Divine_Gate

Chapter 80 : Awakening



Chapter 80 : Awakening

0Rose pun berubah wujud menjadi Ultimate Armor of Phoenix, tubuhnya di selimuti oleh armor berwarna merah api menyala dan memiliki sayap burung di punggungnya. Dikepalanya pun terlindungi oleh helm armor berwarna merah.     

"Ryouichi!" teriak Rose.     

Bersamaan dengan hal itu, Kolonel Erik pun menembak Ryouichi. Hanya berselang beberapa detik sebelum peluru itu mengenai Ryouich, Rose pun melindungi Ryouichi dan menahan peluru itu. Peluru itupun mengenai kepala Rose, helm armor yang dia pakai pun pecah. Rose pun jatuh ketanah dengan keras.     

"Rose!" seru Ryouichi.     

Kolonel Erik yang melihat hal itupun terkejut.     

"Sayang sekali… Sebenarnya aku tidak ingin menargetkan dirimu, Kolonel Rose" ucap Kolonel Erik dengan tatapan merasa bersalah.     

Seluruh tubuh Ryouichi pun akhirnya dapat digerakkan kembali. Dengan secepat kilat, Ryouichi pun berlari kearah Rose yang tergeletak lemas di tanah. Ryouichi pun mengangkat kepala Rose dengan lembut, terlihat darah mengalir dari kepala Rose.     

"Rose, kenapa kau sampai berbuat seperti itu untuk melindungiku?" ucap Ryouichi lirih dengan ekspresi cemas.     

Rose hanya tersenyum kecil dan membelai pipi Ryouichi dengan lembut.     

"Apa maksudmu? Kau sudah sering menyelamatkan diriku, Ryouichi. Sekarang giliranku untuk membalasmu" ucap Rose lirih.     

Tiba-tiba Rose berteriak dengan keras dan memegangi kepalanya. Ryouichi yang melihat hal itupun menjadi cemas.     

"Rose! Rose! Ada apa denganmu? Tenangkan dirimu" ucap Ryouichi.     

"Percuma saja, Ryouichi. Kolonel Rose sudah terkena peluru dariku, dia akan segera merasakan efek dari peluru itu" ucap Kolonel Erik.     

Rose yang tidak bisa menahan rasa sakit pun menjadi pingsan.     

"Rose!... ERIK! Kau bajingan! Cepat kembalikan Rose seperti semula!" teriak Ryouichi sembari menatap Kolonel Erik dengan tatapan penuh kebencian.     

Kolonel Erik hanya menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya.     

"Tidak bisa, Ryouichi. Dalam sebuah pertarungan memang sudah seharusnya ada beberapa pihak yang menjadi korban, namun aku tidak menyangka bahwa Rose lah yang akan menjadi salah satu korbannya" ucap Kolonel Erik.     

Ryouichi yang terpuruk dalam kesedihan dan amarah yang luar biasa pun menjadi diam seribu bahasa. Pandangannya menjadi tajam, dirinya pun berdiri dan menatap Kolonel Erik dengan kemarahan yang luar biasa. Suara Ro-chan pun menggema didalam kepala Ryouichi.     

"Ryouichi! Tenangkan dirimu sekarang! Kekuatan sihirmu menjadi tidak terkendali sekarang! Aku merasakan ada sebuah kekuatan sihir asing yang mulai bangkit dalam dirimu!" ucap Ro-chan.     

"Aku tidak masalah jika kau memukul dan menendangku sekeras apapun, namun sejak kau membuat Rose menjadi terluka seperti itu… AKAN KUPASTIKAN KAU MATI!" teriak Ryouichi.     

Tiba-tiba sebuah aura besar berwarna emas menyelimuti tubuh Ryouichi. Sebuah [Insignia] berbentuk naga emas muncul di dahinya. Sayap demon yang tadinya berada di punggung Ryouichi hilang perlahan dan tergantikan oleh sayap berwarna emas berkilau, rambut hitam Ryouichi pun menjadi panjang dan berubah menjadi warna emas. Warna pupil matanya pun berubah menjadi warna merah. Langit yang tadinya hujan menjadi cerah kembali, sinar matahari pun menyinari Ryouichi yang sudah berada dalam wujud lain.     

"Ke-kekuatan ini!? Aku tidak mengira bahwa kekuatan luar biasa ini akan bangkit secepat ini. Nampaknya takdirmu sungguh bagus sekali, Ryouichi" ucap Ro-chan didalam kepala Ryouichi.     

Ryouichi pun mengacungkan jarinya dan menunjuk kearah Kolonel Erik yang terdiam terkejut melihat perubahan wujud baru milik Ryouichi.     

"Aku tidak tahu kekuatan apa yang sedang menyelimuti tubuhku saat ini. Namun aku rela menggunakan kekuatan asing ini untuk meremukkan kepalamu, ERIK!' teriak Ryouichi.     

"Aku terima tantanganmu, Ryouichi! Mari kita lihat kekuatan siapa yang lebih kuat, kekuatan relik kuno ini atau kekuatanmu yang baru itu!" seru Kolonel Erik sembari tersenyum menyeringai.     

Ryouichi pun memanggil Chronos, dengan hitungan kedipan mata Chronos sudah berada di tangan Ryouichi. Lalu dirinya juga menggunakan Longinus Spear miliknya, Ryouichi pun menghunuskan Chronos dan Longinus Spear kelangit dan merapal sebuah mantera sihir.     

"Seluruh jiwa hanyalah sebuah pengorbanan bagi langit, tidak ada yang lebih perkasa dibandingkan diriku. Seluruh hidupku hanyalah sebuah ujian, seluruh pertarunganku hanyalah permainan. [Ultimate Extreme Skill : Heaven Piercing Strike]!" rapal Ryouichi.     

Seketika sebuah petir besar langsung menghujam tubuh Kolonel Erik.     

"Argh! Se-serangan ini memiliki atribut [Holy]! Darimana kau bisa mendapatkan kekuatan sebesar ini!" teriak Kolonel Erik kesakitan.     

Kolonel Erik berusaha untuk melarikan diri dari serangan itu, namun Ryouichi dengan cepat merapal sihirnya.     

"[Skill : Time Freeze]!" teriak Ryouichi.     

Tubuh Kolonel Erik pun menjadi tidak bisa bergerak dan gagal untuk melarikan diri.     

"SIALAN! BAGAIMANA BISA AKU KALAH DARI ORANG SEPERTI DIRIMU, RYOUICHI!" teriak Kolonel Erik.     

Ryouichi tiba-tiba menghilang dari pandangan Kolonel Erik, tanpa disadari dirinya sudah berada di depan wajah Kolonel Erik.     

"Orang sepertiku? Apakah kau sedang memujiku atau sedang mengutukku? Rasakan ini! [Longinus Spear : Lightning Strike]!" seru Ryouichi.     

Ryouichi lalu menyerang Kolonel Erik dengan Longinus Spear miliknya. Serangan demi serangan menghujam tubuh Kolonel Erik.     

"Mustahil! Kekuatan yang akan kupakai untuk mengalahkan jendral tua itu masih bisa dikalahkan oleh dirimu…" ucap Kolonel Erik.     

Mata Kolonel Erik pun menjadi putih dan dirinya pun tumbang setelah menerima serangan dari Ryouichi.     

Ryouichi terlihat terengah-engah dan kelelahan. Tubuhnya pun menjadi normal kembali.     

"Su-sudah berakhir…" ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun tumbang dan jatuh ketanah. Namun tidak disangka, Kolonel Erik masih bisa bangkit dan berjalan kearah Ryouichi.     

"Si-sialan, kau benar-benar pria yang keras kepala. Aku akui bahwa kau adalah orang terkuat yang pernah kulawan hingga saat ini" ucap Kolonel Erik.     

Beberapa bagian tubuh Kolonel Erik terlihat menerima luka bakar dan baju yang dia kenakan terbakar habis. Kolonel Erik pun mengacungkan senjata roh pistolnya ke arah Ryouichi.     

"[Pistol suci : Maru]!" seru Kolonel Erik.     

Ryouichi yang melihat hal itu pun memasang ekspresi pasrah dan memejamkan matanya.     

"Sekarang saatnya aku benar-benar mengatakan selamat tinggal kepadamu, Ryouichi" ucap Kolonel Erik.     

Bersamaan dengan hal itu, Enzo dan yang lainnya pun masuk kedalam benteng markas provinsi utara. Enzo melihat dengan mata kepalanya sendiri yang dimana Ryouichi yang sudah tergeletak lemas ditanah dan disampingnya ada Rose yang juga tengah tidak sadarkan diri.     

"Ketua!" teriak Enzo.     

Enzo pun mencoba berlari kearah Ryouichi, namun tiba-tiba sebuah benda asing jatuh dengan keras ke medan pertarungan itu yang membuat kumpulan debu beterbangan dan membuat pandangan Enzo dan yang lainnya menjadi tidak jelas.     

"Baiklah, baiklah. Jadi apa saja yang sudah aku lewatkan?" ucap sesosok pria dalam kumpulan debu itu.     

"O-orang itu!? Di-dia adalah…" seru Enzo tidak percaya.     

Setelah kumpulan debu itu perlahan menghilang, akhirnya terlihat jelas sosok pria itu. Sosok pria itu adalah Hayate yang sedang berdiri diatas Leviathan sembari membakar rokoknya.     

"Yo, kalian semua… Bisakah kalian jelaskan apa yang sedang terjadi disini?" ucap Hayate.     

"Pa-paman Hayate!? Akari kira tidak akan bertemu paman lagi secepat ini!" seru Akari bahagia.     

"Yo, Akari. Aku merasa antara senang dan tidak senang melihatmu lagi" ucap Hayate.     

"Paman jahat!" ucap Akari sembari memasang ekspresi cemberut.     

Hayate pun memalingkan pandangannya dan melihat kearah Kolonel Erik.     

"Jadi kau yang bernama Erik, yah? Kau adalah target terakhirku, menyerahlah dengan tenang sekarang juga" ucap Hayate sembari menghisap rokoknya.     

Kolonel Erik pun menjadi kesal dan menyerang Hayate tanpa pikir panjang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.