Divine_Gate

Chapter 59 : Janji dalam jiwa



Chapter 59 : Janji dalam jiwa

1"Menjauhlah dariku!" teriak prajurit utara itu.     

Chloe pun melempar salah satu belatinya dan mengenai punggung dari prajurit utara itu.     

"Arghhh!" rintih prajurit utara itu kesakitan.     

"Chloe bertanya kepadamu, mengapa kau tidak menjawabnya?" ucap Chloe.     

"Ka-kami hanya menerima perintah dari Kolonel Erik! Dia memerintahkan kami untuk membunuh seluruh half-demon yang masih memiliki emosi dan perasaan. Dia menganggap bahwa seluruh half-demon yang masih memiliki emosi dan perasaan adalah hasil eksperimen yang gagal" ucap prajurit utara itu.     

Langkah Chloe pun terhenti.     

"Jadi kalian membunuh teman-teman Chloe hanya karena alasan konyol seperti itu?" ucap Chloe lirih.     

"To-tolong jangan bunuh aku, aku masih mempunyai keluarga" ucap prajurit utara itu.     

Chloe pun tertawa dengan keras setelah mendengar perkataan dari prajurit utara itu.     

"Keluarga? Kau pikir hanya dirimu saja yang mempunyai keluarga? Apakah kau tidak tahu bahwa mereka yang kau bunuh juga mempunyai keluarga? Apa kau memiliki belas kasihan ketika mereka memohon untuk tidak kalian bunuh?" ucap Chloe dengan emosi yang meluap-luap.     

"Aku hanya mematuhi perintah dari atasan, tolong jangan bunuh aku. Kasihanilah aku" ucap prajurit utara itu memohon belas kasihan.     

Chloe terlihat menangis, air matanya jatuh ketanah.     

"Jangan bercanda denganku!" teriak Chloe.     

"Ja-jangan bunuh ak—" ucap prajurit itu namun terhenti secara tiba-tiba.     

Chloe pun melempar belati terakhir miliknya ke arah kepala prajurit itu. Sesaat setelah itu, penghalang itupun menghilang. Chloe pun berjalan pelan meninggalkan prajurit utara yang sudah tidak bernyawa itu, seluruh pasukan [Saint Wolf] lainnya pun menghampiri Chloe.     

"Chloe…" ucap Ryouichi lirih.     

Chloe pun merogoh saku bajunya dan mengambil sebuah batu berwarna hijau. Chloe pun menyerahkan batu itu kepada Ryouichi.     

"Master, ambillah batu ini. Chloe sudah merekam seluruh ucapan dari prajurit itu, seharusnya benda itu dapat menjadi bukti untuk menangkap Kolonel Erik. Dan juga maaf karena sudah membunuh prajurit itu" ucap Chloe dengan tatapan kosong.     

Ryouichi pun memeluk Chloe.     

"Maaf sudah membuatmu merasa seperti ini, Chloe. Menangislah jika kau ingin menangis, tidak perlu menahan segalanya. Kami akan selalu ada di sampingmu, untuk selamanya" ucap Ryouichi.     

Chloe yang mendengar hal itupun tidak dapat lagi menahan tangisannya. Tangisannya pun pecah dibawah derasnya hujan. Seluruh pasukan [Saint Wolf] pun hanya bisa terdiam dan diliputi kesedihan. Setelah kejadian itu, hujan pun berhenti dan mereka dapat menyingkirkan pohon-pohon yang menghalangi perjalanan mereka. Terlihat Ryouichi yang sedang berdiri bersandar di belakang mobil bersama dengan Enzo.     

"Ketua, apa yang sedang anda pikirkan? Mengapa anda terlihat seperti itu?" tanya Enzo.     

"Enzo, aku tidak dapat menahan emosiku saat ini. Aku sudah berencana akan langsung menyerang markas provinsi utara setelah kita mengecek kondisi dari Kolonel Ryota" ucap Ryouichi.     

"Saya akan selalu bersama dengan anda, ketua. Dan Kolonel Rose baru saja mengirimkan batu sihir perekam suara itu ke markas Central. Nampaknya tidak butuh lama bagi jendral untuk menerima bukti itu dan mengirimkan pasukannya untuk membantu kita" ucap Enzo.     

"Kita tidak akan menunggu pasukan bantuan dari jendral. Kita akan langsung menyerang markas provinsi utara, aku tidak tahan terhadap orang sudah membuat salah satu dari anggotaku menderita" ucap Ryouichi.     

Enzo pun tersenyum kecil.     

"Itulah yang saya sukai dari anda, ketua" ucap Enzo.     

"Namun aku khawatir bahwa yang lainnya akan menolak keputusanku ini" ucap Ryouichi sembari melihat kelangit.     

Tiba-tiba seluruh pasukan [Saint Wolf] menghampiri Ryouichi dan juga Enzo.     

"Anda tidak perlu khawatir tentang hal itu. Kami semua akan mengikuti perintah anda, lagipula kami tidak tahan melihat Chloe yang menderita seperti itu" ucap Natsumi.     

"Itu benar, ketua! Saya akan menendang Kolonel Erik tepat di bokongnya karena sudah membuat Chloe menangis" ucap Akari.     

"Kalian semua…" ucap Ryouichi lirih.     

Pandangan Ryouichi pun teralihkan kepada Rose yang juga ikut menghampirinya.     

"Rose, bagaimana denganmu? Ini adalah urusan dari pasukanku sendiri, kau tidak ada kaitannya dengan ini" ucap Ryouichi.     

Rose pun tersenyum kecil.     

"Ryouichi bodoh. Siapa yang bilang bahwa aku tidak ada kaitannya dengan masalah ini? Aku adalah istrimu, dan akan selalu mengikutimu kemanapun. Alasan itu sudah lebih dari cukup bagimu bukan?" ucap Rose.     

Ryouichi tersenyum lebar dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.     

"Terima kasih, kalian semua. Aku menyayangi kalian semua" ucap Ryouichi.     

Natsumi yang mendengar hal itupun menjadi salah tingkah dan wajahnya memerah.     

"Saya juga tidak akan pernah melupakan ketua!" seru Akari bersemangat.     

Matahari pagi pun terbit dan pasukan [Saint Wolf] melihat pemandangan indah itu bersama-sama. Chloe yang sedang bersembunyi dan mendengar seluruh pembicaraan mereka pun keluar dari persembunyiannya dan menghampiri mereka.     

"Master! Semuanya! Chloe minta maaf sudah membuat kalian repot seperti ini" ucap Chloe sembari menundukkan kepalanya.     

Seluruh pasukan [Saint Wolf] saling berpandangan satu sama lain dan tersenyum. Ryouichi pun mendekati Chloe yang masih menundukkan kepalanya.     

"Akan terdengar lebih baik jika kau mengganti ucapan maafmu dengan ucapan terima kasih, Chloe" ucap Ryouichi.     

Chloe pun mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat Ryouichi yang sedang tersenyum serta mengulurkan tangan kepadanya.     

"Master…" ucap Chloe lirih.     

Chloe pun menjabat tangan dari Ryouichi dan tersenyum manis.     

"Terima kasih semuanya!" teriak Chloe.     

"Sama-sama, Chloe!" ucap seluruh pasukan [Saint Wolf] secara bersamaan.     

Setelah itu, pasukan [Saint Wolf] bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju markas provinsi timur. Rose sedang mencari Ryouichi yang menghilang entah kemana, hingga akhirnya dirinya mendapati Ryouichi yang sedang berdiri di depan sebuah makam. Makam itu adalah sebuah makam yang baru saja dibuat Ryouichi untuk menghormati seluruh half-demon yang telah terbunuh.     

"Ryouichi, kau disini rupanya. Apa yang kau lakukan?" tanya Rose.     

"Ah, Rose. Aku hanya sedang berdoa" ucap Ryouichi.     

"Hmm… Jarang sekali melihatmu berdoa seperti ini" ucap Rose.     

"Haha, begitulah" ucap Ryouichi sembari tertawa kecil.     

"Kalau kau sudah selesai, mari kita pergi. Yang lain sudah menunggumu" ucap Rose yang berniat untuk pergi, namun membatalkan niatnya setelah Ryouichi memanggil dirinya.     

"Rose…" ucap Ryouichi lirih.     

Rose pun berbalik badan.     

"Ada apa Ryou—"ucap Rose namun ucapannya terhenti setelah Ryouichi mendaratkan kepala di bahunya.     

"Ryouichi? Mengapa kau menjadi manja seperti ini?" ucap Rose.     

"Rose, aku takut. Aku takut jika nanti aku menjadi mengamuk dan kehilangan kendali saat menyerang markas provinsi utara, namun di sisi lain aku tidak bisa bertindak seolah tidak terjadi apa-apa setelah melihat Chloe seperti itu. Apa yang harus kulakukan?" ucap Ryouichi lirih.     

Rose pun mengangkat wajah Ryouichi dan membelai rambutnya dengan lembut.     

"Jika hal itu terjadi, maka satu-satunya hal yang harus kulakukan adalah menyadarkanmu kembali bukan? Lagipula aku yakin bahwa dirimu bisa mengendalikan kekuatan itu, lakukanlah apa yang menurutmu benar. Aku akan selalu mendukungmu, sayang" ucap Rose.     

"Kau benar, aku akan membantu Chloe membalaskan dendam dari teman-temannya yang telah terbunuh. Terima kasih Rose, aku sungguh mencintaimu" ucap Ryouichi.     

"Bo-bodoh, hmpph… Ka-kalau begitu mari kita pergi" ucap Rose malu-malu.     

Rose pun pergi meninggalkan Ryouichi. Ryouichi pun berbalik badan dan melihat makam itu untuk terakhir kalinya.     

"Jangan khawatir, aku akan membantu membalaskan dendam kalian" ucap Ryouichi sembari meletakkan boneka beruang di atas makam itu.     

Ryouichi pun berbalik badan dan melangkah pergi. Namun sebuah suara terdengar dari belakang dirinya. Terlihat sekumpulan half-demon yang telah terbunuh, berdiri di belakang batu nisan itu dan menundukkan kepala mereka. Hembusan angin kecil pun menerpa rambut Ryouichi.     

"Terima kasih atas bantuannya—"     

Suara itu pun terdengar oleh Ryouichi. Setelah mendengar ucapan itu, Ryouichi tersenyum.     

"Sama-sama" ucap Ryouichi.     

Ryouichi pun akhirnya meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanannya menuju markas provinsi timur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.