Permaisuri Kembali ke Sekolah

Bertemu dengan Tim dari Gereja Tian Shen



Bertemu dengan Tim dari Gereja Tian Shen

2Arthur sangat mempercayai Yin Wushuang, dan alasannya sangat sederhana.     

Apakah mereka semua yang ada di sana bisa bergabung untuk membunuh dewa kematian? Tentu saja tidak bisa.      

Semua orang yang ada di sana bahkan tidak sehebat Dewa Kematian. Perlukah Yin Wushuang berupaya begitu keras untuk meracuni mereka? Tentu saja tidak perlu.     

Arthur sangat mempercayai Yin Wushuang, bukan hanya karena Yin Wushuang pernah empat kali menyelamatkannya, juga bukan hanya karena sumpah ksatria.     

Yin Wushuang maju selangkah, Arthur pun ikut maju selangkah. Arthur selalu mengikutinya bagaikan penjaga yang paling setia.     

Mendengar suara langkah kaki di belakangnya, Yin Wushuang berkata tanpa menoleh, "Sumpah ksatria tidak kaku seperti itu. Kalau objek sumpah ksatria diakui publik sebagai penjahat keji yang mencelakai makhluk hidup, maka seorang ksatria berhak membatalkan sumpahnya."     

"Kalau Nona Yin adalah penjahat keji yang mencelakai makhluk hidup lain, tanpa perlu diingatkan Nona Yin aku juga akan membatalkan sendiri sumpah ksatria yang pernah aku lakukan." Arthur mengangkat bahunya karena tidak setuju dengan ucapan Yin Wushuang dan ia pun terus mengikuti Yin Wushuang dari belakang.     

Tiba-tiba alis Yin Wushuang terangkat. Benar apa yang kata Ailun, ia akan mendapatkan seorang bawahan ksatria yang setia.     

Arthur dan Yin Wushuang terus berjalan tanpa berbicara. Karakter Yin Wushuang acuh dan dingin, Arthur juga bukan jenis orang yang suka keramaian. Meskipun saat ini suasananya hening, tetapi lebih santai daripada tim yang terdiri dari tujuh orang tadi.     

"Nona Yin, kita berjalan ke arah mana?" Arthur bertanya.     

Yin Wushuang mengeluarkan kompas dan berkata dengan santai, "Ke arah selatan."     

Dari hutan ke padang rumput, dari padang rumput ke kaki gunung, ini adalah lompatan antar peta.     

Tongkat Kebangkitan tidak memberikan penanda jalan kepada pemburu harta, dan juga tidak memberitahu dengan jelas kepada mereka di mana keberadaannya. Ini adalah hal yang masuk akal.     

Sejak awal meninggalkan hutan, semua orang memilih jalan yang mengarah ke selatan. Terus berjalan dari selatan sampai ke ujung, mereka juga melewati jalan yang berliku-liku sehingga kehilangan arah dan berjalan di jalan yang sudah pernah dilalui. Mereka bukan hanya membuang-buang waktu, tapi juga tidak menemukan Tongkat Kebangkitan.     

Yin Wushuang bermaksud begitu, namun tiga hari berikutnya mau tidak mau ia harus kembali. Ia dan Arthur sudah berjalan sampai di ujung, dan juga telah bersentuhan dengan penghalang yang sebenarnya. Akhirnya mereka pun sampai, namun mereka belum memiliki kesempatan untuk melewati penghalang.     

"Seharusnya kita berada di tahap kedua, ya?" Arthur mengusap dagunya sembari berkata, "Dari penghalang ini dapat dilihat bahwa tahap kedua adalah area yang memiliki batas, tapi bagaimana cara menembus tahap ini?"     

Di saat Arthur berbicara, tiba-tiba dari arah depan terbang sebuah anak panah yang langsung mengarah ke dahi Arthur.     

Serangan yang mematikan! Arthur memang seorang ksatria yang hebat, dengan cepat ia berbalik dan memiringkan wajahnya. Tangannya terayun, sebilah belati yang membawa hawa ksatria level sembilan pun terbang kembali.     

Jleb… Suara belati yang menusuk daging. Seketika seorang pria dewasa terjatuh dari atas pohon. Ia adalah seorang pemburu harta karun, Yin Wushuang masih mengingat orang itu dengan jelas.     

"Kelihatannya sudah ada orang yang meninggalkan tahap pertama dan sampai ke tahap kedua." Kening Yin Wushuang berkerut kencang.     

Selain harus bertahan hidup, mereka juga harus berpacu dengan waktu. Kalau terlambat sedikit saja, bisa saja Tongkat Kebangkitan sudah memilih orang lain.     

Arthur melangkah ke sana untuk memeriksa keadaan si pemburu harta karun itu dan mendapati bahwa orang itu sudah mati.     

"Dia mengincar dahiku, tidak memberiku kesempatan untuk hidup. Jadi aku menyerang balik dengan gerakan mematikan juga." Arthur menurunkan telapak tangannya ke dahi pemburu harta karun itu dan menutup matanya agar dia mati dengan tenang.     

Di samping pinggang orang itu juga tergantung trofi yang berbeda, pakaian mewah yang dikenakannya juga tidak sesuai dengan tubuhnya yang kurus dan sepertinya kekurangan gizi. Dengan begitu dapat dilihat bahwa ia juga telah membunuh banyak orang.     

"Di sini yang paling tidak berguna adalah kebaikan hati. Yang kamu lakukan tidak salah." Yin Wushuang berkata nada datar, "Demi Tongkat Kebangkitan, kamu yang mati atau aku yang mati."     

Kemudian mereka berdua berganti arah, ini adalah satu-satunya cara yang aman. Lima hari kemudian, Yin Wushuang dan Arthur sekali lagi memasuki pedalaman dan bertemu dengan tim yang lain yaitu tim dari gereja Tian Shen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.