Pergi ke Menara Jun
Pergi ke Menara Jun
Yin Wushuang memanggil taksi dan pergi menuju Menara Jun. selama perjalanan menuju Menara Jun, ia melewati banyak perusahaan.
Di depan perusahan-perusahaan itu umumnya ada tiga bendera. Satu mewakili negara, satu mewakili dirinya sendiri, dan satunya lagi mewakili kantor cabang atau bendera investor.
Yang membuat Yin Wushuang bingung adalah bahwa bendera-bendera itu hanya dinaikkan sampai setengah saja. Bendera setengah tiang melambangkan kematian tokoh besar di dalam negeri, sehingga seluruh semua orang berduka. Saat melewati alun-alun, bendera di sana juga turun setengah tiang.
Bapak sopir yang mengantarnya itu juga menyadari bahwa Yin Wushuang sepertinya sedang menatap bendera itu, kemudian ia pun berkata, "Nona, kamu baru saja kembali ke China, baru keluar dari bandara, ya?"
Yin Wushuang mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau begitu kamu seharusnya tidak tahu bahwa, lima hari yang lalu, Long Yu, putra tertua Presiden meninggal secara mendadak." Sopir menepuk-nepuk kemudinya lalu menghela napas, kemudian melanjutkan.
"Usianya masih begitu muda, dia meninggal karena bekerja terlalu keras. Sungguh sangat disayangkan. Meskipun usia Long Yu masih muda, tapi dia selalu memberikan kontribusi untuk negara. Dia telah melakukan banyak perbuatan baik. Dia bahkan beberapa kali pergi ke desa dan beberapa kali makan di meja yang sama dengan kami para petani. Dia juga membantu kami para petani menyelesaikan masalah dan menagih hutang… Dia pergi begitu saja, sayang sekali!"
Lima hari yang lalu Yin Wushuang masih berada di kota Pisa Italia, saat itu ia sedang bersiap untuk membunuh Dewa Penguasa dan merebut kembali Tongkat Kebangkitan serta Roh Tanah.
Di negara yang dilanda perang, sinyal komunikasi seringkali terputus. Tentu saja tidak mungkin menerima berita internasional. Namun Yin Wushuang sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata Long Yu meninggal begitu mendadak…
Sebelum datang ke Liga Utara, Long Yu masih berniat untuk menarik Jun Shangxie ke kelompoknya dan melawan Long Ye, putra kedua.
"Karena dia putra presiden, dan juga telah memberikan yang terbaik untuk negara, maka bendera diturunkan menjadi setengah tiang selama seminggu." Sopir itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak mudah juga bagi orang-orang besar itu!"
"Kalau begitu, putra kedua presiden, Long Ye…" Yin Wushuang teringat dengan lukisan pemuda anggun yang ada di koridor waktu itu.
"Putra tertua sudah meninggal, Long Ye yang adalah putra kedua tentu saja menjadi satu-satunya calon kandidat untuk presiden di masa depan." Bapak sopir itu meregangkan lehernya, melihat situasi melalui kaca spion lalu berkata dengan santai, "Long Ye sebelumnya jarang muncul, entah apakah itu ide yang baik untuk menjadi presiden…"
Sepuluh menit kemudian, taksi itu tiba di Menara Jun. Yin Wushuang pun turun dari mobil dan berdiri di depan menara itu.
Menara ini tetap megah sama seperti dulu, namun saat ini di dalamnya sudah tidak ada lagi orang yang dirindukan Yin Wushuang. Setelah berdiri di depan pintu dan memikirkan beberapa kata untuk diucapkan, Yin Wushuang pun berjalan masuk.
Tiba-tiba petugas yang ada di sana menghentikan Yin Wushuang, "Maaf, ona siapa? Apakah ada janji sebelumnya?"
Yin Wushuang melepaskan masker dan kacamata hitam yang ia kenakan.
Begitu melihat wajah Yin Wushuang, petugas itu pun mundur lalu mengulurkan tangan dan mempersilakan dengan hormat, "Nona Yin, silakan."
Yin Wushuang masuk tanpa menoleh ke belakang. Di lobi, saat itu Xue Ran sedang berbicara dengan Ayahnya Jun Shangxie, Jun Tianlan.
Sepertinya dengan adanya kelembaban cinta, kesepian di antara alis mata Xue Ran tidak terlihat lagi. Wajah Jun Tianlan juga tidak terlihat begitu dingin, seperti istri dan budak.
Melihat kedatangan Yin Wushuang, mata Xue Ran seketika langsung berbinar. Ia berdiri dan menyambut Yin Wushuang, dengan nada suaranya yang terdengar sedikit kesal ia berkata, "Xiao Shuang! Mengapa tidak memberitahu kami kalau kamu pulang? Aku akan memasak makanan untukmu! Jun Shangxie si bocah bau itu, dia tidak mengantarmu pulang. Tunggu sampai dia kembali dari kutub selatan, lihat bagaimana aku akan membereskan dia!"
Kata-kata Xue Ran membuat Yin Wushuang tertegun selama beberapa saat. Kemudian ia menelan kembali kata-kata yang ingin diucapkannya lalu menggantinya dengan pertanyaan, "Kembali… dari kutub selatan?"
Kali ini Xue Ran yang tertegun. Kemudian ia bertanya, "Apakah dia tidak mengatakannya kepadamu? Tujuh hari yang lalu, dia menelepon dan berkata kalau dia mau pergi ke kutub selatan untuk meneliti perkembangan sumber energi baru serta pencairan gletser dan lain-lain. Butuh beberapa hari baru dia bisa kembali."
Kata-kata yang telah disiapkan Yin Wushuang seolah meledak di kepalanya, sepatah kata pun tidak dapat diucapkannya.
Tujuh hari yang lalu, dirinya dan Jun Shangxie masih berada di rumah sakit. Mereka belum berangkat ke Italia, dan bahkan ia berkata… ayo kita menikah.
'Jun Shangxie, kamu telah memikirkan begitu banyak hal, mempersiapkan begitu banyak hal, dan juga melakukan begitu banyak hal. Mengapa tidak mengatakan apapun kepadaku?' Batin Yin Wushuang.