Jodoh Tak Pernah Salah

Part 157 ~ Honeymoon Kedua ( 6 )



Part 157 ~ Honeymoon Kedua ( 6 )

1"Bukan aku namanya jika tidak porno," jawab Bara sekenanya.     

"Jangan buat aku naik darah." Kedua tangan Dila mengepal siap untuk memukul Bara.     

"Sayang," panggil Bara sok mesra.     

"Jangan panggil aku sayang Bara. Brengsek."     

"Berawal dari brengsek setelah itu kamu akan memanggilku sayang," balas Bara kepedean.     

Dering smartphone membuat Dila kembali ke kamar. Walau smartphonenya tadi ikut tenggelam untunglah tidak rusak.     

Mira calling...…     

Dila segera mengangkatnya dalam dering pertama.     

"Dila lo dimana?" tanya Mira cemas tak mengetahui keberadaan Dila.     

"Gue di pulau Rottnest."     

"Kok bisa disana?"     

"Suami gue bawa gue secara paksa."     

"Kok laki lo bisa ada disini? Berhasil dia melacak lo?"     

"Maaf semalam gue lupa cerita sama lo. Pria semalam yang dansa sama gue itu suami gue."     

"Bara? Really?" Mata Mira membulat seakan tak percaya.     

"Serius itu Bara? Masa cowok seganteng Reza Rahadian lo bilang gay? Gue enggak percaya dech. Punya suami ganteng macam artis kayak gitu bisa gay sich? Gue aja mau jadi selingkuhannya," kata Mira ngasal.     

"Almira mulut lo," ujar Dila mengingatkan.     

"Masa lo mau jadi selingkuhan? Punya suami seganteng dan sebaik Mark masih niat buat selingkuh. Gue tenggelamkan lo di rawa-rawa."     

Mira tertawa ngakak seraya menutup mulut dan lalu ia melanjutkan pembicaraannya.     

"Kok lo bisa sampai ke pulau Rottnest sich?"     

"Hadiah dari Tuan Smith. Kami menang dansa dan hadiahnya liburan di resort mewah milik Tuan Smith. Kebetulan Tuan Smith dan Bara sarapan pagi di restoran. Tanpa sengaja kami ketemu."     

"Jodoh lo berarti."     

"Kalo enggak jodoh enggak mungkin gue kawin sama dia Mira," balas Dila ketus.     

"Enggak perlu sensi Dila. Sabar. Siapa sabar pantatnya lebar," goda Mira tertawa cekikikan.     

"Mir," panggil Dila dengan lembut.     

"Iya."     

"Dia minta gue memberikan kesempatan kedua. Dia ingin berubah dan bertaubat. Dia memohon sama gue untuk kembalikan dia ke kodrat. Bagaimana menurut lo?"     

"Semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua Dila cuma keputusan ada di tangan lo. Gue enggak bisa maksa. Tapi dari semalam gue liat bagaimana dia cara memandang lo. Gue lihat ada pengharapan yang besar pada lo. Gue rasa dia sudah jatuh cinta sama lo."     

"Cinta?"     

"Pria ketika jatuh cinta cenderung bodoh dan konyol. Dan gue bisa liat itu. Bagaimana kekonyolan dia menyuruh seorang wanita untuk menjauhkan Zyan dan lo waktu dansa. Dari situ bisa kita liat bagaimana cemburunya dia. Ada cinta dimatanya."     

"Lalu gue harus gimana?"     

"Kalo gue jadi lo. Tidak ada salahnya memberi kesempatan kedua. Jarang dan langka lo gay mau kembali ke kodrat dan minta di bimbing sama istrinya. Sekedar kasih tahu aja gay jika mau kembali ke kodrat harus menikah."     

"Kenapa harus menikah?"     

"Seingat gue waktu masih kuliah kedokteran dulu walau pada ujungnya gue jadi ibu rumah tangga....."     

"Mira langsung ke inti pembicaraan. Jangan mutar kayak sinetron."     

"Ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu," Mira bernyanyi dengan suara cempreng.     

"Mira gue serius. Enggak perlu nyanyian lagu ikan terbang itu."     

Mira berdehem melanjutkan ucapannya,"Jika dia ingin kembali ke kodrat lo harus support dia Dila. Susah lo buat kaum LGBT punya kemauan untuk kembali ke fitrah mereka. Ketika keinginan itu ada lo jangan mematahkan semangat dia. Jika lo patahkan malah dia akan kembali menjadi LGBT. Kayaknya gue butuh air nich, penjelasan gue agak panjang soalnya."     

"Ya udah lo siapin air sebelum lo menjelaskannya sama gue."     

"Baiklah," kata Mira mengambil segelas air dan meminumnya.     

"Dila menurut terapi psikologi kedokteran gay itu bisa disembuhkan dengan cara menjauhi segala macam yang berkaitan dengan gay (homoseksual) misalnya teman, klub, aksesoris, bacaan dan segalanya. Ini adalah salah satu faktor terbesar yang bisa membantu mereka sembuh. Merenungi bahwa gay masih belum diterima oleh masyarakat (terutama di Indonesia), masih ada juga yang merasa jijik dengan gay. Terus menanamkan pikiran bahwa gay adalah penyakit yang harus disembuhkan. Terapi sugesti misalnya mengucapkan dengan suara agak keras (di saat sendiri) seperti saya bukan gay, gay menjijikkan, saya suka perempuan.     

Melakukan kegiatan dan aktifitas khas laki-laki misalnya olahraga karate atau bergabung dengan komunitas kegiatan laki-laki termasuk aktivitas seksual berhubungan intim dengan wanita. Nah biar hubungan intim sah dan halal ya mereka harus menikah dulu. Makanya gay jika mau sembuh harus menikah.     

Kemudian terapi hormon, jika diperlukan dengan bimbingan dokter bisa dilakukan terapi hormon secara berkala untuk lebih bisa menimbulkan sifat laki-laki. Menjauhi bergaul dengan laki-laki yang menarik hati dan YANG PALING terpenting adalah dukungan semua pihak, keterbukaan dan menerima masukan. Jangan sampai ada yang mencela didepannya atau mengejek perjuangannya dalam mengobati penyakit ini. Sekarang Bara butuh dukungan dari lo untuk kembali ke kodrat. Menurut gue Bara butuh bimbingan lo."     

"Jika membantu dia kembali ke kodrat mau tidak mau gue harus berhubungan intim dengan dia?" tanya Dila ragu-ragu.     

"Iya dong Dila. Lo bantu dia sembuh dengan membuat dia tertarik secara seksual kepada wanita bukan pada pria. Jalannya, lo dan dia bercinta."     

"Tidak ada cara lain Mir?"     

"Ada."     

"Apaan tu?" Dila merasa mendapatkan harapan.     

"Lo pergi aja dari dia," jawab Mira ketus.     

"Gue serius Mira."     

"Lo pikir gue enggak serius? Lo harus membuat Bara tertarik secara seksual sama lo. Semakin sering kalian bercinta ketertarikannya dengan pria akan hilang karena dia sudah tertarik pada wanita dan menikmati bercinta dengan wanita."     

"Gue dan dia sudah pernah bercinta berarti dia sudah sembuh dong?"     

"Gue tanya sama lo. Saat kalian bercinta kemaren kemaren itu. Apakah saling menginginkan? Emosi sesaat atau dibawah pengaruh obat perangsang?"     

"Emosi dan pengaruh obat perangsang."     

"Itu enggak bisa jadi patokan kalo Bara udah sembuh Dila. Bara bisa dikatakan sembuh. Pertama burung dia bisa ereksi natural melihat tubuh seksi wanita, kedua dia bercinta secara naluriah enggak pengaruh obat dan ketiga dia jijik melihat sikap genit gay padanya. Itu baru bisa dikatakan sembuh. Sekarang gue tanya sama lo. Ada niat gak buat bantu Bara ke kodrat?"     

"Gue mau bantu dia Mir cuma kalo buat berhubungan intim sama dia enggak mau."     

"Dila gue ingatkan sekali lagi sama lo. Hubungan suami istri dalam pernikahan lumrah dan wajib. Jika enggak bercinta mana mungkin bisa ada anak dalam perkawinan? Lo pikir lo bisa membelah diri kayak amuba dan anak lo lahir?"     

"Kok lo samain gue sama amuba?" Protes Dila tak terima.     

"Abis lo ngeyel enggak mau bercinta sama Bara. Selagi dia bersih enggak ada penyakit lo wajib melayani dia di ranjang. Bisa dikutuk malaikat sampai pagi kalo lo enggak layani kebutuhan biologis suami lo."     

"Gue coba pikirkan dulu Mir. Ya udah gue tutup telpon dulu. Makasih pencerahannya."     

******     

Sumber : https://muslimafiyah.com/mengobati-penyakit-gay-dan-homoseksual-syariat-dan-medis.html     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.