Permaisuri Kembali ke Sekolah

Yin Wushuang Meracuni Kita!



Yin Wushuang Meracuni Kita!

1Setelah Putri Arya berkata seperti itu, percakapan pun terhenti. Kemudian Arthur melihat Yin Wushuang dengan tatapan penuh pertimbangan. Namun kesan yang diberikan oleh Yin Wushuang kepadanya adalah dingin dan diam. Selain itu kata-katanya juga tajam, dan kekuatannya juga sangat misterius.     

Tapi demi teman yang dikenalnya selama satu bulan ia mengambil resiko yang cukup besar, dengan datang kemari untuk memperebutkan Tongkat Kebangkitan. Bahkan ia juga menerima celaan dan kritikan dari banyak orang.     

Itu menunjukkan bahwa Yin Wushuang adalah orang yang mementingkan persahabatan dan loyalitas. Hatinya membara, sangat berkebalikan dengan penampilannya. Di sisi lain, mata Sophia berkilat tajam, dan sepertinya ia punya sebuah rencana.     

-     

Ketika hari sudah sore dan mulai menjelang malam. Mereka pun tiba di pedalaman gunung. Makan malam mereka kali ini diambil dari bahan makanan lezat yang ada di atas gunung.     

Setelah selesai makan malam, ada yang bertugas mencuci piring, dan juga ada yang mendirikan tenda. Yin Wushuang melihat ke sekelilingnya dan berbicara mendahului, "Malam ini aku yang akan jaga malam. Aku akan ke gunung yang ada di depan itu. Kalau ada bahaya aku akan langsung membuat suara keras untuk membangunkan kalian."     

"Baik!" Semua setuju dan menganggukkan kepala, "Hati-hati."     

Setelah itu Yin Wushuang langsung pergi untuk berjaga malam. Tugas jaga malam ini juga bergiliran sama seperti tuga mencuci piring setelah makan. Di alam liar seperti ini, berjaga malam memang harus dilakukan untuk memastikan keamanan.     

Waktu terus bergulir dan hari sudah mulai larut malam. Ketika Yin Wushuang sedang jaga malam, di tempat berkemah juga terjadi hal yang tidak diduga semua orang.     

Ketika fajar hampir tiba, titik Yintang John tiba-tiba berubah menjadi ungu. Ia pun langsung keluar dari tenda. (Titik Yintang adalah titik akupuntur yang terletak di antara alis.)     

Kemudian John berpegangan pada pohon lalu memuntahkan darah hitam. Perutnya terasa sangat rasa sakit.     

"Teman-teman! Aku keracunan! Apa kalian sudah bangun?" John memanggil teman-temannya dengan suara yang lemah.     

Arthur, Arya, Louis, dan Panther satu per satu keluar dari dalam tenda. Keadaan mereka sama persis seperti John. Wajah mereka juga menghitam.     

"Semuanya keracunan? Apa yang terjadi? Apa di sini juga ada serbuk bunga yang aneh?" John langsung panik. Melihat masih ada satu orang yang kurang, ia pun segera berlari ke tenda Sophia, "Sophia! Sophia!"     

John berlari masuk ke dalam tenda dan ia mendapati Sophia pingsan di atas tempat tidur. Di tanah yang ada di sekitarnya juga ada genangan darah berwarna hitam.     

"Sophia pingsan!" John berseru keras dan dengan panik mengeluarkan semua barang-barangnya, namun ia menyadari bahwa tidak ada benda apa pun yang bisa menawarkan racun.     

"Ramuan penawar racun tidak ada gunanya." Panther menggeleng-gelengkan kepala, "Aku sudah meminumnya. Racun ini… Uhuk uhuk!"     

Seakan karena suara John yang terlalu keras, Sophia pun terbangun. Kelopak matanya sedikit terbuka. Wajahnya yang semula lembut itu kini terlihat sangat pucat, seolah-olah hembusan angin pun bisa membuatnya terbang.     

"Ada apa… denganku?" Sophia berkata dengan suara yang lemah, "Semalam tidak lama setelah makan malam, aku langsung merasa tidak enak dan muntah darah, lalu pingsan."     

"Kita keracunan!" John memeluk Sophia.     

Sophia menarik napas dengan berat, lalu dengan susah payah ia mengulurkan tangan dan membalikkan punggung tangannya. Sebotol ramuan berwarna putih muncul dan memancarkan hawa lembut.     

"Ini adalah… ramuan penawar racun gereja Tian Shen…" Sophia berkata dengan lemah, "Bagikan kepada… semuanya…"     

Ramuan penawar racun gereja Tian Shen tidak sama dengan ramuan penawar racun biasa. Harganya sangat mahal dan juga langka, ramuan itu dapat mengobati berbagai racun.     

Setelah meminum ramuan penawar itu, mereka baru merasa jauh lebih baik. Kemudian mereka mengatur napas selama setengah jam, setelah itu mereka mulai membuka mata. Mereka semua pun melihat masih ada ketakutan yang tersisa di mata satu sama lainnya.     

"Asal dari racun ini terlalu aneh." Arya berkata.     

"Apakah dari serbuk bunga, atau racun lainnya?" Arthur kebingungan.     

"Tidak benar." Louis tiba-tiba berkata, "Ada orang yang meracuni kita."     

Louis berjalan ke tempat Sophia muntah darah kemudian ia merapal sebuah mantra. Tidak lama kemudian darah dan racun mulai terpisah, racun yang transparan itu tampak mengapung.     

"Tidak berwarna dan tidak berbau!" John berdiri sambil sedikit mengerutkan wajahnya, "Ini racun hutan, ini adalah racun yang dikembangkan oleh ahli peramu! Ahli peramu… Yin Wushuang! Yin Wushuang meracuni kita!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.