Divine_Gate

Chapter 64 : Penyerbuan Part 1



Chapter 64 : Penyerbuan Part 1

1Pasukan gabungan yang dipimpin oleh Ryouichi pun langsung menuju markas provinsi utara dengan cepat. Markas provinsi utara sendiri merupakan satu-satunya markas provinsi yang terletak di pulau yang berbeda dari markas provinsi lainnya serta central.     

Pasukan gabungan Ryouichi harus menempuh jalur laut untuk menuju markas provinsi utara, mereka pun menuju pelabuhan yang dijaga oleh pasukan khusus dari markas provinsi timur.     

Sesampainya mereka di pelabuhan itu, terlihat pelabuhan itu ramai sekali oleh masyarakat sipil. Seketika mereka turun dari mobil, pasukan gabungan Ryouichi menjadi sorot perhatian utama bagi masyarakat sipil disana. Ryouichi berjalan paling depan, seragam yang dia kenakan berbeda dari prajurit lainnya dan masyarakat langsung tahu bahwa dia adalah pemimpin dari regu pasukan itu serta wibawa yang dia keluarkanlah yang menjadi sorot utama dari masyarakat sipil ditempat itu.     

"Mama, mereka keren sekali !" seru seorang anak kecil sembari menunjuk pasukan gabungan Ryouichi.     

Terlihat seorang anak kecil perempuan yang membawa boneka tiba-tiba menabrak Ryouichi yang tengah berjalan. Terlihat sorot mata ketakutan dari anak kecil itu ketika melihat Ryouichi berbalik badan.     

"Ma-maafkan saya… Pak prajurit" ucap anak kecil perempuan itu dengan tubuh gemetaran.     

Ryouichi pun memungut boneka anak itu dan membersihkannya lalu memberikannya kepada anak perempuan kecil itu.     

"Ini, lain kali hati-hatilah ketika berjalan" ucap Ryouichi sembari tersenyum dan mengelus kepala anak itu.     

Anak itu terdiam dan sorot matanya berbinar kagum kepada Ryouichi.     

"Te-terima kasih" ucap anak kecil perempuan itu.     

Seluruh masyarakat sipil yang berada di tempat itu tersenyum ketika melihat perlakuan Ryouichi kepada anak kecil itu.     

Ryouichi pun melanjutkan langkahnya menuju kantor kecil penjaga pelabuhan itu.     

Sesampainya mereka di kantor penjaga pelabuhan itu, mereka disambut oleh pemimpin pasukan penjaga pelabuhan itu.     

"Selamat datang di pelabuhan SunRise, Kapten Ryouichi. Kami sudah menunggu kedatangan anda" ucap prajurit separuh baya sembari menjabat tangan Ryouichi.     

Prajurit paruh baya itu memakai seragam biru dengan topi khas angkatan laut berwarna putih dan memakai rompi putih.     

"Terima kasih sudah menyambut kedatangan kami di pelabuhan ini, maaf jika merepotkan kalian seperti ini" ucap Ryouichi dengan wajah ramah.     

"Anda tidak perlu seperti itu, Kapten Ryouichi. Mayor Megumi telah mengirim surat kepada pasukan kami untuk menyediakan segala bantuan yang anda perlukan. Kami telah menyiapkan satu kapal tempur : Heavy Crusader untuk pasukan anda. Kapal itu sudah kami lengkapi dengan magic barrier tingkat menengah yang bahkan dapat menahan serangan dari satu pasukan demon tingkat bumi" ucap prajurit paruh baya itu.     

"Terima kasih atas kapal yang sudah anda sediakan untuk pasukan gabungan ini, namun aku takut bahwa kapal itu masih kurang kuat untuk pertarungan di laut nanti" ucap Ryouichi.     

"Pertarungan di laut? Apakah anda berencana untuk melawan armada dari pasukan markas provinsi utara? " tanya prajurit paruh baya itu.     

Ryouichi pun tersenyum.     

"Aku sudah mengantisipasi jika ada pertarungan dengan armada laut dari pasukan markas provinsi utara nantinya. Bisakah kau menunjukkan kepada kami dimana kapal itu berada ?" ucap Ryouichi.     

"Baiklah, mari ikuti saya" ucap prajurit paruh baya itu.     

Ryouichi dan pasukannya pun mengikuti prajurit paruh baya itu menuju kapal itu berada. Rose pun menarik lengan baju dari Ryouichi dan berbisik kepadanya.     

"Ryouichi, apa kau berniat untuk bertarung dengan armada laut dari Kolonel Erik?" tanya Rose.     

"Jika mereka memang ingin bertarung, maka aku akan melayani mereka. Mengapa kau bertanya seperti itu?" tanya Ryouichi.     

"Tidak… Hanya saja, armada laut dari markas provinsi utara dikenal sebagai armada laut yang tidak pernah terkalahkan ketika bertarung di wilayah laut. Mereka bahkan dapat memukul mundur kumpulan demon tingkat bumi yang kala itu hendak menyerang provinsi utara" ucap Rose.     

"Hahaha, yang mereka pukul mundur adalah demon bukan? Demon tidak punya akal yang bisa menandingi manusia. Tenang saja, Rose. Aku punya cara tersendiri jika nantinya kita bertarung dengan armada Kolonel Erik" ucap Ryouichi percaya diri.     

"Kapten Ryouichi, kita sudah sampai. Inilah kapal yang kusebutkan tadi" ucap prajurit paruh baya itu.     

Kapal itu terlihat kokoh, dan di persenjatai dengan meriam sihir. Ryouichi pun tersenyum menyeringai.     

"Apakah aku boleh mencoba magic barrier yang tadi anda sebutkan?" tanya Ryouichi.     

"Mencoba? Apakah anda bermaksud untuk mencoba ketahanan dari magic barrier itu? Tentu saja, tapi saya yakin bahwa magic barrier itu sudah sangat kuat" ucap prajurit paruh baya itu dengan percaya diri.     

Prajurit paruh baya itu lalu memerintahkan bawahannya untuk mengaktifkan magic barrier kapal itu.     

"Magic barrier kapal itu sudah aktif, Kapten Ryouichi. Silahkan jika anda ingin mencoba ketahanan dari magic barriernya" ucap prajurit paruh baya itu.     

Ryouichi pun berjalan menuju kapal yang sudah terselimuti oleh magic barrier itu. Ryouichi pun memanggil Chronos dan tidak beberapa lama kemudian Chronos muncul di tangannya. Suara Ro-chan pun menggema di kepala Ryouichi.     

"Ryouichi, kenapa kau memanggilku? Apakah kau hendak melawan seseorang lagi?" tanya Ro-chan.     

"Tidak, aku hanya ingin mengetes menghancurkan magic barrier" ucap Ryouichi.     

"Magic Barrier? Siapa yang membuat magic barrier itu? Apakah magic barrier itu kuat?" tanya Ro-chan heran.     

"Entahlah, karena itulah aku memanggilmu untuk memastikan hal itu" ucap Ryouichi.     

"Hmmm…"     

Ryouichi pun berhenti setelah dirinya berada sekitar 2 meter dari magic barrier itu. Magic barrier berwarna putih itu berukuran besar dan menyelimuti seluruh badan kapal itu.     

"Sebaiknya kalian mundur jika tidak ingin terhempas" ucap Ryouichi.     

Prajurit paruh baya itu nampak tidak yakin dengan ucapan Ryouichi, dan tetap berdiam diri. Hingga akhirnya Enzo menariknya menjauh dari tempat itu.     

"Menyingkirlah, pria tua. Perintah dari ketua adalah mutlak" ucap Enzo.     

"Ba-baiklah" ucap prajurit paruh baya itu.     

Ryouichi terlihat merapal mantera dan mengeluarkan aura kekuatannya. Aura hitam keluar menyelimuti tubuhnya.     

"[Skill : Dimensional Slash] !" teriak Ryouichi.     

Serangan Ryouichi mengeluarkan aura besar dan langsung menghantam magic barrier itu dengan keras. Magic barrier itu nampak baik-baik saja.     

"Hahaha, sudah saya katakan kepada anda bahwa magic barrier itu sangat kuat" ucap prajurit paruh baya itu dengan bangga.     

Enzo terlihat membakar rokoknya dan tersenyum.     

"Apa yang kau katakan, pria tua? Lihat baik-baik" ucap Enzo.     

"Apa maksudmu?" ucap prajurit paruh baya itu.     

Prajurit paruh baya itu pun melihat kembali magic barrier itu, dirinya pun terkejut ketika melihat magic barrier itu retak dan akhirnya hancur berkeping-keping.     

"Oi, Ryouichi. Apa kau sedang bercanda denganku?" ucap Ro-chan.     

"Apa maksudmu?" ucap Ryouichi.     

"Magic barrier macam apa itu? Bahkan aku bisa menghancurkannya dengan mudah hanya dengan menyentilnya saja, siapa orang bodoh yang membuat magic barrier selemah itu?" ucap Ro-chan.     

Ryouichi pun mendekati prajurit paruh baya itu yang masih tidak percaya dengan yang dia lihat.     

"Tampaknya magic barrier itu sangat rapuh dan lemah. Bahkan aku dapat menghancurkannya hanya dengan sihirku yang paling lemah" ucap Ryouichi.     

"A-apa?! Magic barrier itu adalah magic barrier terbaik yang kami miliki, ba-bagaimana bisa…" ucap prajurit paruh baya itu.     

"Akari!" seru Ryouichi.     

Akari yang sedang menjilat permen lollipop pun terkejut dan panik.     

"A-ada apa ketua?" tanya Akari.     

Akari pun berjalan menuju Ryouichi.     

"Pakailah skill yang baru saja kau pelajari dan buatlah magic barrier di kapal itu" ucap Ryouichi.     

"Sa-saya?" tanya Akari sembari menunjuk dirinya sendiri.     

Ryouichi pun mengangguk.     

"Ba-baiklah, tapi jangan berharap banyak dari saya, ketua" ucap Akari ragu-ragu.     

Akari pun merapal sihirnya, dan tidak beberapa lama kemudian muncullah magic barrier yang menyelimuti kapal itu.     

"Sa-saya sudah selesai, ketua" ucap Akari.     

"Baiklah kalau begitu, kalian semua mundurlah" ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun kembali menyerang magic barrier itu dengan skill yang sama. Magic barrier milik Akari terlihat masih kokoh dan tidak tergores sama sekali. Seluruh pasukan gabungan Ryouichi melihat hal itu dengan sorot mata bangga.     

"Hahaha, bawahanmu hebat juga. Setidaknya magic barrier yang dibuat olehnya lebih bagus dibandingkan dengan magic barrier rongsokan tadi" ucap Ro-chan.     

Ryouichi pun tersenyum.     

"Kerja bagus, Akari. Kau telah banyak berkembang" ucap Ryouichi.     

Akari pun tersipu malu.     

"Hehehe, anda tidak perlu memuji saya seperti itu, ketua" ucap Akari tersipu malu.     

Ryouichi pun berjalan menuju prajurit paruh baya itu.     

"Jadi bagaimana? Aku sudah memutuskan untuk memakai magic barrier yang dibuat oleh bawahanku saja, dan juga maaf sudah merusak magic barrier yang kalian buat" ucap Ryouichi.     

"Ti-tidak masalah, Kapten Ryouichi. Saya kagum dengan anda dan juga bawahan anda, saya merasa malu dengan ucapan saya tadi" ucap prajurit paruh baya itu.     

Ryouichi pun tertawa.     

"Haha, tidak apa-apa. Bawahanku memang di atas rata-rata prajurit biasa lainnya" ucap Ryouichi.     

Setelah berbincang dengan prajurit paruh baya itu, Ryouichi dan pasukannya pun menaiki kapal itu dan bersiap untuk berangkat.     

"Ketua! Kita sudah siap berangkat" seru Enzo yang sudah berada diatas kapal.     

"Baiklah! Aku akan kesana sebentar lagi" seru Ryouichi.     

Ryouichi pun mengulurkan tangan kepada prajurit paruh baya itu dan menjabat tangannya.     

"Kalau begitu, aku dan yang lainnya akan berangkat. Terima kasih atas bantuan kapal yang anda berikan kepada kami" ucap Ryouichi.     

"Anda tidak perlu berterima kasih seperti itu, Kapten Ryouichi. Saya senang membantu anda, saya harap anda dapat menangkap Kolonel Erik" ucap prajurit paruh baya itu.     

Ryouichi pun menganggukkan kepalanya, dan akhirnya berjalan naik ke kapal. Pasukan Ryouichi pun akhirnya berangkat menuju markas provinsi utara. Prajurit paruh baya itu melihat kepergian kapal Ryouichi dengan senyuman.     

"Sungguh banyak sekali generasi muda yang kuat saat ini. Entah mengapa, aku merasa anak itu mirip dengan anda, Letnan Jendral Hayate. Entah apa yang sedang anda lakukan sekarang" gumam prajurit paruh baya itu.     

Di sisi lain, seorang petani muda yang sedang memetik tomat terlihat bersin dengan keras.     

"Hachoo… Hmmm? Sepertinya ada yang membicarakan diriku… Masa bodoh dengan itu. Lebih baik aku melanjutkan memetik tomat-tomat kesayanganku" ucap sosok petani itu lalu bersiul santai.     

Di sisi lain, Kolonel Erik sudah mengetahui tentang penyerangan pasukan gabungan Ryouichi ke markasnya. Dirinya telah menyiapkan ratusan pasukan half-demon untuk menunggu kedatangan pasukan Ryouichi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.