Medan Perang Raksasa yang Sebenarnya
Medan Perang Raksasa yang Sebenarnya
Saat pertama kali mereka masuk ke dalam sana, mereka terlihat tidak terbiasa dengan keadaan di sana. Karena bagaimanapun juga mereka saat ini menggunakan pakaian musim dingin yang sangat tebal.
Sedangkan Kota Aurora yang ada di dalam bayangan itu sedang musim semi, di mana bunga bermekaran, burung-burung dan kupu-kupu beterbangangan. Rumput hijau, aroma segar langit biru, awan putih dan cuaca yang hangat.
"Panas sekali." Mu Jin adalah orang pertama yang mengatakan itu.
"Ternyata memang jubah putihku lebih nyaman." Lu Yi bergumam. Lalu ia mengayunkan tangannya untuk membuat penghalang, "Kita ganti pakaian dulu saja."
Setelah itu mereka berlima mengganti pakaian mereka masing-masing.
Saat ini Su Yun menggunakan terusan berwarna merah, dengan wajahnya yang manis dan tubuhnya yang kecil ia terlihat menggemaskan, hanya saja raut wajahnya terlihat dingin.
Ye Meigui berganti pakaian mengenakan terusan berwarna merah muda yang membuat dadanya terlihat menonjol dan terdapat hiasan bunga di atasnya, dia terlihat begitu santai seolah sedang berlibur.
Lu Yi menggunakan jubah putih yang biasanya yang ia gunakan, ia mencibirkan bibirnya. Meskipun ia lebih tinggi daripada Su Yun yang usianya 5 tahun lebih tua darinya itu, namun ia sama sekali tidak kalah menggemaskannya dari Su Yun.
Saat ini Lu Yi sedang berdiri di samping Su Yun yang menggunakan terusan berwarna merah itu, sedangkan Lu Yi sendiri menggunakan jubah berwarna putih, mereka berdua terlihat seperti sepasangan kekasih.
Mu Jin mengganti pakaiannya dan saat ini ia memakai jubah berwarna hitam, ia menggunakan sabuk bermata giok, ia meregangkan tubuhnya dan bersikap konyol.
Penampilan Yin Wushuang sama seperti sebelumnya, ia menggunakan pakaian yang ketat berwarna hitam. Ia juga memegang pedang phoenix di tangan kanannya sehingga ia siap bertarung kapan saja.
Yin Wushuang mengikat rambutnya dengan sederhana menjadi satu di belakang sehingga membuat dahinya terlihat jelas, begitu juga matanya yang tajam dan berbentuk seperti burung phoenix terlihat dengan jelas.
Penampilannya yang seperti ini adalah penampilan yang disukai Yin Wushuang, karena penampilannya itu membuatnya dapat bergerak dengan lebih leluasa. Selain itu pakaian warna hitam juga membuat darah tidak terlihat, sehingga saat bertarung dan jika terluka, maka dia tidak akan membuat orang-orang yang peduli kepadanya khawatir. Sedangkan tujuan Yin Wushuang mengikat rambutnya menjadi satu agar tidak mengganggu pandangannya.
Saat bertarung itu adalah masa antara hidup dan mati, sehingga Yin Wushuang tidak ingin lengah dan membuat kesalahan karena hal-hal itu. Terlebih lagi, ia masih belum tahu kapan ia akan bertemu dengan musuh atau musuh seperti apa yang akan dihadapinya.
Setelah mereka berlima selesai berganti pakaian, mereka merasakan tanah tempat mereka berdiri mulai bergetar.
"...Gempa bumi?" Ye Meigui seketika kehilangan keseimbangannya dan tidak bisa berdiri dengan stabil.
"Bukan." Yin Wushuang mengangkat kepalanya dan melihat jauh ke depan, "Raksasa!"
Perkataan Yin Wushuang itu membuat semua orang mengangkat kepala mereka dan melihat raksasa yang memegang perisai batu serta pedang batu panjang.
Beberapa raksasa yang mereka lihat saat ini sama dengan raksasa yang mereka lihat di medan perang raksasa tadi.
Saat itu mereka masih tidak bisa mengerti bagaimana orang zaman dulu bisa membuat patung raksasa hanya dengan tenaga manusia. Tapi sekarang mereka harus mengangkat senjata mereka, kemudian melawan para raksasa yang tingginya setara dengan gedung berlantai lima yang ada di depan mereka itu.
Para raksasa itu berlari semakin cepat dan raut wajah mereka juga berubah, mereka semua seperti sedang bertarung melawan tentara musuh yang memasuki perbatasan negara mereka, di mana para musuh itu harus dibunuh!
"Sial!" Ujung bibir Lu Yi bergetar, ia mengangkat tangannya dan melakukan gerakan, lalu sebuah badai yang kuat langsung tertuju ke arah raksasa itu.
"Karena Kak Lu sudah turun tangan, aku hanya akan melihat saja." Mu Jin yang awalnya mau mengeluarkan sesuatu seketika langsung berhenti dan mengurungkan niatnya.
Kekuatan kultivasi Lu Yi tidak kalah dengan kekuatan kultivasi Mu Jin. Bisa dikatakan bahwa Lu Yi adalah salah satu petapa terkuat, dan meskipun para raksasa itu tingginya mencapai gedung berlantai 10 sekalipun, Mu Jin tahu bahwa Lu Yi dapat melawan para raksasa itu dengan mudahnya.
Mu Jin yang memikirkan hal itu hanya tersenyum santai, tapi satu detik kemudian ia tidak bisa tersenyum lagi.
Badai yang begitu tajam seperti pedang itu menyentuh tubuh para raksasa yang terbuat dari batu itu dan badai itu hancur. Serangan Lu Yi sama sekali tidak berpengaruh kepada para raksasa itu!
Para raksasa itu juga tidak berhenti, bahkan salah satu dari mereka mengangkat palu hendak menyerang Yin Wushuang dan yang lainnya secara langsung!