Divine_Gate

Chapter 134 : [Magical Beast!]



Chapter 134 : [Magical Beast!]

3Setelah pertarungan Letnan Satu Shizu melawan demon kecil itu berakhir, Letnan Satu Shizu berusaha untuk menyusul Rose yang masih melawan demon lainnya.     

"Ada apa, manusia? Apa hanya sebatas ini saja kemampuanmu?" ucap demon tingkat bumi yang tengah menyerang Rose secara membabi buta.     

"Demon ini berbeda… Kekuatannya tidak sama dengan demon tingkat bumi lainnya. Kekuatannya hampir setara dengan [Trinity Leader], demon ini hampir mencapai level demon tingkat langit" gumam Rose.     

Terlihat Rose yang hampir kehabisan nafas karena terus bertahan dari serangan demon itu dan mulai melemah. Dirinya terlempar karena salah satu serangan demon itu dan tergeletak ditanah.     

Demon yang melihat hal itupun tertawa dengan keras dan mendekati Rose secara perlahan.     

"Apa kau sudah menyerah? Jika kau menyerah sekarang, setidaknya aku akan berbaik hati membunuhmu tanpa rasa sakit" ucap demon itu dengan senyuman mengerikan yang menyeringai.     

"Jangan…"     

"Huh?"     

"Jangan bercanda denganku, sialan!" teriak Rose.     

Demon yang mendengar teriakan Rose yang lantang sedikit kehilangan nyalinya dan mundur dengan wajah terkejut.     

"A-apa?! Ma-manusia sepertimu masih bisa berteriak seperti itu? Dan lagi… Teriakanmu membuatku takut untuk sesaat?" ucap demon itu bingung.     

Rose perlahan bangkit dan menyeka darah yang mengalir di bibirnya yang mungil.     

"Sudah sejauh mana aku menjadi lemah? Apakah karena aku terlalu bergantung kepada Ryouichi? Tidak… Aku tidak bisa menyalahkan orang lain karena kelemahanku sendiri" gumam Rose.     

Tanpa berkata apa-apa lagi, Rose langsung berlari dan membidik demon itu dengan senjata roh miliknya.     

"[Skill : Flame Arrow]!"     

Dengan masih berlari dengan lincah, Rose terus menembakkan panah api dari senjata rohnya.     

Demon yang terkena tembakan panah api Rose perlahan menunjukkan efek samping dari serangan itu.     

"Aku tidak bisa beregenerasi?! Apa-apaan ini? Bagaimana bisa demon sepertiku terluka karena serangan seperti ini?" gumam demon itu.     

"Ada apa? Apa kau heran mengapa dirimu tidak bisa beregenerasi? Skill milikku adalah skill api unik yang membuat target tidak bisa meregenerasi dalam durasi waktu tertentu. Jangan remehkan aku meskipun aku adalah perempuan!" teriak Rose.     

"Wanita sialan!"     

Demon itu mengamati pergerakan Rose yang masih bergerak dengan lincah mengitari pepohonan di sekitarnya.     

"Kena kau…" ucap demon itu dengan tersenyum.     

"A-apa?!"     

Rose tidak menyadari bahwa ada sebuah serangan yang mengenai dirinya dan mengenai kaki kirinya, dirinya pun terjatuh dengan keras ketanah.     

"[Dark skill : Black Chain]"     

Sesaat setelah demon itu merapal mantera, beberapa rantai dengan atribut kegelapan mengikat Rose yang masih tergeletak ditanah.     

"A-aku tidak bisa bergerak… Rantai ini membuatku tidak bisa mengeluarkan kekuatan dari senjata roh" ucap Rose.     

"Percuma saja jika kau mencoba untuk bergerak maupun menggunakan kekuatan sihirmu, manusia. Skill milikku adalah skill absolut yang membuat siapapun yang terikat oleh rantai ini menjadi tidak berdaya serta tidak dapat mengeluarkan sihir apapun. Meskipun terdengar kuat, namun rantai ini hanya bisa mengikat seseorang yang memiliki sihir atribut, dan tidak akan berdampak apa-apa terhadap seseorang yang memiliki sihir non-atribut" ucap demon itu.     

Demon itu mengeluarkan belati panjang yang entah darimana dia dapatkan dan merobek baju Rose. Demon itu terdiam sejenak setelah memandangi perut Rose yang tidak terbungkus kain.     

"Ha-hahahaha, menarik! Sudah lama aku tidak memakan daging manusia, dan kali ini aku beruntung bisa memakan dua manusia sekaligus!" ucap demon itu.     

Rose yang mendengar ucapan demon itu tersentak dan mulai menunjukkan wajah ketakutan.     

"Ber-berhenti… Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan, tapi tolong jangan menyakiti bayi yang ada di perutku" ucap Rose memohon kepada demon itu.     

"Pantas saja aku merasakan ada yang aneh ketika aku melihat pergerakanmu ketika pertarungan kita tadi. Alasan mengapa kau tidak bisa mengeluarkan kekuatan penuhmu karena kau sedang hamil bukan? Ketika manusia sedang hamil, kekuatan sihir mereka akan melemah karena sebagian kekuatan sihir mereka akan diserap oleh bayi didalam perut mereka sebagai nutrisi" ucap demon itu.     

Rose terdiam ketika mendengar ucapan demon itu dan mulai menangis.     

"Ryouichi… Maafkan aku karena ceroboh seperti ini" gumam Rose.     

Demon itu pun tanpa banyak kata langsung menusuk perut Rose dan dengan pelan mulai merobeknya.     

"Tidak! Hentikan!" teriak Rose sembari menahan sakit.     

Rose meringis kesakitan ketika pisau yang ditusukkan keperutnya perlahan merobek perutnya.     

"Benar! Berteriaklah dengan keras seperti itu! Aku suka dengan teriakan kesakitan seperti itu, sungguh membuatku bahagia! Pertama aku akan memakan bayimu terlebih dahulu dihadapanmu, lalu aku akan memakanmu selanjutnya"     

Namun tiba-tiba ada sesuatu yang menyerang demon itu di bagian wajah yang membuat demon itu berteriak kesakitan.     

"SIALAN! Siapa yang berani mengangguku?" teriak demon itu dengan wajah kesal.     

Dihadapan demon itu ada seekor kucing yang awalnya sudah diselamatkan oleh Rose.     

"Ku-kucing?" ucap Rose yang hampir kehilangan kesadaran karena menahan sakit.     

"~NYAA!" kucing itu menyerang demon itu dengan sangat cepat dan membuat demon itu terpojok.     

"Kucing sialan! Berani-beraninya kau!"     

Demon itu lalu mencengkram kucing itu dan melemparnya ke pohon, namun kucing itu berhasil selamat tanpa luka.     

"Makhluk apa kau? Bagaimana bisa seekor kucing sepertimu melukaiku?"     

Perlahan kucing itu mengeluarkan aura yang kuat dan membuat kondisi udara menjadi sesak.     

"Jangan lukai gadis manusia itu lagi atau aku akan membunuhmu"     

Tiba-tiba kucing itu dapat berbicara dan membuat Rose serta demon itu terkejut.     

"Ku-kucing itu bisa berbicara?!" ucap demon itu.     

Tubuh kucing itu perlahan membesar hingga 3 meter, kucing itu sekarang memiliki ukuran yang lebih besar dibanding demon itu.     

"[Elemental Beast]? Bukan, kucing itu adalah [Magical Beast]!" seru demon itu.     

Rose yang masih terkekang oleh rantai itu hanya bisa melihat dengan penuh keheranan.     

"Ter-ternyata kucing itu bukan kucing biasa…" gumam Rose.     

Perlahan mata Rose mulai tertutup dan hampir kehilangan kesadaran hingga sebuah suara menyadarkannya kembali.     

"Kolonel Rose… Kolonel Rose! Anda baik-baik saja?"     

"Suara ini?... E-Elizabeth? Mengapa anda bisa berada di sini?" ucap Rose lirih.     

"Bertahanlah, Kolonel Rose. Saya akan segera melepaskan anda dari rantai ini, tunggu sebentar" ucap Kolonel Elizabeth.     

Kolonel Elizabeth lalu merapal mantera sembari menaruh kedua tangannya ke rantai yang mengekang Rose.     

"[Skill : Dispell All Atribut]"     

Setelah dirinya merapal mantera itu, rantai yang mengekang Rose pun hilang tanpa jejak. Kolonel Elizabeth lalu membopong Rose dan menyandarkannya pada sebuah pohon.     

"Kolonel Elizabeth, apakah kucing itu adalah milik anda?" tanya Rose.     

"Tidak, saya sama sekali tidak memiliki [Elemental Beast] ataupun [Magical Beast] seperti itu. Anda sebaiknya tidak banyak bicara, Kolonel Rose. Anda kehilangan banyak darah karena luka diperut anda yang cukup lebar ini. Sangat disayangkan saya tidak memiliki keahlian medis, namun saya akan memberikan pertolongan pertama untuk menutup luka ini sementara waktu" ucap Kolonel Elizabeth.     

"Kolonel Elizabeth, terima kasih. Aku mungkin sudah berkata kasar kepadamu ketika di markas provinsi utara dan aku belum benar-benar meminta maaf kepadamu sampai sekarang" ucap Kolonel Rose.     

Kolonel Elizabeth hanya menghela nafas dan tersenyum.     

"Anda tidak perlu mempermasalahkan hal itu, Kolonel Rose. Dari awal saya tidak pernah marah kepada anda, saya juga mengerti alasan mengapa anda marah kepada saya waktu itu. Kolonel Rose, saya hendak menanyakan ini sebelumnya… Potongan tangan siapa yang anda pegang sedaritadi?"     

Rose melihat potongan tangan yang dia pegang dan mulai menunjukkan raut wajah sedih.     

"Ini adalah potongan tangan dari Kolonel Ray…" ucap Rose.     

"A-apa?! Jangan bilang bahwa Kolonel Ray telah…"     

Rose mengangguk pelan tanpa mengucapkan kata apapun.     

Disisi lain kucing itu masih berhadapan dengan demon tingkat bumi itu.     

"Mati kau kucing sialan!" teriak demon itu sembari menyerang kucing itu.     

Kucing itu hanya diam ketika menerima serangan demon itu, terlihat kucing itu tidak terluka sama sekali meskipun sudah menerima banyak serangan dari demon itu.     

"Kenapa? Kenapa seranganku tidak berhasil melukaimu?"     

Kucing itu lalu menghempaskan demon itu dengan sekali serangan dan langsung membuat demon itu terlempar sangat jauh. Banyak pepohonan yang rusak karena satu hempasan dari kucing itu.     

Setelah menghempaskan demon itu, kucing itu berjalan mendekati Rose. Kolonel Elizabeth yang melihat hal itu langsung mencoba untuk melindungi Rose.     

Melihat hal itu, kucing itu perlahan berubah wujud kembali menjadi normal.     

"Aku tahu kalian mungkin takut denganku, namun aku tidak berniat melukai kalian. Terlebih gadis itu, dia telah berbaik hati membantuku menyembuhkan kakiku yang terluka sebelumnya" ucap kucing itu.     

"Si-siapa kau sebenarnya?" tanya Kolonel Elizabeth dengan nada waspada.     

"Seperti yang dikatakan demon tadi, aku adalah [Magical Beast] yang menjaga tempat ini. Aku adalah [Bakeneko], mungkin sebagian dari manusia mengenalku sebagai siluman kucing" ucap kucing itu.     

"Ternyata benar bahwa kau adalah [Magical Beast]… Aku sudah menyadarinya sejak aku menggendongmu sebelumnya, kekuatan sihir seperti itu tidak mungkin dimiliki oleh kucing biasa" ucap Rose sembari tersenyum.     

Ditengah perbincangan mereka, tiba-tiba mereka mendengar banyak suara langkah kaki berlari kearah mereka. Dalam sekejap mereka sudah dikepung oleh ratusan demon dari segala arah dan sudah siap menyerang mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.