Permaisuri Kembali ke Sekolah

Memasuki Gereja Tian Shen!



Memasuki Gereja Tian Shen!

0Setelah mendengar Yin Wushuang berkata seperti itu, Zoe langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, dan dengan nada bicaranya yang serius ia berkata, "Tingkat tiga bawah tanah adalah wilayah Dewa Penguasa. Saat aku dan Tuan Jun menyerbu masuk, kami harus berhati-hati. Lima menit saja tidak cukup, butuh waktu sepuluh menit, bahkan bisa lebih."     

Yin Wushuang menunduk lalu mengangguk-anggukkan kepala, "Aku mengerti."     

Jari ramping Jun Shangxie menunjuk ke posisi lantai tiga bawah tanah, lalu ia mendongakkan kepalanya dan berbicara dengan singkat dan padat, "Tiga menit."     

"Tuan Jun, kata-katamu ini… apa maksudnya?" Zoe mengernyitkan alisnya, "Bahkan jika kita masuk ke bawah tanah, kita tetap tidak bisa langsung mengungkapkan kekuatan kita. Semakin lama kita menunda untuk mengungkapkan kekuatan kita, itu akan semakin bermanfaat bagi operasi kita ini."     

"Tiga menit cukup." Nada bicara Jun Shangxie cukup keras, "Aku memanggilmu masuk ke sini, hanya untuk memberitahumu dan mengikuti di belakangku saja, jangan membuat masalah."     

Sudut bibir Zoe berkedut, ia merasa percaya namun juga merasa ragu. Namun ia memperkirakan bahwa Jun Shangxie tidak akan melakukan sesuatu yang akan mencelakakan Yin Wushuang.     

Jun Shangxie memandang Yin Wushuang dengan tatapan matanya yang tampak waspada, "Kamu tunggu aku di tingkat dua bawah tanah."     

Ia tidak mengatakan taktik maupun rencana apapun.     

"Baiklah, aku akan menunggumu." Yin Wushuang menganggukkan kepalanya tanpa banyak bertanya, ia sangat percaya dan tidak ragu sedikit pun.     

Kepercayaan Yin Wushuang mampu meredakan emosi Jun Shangxie. Kemudian ia melirik Zoe, dan Zoe pun keluar dengan bijaksana.     

Sebelum pergi, kembali Zoe melirik Yin Wushuang.     

-     

Malam pun berakhir, dan fajar mulai tiba.     

Ketika pagi hari, Yin Wushuang bangun lalu pergi mandi. Nenek Tua membawakan air panas untuk Yin Wushuang dan berkata pelan, "Nona Yin, izinkan aku berbicara, pisau terbaik untuk membunuh Dewa Penguasa adalah tanganmu."      

Ketika Yin Wushuang ingin menanyakan alasannya, Nenek Tua itu sudah pergi sambil tersenyum, dan tanpa banyak bicara.     

Kini waktunya sudah tiba. Yin Wushuang melirik Jun Shangxie lalu pergi ke gereja Tian Shen. Saat itu Jun Shangxie dan Zoe juga keluar dari pintu belakang.     

Melihat Yin Wushuang disambut masuk oleh pendeta, Zoe maju satu langkah ke depan namun tiba-tiba bahunya ditepuk oleh Jun Shangxie.     

Detik berikutnya, Zoe menjadi tidak terlihat sama sekali, dan tidak ada fluktuasi kekuatan apapun di sekitarnya.     

"Ini…" Pupil Zoe tiba-tiba menyusut, kemudian ia pun menoleh dan memandang Jun Shangxie, "Kamu…"     

"Ikuti aku." Jun Shangxie tidak banyak menjelaskan dan ia pun langsung masuk ke dalam gereja.     

Seperti yang sebelumnya dikatakan oleh Zoe, Yin Wushuang dengan cepat dibuat pingsan lalu dibawa pergi ke pintu masuk tingkat satu bawah tanah. Setelah memasuki tingkat dua bawah tanah, Dewa Penguasa akan membuat Yin Wushuang sadar. Lalu ia akan merapal mantra dulu baru kemudian menyerap energi dan darah Yin Wushuang.     

Pintu masuk tingkat satu bawah tanah ada di kamar tidur pendeta. Saat ini Yin Wushuang telah dibuat mengapung di udara dengan kekuatan sihir.     

Pintu tingkat satu bawah tanah dengan cepat terbuka, dan pendeta membawa Yin Wushuang masuk ke dalamnya. Ketika masuk, bau busuk langsung menyerang.     

Ini adalah koridor yang panjang, di kedua sisinya terdapat sangkar besi. Setiap sangkar berisi sepuluh orang umat muda, mereka makan dan minum di dalam sangkar.     

Ketika pendeta masuk, Jun Shangxie dan Zoe yang tidak terlihat juga ikut masuk. Kemudian Pendeta itu pun menutup pintu, suara pintu yang tertutup itu membangunkan para umat yang ada di dalam penjara.     

Penampilan mereka semua tampak kotor dan kacau, lengan mereka terjulur keluar dari sangkar sambil memohon-mohon…     

"Tolong lepaskan lah kami!"     

"Jangan bunuh kami!"     

"Asal melepaskan kami, kami akan melakukan apa saja!"     

Pendeta itu sudah terbiasa dengan keributan semacam ini, tangannya melambai, mulut orang-orang itu pun tertutup tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

Pendeta itu bersenandung dan berbicara sendiri, "Dengan mempersembahkan Aslan kepada Dewa Penguasa, aku pasti akan mendapat hadiah!"     

Jun Shangxie yang tidak terlihat di belakangnya melambaikan tangannya, dan seketika semua sangkar besi pun terbuka, para umat yang ada di dalam kembali bisa berbicara.     

Mereka melolong, menghambur dan mengerumuni pintu lalu menggedor-gedornya. Para umat membuat kerusuhan! Setelah tidak bisa membuka pintu mereka berlari berhamburan ke sana-kemari!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.