Divine_Gate

Chapter 77 : Kebenaran Sesungguhnya



Chapter 77 : Kebenaran Sesungguhnya

1Kolonel Ray, Rose, dan juga Chloe berlari secepat mungkin di ruangan bawah tanah itu lalu mencari kesegala penjuru untuk mencari para tahanan anak-anak.     

"Kolonel Ray, dimana tempat para anak-anak itu ditahan?" tanya Rose.     

"Tu-tunggulah sebentar, aku akan melihat peta yang diberikan Ryouichi ini dulu" ucap Kolonel Ray sembari membolak-balik peta.     

"Kolonel Ray, apa jangan-jangan anda tidak bisa membaca peta?" ucap Chloe ragu.     

Kolonel Ray pun tersentak.     

"Ten-tentu saja aku paham bagaimana cara membaca peta. Be-begini bukan?" ucap Kolonel Ray.     

Rose pun melihat Kolonel Ray dengan tatapan heran.     

"Kolonel Ray, petanya terbalik. Berikan peta itu padaku!" seru Rose.     

"He-hei tunggu sebentar" ucap Kolonel Ray.     

Rose pun merebut paksa peta itu dari Kolonel Ray dan mengamati peta itu dengan cermat.     

"Ko-Kolonel Ray, peta apa ini?" ucap Rose.     

Terlihat Kolonel Ray yang mengalihkan pandangannya sembari bersiul.     

"Kolonel Ray! Ini bukanlah peta yang diberikan Ryouichi! Kenapa ada nama-nama aneh disini? Big Boobs? Blonde? Jangan bilang kalau peta ini…" ucap Rose.     

Kolonel Ray pun merebut peta itu dari tangan Rose.     

"Ter-terkadang manusia membuat kesalahan bukan? Nam-nampaknya aku salah membawa peta dan malah membawa peta dimana aku menyimpan seluruh majalah-majalah seksi berharga milikku" ucap Kolonel Ray.     

"Kolonel Ray! Tolong jangan bercanda, apa kau tidak tahu situasi macam apa yang sedang kita hadapi sekarang? Aku heran mengapa orang semesum dirimu bisa menjadi salah satu [Guardian]!" seru Rose kesal.     

"Hei! Laki-laki sepertiku juga butuh hiburan!" seru Kolonel Ray.     

Rose dan Kolonel Ray terlihat berdebat sengit.     

"Kolonel Ray, Kolonel Rose… Kalian harus melihat hal ini" ucap Chloe.     

"Tunggu sebentar Chloe, aku harus mengajari pria mesum ini bagaimana cara untuk memahami situasi dan kondisi kita saat ini" ucap Rose dengan nada marah.     

"Benar, Chloe. Aku juga harus mengajari wanita ini bagaimana kesenangan pria sesungguhnya ketika melihat sesuatu hal yang indah seperti majalah-majalah bagus milikku ini" ucap Kolonel Ray.     

"Tapi kita sekarang sudah terkepung oleh puluhan half-demon…" ucap Chloe.     

"Beritahu para half-demon itu untuk menunggu sebentar" ucap Kolonel Ray.     

"Benar, suruhlah mereka untuk menung… Tunggu sebentar, apa kau barusan berkata bahwa kita sedang terkepung oleh half-demon?" ucap Rose.     

Chloe pun mengangguk pelan dan menunjuk kearah puluhan half-demon yang sudah mengepung mereka.     

Rose dan Kolonel Ray pun tersentak kaget.     

"Half-demon?! Sejak kapan?!" seru Kolonel Ray kaget.     

"Sejak kalian berdua berdebat tentang peta itu" ucap Chloe sembari mengerutkan alis.     

"Kolonel Ray, bersiaplah! Mereka sepertinya akan segera menyerang kita!" seru Rose.     

Rose dan Kolonel Ray pun memanggil senjata rohnya.     

"Tunggu sebentar, Kolonel Rose, Kolonel Ray. Chloe tidak merasakan adanya aura membunuh dari mereka" ucap Chloe.     

"Ta-tapi" ucap Rose.     

"Rose, Chloe benar. Aku juga tidak merasakan aura membunuh dari para half-demon itu" ucap Kolonel Ray serius.     

Rose pun melihat kearah para half-demon itu dan menurunkan senjata rohnya. Chloe pun mendekati para half-demon itu.     

"Kalian semua, apakah Kolonel Erik memerintahkan kalian untuk menyerang kami?" ucap Chloe.     

Salah satu half-demon anak laki-laki yang nampak paling tua diantara half-demon lainnya pun maju dan berbicara kepada Chloe.     

"Kami dari awal tidak pernah dipaksa oleh Kolonel Erik sedikitpun, dan juga Kolonel Erik tidak pernah menyakiti kami" ucap half-demon itu.     

"Ta-tapi bukankah Kolonel Erik sudah melakukan eksperimen untuk merubah kalian menjadi half-demon dengan alasan untuk menjadikan kalian sebagai pasukan pribadinya? Bukankah dia hendak menggunakan kalian untuk menyerang dan memberontak pada negara ini?" tanya Kolonel Ray.     

Half-demon anak laki-laki itu menggelengkan kepala dengan pelan.     

"Tidak, kalian salah. Kolonel Erik sebenarnya membawa kami kesini untuk di sembuhkan, seluruh half-demon yang ada disini kebanyakan adalah anak-anak miskin dan mempunyai penyakit aneh sejak kecil. Kolonel Erik bereksperimen dengan kami karena ingin membuat sebuah obat yang dapat menyembuhkan penyakit kami" ucap half demon itu.     

"Tidak! Kau bohong! Lalu bagaimana dengan mayat para half-demon yang kami temukan di jurang? Apa kalian juga berkata bahwa Kolonel Erik membunuh sebagian dari kalian demi kebaikan kalian?" seru Chloe tidak percaya.     

Half-demon anak laki-laki itu pun kembali menggelengkan kepalanya.     

"Itu memang adalah permintaan kami. Tubuh kami yang sudah terkontaminasi oleh penyakit aneh sejak kecil memang tidak dapat dikuburkan secara normal, mayat dari kami hanya akan membuat tanah beracun dan tidak dapat digunakan. Dan bahkan jika mayat kami dibakar sekalipun, akan tetap mengeluarkan asap beracun. Kolonel Erik sudah berulang kali mencari cara agar kami dapat dikuburkan secara normal, namun dirinya tetap tidak menemukan cara. Hingga akhirnya dirinya terpaksa membuang mayat kami jauh dari pemukiman penduduk, agar tidak meracuni tanah penduduk" ucap half demon itu.     

"Lalu kenapa salah satu dari kalian yang bernama Nero, berkata bahwa dirinya diincar oleh Kolonel Erik? Dia berkata sesuatu tentang darahnya yang bisa menghidupkan kembali istrinya?" tanya Rose.     

"Aku kenal dengan Nero dan aku juga tahu tentang Kolonel Erik yang hendak menghidupkan kembali istrinya , tapi aku tidak tahu apakah darah dari Nero dapat digunakan untuk menghidupkan istrinya kembali atau tidak. Namun yang pasti setelah berbagai macam eksperimen yang di lakukan oleh Kolonel Erik kepada Nero, malah membuat kondisi kejiwaan Nero menjadi tidak stabil. Nero menganggap Kolonel Erik hendak menyakiti dirinya dan kabur dari tempat ini, Kolonel Erik ingin menangkapnya karena dirinya takut Nero akan mengamuk dan membunuh orang-orang" ucap half demon itu.     

"Lalu bagaimana kalian bisa mati? Bukankah Kolonel Erik menyiksa kalian hingga mati?" tanya Kolonel Ray.     

"Kami mati karena jangka umur kami memang pendek, dikarenakan penyakit aneh ini. Dan tentang pemberontakan yang kalian sebutkan tadi… Memang benar Kolonel Erik hendak memberontak, namun dia tidak pernah sama sekali memaksa kami menjadi pasukan pribadinya. Memang kami sendirilah yang sukarela menjadi pasukan pribadinya untuk membalas seluruh kebaikannya kepada kami" ucap half demon itu.     

"Jadi seluruh dugaan kami tentang Kolonel Erik yang akan memberontak dengan pasukan half-demon miliknya adalah salah?" ucap Kolonel Ray bingung.     

"Dugaan kalian tidak sepenuhnya salah, Kolonel Erik memang hendak memberontak. Namun dia ingin melakukan hal ini sendiri tanpa melibatkan kami. Oleh karena itu setiap malam dia bereksperimen dengan dirinya sendiri untuk mengubah dirinya menjadi half-demon yang cukup kuat hingga dapat mengalahkan Jendral" ucap half-demon itu.     

Chloe terlihat pucat, dirinya sama sekali tidak percaya dengan seluruh perkataan dari half-demon itu.     

"La-lalu bagaimana dengan Chloe? Sebenarnya siapa Chloe ini" ucap Chloe sembari menunjuk dirinya sendiri.     

"Chloe…" ucap Rose lirih.     

Half-demon anak laki-laki itu terdiam beberapa saat.     

"Aku tidak tahu mengenai siapa dirimu… Namun aku pernah mendengar Kolonel Erik menyebutkan tentang dirinya yang telah berhasil membuat seorang half-demon dari DNA anaknya yang dulu telah mati. Mungkin saja kau adalah…" ucap half-demon itu.     

Chloe pun langsung memasang ekspresi terkejut yang luar biasa.     

"Tidak mungkin, kalian sedang bercanda dengan Chloe bukan? Se-semua ini bohong!" teriak Chloe sembari menutup telinganya.     

"Chloe, tenanglah" ucap Kolonel Ray.     

Rose pun mendekati half-demon anak laki-laki itu.     

"Pasukan yang diperintahkan oleh Jendral untuk menangkap Kolonel Erik sudah sampai dan kami bertugas untuk menyelamatkan kalian semua. Ayo sekarang kita pergi dari tempat ini" ucap Rose.     

Para half-demon di tempat itu pun diam dan ragu.     

"Jika kami pergi dari tempat ini, lalu selanjutnya apa? Kami tidak punya tempat lain yang bisa kami sebut sebagai rumah. Apakah kalian bisa menjamin kami tidak akan di diskriminasi nantinya jika kami hidup ditengah-tengah manusia normal lainnya?" ucap half-demon itu.     

Rose pun tersentak dan memasang ekspresi sedih, tiba-tiba terdengar suara keras dan benteng markas provinsi utara itu bergetar dengan hebat.     

"Ada apa ini?" ucap Kolonel Ray.     

"Aku yakin itu adalah Ryouichi, aku akan keatas untuk melihatnya!" seru Rose.     

Rose pun berlari meninggalkan Kolonel Ray dan juga Chloe untuk menuju ke atas. Sementara itu Ryouichi dan Kolonel Erik terlihat bertarung dengan sangat sengit hingga mengakibatkan seluruh ruangan itu hampir hancur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.