Divine_Gate

Chapter 45 : Menuju Central (Part 3)



Chapter 45 : Menuju Central (Part 3)

3"Ketua, nampaknya gadis kecil itu sangat dekat dengan anda dan juga Kolonel Rose" ucap Enzo sembari menyetir mobil.     

Terlihat gadis kecil tersebut tertidur di pangkuan Ryouichi bersebelahan dengan Kolonel Rose yang juga tertidur di bahu Ryouichi.     

"Yah, kau benar. Rose juga nampaknya sangat menyayangi anak ini" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala gadis kecil tersebut.     

"Aku jadi iri dengan ketua, aku juga jadi ingin mempunyai anak" ucap Akari.     

"Ehem, jadi ketua apa yang akan kita lakukan di markas Central? Apakah jendral sudah memberitahu anda?" tanya Enzo mencoba mengalihkan ucapan dari Akari.     

"Aku masih tidak tahu alasan pasti mengapa kita dipanggil kesana, namun yang pasti berhubungan dengan insiden pengkhianatan dan pembasmian demon di wilayah perbatasan markas milik Rose" ucap Ryouichi.     

"Berapa lama lagi kita akan sampai?" tanya Akari.     

"Ah, menurut peta kita akan sampai sebentar lagi" ucap Enzo.     

"Aku ingin melihat seberapa besar wilayah Central, aku belum pernah sekalipun kesana" ucap Akari.     

Tidak lama kemudian rombongan pasukan [Saint Wolf] akhirnya sampai di markas Central. Terlihat gerbang masuk yang besar dan dijaga oleh belasan prajurit yang semua personilnya menggunakan senjata roh tingkat tinggi. Terlihat Enzo dan juga pasukan [Saint Wolf] yang lain terkesima ketika melihat gerbang besar nan megah itu kecuali Ryouichi.     

"Mengapa kalian terdiam seperti itu?" tanya Ryouichi heran.     

"Apa maksud anda, ketua? Apa anda tidak melihat gerbang yang besar dan megah itu?" tanya Enzo.     

"Tentu saja aku lihat, namun apa istimewanya?" ucap Ryouichi heran.     

"A-anda sungguh hebat, ketua. Bahkan gerbang besar itu tidak dapat membuat anda kagum" ucap Enzo.     

Rose dan juga gadis kecil itu akhirnya terbangun setelah mendengar keributan yang dibuat oleh Akari dan juga Enzo.     

"Papa? " ucap gadis kecil itu sembari menguap.     

"Ah, kau sudah bangun? " ucap Ryouichi.     

Gadis kecil itu lalu bangkit dari tidurnya di pangkuan Ryouichi dan duduk di pangkuan Ryouichi.     

"Hmmm, Ryouichi? Apa kita sudah sampai? " tanya Rose yang juga terbangun dari tidurnya.     

"Ah, kita sudah sampai" ucap Ryouichi sembari merapikan rambut Rose yang berantakan.     

Terlihat Rose yang menikmati belaian dari Ryouichi.     

Mereka pun akhirnya sampai di pos penjagaan gerbang masuk Central.     

"Selamat pagi, bisakah kalian keluar dari mobil terlebih dahulu dan tunjukkan identitas kalia?" ucap salah seorang penjaga.     

"Kau disini saja ya" ucap Rose kepada gadis kecil itu.     

Ryouichi dan yang lainnya pun keluar dari mobil dan berniat untuk menunjukkan identitas mereka, namun penjaga itu terkejut setelah melihat Rose yang juga ikut keluar dari mobil.     

"Ko-kolonel Rose?!" seru penjaga itu.     

"Hmm? Ah selamat pagi, terima kasih atas kerja keras kalian hari ini" ucap Rose sembari tersenyum.     

"Jika anda bersama mereka, jadi berarti mereka adalah pasukan [Saint Wolf] yang sangat terkenal itu?" tanya penjaga gerbang itu.     

"Terkenal? Bagaimana bisa kami jadi terkenal?" tanya Enzo.     

"Apakah kalian tidak tahu? Kabar kalian yang sudah menyelamatkan satu desa dari bandit yang menyamar menjadi prajurit, dan juga kesuksesan kalian yang mampu mengungkap pengkhianatan salah satu prajurit disana serta hebatnya kalian bisa menghabisi ratusan demon yang hendak menyerang perbatasan wilayah provinsi barat" ucap penjaga itu dengan bersemangat.     

"Se-sebenarnya hanya ketua kami yang menghabisi ratusan demon tersebut seorang diri. Ketika kami sampai semua demon itu sudah mati" ucap Enzo.     

"Kau bercanda bukan? Lucu sekali kalian, bukankah begitu, Kolonel Rose?" ucap penjaga itu.     

Terlihat Rose yang hanya tersenyum dan tertawa kecil.     

"I-itu bohong bukan Bahkan Kolonel Rose tidak membantahnya, berarti memang ketua kalian yang menghabisi para demon itu? Jadi, ketua kalian yang mana? Apakah anda?" tanya penjaga itu kepada Enzo.     

"Ah, bukan aku. Tapi orang inilah yang menjadi ketua kami" ucap Enzo sembari menunjuk Ryouichi.     

"Orang ini? Orang yang terlihat lemah ini? Apa kalian bercanda denganku?" ucap penjaga itu sembari tertawa.     

Tiba-tiba Chloe menghilang dan sudah berada dibelakang penjaga itu, terlihat Chloe sudah hampir menusuk penjaga itu. Tiara juga nampak marah dan hendak memukul penjaga itu, namun dicegah oleh Natsumi.     

"Apa kau baru saja mengejek masterku?" ucap Chloe dengan hawa membunuh dan tatapan tajam.     

"Apa kau sudah bosan untuk hidup dan ingin secepatnya bertemu dengan penciptamu?" ucap Reina yang terlihat sudah merapal mantra bola sihir.     

"Oi, apa yang kau bilang? Ketua adalah orang yang lemah? Aku bisa membelahmu menjadi dua saat ini, namun aku masih tidak dapat mengalahkan ketua. Atas dasar apa kau berkata seperti itu?" ucap Enzo dengan ekspresi kesal.     

"Berhentilah, sudah cukup" ucap Ryouichi.     

Setelah mendengar ucapan dari Ryouichi, Chloe kembali ke pasukan [Saint Wolf]. Rose pun maju dan menatap prajurit penjaga itu dengan senyuman.     

"Maaf, aku memang tidak menyukai kekerasan. Tapi jika sekali lagi kau mengejek suamiku, aku akan membakarmu hingga menjadi abu" ucap Rose dengan ekspresinya yang berubah dari semula tersenyum menjadi tatapan intimidasi.     

"Su-suami?!" gumam prajurit penjaga.     

Tidak lama muncullah 5 orang prajurit yang biasanya mengawal jendral menghampiri Ryouichi dan yang lainnya.     

"Ada keributan apa ini?" ucap salah satu prajurit wanita.     

"Tidak ada keributan, hanya saja prajurit ini sudah menghina ketua dari pasukan [Saint Wolf]" ucap Rose.     

"Apa benar seperti itu?" tanya prajurit wanita itu kepada prajurit penjaga.     

"I-itu… Aku…" ucap prajurit penjaga itu terbata-bata.     

"Apakah kau tahu bahwa ketua dari pasukan [Saint Wolf] memiliki lencana [Glorius Wings]? Pemilik lencana itu memiliki kekuasaan setara dengan empat [Guardian]" ucap prajurit wanita itu.     

"Kalian tidak perlu melebih-melebihkan hal ini. Biarkan saja kami masuk" ucap Ryouichi.     

Tiba-tiba gadis kecil itu turun dari mobil dan memeluk kaki Rose.     

"Mama… Aku lapar" ucap gadis kecil itu.     

Rose pun langsung menggendong gadis kecil itu dan membelai rambutnya.     

"Baiklah, setelah ini kita akan mencari makan untukmu…" ucap Rose.     

Para prajurit pengawal jendral yang berada di tempat itu langsung terkejut.     

"A-apakah itu anak anda, Kolonel Rose?" tanya prajurit wanita itu.     

"Ah, tentu saja. Dia adalah anakku dan juga Ryouichi, mengapa kalian terlihat terkejut seperti itu?" tanya Rose heran.     

"Ka-kami hanya tidak menyangka bahwa jendral akan mempunyai cucu secepat ini" ucap prajurit wanita itu.     

"Ba-baiklah?" ucap Rose bingung.     

"Kalau begitu silahkan masuk, kolonel Rose. Kami akan memberi hukuman yang pantas untuk prajurit penjaga ini. Dan kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada anda, Letnan Dua Ryouichi" ucap prajurit wanita itu yang lalu mempersilahkan Ryouichi dan pasukannya masuk.     

Setelah itu, Ryouichi dan pasukannya pun masuk kedalam Central. Sesaat setelah mereka masuk kedalam Central, mereka kembali dibuat terkejut oleh bangunan yang megah dan lebih modern dibanding markas provinsi.     

"Papa, itu apa?" tanya gadis kecil itu sembari menunjuk sebuah gedung megah.     

"Ah, itu namanya gedung, disana ada banyak orang yang bisa masuk dan keluar dengan bebas" ucap Ryouichi.     

"Oh iya, ketua. Aku hampir lupa menanyakan hal ini kepada anda, siapa nama gadis kecil itu?" tanya Akari.     

"Kau benar, aku juga lupa memberi nama anak ini" ucap Ryouichi.     

"Apa kau ada nama yang bagus untuk anak ini, Rose?" tanya Ryouichi.     

Rose lalu melihat ke arah gadis kecil itu dan mengusap rambutnya dengan lembut.     

"Bagaimana dengan Aiko?" ucap Rose.     

"Kedengarannya bagus, baiklah mulai dari sekarang namamu adalah Aiko" ucap Ryouichi kepada gadis kecil itu.     

Gadis kecil itu terlihat senang dan mengangguk.     

Setelah melewati pusat kota akhirnya mereka sampai di gedung pusat pemerintahan Central, dan berniat bertemu dengan jendral.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.