Divine_Gate

Chapter 82 : The Lost Memories



Chapter 82 : The Lost Memories

2"Rose, kumohon bertahanlah" ucap Ryouichi cemas.     

"Ketua, tolong menyingkir terlebih dahulu. Saya akan menyembuhkan Kolonel Rose sekarang" ucap Natsumi.     

Ryouichi pun menganggukkan kepalanya dengan pelan dan perlahan menyingkir. Di sisi lain, Hayate tengah bertatapan dengan Asmodeus.     

"Aku tidak akan mengulangi ucapanku untuk kedua kalinya, wahai prajurit [The Saviour]. Segera berikan batu itu kepadaku sekarang" ucap Asmodeus dengan ekspresi kesal.     

Hayate hanya tersenyum dan melempar-lempar batu itu kelangit.     

"Aku juga tidak akan mengulangi perkataanku untuk kedua kalinya. Jika kau memang ingin batu ini, maka ambillah dari tanganku sekarang" ucap Hayate.     

Tiba-tiba perhatian Asmodeus pun teralihkan oleh Ryouichi yang sedang memanggil nama Rose tanpa henti.     

"Orang itu!? Ti-tidak mungkin… Nampaknya takdir mempertemukan kita kembali, naga emas surgawi…" gumam Asmodeus.     

"Ada apa? Kenapa kau malah diam seperti itu? Bukankah kau ingin mengambil batu ini dari tanganku?" tanya Hayate heran.     

Asmodeus pun tertawa keras.     

"Sungguh menarik sekali! Aku menemukan hal yang sungguh tidak terduga sekarang!" seru Asmodeus.     

Hayate terlihat heran dengan tingkah laku Asmodeus.     

"Apa kau sudah menjadi gila?" tanya Hayate.     

"Gila? Apa maksudmu? Aku sangat senang karena bertemu dengan sosok yang dulu pernah mengobrak-abrik surga dulu… Aku merubah pikiranku, kau bisa menyimpan batu itu. Lagipula batu itu akan aman ditangan orang itu" ucap Asmodeus sembari menunjuk Ryouichi.     

Hayate pun melihat Ryouichi dengan ekspresi heran.     

"Ryouichi? Apa maksudmu berkata bahwa batu ditanganku ini akan aman ditangan Ryouichi?" tanya Hayate.     

Asmodeus pun menggelengkan kepalanya.     

"Masih banyak sekali hal didunia ini yang belum kalian ketahui, aku sarankan kalian segera mencari tahu tentang rahasia dunia ini sebanyak mungkin sebelum pasukan surgawi turun" ucap Asmodeus.     

"Apa maks--?" tanya Hayate.     

Asmodeus pun melebarkan sayapnya dan pergi terbang dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, angin besar pun tercipta seiring Asmodeus pergi dari tempat itu.     

"Demon yang aneh…" gumam Hayate.     

Di sisi lain, Natsumi tengah menyembuhkan Rose yang terluka di bagian kepalanya.     

"Seharusnya dengan begini sudah selesai" ucap Natsumi.     

"Bagaimana dengan kondisi Rose? Apa dia baik-baik saja?" tanya Ryouichi cemas.     

Perlahan Rose pun terbangun.     

"Erm…" gumam Rose sembari membuka matanya.     

Ryouichi yang melihat hal itupun senang dan memeluk Rose dengan erat.     

"Rose, aku pikir aku akan kehilangan dirimu. Untunglah kau sudah baik-baik saja sekarang" ucap Ryouichi bahagia.     

Rose terlihat memasang ekspresi bingung dan melepaskan pelukan dari Ryouichi.     

"Rose? Ada apa denganmu? Apakah kau masih merasakan sakit dibagian lain?" tanya Ryouichi heran.     

Rose pun menatap Ryouichi.     

"Tolong jangan bertingkah seakan kau mengenal diriku. Dan lagipula, siapa dirimu? Jangan menyentuhku seperti itu, sungguh menjijikkan" ucap Rose dingin.     

Ryouichi dan seluruh prajurit [Saint Wolf] yang mendengar hal itupun menjadi terkejut.     

"Ro-Rose? Kau sedang bercanda kan? Kau sudah berhasil membuatku terkejut, jadi tolong hentikan leluconmu ini" ucap Ryouichi.     

Rose pun bangkit dari tidurnya dan berdiri.     

"Enzo, apa kau kenal dengan orang ini?" tanya Rose kepada Enzo.     

Enzo pun terlihat bingung untuk menjawab pertanyaan dari Rose.     

"Di-dia adalah ketua Ryouichi, Kolonel Rose. Dia adalah pemimpin dari pasukan [Saint Wolf] dan juga suami anda" ucap Enzo.     

"Suamiku!? Kau sedang bercanda bukan? Orang seperti dia adalah suamiku? Aku lebih baik mati daripada menjadi istrinya" ucap Rose.     

Ucapan dari Rose pun membuat Ryouichi secara tidak sadar menitikkan air mata. Seluruh anggota [Saint Wolf] yang lain juga kebingungan untuk meyakinkan Rose. Tiba-tiba Hayate menghampiri mereka sembari menyeret Kolonel Erik.     

"Ada apa dengan keributan ini?" tanya Hayate.     

Akari pun mendekati Hayate.     

"Paman Hayate, nampaknya Kolonel Rose menderita luka cukup parah yang membuat dia kehilangan seluruh ingatannya tentang ketua Ryouichi" ucap Akari.     

"Kehilangan ingatan?" tanya Hayate heran.     

Akari pun menganggukkan kepalanya.     

Rose pun tiba-tiba dihampiri oleh Aiko yang langsung menarik lengan baju dari Rose.     

"Mama… Aiko mau digendong" ucap Aiko.     

Rose pun tersenyum lalu menggendong Aiko.     

"Maafkan mama, Aiko. Kau kesepian, bukan?" ucap Rose sembari mengelus kepala Aiko.     

"Mama, kenapa mama marah kepada papa?" tanya Aiko dengan wajah polosnya.     

Rose pun tertegun dan menurunkan Aiko.     

"Papa? Apa maksudmu orang menyedihkan itu?" ucap Rose sembari menunjuk Ryouichi yang tengah berlutut dan memasang ekspresi sedih.     

"Kolonel Rose! Ucapan anda sudah berlebihan, minta maaflah kepada ketua Ryouichi sekarang!" seru Natsumi.     

"Minta maaf? Untuk apa aku meminta maaf kepada orang menyedihkan seperti dirinya?" ucap Rose.     

Natsumi terlihat kesal dengan ucapan dari Rose dan menamparnya dengan keras.     

~PLAK     

Bekas tamparan merah pun nampak di pipi Rose.     

"Apa anda lihat cincin yang ada di jari manis anda sekarang, Kolonel Rose?" ucap Natsumi.     

Rose pun melihat cincin yang terpasang di jari manisnya dan memasang ekspresi datar.     

"Cincin ini…" ucap Rose lirih.     

"Apa anda sudah ingat sekarang? Ketua Ryouichi sendiri yang sudah memasang cincin itu di jari anda" ucap Natsumi.     

Rose pun meraba cincin itu, dan tiba-tiba melepasnya.     

"Kalau begitu aku kembalikan cincin ini" ucap Rose sembari melempar cincin itu kehadapan Ryouichi.     

Seluruh orang yang ada ditempat itu pun menjadi terkejut dan tidak bisa menyembunyikan kekesalan mereka kepada Rose. Hayate pun menepukkan tangannya untuk memecah situasi keributan saat itu.     

"Baiklah, kalian semua tenangkan diri kalian. Misi kita sekarang sudah selesai, Kolonel Erik sudah tertangkap. Lebih baik kita kembali menuju Central sekarang dan melanjutkan pembicaraan kita nanti" ucap Hayate.     

"Baguslah kalau seperti itu, aku juga ingin secepatnya pergi dari tempat ini" ucap Rose.     

Rose pun perlahan pergi meninggalkan tempat itu. Hayate pun menghela nafas panjang dan menanyakan sesuatu kepada Kolonel Erik.     

"Baiklah, apa kau tahu sesuatu tentang Rose yang tiba-tiba kehilangan ingatannya tentang Ryouichi?" ucap Hayate.     

"Dia sudah terkena peluru sihirku yang dapat memanipulasi ingatan seseorang, namun nampaknya efek dari peluru sihir itu tidak sepenuhnya mengubah ingatannya. Hanya ingatan yang paling kuat dan penting baginya lah yang berubah. Dan ingatan itu adalah ingatan tentang Ryouichi…" ucap Kolonel Erik.     

"Hmmm… Begitukah? Apa kau ada memiliki cara untuk menyembuhkan Rose?" tanya Hayate.     

"Sayangnya tidak ada. Hanya dirinya sendirilah yang bisa memunculkan kembali ingatannya mengenai Ryouichi" ucap Kolonel Erik.     

"Sialan, bahkan kau tidak punya solusi untuk masalah ini? Sungguh manusia tidak berguna" ucap Hayate dengan kesal.     

Enzo lalu berjalan kearah Kolonel Erik dan meninju wajahnya.     

"Jangan bercanda kau sialan! Apa kau tahu betapa hancurnya perasaan ketua ketika Kolonel Rose bertingkah seperti itu kepadanya?" teriak Enzo.     

"…"     

Kolonel Erik hanya diam seribu bahasa dan membuang pandangannya kearah lain.     

"Tenangkan dirimu. Sekarang yang bisa kita lakukan hanyalah kembali ke markas Central dan menyelidiki semua hal ini" ucap Hayate dengan ekspresi serius.     

Enzo hanya diam lalu menghampiri Ryouichi yang masih berlutut.     

"Ketua… Ayo kita pergi sekarang. Anda butuh istirahat, apalagi setelah pertarungan anda tadi" ucap Enzo.     

Ryouichi terlihat tidak bergeming dari tempatnya berlutut, hingga akhirnya Natsumi yang sudah tidak tahan melihat kondisi Ryouichi pun mendekatinya.     

"Ketua, tolong bangkitlah. Saya tidak tahan melihat anda dalam kondisi seperti ini" ucap Natsumi sembari memasang ekspresi kasihan.     

Terlihat Ryouichi dengan pandangan kosong dan mata sembab. Enzo dan yang lainnya pun akhirnya menarik paksa Ryouichi untuk pergi dari tempat itu. Sementara itu Hayate masih mengamati batu relik kuno yang berada di tangannya dengan ekspresi serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.