Permaisuri Kembali ke Sekolah

Lentera Jiwa Jun Shangxie



Lentera Jiwa Jun Shangxie

2"Xiao Shuang, kamu… kenapa?" Melihat ekspresi Yin Wushuang yang agak aneh itu, Xue Ran pun bertanya.     

Seketika Yin Wushuang pun langsung sadar dari lamunan, kemudian ia melihat tatapan Xue Ran yang tampak khawatir. Bibirnya menggeliat dan ia menjawab singkat, "Tidak apa-apa."      

'Kalau ini diatur oleh Jun Shangxie, kalau Jun Shangxie tidak ingin keluarganya khawatir, maka aku harus tutup mulut tentang masalah ini.' Batin Yin Wushuang.     

Yin Wushuang berpikir seperti itu, namun tiba-tiba sebuah pikiran melintas di benaknya… ini tidak benar!     

'Keluarga Jun adalah keluarga besar. Akan ada sebuah lentera jiwa pada setiap penerus yang lahir yang dijaga siang dan malam untuk mencegah si penerus mendapat celaka.'     

'Ini adalah cara umum yang dipakai oleh setiap keluarga di dunia kultivasi, juga digunakan oleh semua sekte besar.'     

'Lentera jiwa akan padam saat orangnya meninggal. Tidak mungkin keluarga Jun tidak bereaksi sedikitpun terhadap hal sebesar ini. Kecuali…'     

"Aku pernah mendengar dia berkata tentang lentera jiwa." Yin Wushuang membalikkan tangannya dan mengeluarkan cincin abu-abu keperakan, matanya yang seperti burung phoenix itu tampak berkilat lembut, "Dia memintaku untuk meletakkan cincin ini di samping lentera jiwanya."     

Xue Ran melirik suaminya. Ketika melihat suaminya menganggukkan kepala, ia pun mengajak Yin Wushuang naik ke lantai atas.     

Xue Ran bersama Yin Wushuang masuk ke sebuah kamar. Barang-barang yang ada di dalam kamar itu ditata dengan rapi, tidak ada jendela di sekelilingnya dan hanya diterangi oleh lilin.     

Di tengah ruangan tersebut ada sebuah platform batu bertingkat-tingkat. Di sana diletakkan lentera jiwa dari semua anggota keluarga Jun. Nama pemiliknya terukir di bagian luar setiap lentera jiwa.     

"Lentera ketiga di tingkat kedua adalah milik Jun Tianlan. Lentera jiwa Shangxie adalah yang keenam di tingkat ketiga." Xue Ran mengajak Yin Wushuang berjalan mendekat, "Meskipun lentera jiwa melambangkan hidup dan mati pemiliknya, tapi juga tidak boleh dengan mudah dihancurkan secara paksa. Kalau tidak, pemiliknya akan mendapat serangan balik, kamu harus berhati-hati."     

Yin Wushuang tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Xue Ran. ia merasa suara-suara itu menjadi sangat jauh dan semakin kecil. Karena tatapannya hanya fokus pada lentera tersebut, di matanya hanya ada lentera itu.     

Lentera jiwanya berwarna ungu, menyala-nyala dengan penuh vitalitas. Ini menunjukkan bahwa Jun Shangxie baik-baik saja, saat ini ia hanya sedang tidak berada di sisinya.     

Yin Wushuang menundukkan kepalanya, kemudian ia membuka telapak tangannya, lalu meletakkan cincin abu-abu keperakan itu di samping lentera jiwa milik Jun Shangxie. Sambil meletakkan cincin tersebut, bibirnya tersenyum kecil.     

-     

Yin Wushuang tidak tinggal di tempat keluarga Jun terlalu lama. Setelah meletakkan cincin tersebut di sebelah lentera milik Jun Shangxie, ia pun berpamitan lalu pergi.     

Yin Wushuang memakai kembali kacamata hitam dan maskernya. Setelah berjalan kaki cukup jauh dan ketika ia hendak pergi ke sekolah untuk melapor, angin bertiup dari seberang jalan.     

Di seberang adalah sebuah taman, di sana tampak ada Kakek Tua yang sedang duduk berjemur di bangku panjang. Kakek tua itu memegang koran di tangannya. Saat angin bertiup, koran itu juga ikut terbang.     

Koran itu melayang di udara dan melintasi jalan raya yang tidak seberapa lebar. Sangat kebetulan, koran itu jatuh di kaki Yin Wushuang. Yin Wushuang melirik koran itu dari sudut matanya, dan seketika tatapan matanya pun langsung bergetar.     

Berita utama di koran itu adalah tentang keluarga Wen.     

'Gempar! Perselisihan antara dua faksi dalam Grup Wen memanas, profit anjlok 9% dari kuartal sebelumnya! Mungkinkah kebangkitan keluarga akan menjadi gelembung?'     

"Bagaimana bisa begini? Bukankah belum terlalu lama menandatangani kontrak dengan Walikota Ibu Kota Liga Utara?" Yin Wushuang mengernyitkan alisnya. Kakek Tua yang ada di seberang itu kini sudah pergi. Ia pun mengambil koran tersebut.     

Dua faksi dalam judul itu adalah faksi yang terbagi menjadi dua berdasarkan 'investasi dengan pengusaha asing'. Pengusaha asing itu bukan orang lain tetapi Walikota Ibu Kota Liga Utara, yaitu Ayah Hathaway.     

Kedua faksi adalah faksi 'kerjasama yang berkelanjutan' yang dipimpin oleh Yin Wushuang dan Wen Luo sebagai wakilnya, serta Kakek Jimo Ying sebagai pendukung.     

Faksi yang lain adalah faksi 'anti kerjasama' yang dipimpin oleh pemegang saham Hu Zhen dengan saham-saham yang tersebar sebagai wakilnya.     

Ketika kata 'Hu Zhen' muncul di penglihatannya, di dalam benak Yin Wushuang muncul seorang pria dengan gaya rambut mediteranian, berumur lima puluh lima tahun, sering menyipitkan matanya dan terlihat ramah.     

Yin Wushuang sudah beberapa kali bertemu dengan pria ini. Hanya saja terakhir kali bertemu dengannya, pria ini hanya memiliki tujuh persen saham. Ia hanya pemegang saham kecil kelas atas.     

Setelah beberapa bulan kemudian, orang ini telah memegang dua puluh persen saham, bahkan saham yang ia miliki lebih tinggi daripada Kakek Jimo Ying. Strategi yang ia lakukan tidak bisa diremehkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.