Permaisuri Kembali ke Sekolah

Jimat Kematian



Jimat Kematian

0Ketika wanita itu bertanya apakah mereka sudah siap. Semua orang saling berpandangan, mulut mereka berkata 'ini benar-benar gila', tetapi hati mereka mulai resah.     

Pada dua tahap sebelumnya, semua orang bersembunyi, lalu menyerang dengan diam-diam untuk membunuh orang lain. Namun pada tahap ini, mereka boleh menyerang musuh dengan terang-terangan tanpa perlu peduli dengan etika dan moral.     

Kekuatan di atas segalanya, pemenangnya adalah raja, dan mereka juga menyukai pertempuran seperti ini!     

Orang-orang dari aliran Tian Shen secara refleks memandang ke arah Yin Wushuang. Yang pertama, Yin Wushuang mempunyai 100 poin. Membunuh satu Yin Wushuang sama dengan membunuh sepuluh orang.     

Yang kedua, Yin Wushuang harus mati! Ia adalah pengkhianat aliran Tian Shen! Ia juga seorang mata-mata! Ia telah membuat banyak umat mereka tewas! Ia membuat mereka diburu oleh Singa Api!     

Sophia juga menatap Yin Wushuang dengan garang, tetapi ia mundur selangkah. John yang melihat Sophia mundur satu langkah mengira bahwa Sophia takut. Kemudian ia pun segera merangkulnya, sorot mata John menatap Yin Wushuang dengan waspada, "Aku akan melindungimu."     

"Terima kasih." Wajah Sophia lembut dan tulus, namun dalam hati ia punya rencana sendiri.     

Ia tidak bisa membunuh Yin Wushuang. Kecuali si pendeta gemuk itu turun tangan untuk membantunya. Jika target pertama Yin Wushuang adalah dirinya, maka ia akan sulit untuk lolos dari kematian. Maka untuk sementara ia akan menghindar sejauh mungkin.     

-     

Yin Wushuang dapat merasakan orang-orang lain memandangnya dengan tatapan membara. Bukan karena apa-apa, tetapi karena ia mempunyai 100 poin. Yin Wushuang menjadi daya tarik di mata semua orang.     

Seiring dengan kata 'siap', wanita yang memperkenalkan tahap ketiga pun mundur. Tiba-tiba di bawah kaki empat puluh orang itu terbuka sebuah celah besar, dan seketika mereka semua pun jatuh.     

Ini adalah medan Shura bundar bawah tanah. Saat mereka semua terjatuh, celah di atas kepala mereka pun menutup, dan cahaya pun menghilang. semua kandil yang tergantung di keempat dinding tiba-tiba menyala. Cahaya lilin yang ada di sana redup, tanahnya lembab, dan baunya tidak terlalu enak.     

Suara napas semua orang membuat cahaya lilin sesekali berkedip, sehingga membuat bayangan mereka menjadi panjang dan bengkok, bentuknya seperti monster yang menakutkan.     

Pada saat ini, setiap orang membentuk tim dan aliansi. Tidak ada yang langsung menyerang dengan sembrono, tapi mereka mengamati siapa yang lebih layak untuk mengambil tindakan.     

"Bung, jangan melihatku seperti itu. Kita berjalan sejauh ini, kamu tidak akan membunuhku, kan?"     

"Sayang, tenang saja, aku tidak akan menyerangmu. Jangan lupa, di dalam perutmu sudah ada anakku."     

Di pihak aliran Tian Shen, pendeta gemuk berbisik, "Yin Wushuang punya 100 poin, dia juga orang China. Pasti ada sebagian besar orang yang menganggapnya sebagai target. Kita tidak perlu tergesa-gesa maju, biarkan sumbu meriam menyala dulu!"     

"Baik, Tuan Pendeta!"     

Putri Arya sudah tidak tahan. Ia sedikit tidak mengerti, mengapa Tongkat Kebangkitan merancang tahap yang begitu kejam, walaupun ini memang cara untuk membuktikan siapa yang terkuat.     

"Yang Mulia Putri." Louis berkata dengan suaranya yang lembut, "Kalau kamu tidak tega, maka serang balik saja. Cukup balas serangan saja."     

Semua orang berbisik-bisik dan membuat rencana sendiri-sendiri. Kemudian Arthur berjalan ke samping Yin Wushuang dan berkata, "Nona Yin, bagikan setengah poinmu kepadaku."     

Kalau membagi 50 puluh poin untuk Arthur, maka Yin Wushuang hanya mempunyai 50 poin, sama dengan pendeta gemuk dari aliran Tian Shen.     

Dengan cara ini, maka hawa permusuhan terhadap Yin Wushuang akan berkurang secara signifikan.     

"Tidak perlu." Yin Wushuang menolak maksud baik Arthur. Ia tahu bahwa maksud Arthur bukan menginginkan poin miliknya. Karena jika memang Arthur menginginkannya, maka ia sudah pasti menyatakannya dalam sepuluh hari terakhir ini.     

100 poin ini disebut sebagai hadiah untuk peringkat pertama. Sangat mengagumkan, namun kenyataannya ini adalah sebuah jimat kematian.     

Kekuatan Arthur bisa dibilang cukup tinggi dibandingkan dengan sekelompok orang yang ada di sana. Tapi belum tentu ia dapat menahan serangan dari pendeta gemuk. Jika Yin Wushuang memberinya 50 poin, maka itu sama saja seperti mengirimkan ke guillotine.     

Di saat Arthur masih ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba suara napasnya teredam dan suara benda tajam yang menusuk daging terdengar di samping telinganya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.