oleh pasukan [Saint Wolf], Phillips yang menyadari dirinya akan kalah pun langsung mencoba melarikan diri namun dengan cepat Natsumi dan juga Tiara mencegat Phillips.     

"Mau kemana kau?" ucap Natsumi.     

"Sialan, minggir kalian!" teriak Phillips     

Phillips pun mengeluarkan senjata roh miliknya yang berbentuk seperti palu besar dan mencoba menyerang Natsumi.     

"Senjata Roh?! Sial, aku tidak tahu bahwa dia memiliki senjata Roh tingkat tinggi seperti itu." gumam Natsumi.     

"Mati kau!" teriak Phillips seperti orang gila.     

Natsumi pun memejamkan matanya bersiap untuk menerima serangan itu, namun Tiara dengan santai menahan ayunan keras dari palu itu seperti menahan sebuah mainan.     

"Natsumi, apa kau baik-baik saja?" tanya Tiara sembari menahan palu milik Phillips dengan satu tangan.     

"Ti-Tiara ?! Sejak kapan kau sekuat itu ? " tanya Natsumi yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.     

"Apa maksudmu Natsumi? Bukankah serangan pria ini sangat lemah?" ucap Tiara dengan ekspresi bingung.     

"Si-sial! Siapa kalian? Mengapa kalian sangat kuat sekali? Be-benar, bagaimana kalau kalian meninggalkan ketua kalian yang menyedihkan itu dan bekerja denganku ? Aku akan memberi kalian banyak uang" ucap Phillips dengan nada ketakutan.     

Tiara pun menoleh kearah Phillips dan menatapnya dengan tajam.     

"Menyedihkan? Apakah baru kau saja mengatakan bahwa Tuan Ryouichi adalah orang yang menyedihkan?" ucap Tiara dengan tatapan kosong dan tajam.     

Hawa membunuh yang dikeluarkan oleh Tiara menjadi semakin tidak terkontrol dan [Insignia] yang berada di leher nya bersinar terang berwarna ungu menyala.     

Tiara pun melempar palu milik Phillips dan mengepalkan tinju di tangan kanannya. Tiara mengumpulkan seluruh kekuatan yang berasal dari [Insignia] miliknya dan memfokuskan kekuatan itu untuk sebuah tinjuan mematikan.     

"Ti-tidak tunggu dulu!" ucap Phillips ketakutan.     

Natsumi yang melihat hal itu pun langsung teringat dengan ucapan Kolonel Ryota. Kolonel Ryota pernah berkata bahwa bahkan dirinya tidak berani menerima tinjuan dari Tiara secara langsung ketika [Insignia] miliknya aktif.     

"Tiara! Sadarlah" teriak Natsumi.     

Namun sayang, Tiara sudah melayangkan tinjuan mematikan yang langsung mengenai rahang dari Phillips. Tinjuan itu membuat mata kiri Phillips keluar serta rahangnya patah dan hampir lepas. Phillips pun tumbang dengan kondisi yang sangat parah.     

Dentuman keras terdengar setelah Tiara meninju Phillips. Tidak cukup sampai disitu, Tiara pun menginjak kaki kanan Phillips hingga hampir putus. Terlihat otot dan daging kaki Phillips yang berceceran di tanah.     

Melihat hal itu, Natsumi langsung memeluk Tiara dan mencoba menenangkannya.     

"Tiara! Sudah cukup. Dia sudah tidak bisa apa-apa lagi. Kumohon berhentilah" ucap Natsumi.     

Tiara pun langsung kembali menjadi normal kembali setelah di peluk oleh Natsumi.     

"Natsumi?" ucap Tiara yang perlahan menjadi sadar kembali.     

Pandangan kosong dan tajam serta hawa membunuh Tiara pun hilang sepenuhnya, Tiara pun kaget melihat Phillips yang sedang dalam kondisi sekarat didepan matanya.     

"Natsumi, bukankah tidak seharusnya kau memukul dia separah ini ?" ucap Tiara.     

"Kaulah yang memukulnya hingga seperti itu, bahkan Enzo tidak akan melukai orang sampai separah ini" ucap Natsumi sembari menghela nafas.     

Enzo, Chloe, Reina, dan juga Akari langsung menghampiri Phillips yang sedang dalam kondisi tidak berdaya.     

"Cih, jadi pria brengsek ini sudah di atasi oleh Tiara. Sayang sekali, sebenarnya aku ingin memotong kedua tangan dan kedua kakinya terlebih dahulu. Lalu aku akan mengulitinya hidup-hidup dan memperlihatkannya kepada ketua" ucap Enzo dengan tatapan kecewa.     

Natsumi pun langsung menoleh kearah Enzo, dan menggelengkan kepalanya.     

"Ada apa Natsumi ? Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Enzo penasaran.     

"Tidak apa-apa, aku menarik kata-kataku sebelumnya tentang dirimu" ucap Natsumi.     

"Hah? Apa maksudmu?" tanya Enzo.     

"Seluruh pasukan miliknya sudah kami atasi, dan bahkan pria ini sudah dalam kondisi seperti ini. Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Akari.     

Tiba-tiba terdengar banyak langkah kaki berjalan dari arah gerbang, Enzo pun menjadi waspada lagi setelah mendengar itu.     

"Apa Phillips itu masih memiliki pasukan lagi?! " seru Natsumi.     

Tidak berapa lama, akhirnya muncul banyak prajurit dalam kondisi terluka menghampiri Enzo dan yang lainnya.     

"Kalian? Bukankah kalian adalah pasukan milik Kolonel Rose ?" tanya Akari.     

Salah satu prajurit pun berjalan kearah Enzo, melihat hal itu Enzo langsung memasang posisi waspada.     

"Terima kasih banyak sudah membantu untuk menghabisi Phillips dan pasukannya." ucap prajurit itu sembari menundukkan kepalanya.     

Enzo pun melonggarkan kewaspadaannya, lalu terlihat melihat kesana-kemari seperti mencari seseorang.     

"Dimana Kolonel Rose? Apakah ketua bersama kalian?" tanya Enzo.     

"Letnan Dua Ryouichi sedang menyelamatkan Kolonel Rose yang ditawan oleh para demon itu. Setelah membebaskan kami, dia menyuruh kami untuk langsung kembali kesini. Kami sudah bersiap akan membalas Phillips atas pengkhianatannya kepada markas provinsi barat, namun ternyata dia sudah diatasi oleh kalian semua. Sekali lagi terima kasih" ucap prajurit itu.     

"Jadi, ternyata pengkhianat sebenarnya adalah pria menjijikkan ini?" ucap Natsumi sembari melihat Phillips dengan ekspresi jijik.     

"Lalu, dimana ketua sekarang?" tanya Enzo.     

"Letnan Dua Ryouichi berada di reruntuhan di arah perbatasan wilayah ini dengan wilayah demon. Sepertinya dia sangat marah ketika tahu bahwa Kolonel Rose ditahan dan disiksa oleh para demon itu" ucap prajurit itu.     

"Kalau begitu, aku dan yang lainnya akan menyusul ketua sekarang. Kalian cepatlah bersiap untuk menyusul ketua." ucap Enzo.     

"Tunggu dulu Enzo, apa yang akan kita lakukan kepada pria ini? Dia akan mati jika seperti ini" tanya Akari.     

"Mengapa kita tidak membiarkan dia mati saja ? Bukankah itu balasan yang setimpal untuknya ?" ucap Chloe.     

"Tidak, tunggu sebentar. Natsumi, kau tolong sembuhkan dia" ucap Enzo.     

Anggota lainnya pun terkejut setelah mendengar ucapan dari Enzo.     

"Apa maksudmu Enzo?! Apakah kau berniat untuk mengampuni pria menjijikkan ini ?" tanya Akari.     

"Tenanglah, aku tidak berniat untuk mengampuninya sama sekali. Namun apakah kalian lupa siapa yang belum mendapat kesempatan untuk menghajar pria brengsek ini?" ucap Enzo sembari tersenyum jahat.     

"Mungkinkah maksudmu adalah...?" tanya Akari.     

"Benar, ketua adalah orang yang paling terluka karena kejadian ini. Dan dalangnya adalah pria ini, bukankah kita seharusnya memberi ketua kesempatan untuk bersenang-senang terlebih dahulu?" ucap Enzo.     

Natsumi pun terlihat hanya dapat menghela nafas, lalu berjalan kearah Phillips dan menyembuhkan semua lukanya.     

"Aku hanya berharap bahwa ketua tidak akan berlebihan lagi nanti ketika mengurus pria menjijikkan ini" ucap Natsumi.     

"Baiklah, pria brengsek ini sudah sembuh. Kalian bisa membawa dia terlebih dahulu kedalam penjara, dan untuk sisanya biar ketua kami yang menentukan nasib dari pria ini" ucap Enzo kepada salah satu prajurit.     

"Baik !" ucap prajurit itu sembari menyeret Phillips yang tidak sadarkan diri menuju penjara bawah tanah.     

"Kalau begitu, kita harus bergegas untuk menyusul ketua" ucap Enzo.     

"Aku, Chloe dan Reina akan menunggu disini saja. Kami kehabisan tenaga karena pertarungan tadi" ucap Tiara yang terlihat kelelahan.     

"Baiklah, kalau begitu mari kita pergi" ucap Enzo.     

Setelah itu Enzo dan anggota yang lainnya pun mengendari mobil jeep untuk menyusul Ryouichi.     

"Bagaimana dengan ceritaku tadi, ketua?" ucap Akari dengan bangga.     

"Kalian sungguh hebat, bahkan kalian dapat menghabisi puluhan pasukan dengan cepat. Dan kau juga hebat Enzo. Aku tidak salah menjadikanmu anggota dari pasukan [Saint Wolf]" ucap Ryouichi.     

"Te-terima kasih ketua, saya juga berterima kasih kepada ketua yang sudah merekrut saya" ucap Enzo sembari tersipu malu.     

Ryouichi pun lalu melihat Rose yang sedang melihat keluar jendela dan tidak mengatakan hal apapun.     

"Rose, ada apa denganmu? Mengapa kau diam seperti itu? Apakah kau terluka karena aku? " tanya Ryouichi.     

Rose pun tersadar setelah ditegur oleh Ryouichi.     

"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya berharap dapat kembali ke markas secepatnya." ucap Rose sembari tersenyum.     

Ryouichi hanya bisa melihat Rose dalam kebingungan. Tidak beberapa lama, Ryouichi dan yang lainnya pun sampai di markas provinsi barat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.