Chapter 56 : Gudang senjata
Chapter 56 : Gudang senjata
Natsumi pun terlihat berjalan mendekati Ryouichi.
"Ketua, terima kasih telah mendukung saya. Saya berhutang budi kepada anda" ucap Natsumi.
"Apa maksudmu? Sudah menjadi tugasku sebagai ketua kalian, untuk memastikan bahwa kalian tidak akan tertindas. Kalian adalah orang yang sangat berharga bagiku" ucap Ryouichi sembari tersenyum dan mengacungkan jempol.
Natsumi terlihat tersentuh dan wajahnya memerah tersipu.
"Mengapa dadaku menjadi sesak seperti ini? Mengapa ketika ketua tersenyum, jantungku berdetak tidak karuan? Apakah aku sudah…" gumam Natsumi sembari menyentuh dadanya.
"Natsumi? Ada apa denganmu? Mengapa wajahmu memerah seperti itu?" tanya Akari.
"Bu-bukan urusanmu" ucap Natsumi.
Natsumi lalu berjalan cepat meninggalkan Akari.
"Ada apa dengannya? Jarang sekali dia memasang ekspresi seperti itu" ucap Akari.
Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai di ruang penyimpanan senjata.
"Kita sudah sampai" ucap jendral.
Terlihat sebuah gerbang besar yang hanya dijaga oleh satu orang.
"Mengapa ruang penyimpanan senjata hanya dijaga oleh satu orang?" gumam Enzo.
Jendral terlihat menyapa dan berbincang dengan prajurit yang menjaga gerbang itu. Ryouichi dan pasukan [Saint Wolf] miliknya hanya melihat itu dari kejauhan. Reina, Aiko, dan juga Chloe terlihat bermain dan berlarian kesana kemari.
"Tangkap aku kalau bisa…" ucap Chloe.
Chloe pun terjatuh dan hampir menyentuh gerbang ruang penyimpanan senjata. Namun penjaga gerbang yang melihat hal itu pun berlari dan menangkapnya dengan cepat.
"Berhati-hatilah nona kecil, kau akan terbakar jika menyentuh gerbang ini" ucap penjaga gerbang itu.
Ryouichi dan pasukan [Saint Wolf] miliknya pun mendekati Chloe.
"Chloe, apa kau baik-baik saja?" tanya Tiara sembari mengecek kondisi Chloe.
"Chloe baik-baik saja, paman ini sudah membantu Chloe" ucap Chloe.
Ryouichi pun maju dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan penjaga gerbang itu.
"Terima kasih atas bantuan anda, saya adalah Ryouichi. Saya adalah pemimpin pasukan ini" ucap Ryouichi ramah.
"Hmmmm?" penjaga gerbang itu terlihat menginspeksi Ryouichi.
"A-apakah ada masalah?" tanya Ryouichi.
"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya tertarik dengan aura kekuatan yang kau pancarkan, sungguh kekuatan yang luar biasa" ucap penjaga gerbang itu.
Jendral lalu menghampiri mereka.
"Dia adalah penjaga gerbang ini, maaf jika dia sudah bertingkah tidak sopan kepada kalian" ucap jendral.
"Ba-baiklah" ucap Ryouichi.
"Ah, benar juga. Maafkan atas ketidaksopanan saya kepada anda, Kapten Ryouichi. Nama saya adalah Havif, dan saya bertugas untuk menjaga gerbang ruang penyimpanan senjata" ucap Havif sembari memberi hormat.
"Kau tidak perlu sesopan itu denganku, mari kita berteman baik" ucap Ryouichi.
Havif lalu tersenyum.
"Anda sesuai dengan deskripsi yang dikatakan oleh jendral, sungguh orang yang rendah hati. Namun siapapun yang menyinggung anda, akan bernasib buruk" ucap Havif.
Pandangan Havif pun teralihkan ketika melihat Akari.
"Sung-sungguh wanita yang cantik!" seru Havif.
Havif lalu mendekati Akari dan mencium tangannya.
"Bolehkah aku mengetahui namamu, wahai wanita cantik?" tanya Havif.
Akari pun terlihat terkejut dan berlari kebelakang Enzo.
"En-Enzo, aku takut dengannya. Dia nampak seperti orang cabul" ucap Akari.
"Bisakah kau berhenti menganggunya? Dia tidak nyaman denganmu" ucap Enzo.
"Dan siapakah dirimu? Mengapa kau melarangku berkenalan dengannya?" ucap Havif.
Rose dan Ryouichi terlihat menghela nafas secara bersamaan.
"Mengapa tidak ada manusia yang normal di dekat kita?" ucap Ryouichi.
Enzo pun terlihat kesal dengan perkataan Havif.
"Dia adalah pacarku, jadi berhentilah menganggunya atau kau akan menyesalinya" ucap Enzo.
Havif terlihat kecewa dan berjalan menjauh dengan lesu.
"Jendral, bisakah kau mencarikan aku wanita? Aku kesepian di tempat ini!" seru Havif.
Jendral terlihat diam beberapa saat, lalu berbalik badan.
"Baiklah mari kita masuk kedalam, aku yakin kalian akan terkesima dengan barang yang ada didalam" ucap jendral.
"Di-dia mengabaikanku..." gumam Havif.
"Havif, cepatlah buka gerbang ini" ucap jendral.
"Baiklah, bahkan anda tidak mendengarkan permintaan kecilku ini" ucap Havif dengan nada kecewa.
Havif lalu mendekatkan tempurung tangannya ke gerbang itu, [insignia] miliknya pun muncul serta bersinar yang membuat pintu gerbang itu terbuka.
"Baiklah, silahkan masuk. Aku akan menunggu diluar, jendral akan menemani kalian kedalam" ucap Havif sembari berjalan pergi.
Jendral pun menarik kerah baju dari havif.
"Apa maksudmu? Kau ikut bersama kami" ucap jendral.
"Ta-tapi, aku masih mempunyai pekerjaan lain" ucap Havif.
"Pekerjaanmu hanyalah selalu menggoda prajurit wanita yang datang kesini. Sekarang ikut denganku atau akan kuseret paksa bokongmu" ucap jendral.
Havif pun akhirnya menghela nafas, dan ikut bersama dengan jendral dengan wajah pasrah. Mereka semua pun akhirnya masuk kedalam ruang penyimpanan senjata, ekspresi mereka pun berubah menjadi takjub setelah melihat seluruh harta di dalam ruang penyimpanan itu.
"I-ini?! " seru Enzo.
"Ada apa denganmu, Enzo? Mengapa kau terlihat terkejut seperti itu?" ucap Ryouichi heran.
Enzo terlihat bersemangat ketika melihat seluruh senjata diruangan itu, dirinya terlihat berlarian kesana kemari melihat seluruh senjata.
"I-ini adalah pedang Excalibur yang pernah di gunakan oleh raja Britania Raya, Arthur Pendragon! Dan itu adalah tombak Gae Bolg milik pahlawan Irlandia, Chu Cu Lain!" seru Enzo girang.
"Mengapa dia terlihat sangat gembira ketika masuk ke ruangan ini?" ucap Ryouichi.
"Sudah jelas, seluruh orang akan kagum ketika memasuki ruangan ini, Kapten Ryouichi. Seluruh senjata yang ada di ruangan ini adalah senjata mistik legendaris dan pernah di pakai oleh seluruh pahlawan pada zaman dulu. Setelah kehancuran dunia, organisasi [The Saviour] mencari dan mengamankan seluruh senjata di ruangan ini. Oleh karena itu, ruang penyimpanan senjata ini disebut sebagai [Gate of Heavenly Weapon]" ucap Havif.
"Heh, begitukah" ucap Ryouichi.
Pandangan Ryouichi lalu teralihkan setelah melihat sebuah tombak berwarna hitam dengan ornamen naga yang ada di dinding.
"Mengapa aku merasa pernah melihat tombak ini?" ucap Ryouichi.
"Ryouichi?" gumam Rose yang melihat Ryouichi berjalan menuju tombak itu.
"Ah, tombak itu adalah tombak Longinus. Tombak itu konon dulu pernah digunakan oleh salah satu dari malaikat agung untuk membunuh naga emas surgawi. Namun masih menjadi misteri mengapa tombak itu bisa ada di bumi" ucap Havif.
"Kau sungguh tahu segalanya tentang senjata ini, bukankah seperti itu?" ucap Ryouichi.
"Aku bukanlah hanya sekedar penjaga ruangan penyimpanan senjata, aku adalah orang yang dulu bertugas bepergian ke seluruh penjuru tempat untuk mencari dan mengamankan senjata legendaris. Seluruh senjata disini tidak terikat oleh kontrak roh apapun, jadi kau bisa menggunakannya tanpa harus membuat kontrak. Berbeda dengan senjata roh yang ada di [Forbidden Forest]" ucap Havif bangga.
Jendral pun menghampiri Ryouichi yang masih tidak bisa melepaskan pandangannya dari tombak itu.
"Apa kau sudah menentukan, senjata apa yang akan kau ambil ? Jangan ragu, ambil saja yang kau mau" ucap jendral.
"Kalau begitu, aku akan mengambil tombak ini. Entah mengapa, tombak ini sangat mencuri perhatianku" ucap Ryouichi sembari mengambil tombak Longinus.
Akhirnya seluruh pasukan Ryouichi sudah memilih senjata mereka masing-masing. Mereka pun keluar dari ruangan penyimpanan senjata itu.
"Baiklah, mari kita lihat senjata apa yang kalian ambil" ucap Havif.
Havif pun memakai kacamata miliknya dan mulai mendeskripsikan senjata yang diambil oleh pasukan [Saint Wolf].
"Baiklah, diantara kalian yang mengambil senjata di ruangan itu hanyalah Kapten Ryouichi, Enzo, dan juga Natsumi" ucap Havif.
"Mengapa kalian tidak mengambil senjata juga?" tanya Ryouichi.
"Kami merasa sudah cukup dengan senjata roh dan juga kekuatan kami saat ini, jadi kami tidak memilih senjata apapun" ucap Akari.
"Kalau begitu, senjata yang telah di ambil dari ruangan penyimpanan senjata itu adalah tombak Longinus, pedang Galatine, dan juga perisai Rho Aias" ucap Havif.
Tombak Longinus adalah tombak yang pernah digunakan oleh salah satu dari empat malaikat agung untuk membunuh naga emas surgawi.
Pedang Galatine adalah pedang yang merupakan saudara dari pedang Excalibur, dan dikatakan dapat mengeluarkan potensi terbesarnya ketika matahari berada di puncaknya.
Rho Aias adalah perisai yang sangat kuat, yang pernah menahan serangan terkuat dari Hector pada saat perang Trojan.
"Baiklah kalian sudah melengkapi diri kalian dengan senjata didalam ruangan itu. Sudah saatnya kalian pergi menuju markas provinsi timur" ucap jendral.
"Terima kasih atas bantuan anda, jendral. Kalau begitu, saya dan pasukan saya akan langsung pergi menuju kesana" ucap Ryouichi.
"Ayah, selalu jaga kesehatanmu. Aku harap, aku bisa bertemu ayah lagi" ucap Rose.
Jendral pun mengelus kepala Rose dan tersenyum.
"Ayah yakin akan bertemu lagi dengan putri kecilku ini. Sekarang temanilah Ryouichi, dan saling menjagalah satu sama lain" ucap Jendral.
Rose pun memeluk jendral sebagai tanda perpisahan. Ryouichi dan pasukan [Saint Wolf] miliknya pun berjalan pergi dari tempat itu.
"Oh ya, Ryouichi! Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu!" teriak jendral.
Ryouichi pun berbalik badan.
"Ada apa jendral?" tanya Ryouichi.
"Jangan lupa untuk memberiku cucu kedua! Aku menantikan hal itu!" ucap jendral sembari mengancungkan jempol.
"Ayah!" teriak Rose kesal.
Ryouichi hanya tertawa kecil mendengar hal itu. Jendral pun tertawa keras dan melihat kepergian dari pasukan [Saint Wolf]. Havif pun berjalan mendekati jendral dan membakar rokoknya.
"Mereka adalah anak-anak yang sangat menjanjikan bukan?" ucap Havif.
"Kau benar, dan kau juga selalu menjahili anak baru. Bukankah begitu, Mayor Jendral Havif?" ucap jendral sembari membakar rokoknya.
"Hahaha, aku ingin melihat ekspresi mereka saat tahu bahwa aku adalah salah satu dari petinggi atas. Dan aku juga berharap mereka dapat menyelesaikan misi ini" ucap Havif.
"Kau tenang saja, aku sudah memikirkan sebuah rencana jika mereka gagal menjalankan misi ini" ucap jendral.
"Tenang saja, bukankah masih ada aku, Ivan, dan juga orang itu. Kita dulu adalah pasukan yang tidak terkalahkan" ucap Havif.
"Ya kau benar, aku penasaran apa yang dilakukan orang itu sekarang. Mungkin saja dia sedang membuka toko atau bertani untuk mengisi waktunya selama dia mengambil cuti dari militer" ucap jendral.
Ryouichi dan pasukannya pun akhirnya berangkat menuju markas provinsi timur. Di lain tempat di sebuah desa terpencil, ada seorang petani yang sedang mengurus lahan jagungnya. Terlihat petani itu menyeka keringatnya yang bercucuran.
"Ah, panas sekali. Tapi aku lebih nyaman seperti ini, dibanding saat berada di militer dulu. Apakah aku harus mengambil cuti lebih panjang lagi?" gumam petani itu lalu melanjutkan pekerjaannya memetik tomat.