Divine_Gate

Chapter 46 : Permulaan dari masa lalu Rose



Chapter 46 : Permulaan dari masa lalu Rose

1Sesampainya mereka di gedung pemerintahan Central, mereka masih harus melewati penjagaan yang begitu ketat dari pasukan penjaga. Terlihat Rose dan Ryouichi sedang mengurus perizinan untuk masuk kedalam gedung.     

"Mengapa penjagaan di sini lebih ketat dibandingkan gerbang masuk? Apakah gedung ini sangat penting, sampai harus di jaga hingga puluhan orang?" tanya Akari heran.     

"Apa kau bodoh? Sudah jelas gedung ini sangat penting, tidak hanya petinggi atas yang ada disini, ada juga jendral yang mendiami gedung ini" ucap Natsumi.     

"Heh, begitukah…" ucap Akari.     

"Gedung ini sangat besar, Chloe baru pertama kali melihatnya" ucap Chloe dengan mata berbinar.     

Chloe dan Reina terlihat berlarian dan bermain bersama, Tiara pun terlihat kewalahan mengawasi keduanya.     

"Chloe, jangan berlarian seperti itu" ucap Tiara.     

"Hahaha, kejar aku Reina…" ucap Chloe sembari tertawa bahagia.     

Tanpa disadari Chloe menabrak punggung sesosok prajurit yang tengah berjalan dan akhirnya dirinya terjatuh. Tiara pun berlari untuk menghampiri Chloe dan bermaksud meminta maaf kepada prajurit itu.     

"Maafkan anak ini, dia berlari tanpa memperhatikan sekelilingnya" ucap Tiara sembari menundukkan kepala.     

Sesosok prajurit itu lalu berbalik badan dan memasang ekspresi datar.     

"Hmm… Lain kali perhatikan langkah kalian" ucap sosok pprajurit itu.     

Rose yang melihat hal itu pun langsung menghampiri mereka.     

"Ada apa, Tiara?" tanya Rose.     

"Chloe menabrak prajurit ini, Kolonel Rose" ucap Tiara.     

"Ah, Brigadir Jendral Ivan. Senang bertemu dengan anda, bagaimana kabar anda hari ini?" tanya Rose.     

"Ternyata kau, Rose. Aku tidak menyangka kau akan sampai secepat ini" ucap brigadir jendral Ivan.     

"Kami baru saja sampai, dan kami berniat untuk langsung bertemu dengan jendral" ucap Rose.     

"Kalau begitu cepatlah, dia sedang menunggumu" ucap Brigadir Jendral Ivan.     

Setelah mengucapkan hal itu, Brigadir Jendral Ivan pergi meninggalkan Rose.     

"Ada apa Rose?" tanya Ryouichi.     

"Tidak apa-apa, ayo kita segera masuk" ucap Rose.     

Pasukan [Saint Wolf] pun akhirnya masuk kedalam gedung pemerintahan itu. Terlihat banyak sekali prajurit yang berlalu-lalang di lobi.     

"Wah, ramai sekali…" gumam Akari.     

Tiba-tiba seorang prajurit wanita menghampiri mereka.     

"Selamat siang, ada keperluan apa kalian kemari?" tanya prajurit wanita itu dengan sopan.     

"Ah, kami kesini ingin bertemu dengan jendral" ucap Rose.     

"Kolonel Rose?! " seru prajurit wanita itu.     

"Oi Rose, mengapa seluruh prajurit terkejut ketika bertemu denganmu?" tanya Ryouichi.     

"Mungkin karena aku sudah lama tidak kemari" ucap Rose.     

"Apakah perlu saya menemani anda menuju ruangan jendral?" ucap prajurit wanita itu.     

"Tidak perlu, aku masih ingat dimana ruangan jendral" ucap Rose dengan santai.     

"Ba-baiklah kalau begitu" ucap prajurit wanita itu.     

Rombongan Ryouichi pun melanjutkan perjalanan mereka ke lantai dua. Di lantai dua terdapat sebuah lukisan besar yang menampilkan wajah jendral beserta keluarganya, nampak Jendral yang tengah menggendong anak perempuan kecil serta di sebelah kirinya ada sesosok wanita cantik yang menggandeng tangan seorang anak laki-laki. Rose pun menatap lukisan itu selama beberapa menit.     

"Mengapa lukisan ini masih berada disini…" gumam Rose.     

"Rose?" tanya Ryouichi yang heran dengan tingkah laku Rose.     

"Ayo kita pergi" ucap Rose.     

Enzo dan Ryouichi hanya bisa saling berpandangan dan menggelengkan kepala melihat tingkah Rose, tiba-tiba Aiko menarik tangan Ryouichi.     

"Papa, Aiko lelah…" ucap Aiko.     

Ryouichi lalu tersenyum dan menggendong Aiko dengan lembut. Rose yang melihat hal itu pun hanya bisa tersenyum, namun senyuman itu adalah senyuman kesedihan.     

Mereka pun akhirnya sampai di ruangan jendral, ruangan jendral dijaga oleh dua orang prajurit lengkap dengan senjata roh tingkat tinggi. Kedua prajurit itu terkejut setelah melihat rombongan Ryouichi.     

"Se-selamat siang, Kolonel Rose. Apakah anda ingin bertemu dengan jendral?" tanya salah satu prajurit penjaga itu.     

"Ya, aku ingin bertemu dengannya" ucap Rose.     

Terlihat Enzo membisikkan sesuatu kepada Ryouichi.     

"Ketua, mengapa tingkah dari Kolonel Rose sangat aneh sejak kita sampai di Central?" tanya Enzo.     

"Ryouichi, nampaknya hanya kita berdua yang bisa bertemu dengan jendral" ucap Rose.     

"Baiklah kalau begitu, kalian tunggulah disini" ucap Ryouichi kepada pasukannya yang lain.     

"Baiklah ketua" ucap Enzo.     

Ryouichi yang masih menggendong Aiko bersama dengan Rose pun akhirnya masuk kedalam ruangan jendral. Ruangan jendral sangat luas, ada taman kecil dan juga sofa besar serta ada perpustakaan kecil yang berada di ruangan lain.     

"Papa, ruangan ini besar" ucap Aiko.     

"Kau benar, bahkan ruangan ini lebih besar daripada ruangan milik Kolonel Ryota" ucap Ryouichi sembari melihat sekeliling.     

"Dimana pria tua itu…" ucap Rose.     

Tiba-tiba terdengar suara buku jatuh dari arah perpustakaan.     

"Suara apa itu?" ucap Ryouichi terkejut.     

"Aku akan memeriksanya, tetaplah bersama Aiko disini" ucap Rose.     

Rose pun berjalan menuju perpustakaan kecil itu. Terlihat jendral yang sedang mengumpulkan beberapa buku di lantai.     

"Jendral…" ucap Rose.     

Jendral pun berbalik dan terlihat terkejut dengan kehadiran Rose.     

"Ah, kau sudah sampai. Bagaimana dengan kabarmu?" tanya Jendral.     

Terlihat suasana canggung diantara mereka berdua.     

"Aku baik-baik saja, Ryouichi sedang menunggu di ruangan tamu. Bisakah anda menemui dia secepatnya?" ucap Rose.     

"Ba-baiklah, aku akan menemuinya" ucap Jendral.     

Rose lalu meninggalkan Jendral tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dan kembali menemui Ryouichi yang sedang duduk di sofa bersama dengan Aiko.     

"Rose, apa kau sudah bertemu dengan Jendral?" tanya Ryouichi.     

"Dia akan kesini sebentar lagi" ucap Rose sembari duduk di samping Ryouichi.     

Tidak lama kemudian, Jendral datang menghampiri Rose dan juga Ryouichi. Terlihat Rose sedang memangku Aiko dan bermain dengannya. Jendral pun duduk berhadapan dengan Ryouichi dan Rose.     

"Selamat datang di Central, Ryouichi" ucap Jendral.     

"Senang bertemu dengan anda, jendral. Lalu ada keperluan apa anda memanggil saya kesini?" tanya Ryouichi.     

"Aku hanya ingin mengucapkan selamat atas keberhasilan pasukanmu dalam mengungkap pengkhianatan dan juga kesuksesanmu dalam mengatasi invasi demon yang menyerang perbatasan provinsi barat" ucap jendral.     

"Semua itu tidak lepas dari kerjasama dari pasukan [Saint Wolf] milikku, jendral. Dan anda tidak perlu berterima kasih tentang penumpasan pasukan demon itu, aku sudah pasti akan membunuh demon yang melukai Rose" ucap Ryouichi.     

"Aku senang mendengar hal itu" ucap Jendral.     

Tiba-tiba Aiko berpindah dan duduk di pangkuan Ryouichi.     

"Ada apa Aiko?" tanya Ryouichi.     

Jendral yang melihat hal itu langsung heran dan memasang wajah penasaran.     

"Siapa gadis kecil itu?" tanya jendral.     

"Papa, Aiko lapar" ucap Aiko.     

Setelah mendengar hal itu, jendral sangat terkejut hingga tangannya gemetar.     

"Ja-jangan bilang kalau dia…" ucap jendral.     

"Dia adalah anakku dan Ryouichi" ucap Rose tiba-tiba.     

Jendral semakin terkejut dan langsung berdiri dari duduknya.     

"Jendral?" ucap Ryouichi.     

Jendral lalu berbalik badan dan menangis.     

"Akhirnya, impianku memiliki cucu tercapai" ucap Jendral dengan ekspresi bahagia.     

"Papa, siapa kakek tua itu?" tanya Aiko.     

"Ah, dia…" ucap Ryouichi kebingungan.     

Dengan secepat kilat, Jendral menghampiri Aiko yang sedang berada di pangkuan Ryouichi.     

"Aku adalah kakekmu" ucap jendral dengan antusias.     

"Kakek?" ucap Aiko dengan wajah manis dan polosnya.     

Jendral lalu meraih Aiko dan menggendongnya dengan wajah bahagia. Rose yang melihat hal itu pun terlihat muram.     

"Kau sangat manis, apa kau lapar? Kakek akan menyiapkan makanan yang enak untukmu" ucap jendral dengan wajah bahagia.     

"Aku akan keluar sebentar" ucap Rose.     

Rose pun pergi dari ruangan itu tanpa mengatakan hal apapun lagi.     

"Ada apa dengannya?" ucap Ryouichi.     

"Dia mungkin teringat kembali kepada kenangan lama. Anak itu tidak pernah bisa menyembunyikan ekspresinya ketika sedih" ucap Jendral.     

"Kenangan lama?" tanya Ryouichi.     

"Itu adalah cerita lama dan cukup panjang, aku akan memberitahumu nanti. Untuk sekarang mari kita pergi untuk mencari udara segar sembari mencari makanan untuk cucuku yang manis ini" ucap Jendral yang masih menggendong Aiko.     

Ryouichi dan Jendral pun keluar dari ruangan itu dan berjalan-jalan di koridor. Terlihat Aiko yang memainkan janggut dari jendral dan tertawa bersama jendral.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.