Permaisuri Kembali ke Sekolah

Tutup Mulut, Lalu Pergi!



Tutup Mulut, Lalu Pergi!

2Kini suasana menjadi sedikit dingin. 'Aslan' yang terus diam dan dilindungi oleh suaminya itu tiba-tiba memukul, dan ekspresi wajahnya masih tidak berubah setelah tertusuk senjata rahasia, tindakannya ini persis seperti pahlawan penyelamat dunia yang muncul paling akhir dalam film.     

Wendy yang tadi masih sangat arogan, kini bagaikan seekor domba kecil. Matanya yang memandang Yin Wushuang jelas terlihat lebih ketakutan.     

Menghadapi tudingan Wendy, Yin Wushuang hanya diam dan tidak berbicara apa-apa. Ia menganggap mengucapkan sepatah kata saja adalah sebuah pemborosan. Raut wajahnya terlihat semakin datar, hati Wendy pun semakin panik.     

"Ayah! Ayah!" Wendy bergegas memanggil Ayahnya.     

Di sisi lain, Tuan Tyron juga merasakan kegelisahan. Ia berjalan ke depan Yin Wushuang, dan raut wajahnya terlihat sangat muram, kemudian ia berkata dengan suara marah, "Aslan, aku perintahkan agar kamu melepaskan tanganmu! Atau aku akan…"     

"Tutup mulut, lalu pergi." Yin Wushuang bahkan tidak melirik Tuan Tyron. Empat kata yang ia ucapkan itu penuh dengan kesombongan!     

Tyron adalah salah satu orang terkaya di kota Pisa, statusnya yang terhormat tidak perlu diragukan lagi. Mendapat perlakuan seperti itu dari Yin Wushuang membuatnya kehilangan muka! Di tengah kerumunan orang yang melihatnya, sinar kelam melintas di mata Zoe.     

Harimau yang menyamar menjadi kucing, tidak peduli seberapa lama ia bersembunyi, ia tetaplah seekor binatang buas.     

Asal tidak menunjukkan kekuatan spiritualnya, Yin Wushuang saat ini tidak perlu terlalu banyak menahan emosinya karena Jun Shangxie telah ditentukan sebagai orang yang akan menyanyikan himne di gereja.     

Ketika berpikir sampai ke sana, Zoe memandang Jun Shangxie. Berdasarkan karakter Jun Shangxie, benar-benar sebuah keajaiban kalau ia bisa menahan diri saat melihat Yin Wushuang diancam, dipermalukan, dan diserang secara diam-diam seperti ini.     

Ketika Zoe memandang Jun Shangxie, sudut matanya tertuju kepada pendeta muda yang ada di samping Jun Shangxie.     

Ia melihat pendeta itu berjongkok, kemudian mengambil jarum perak yang ada di tanah lalu mengendusnya.     

Tindakan itu terlihat sedikit aneh, tiba-tiba jantung Zoe berdegup sangat kencang. Jarum perak itu ternoda oleh debu, tapi darah masih ada di atasnya.     

Pendeta itu mengendus bau darah. Warna merah berkilat di matanya, tanpa sadar pendeta itu menjilat-jilat sudut bibirnya, seakan-akan… merasakan betapa lezatnya hidangan ini!     

Bibir pendeta muda itu berkedut dan tanpa suara mengucapkan kata 'barang berharga'.     

Saat itu orang-orang yang ada di sana tidak ada yang memperhatikannya, tetapi Zoe memperhatikan. Ada pikiran yang samar di benaknya, lalu ia berpaling dan memandang Yin Wushuang.     

Saat ini Yin Wushuang sudah mengubah posisinya untuk menahan Wendy. Dan ketika ia akan membereskan Wendy, tangan si pendeta itu langsung bergerak, dan kekuatan sihir langsung menyebar dan memaksa Yin Wushuang untuk melepaskan tangannya.     

Ekspresi wajah Yin Wushuang dan Jun Shangxie sedikit bergerak.     

Pendeta ini adalah seorang penyihir!     

Di sisi lain orang biasa hanya bisa merasakan angin yang bertiup sesaat, kemudian mereka semua melihat tangan Yin Wushuang yang melepaskan Wendy.     

Setelah itu, Wendy langsung bergegas menghambur ke pelukan ayahnya, ia selamat dari bencana.     

-     

"Setelah mempertimbangkannya dengan cermat, aku pikir perkataan Nona Wendy dalam beberapa aspek memang tidak salah. Peraturan tidak boleh diremehkan." Pendeta muda itu memandang ke arah Yin Wushuang, sinar kelam yang serakah berkilat di matanya, "Aslan, besok pagi aku mau melihatmu datang ke gereja Tian Shen."     

Pendeta itu saat ini masih memegang jarum perak, setetes darah yang bercampur dengan tanah menetes ke bawah. Perkataannya itu berhasil membuat semua orang yang ada di sana langsung tercengang.     

'Sebenarnya apa yang tadi terjadi?' Batin semua orang.     

Baru saja 'Aslan' lolos dari kematian, tapi tiba-tiba semua berbalik. Kenapa Pendeta tetap menginginkan Aslan yang pergi?'     

Jun Shangxie memandang ke arah pendeta dengan mata terpicing. Kebetulan pendeta itu menundukkan kepalanya dan melirik darah yang ada di tanah dengan sorot matanya yang tampak sangat menyayangkan darah yang menetes ke tanah itu.     

Di sisi lain, Yin Wushuang juga memperhatikan bahwa pendeta itu memegang jarum perak kotor dan tidak membuangnya.     

'Mengapa? Apa karena darah pada jarum itu?'      

Saat ini hati Wendy bagaikan wahana kereta luncur. Ketika ia telah memikirkan ratusan cara agar 'Aslan' mati, namun ternyata Tuan Pendeta tiba-tiba berubah pikiran dan menginginkan 'Aslan' yang pergi menyanyikan himne!     

Setelah berputar-putar, yang harus mati masih tetap 'Aslan'!     

Di sisi lain, Zoe dan Jun Shangxie saling melirik. Bagi mereka berdua jika membiarkan Yin Wushuang yang menyanyikan himne dan mendekati Dewa Penguasa, itu terlalu berbahaya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.