Chapter 67.1 : Kembalinya Sang Singa Pemerintahan Part 1
Chapter 67.1 : Kembalinya Sang Singa Pemerintahan Part 1
"Hasil panen hari ini nampaknya cukup memuaskan" ucap pria muda sembari menyeka keringatnya.
Pria muda itu terlihat memasukkan tomat-tomat itu ke keranjang yang berada di sampingnya.
"Baiklah, kurasa sudah cukup untuk hari ini. Aku akan kembali sekarang, aku yakin paman itu akan senang dengan tomat-tomatku" gumam pria itu sembari tersenyum kecil.
Pria muda itupun berjalan meninggalkan kebunnya untuk menuju desa dengan membawa keranjang tomatnya. Di perjalanan, dirinya melihat sekumpulan anak-anak yang sedang bermain. Anak-anak itu sedang bermain peran sebagai prajurit [The Saviour] yang sedang menyelamatkan seorang gadis dari serangan demon.
"Aku akan menyelamatkanmu dari demon itu. Matilah kau demon" ucap seorang anak kecil sembari bertingkah sebagai seorang prajurit.
"Ah, tidak. Aku mati…" ucap salah seorang anak kecil.
Pria muda itupun hanya tersenyum kecil melihat anak-anak itu.
"Prajurit [The Saviour] yah? Sudah lama sekali sejak aku mendengar nama itu" gumam pria muda itu.
Pria muda itupun melanjutkan perjalanannya menuju desa, sesampainya disana terlihat banyak sekali masyarakat desa yang melakukan aktivitas sehari-hari. Pria muda itupun disapa oleh seorang pria paruh baya.
"Selamat pagi, nampaknya tomat-tomatmu segar semua. Kemarilah…" ucap seorang pria paruh baya.
"Selamat pagi, paman Richard. Aku baru saja memetik ini semua, aku harap paman mau membeli banyak hari ini" ucap pria muda itu sembari tersenyum.
Pria muda itu lalu terlihat senang setelah semua tomat-tomatnya terjual habis.
"Terima kasih atas tomat-tomatmu hari ini, aku harap besok kau bisa membawakanku tomat segar lagi" ucap pria paruh baya itu.
Pria muda itu terlihat menghitung uang koin perak yang didapatnya.
"Tentu saja, aku akan membawakanmu tomat yang segar lagi besok" ucap pria muda itu.
Pria muda itupun berjalan menuju sebuah rumah makan, rumah makan itu nampak ramai. Disana, dirinya disapa oleh seorang pelayan wanita cantik yang nampaknya sudah akrab dengan dirinya.
"Selamat pagi, pesananmu seperti biasanya bukan?" tanya pelayan wanita itu.
Pria muda itu tersenyum lalu mengangguk pelan.
Tidak beberapa lama, makanan pun sampai di mejanya. Ketika dia hendak makan, dirinya merasa ada sesuatu yang menarik bajunya. Dirinya melihat seorang gadis kecil yang kotor dan terlihat kelaparan, terlihat gadis kecil itu hanya memakai selembar kain kusam. Pria muda itu lalu terlihat memanggil pelayan dan memesan makanan lagi.
"Duduklah di sini dan makanlah bersamaku" ucapnya kepada gadis kecil itu.
Gadis kecil itu awalnya terlihat ragu-ragu, namun akhirnya duduk berhadapan dengan pria muda itu.
"Aku belum pernah melihatmu disini, dimana orangtuamu?" tanya pria muda itu.
Gadis kecil itu tidak menjawab dan hanya diam. Sorot matanya menyiratkan bahwa dia tidak punya siapa-siapa. Pria muda itu hanya menghela nafas, tidak beberapa lama kemudian datanglah makanan yang telah dia pesan. Gadis kecil itu hanya melihat makanan itu dan tidak menyentuhnya sama sekali.
"Makanlah sesukamu" ucap pria muda itu.
Gadis kecil itu pun dengan pelan menyentuh sendok dan mulai makan. Terlihat sorot mata bahagia dari gadis kecil itu. Gadis kecil itupun terlihat tersedak karena terlalu cepat makan.
"Ini, minumlah. Tidak perlu terburu-buru, tidak akan ada yang mengambil makananmu" ucap pria muda itu.
Gadis kecil itupun meminum air yang di berikan oleh pria muda itu. Pria muda itupun akhirnya juga ikut makan, hingga tiba-tiba 4 pria berbadan besar masuk kedalam rumah makan itu dengan kasar.
"Dimana kau gadis kecil! Aku tahu kau disini, keluarlah sebelum aku menemukanmu dan menyeretmu keluar!" teriak salah satu dari mereka.
Gadis kecil yang duduk bersama pria muda itupun menjadi ketakutan dan mencoba menutupi wajahnya.
"Ada apa denganmu?" tanya pria muda itu.
Para pria berbadan besar itupun melihat gadis kecil yang bersama pria muda itu. Mereka berempat pun mendekati meja pria muda itu.
"Disini kau rupanya, budak sialan. Aku sudah mencarimu kemana-mana, apa kau pikir bisa kabur dariku ?" ucap pria berbadan besar dengan luka sayat di wajahnya.
"A-aku…" ucap gadis kecil itu lirih.
Pria berbadan besar itu lalu menarik rambut dari gadis kecil itu dan menyeretnya dari meja makan itu.
"Kemari kau, jangan pernah membuatku susah lagi seperti ini!" geram pria itu.
"Tunggu! Dia belum selesai makan, lepaskan dia" ucap pria muda itu.
Pria berbadan besar itupun berbalik badan dan menatap pria muda itu dengan tajam.
"Apa yang baru saja kau bilang? Apa kau sedang mencari masalah denganku? Aku sarankan kau tetap diam dan urus masalahmu sendiri" ucap pria berbadan besar itu.
Pria muda itupun berhenti makan dan menaruh sendoknya di piring.
"Aku bilang dia belum selesai makan. Cepat lepaskan dia, dasar pria botak" ucap pria muda itu.
Para pria itupun naik pitam.
"Haha, kau sungguh punya nyali. Baiklah, akan aku beri kau pelajaran terlebih dahulu sebelum meninggalkan desa ini" ucap pria itu sembari membunyikan jari-jemarinya.
"Menurut undang-undang kekaisaran nomor 51 bab 2, perdagangan budak dan segala hal yang berkaitan dengan perampasan hak hidup seseorang adalah tindakan illegal dan dapat dikenai hukuman selama 10 tahun di penjara. Jadi aku sarankan kalian untuk melepaskan gadis kecil itu dan pergi dari sini, sebelum kalian tertangkap" ucap pria muda itu.
Empat pria berbadan besar itu lalu tertawa dengan keras.
"Kau rupanya cukup pintar, lalu memangnya kenapa kalau itu adalah tindakan illegal? Aku sudah membayar uang tutup mulut kepada beberapa prajurit [The Saviour] agar menutup mata pada usaha perdagangan budakku ini, gertakan mu tidak cukup bagus" ucap pria berbadan besar itu.
Pria muda itu terlihat menghela nafas.
"Jadi rupanya, prajurit [The Saviour] sudah tercemari oleh hal seperti ini? Sudah berapa banyak hal yang berubah semenjak kepergianku ?" ucap pria muda itu.
"Jangan banyak omong, mati kau!" seru pria berbadan besar itu sembari melayangkan tinjunya kepada pria muda itu.
Pria muda itu lalu menatap pria berbadan besar itu dengan tajam, dirinya dengan mudah menahan tinju itu dengan satu tangan.
"Aku paling muak dengan orang-orang seperti kalian. Kalian pikir selama kalian kaya dan mempunyai uang, kalian bisa berbuat seenaknya ?" ucap pria muda itu.
"A-apa?! Kalian semua, cepat serang dia!" seru pria berbadan besar itu.
Pria muda itu lalu meninju pria itu tepat di wajahnya dan membuat seluruh pria berbadan besar itu terlempar keluar dari rumah makan itu.