Kamar Pengantin
Kamar Pengantin
Kali ini Jun Shangxie tidak berniat untuk menjaga batasnya dan ia benar-benar serius ingin melakukannya.
Saat Yin Wushuang melewati batas, Jun Shangxie mencium tulang ekor Yin Wushuang dengan lembut.
Ciuman itu seperti api yang menyambar dan seketika membuat tubuh Yin Wushuang terasa panas.
Kemudian Jun Shangxie bersikap seperti pemuja Yin Wushuang, ia mencium punggung Yin Wushuang lagi dan lagi.
Sentuhan itu membuat Yin Wushuang untuk mengangkat kepalanya dan mengeluarkan suara mendesah. Saat Yin Wushuang mengeluarkan suara itu, ia langsung menggertakkan giginya dan menekan kedua bibirnya, ia merasa sedikit malu.
Jun Shangxie merasa seperti mendapatkan semangat dari suara Yin Wushuang itu, ia menekan telinga Yin Wushuang dan menempelkan tubuhnya ke punggung Yin Wushuang.
"Aku sejak lama sudah sangat ingin melakukan ini, Ratuku yang tercinta." Jun Shangxie menghela napas, kemudian tangannya yang besar menyentuh punggung Yin Wushuang, lalu bergerak ke pinggang Yin Wushuang, dan perlahan bergerak ke perut Yin Wushuang. Tangannya terus bergerak mengelilingi tubuh Yin Wushuang.
Yin Wushuang menjadi ingin mengeluarkan suara, tapi ia menggigit bibirnya agar ia tidak mengeluarkan suara apapun.
Tapi Jun Shangxie malah meremas tubuh Yin Wushuang dan dengan suara pelan berkata, "Keluarkan suaramu, biarkan aku mendengarnya."
Yin Wushuang menekan kepalanya ke bantal, ia dapat merasakan laki-laki yang ada bersamanya di atas ranjang saat ini seperti seorang iblis.
Sentuhan yang asing itu membuat Yin Wushuang merasa malu, untuk pertama kalinya ia ingin menjadi seperti kura-kura yang bisa bersembunyi di dalam tempurungnya.
Jun Shangxie yang tidak mendapatkan jawaban dari Yin Wushuang itu merasa sedikit marah, kemudian ia pun membalik tubuh perempuan yang ingin bersembunyi itu.
Saat tubuhnya berbalik, kain merah yang menutupi tubuhnya sudah tidak tahu lagi ada di mana. Tubuh Yin Wushuang yang telanjang itu terlihat dengan jelas di depan mata Jun Shangxie.
Jun Shangxie bukannya tidak pernah melihat pemandangan ini, tapi pemandangan hari ini terlihat paling indah.
Yin Wushuang tidak berani melihat ke arah Jun Shangxie, ia memejamkan kedua matanya dan wajahnya tampak merah. Yin Wushuang juga tidak tahu kenapa, semakin ia memejamkan matanya, ia merasa seluruh inderanya menjadi semakin sensitif.
Setiap sentuhan yang dilakukan Jun Shangxie, setiap ciuman Jun Shangxie, semuanya membuatnya terasa seperti membakar tubuhnya.
Yin Wushuang bernapas dengan tidak berdaya, ia merasa seperti saat ini jauh lebih sulit daripada harus bertarung.
Entah berapa lama berlalu, Yin Wushuang merasa seperti mendengar suara Jun Shangxie yang membuka pakaiannya, tapi ia juga merasa seperti tidak mendengarnya.
Kemudian Jun Shangxie menekan kedua tangan Yin Wushuang ke atas kepalanya.
"Buka matamu dan lihat aku." Suara berat Jun Shangxie terdengar, lalu ia pun memanggil nama Yin Wushuang, "Wushuang, buka matamu dan lihat aku."
Saat ini Yin Wushuang akhirnya baru membuka matanya. Ia melihat wajah Jun Shangxie yang begitu dekat di depan wajahnya.
Terlihat keringat yang menetes dari pelipis Jun Shangxie, pembuluh darah di leher Jun Shangxie terlihat timbul seolah akan meledak dan itu semua membuat ia terlihat begitu seksi serta liar.
Cahaya di matanya terlihat seperti hilang, tapi juga seperti berbinar dan sangat penuh dengan kebahagiaan.
Saat Jun Shangxie melihat Yin Wushuang membuka matanya, ia dengan suara yang jelas berkata, "Lihat aku, bagaimana aku mendominasi dirimu."
Satu detik kemudian, Yin Wushuang merasakan bagian bawah tubuhnya seperti robek dan terasa sakit.
Sebelum Yin Wushuang bisa berteriak kesakitan, Jun Shangxie langsung mencium bibirnya, sehingga membuatnya tidak bisa mengeluarkan suara teriakan sama sekali.
Selama proses itu, Jun Shangxie sama sekali tidak mengedipkan matanya, ia melihat setiap perubahan raut wajah Yin Wushuang. Sekecil apapun itu, ia melihat Yin Wushuang merasakan sakit, melihat Yin Wushuang merasa senang, melihat Yin Wushuang akhirnya menjadi miliknya seutuhnya.
Hanya miliknya, satu-satunya baginya.
-
Malam itu, lilin terus menyala hingga dini hari dan malam itu berlalu dengan sangat romantis.
Pakaian yang berserakan di sisi ranjang menjadi bukti seberapa parah kegilaan malam mereka.
Di atas ranjang, Jun Shangxie memeluk Yin Wushuang dan selimut tipis menyelimuti tubuh mereka, Jun Shangxie memainkan rambut Yin Wushuang sambil memperhatikan tubuh Yin Wushuang yang sudah dia makan dengan puas itu.
Yin Wushuang tidur di dalam pelukan Jun Shangxie dengan nyenyak, wajahnya bersandar di dada Jun Shangxie dan menunjukkan kulitnya yang meninggalkan jejak warna kebiruan.
Saat pukul 3 sore Yin Wushuang baru bangun. Ia merasakan tenggorokannya kering, ketika ia bergerak sedikit saja, ia langsung merasakan seluruh tubuhnya terasa begitu sakit.
Kemudian Yin Wushuang menundukkan kepalanya dan melihat jejak biru hingga keunguan di tubuhnya, saat melihat hal itu bibirnya seketika langsung bergetar. Yin Wushuang merasa kemarin malam mereka seperti sudah kelewatan batas.
Kemudian suara tertawa laki-laki terdengar dari atas kepalanya, "Selamat pagi."
Kemudian Yin Wushuang mengangkat kepalanya dan melihat wajah Jun Shangxie, ia dengan suara pelan menanggapinya, "Pagi."