Divine_Gate

Chapter 66 : Penyerbuan Part 3 : Leviathan vs Ryouichi



Chapter 66 : Penyerbuan Part 3 : Leviathan vs Ryouichi

1"Aku tidak akan membiarkanmu melukai masterku!" seru Reina dalam bentuk elemental beastnya.     

"Siapa kau, rubah kecil? Kau berani menantangku ? Aku adalah penguasa lautan dan samudera, kau pikir aku akan takut dengan rubah kecil sepertimu? " ucap Leviathan.     

Reina terlihat masih memasang kuda-kuda bertahan. Hingga akhirnya Leviathan menyerang Reina dengan mengeluarkan meriam air dari mulutnya. Reina yang melihat hal itu, dapat menghindari serangan itu dengan mudah.     

"Kau lumayan hebat juga, rubah kecil. Aku akan membiarkanmu dan teman-temanmu hidup jika kalian memutar kapal kalian dan pergi dari sini" ucap Leviathan.     

"Reina tidak akan pergi dari sini, Reina akan tetap melindungi master!" seru Reina menggeram.     

Leviathan terlihat bingung dengan sikap Reina yang berani dan tidak takut sama sekali terhadap dirinya.     

"Sebenarnya siapa mastermu? Mengapa kau bersikeras untuk tidak pergi dari sini?" tanya Leviathan.     

Seluruh pasukan Ryouichi hanya melihat pertarungan antara Reina dan Leviathan dari kejauhan.     

"Ketua, apa yang harus kita lakukan jika Leviathan itu tetap mengganggu perjalanan kita?" tanya Enzo khawatir.     

Ryouichi pun menghela nafasnya dan berjalan menuju pertarungan antara Reina dan Leviathan. Ryouichi berjalan dengan percaya diri sembari merogoh kantong bajunya untuk mengambil rokok.     

"Ke-ketua?! Apa yang anda lakukan?" ucap Enzo terkejut.     

"Ma-master? Apa yang master lakukan disini?" tanya Reina.     

Leviathan terlihat terkejut dengan kehadiran Ryouichi.     

"Wahai manusia, kau cukup berani untuk berhadapan langsung dengan diriku" ucap Leviathan.     

Ryouichi terlihat membakar rokoknya dan menghisapnya.     

"Cukup dengan omong kosongnya, kau ingin bertarung atau tidak?" ucap Ryouichi dengan sebatang rokok yang berada di antara dua jarinya.     

"Dasar manusia sombong, jangan salahkan aku jika kau terbunuh!" geram Leviathan.     

Leviathan lalu menyerang Ryouichi dengan menghantamkan ekornya ke Ryouichi.     

"Master!" seru Reina.     

"Hahaha, kurasa kau cukup sombong sebagai manusia. Hmmm… ?" ucap Leviathan.     

"Kurasa kaulah yang terlalu sombong karena dirimu adalah penguasa lautan, dasar kadal laut jelek" ucap Ryouichi sembari tersenyum menyeringai.     

Ryouichi terlihat tidak terluka, Ryouichi terlihat menahan ekor dari Leviathan dengan satu tangan. Dirinya terlihat santai merokok dengan tangannya yang lain.     

"Da-dasar manusia rendahan! Rasakan ini!" geram Leviathan.     

Leviathan lalu terlihat merapal mantera dan air laut pun naik membentuk bola air besar. Leviathan lalu menyerang Ryouichi dengan bola air besar itu, namun Ryouichi dengan cepat memanggil Chronos. Ryouichi lalu membelah bola air besar itu menjadi dua bagian.     

"Hanya ini yang dapat kau lakukan? Aku heran mengapa kau disebut sebagai penguasa lautan" ejek Ryouichi.     

Sementara, pasukan divisi Dark Moon yang berada ditempat itu kagum karena kekuatan Ryouichi yang begitu besar.     

"Orang itu sungguh hebat, kekuatannya mungkin setara dengan komandan kita. Tidak… Mungkin lebih kuat lagi dari komandan kita" ucap salah satu prajurit Dark Moon kepada temannya.     

"Kau bercanda bukan? Komandan Shizu sudah pasti lebih kuat dari orang itu" ucap prajurit Dark Moon.     

Di sisi lain, Leviathan terus menerus menyerang Ryouichi. Hingga akhirnya Ryouichi melompat ke air dan dirinya terlihat berdiri di air.     

"Sudah saatnya aku menyelesaikan pertarungan ini. Reina! Keluarkan sihir apimu, kita akan mengakhiri serangan ini dengan satu serangan!" seru Ryouichi.     

Tanda insignia di dahi Reina pun menyala terang.     

"Baik, master! [Elemental Skill : Fire Bolt]!" Reina terlihat mengeluarkan api besar dari mulutnya.     

"[Ultimate Skill : Boost Attack] !" seru Ryouichi.     

Skill yang dikeluarkan oleh Ryouichi adalah salah satu skill support yang dia miliki, skill ini dapat memperkuat serangan sekutu sebanyak 500 kali lipat. Ditambah jika skill ini digunakan untuk memperkuat elemen api, maka akan memberikan efek terbakar berkelanjutan kepada musuh.     

"Apakah kalian bodoh? Elemen ku adalah air, tidak mungkin kalian bisa mengalahkanku di laut!" seru Leviathan     

Leviathan juga terlihat merapal sihirnya.     

"[Elemental Skill : Water Judgement] !" seru Leviathan.     

Serangan dari Leviathan dan serangan gabungan dari Ryouichi serta Reina pun saling berhantaman menahan satu sama lain. Terlihat bahwa serangan Ryouichi serta Reina dapat seimbang dengan serangan dari Leviathan.     

"Bukankah sudah kubilang? Kalian tidak dapat mengalahkanku di laut yang merupakan wilayahku!" seru Leviathan.     

Ryouichi pun tersenyum.     

"Atas dasar apa kau berkata seperti itu? Apakah kau tahu bahwa api yang mempunyai panas lebih dari 2000 derajat dapat membuat sebuah danau besar menjadi kering?" ucap Ryouichi.     

Terlihat serangan dari Leviathan perlahan memudar dan semakin melemah.     

"Ti-tidak mungkin! Bagaimana bisa hal ini terjadi? Aku tidak akan kalah oleh siapapun! Aku telah berjanji kepada orang itu untuk menjadi lebih kuat, agar aku dapat menemaninya lagi jika dirinya sudah kembali!" teriak Leviathan     

"Sudah berakhir! [Fusion Skill : Fire Storm]!"     

Serangan gabungan dari Reina dan juga Ryouichi pun menjadi semakin besar hingga akhirnya melenyapkan serangan Leviathan. Leviathan pun terkena serangan itu dan jatuh di geladak kapal.     

"Maafkan aku, master. Aku gagal menjadi lebih kuat sebagai elemental beast milikmu" ucap Leviathan lirih.     

Sesaat setelah Leviathan jatuh dan kalah, tubuh Leviathan bersinar dengan terang. Ryouichi yang kembali ke atas kapal pun terkejut dengan hal itu.     

"Apa-apaan?" gumam Ryouichi heran.     

Perlahan sinar terang itu meredup hingga akhirnya memperlihatkan Leviathan dalam wujud lain. Leviathan berubah wujud menjadi sesosok wanita dewasa tanpa busana dengan rambut coklat panjang tergerai, paras wajah yang cantik dan imut, serta dadanya yang besar.     

Enzo yang melihat hal itupun terkejut.     

"Le-Leviathan itu berubah wujud?" gumam Enzo.     

Ryouichi pun mendekati Leviathan yang sudah tidak berdaya dan terluka itu.     

"Bu-bunuhlah aku, aku sudah kalah" ucap Leviathan lirih.     

Ryouichi pun mengangkat salah satu tangannya.     

"Natsumi, kemarilah. Sembuhkanlah luka-lukanya dan berikanlah pakaian kepadanya" perintah Ryouichi.     

Natsumi pun bergegas berjalan menuju Ryouichi dan menyembuhkan Leviathan.     

"Ke-kenapa kau malah menolongku? Apa kau tidak berniat membunuhku?" tanya Leviathan heran.     

"Aku tidak berniat untuk membunuh seorang gadis yang terluka" ucap Ryouichi.     

Rose pun menghampiri Ryouichi dan memeriksa seluruh tubuhnya.     

"Ryouichi, apa kau terluka?" tanya Rose khawatir.     

"Aku terluka di sini" ucap Ryouichi sembari menunjuk pipinya.     

"Sini, biarkan aku melihatnya" ucap Rose.     

Rose pun mendekatkan wajahnya bermaksud mengecek pipi Ryouichi. Sesaat setelah Rose mendekatkan wajahnya, Ryouichi pun mencium pipi Rose.     

"Ryo-Ryouichi ! Bisa-bisanya kau mempermainkanku! Moo…" ucap Rose malu-malu.     

"Hahaha, maaf-maaf. Aku hanya tidak tahan melihat wajahmu yang imut" ucap Ryouichi sembari tersenyum.     

Seluruh pasukan divisi Dark Moon yang melihat hal itu menjadi suram.     

"Bagaimana kalau kita pulang saja? Aku ingin meratapi diriku yang tidak punya kekasih" ucap salah satu prajurit Dark Moon.     

"Kau benar, bagaimana kalau kita melompat dari kapal ini dan berenang kembali menuju daratan? Hatiku merasa pedih melihat hal tadi" ucap prajurit Dark Moon lainnya.     

Enzo hanya melihat pasukan Dark Moon dengan rasa kasihan.     

"Kasihan sekali mereka, yah mau bagaimana lagi… Tunggu sebentar, perasaanku menjadi tidak enak" gumam Enzo.     

Tiba-tiba Akari menarik lengan baju dari Enzo.     

"Enzo, apakah kau juga terluka? Sini, biarkan aku melihat lukamu" ucap Akari.     

"A-apa maksudmu?! Aku hanya diam disini dan tidak ikut bertarung bersama ketua!" ucap Enzo.     

"Jangan malu-malu, biarkan aku melihat lukamu" ucap Akari sembari hendak mencium Enzo.     

"Bi-biarkan aku sendiri! " ucap Enzo sembari berlari menghindari Akari.     

"Sialan, sebenarnya kita disini untuk apa?" ucap salah satu prajurit Dark Moon sedih.     

Rose pun mendekati Leviathan yang sudah pulih dari luka-lukanya.     

"Jadi begitulah, kau bisa pergi sekarang dan katakanlah kepada Kolonel Erik bahwa kami akan segera kesana dan menangkapnya" ucap Rose.     

"Kolonel Erik? Siapa dia?" tanya Leviathan dengan ekspresi bingung.     

Rose terlihat bingung dengan jawaban dari Leviathan.     

"Bukankah Kolonel Erik yang memerintahkanmu untuk menyerang kami?" tanya Rose heran.     

"Aku tidak mengenalnya, dan aku tidak akan mematuhi perintah dari siapapun kecuali dari masterku" ucap Leviathan.     

"La-lalu kenapa kau tiba-tiba menyerang kapal kami?" tanya Ryouichi.     

"Aku hanya merasa terganggu dengan suara dari kapal ini yang sudah menganggu tidur siangku. Hmpph…" ucap Leviathan cemberut.     

"Eh? Eh ?! Jadi kau menyerang kami hanya karena alasan seperti itu?" tanya Ryouichi terkejut.     

"Moo, tidur siang itu juga penting. Masterku lah yang berkata seperti itu" ucap Leviathan.     

Ryouichi pun terlihat menghela nafas.     

"Kau selalu menyebut tentang mastermu, siapakah mastermu?" tanya Rose.     

"Hmm, masterku tidak memperbolehkanku untuk memberitahukan namanya kepada orang asing. Tapi yang pasti masterku adalah orang yang tampan, dan juga selalu merawatku dari kecil hingga menjadi besar seperti ini" ucap Leviathan sembari menyentuh dadanya.     

"Be-benar juga, bagian dirimu yang itu juga besar" ucap Ryouichi.     

"Ryouichi!" seru Rose.     

"Ehem… Kalau begitu, dimana mastermu sekarang? Mengapa kau tidak bersamanya?" tanya Ryouichi.     

Leviathan terlihat memasang ekspresi sedih.     

"Masterku berkata dia ingin sendiri untuk sementara waktu, dan menyuruhku berlatih di laut ini. Masterku berkata bahwa dia akan menjemputku ketika aku sudah menjadi penguasa laut. Semenjak saat itu, aku selalu berlatih dan akhirnya berhasil menjadi penguasa laut. Aku selalu menunggu dirinya hingga sekarang, namun dirinya tidak kunjung datang menjemputku" ucap Leviathan.     

"Bagaimana kalau kau ikut denganku?" ucap Ryouichi.     

Leviathan pun terkejut, namun dirinya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.     

"Maaf, aku akan tetap berada disini untuk menunggu dirinya. Aku tidak ingin dirinya kebingungan mencariku nantinya" ucap Leviathan.     

Ryouichi terdiam untuk sesaat.     

"Baiklah jika itu keinginanmu, aku tidak akan memaksamu. Dan aku juga harap mastermu akan segera menjemputmu" ucap Ryouichi.     

Leviathan pun tersenyum sedih. Dirinya melihat Reina yang sudah berada di wujud manusianya dan berada di belakang Ryouichi.     

"Rubah kecil yang disana, kemarilah" ucap Leviathan.     

Reina pun mendekati Leviathan.     

"A-apa maumu?" tanya Reina curiga.     

"Kau adalah elemental beast paling berani yang pernah kutemui, kau mengingatkanku tentang diriku yang dulu. Jagalah mastermu, dan tetaplah berada di sampingnya" ucap Leviathan.     

Reina pun mengangguk dan tersenyum.     

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi. Dan kalian tidak perlu khawatir dengan makhluk laut lainnya yang akan mengganggu perjalanan kalian, aku telah mengalahkan berbagai macam makhluk laut kuat lain yang ada di wilayah ini. Dan juga aku minta maaf sudah menyerang kalian sebelumnya" ucap Leviathan sembari berdiri.     

"Terima kasih" ucap Ryouichi tersenyum sembari mengulurkan tangannya berniat untuk berjabat tangan dengan Leviathan.     

Leviathan teringat dengan senyuman masternya yang sama dengan senyuman Ryouichi saat itu. Leviathan pun membalas jabat tangan Ryouichi, dan kembali ke bentuk elemental beast miliknya. Dirinya pun lompat ke laut, Ryouichi pun melambaikan tangannya hingga akhirnya Leviathan menyelam kedalam laut dan tidak terlihat lagi.     

"Master macam apa yang meninggalkan elemental beast miliknya seperti itu? Aku jadi ingin memukulnya jika bertemu dengannya nanti" gumam Ryouichi.     

Ryouichi pun melihat ke arah Reina.     

"Master?" tanya Reina heran.     

Ryouichi pun mengelus kepala Reina.     

"Tenang saja, Reina. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu" ucap Ryouichi.     

Telinga Reina pun terlihat bergerak dan ekornya terkibas-kibas karena senang. Akhirnya Ryouichi dan pasukannya pun melanjutkan perjalanan mereka menuju markas provinsi utara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.