Permaisuri Kembali ke Sekolah

Maaf, Aku Datang Terlambat Lagi



Maaf, Aku Datang Terlambat Lagi

3"Pangeran Bai, apakah orang itu adalah tamu yang terhormat sekte Yu Shou? Kenapa sikapnya buruk sekali! Apa Wushuang pernah berbuat salah? Wushuang bisa memperbaikinya kok!" Sun Lili menggigit bibirnya sambil melihat Bai Jincheng dengan tatapan yang sedih dan bersikap manja.     

Ia mengira bahwa pria yang berambut silver itu memiliki identitas dan kedudukan yang tinggi karena laki-laki itu bisa berdiri bersama Bai Jincheng.     

Tidak disangka ternyata sikap Bai Jincheng lebih dingin, ia pun berkata: "Pandai berpura-pura adalah sikap yang paling buruk."     

Setelah berkata seperti itu, ia pun pergi.     

Sejak Sun Lili sengaja membuat semua orang menunggunya, dari tadi Bai Jincheng sudah berusaha memendam amarahnya.     

Wanita masa depannya seharusnya tahu kondisi yang tepat dan melakukan hal yang benar, bukan malah melakukan hal yang bodoh seperti tadi.     

Dibandingkan Yin Wushuang yang dulu, masih enak dilihat yang dulu daripada yang sekarang.     

Dua Yin Wushuang itu memiliki sifat yang sangat berbeda, seperti langit dan bumi.     

Tapi yang paling membuat Bai Jincheng penasaran yaitu sikap pria berambut perak itu.     

Ia berjalan mendekati pria berambut perak itu dan berkata dengan heran, "Bukannya kamu ingin aku membatalkan perjodohan dengan Yin Wushuang?"     

Jun Shangxie menghentikan langkah kakinya dan berkata dengan pelan, "Aku dengar Nona Besar sekte Dao adalah wanita yang cantik dan aku sudah mengaguminya sejak lama, tapi setelah bertemu dengannya hari ini, aku merasa sangat kecewa. Wanita cantik seperti dia, aku serahkan dengan ikhlas padamu."     

Ia sudah mengubah rencananya, setelah melihat bahwa nona besar yang sekarang adalah Sun Lili, maka biar sekte Yu Shou sendiri yang akan membatalkan rencana perjodohan ini. Ia tidak perlu mengurusnya lagi.     

"11 tahun tidak bertemu, tapi sikapmu tidak berubah." Bai Jincheng menyindir, "Mengagumi seorang wanita yang terkenal hebat dari orang luar dan langsung datang ke sekte Yu Shou meminta menghapus perjodohan. Namun setelah bertemu dan melihatnya secara langsung malah menyerah."     

Setelah mendengarkan ucapan Bai Jincheng, pria berambut perak itu pun tersenyum dan berkata, "Manusia pasti akan bisa berubah."     

Saat memalingkan wajahnya, ia menggunakan kesempatan ini melirik Wu Ming yang ada di barisan murid inti, setelah itu ia pergi.     

"Kamu bilang kamu datang ke sekte Yu Shou ada 2 masalah. Masalah apa lagi yang satunya?" Tanya Bai Jincheng.     

Jun Shangxie memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari ayahnya, sehingga mau tidak mau ia harus bersikap baik pada tamu ini.     

Saat ia bertanya seperti itu, suasana di sekitarnya langsung berubah menjadi lebih dingin daripada sebelumnya.     

"Yang satu lagi, simpan dulu." Laki-laki berambut silver itu berkata dengan datar, "Tunggu sampai aku sudah mengingatnya, aku akan kasih tahu kamu lagi."     

Bai Jincheng mengerutkan bibirnya, dari tatapan matanya tampak menunjukkan permusuhan.     

 -     

Saat malam hari.     

Wu Ming meninggalkan pulau tempat tinggal murid inti dan kembali ke rumah tua yang tempat tinggal Kakek Cui.     

Sebagai seorang murid inti, sebenarnya Wu Ming bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak dan lingkungan yang lebih bagus. Tapi ia menolak tawaran atasan dan tetap tinggal di rumah tua itu.     

Malam harinya ia harus berlatih kekuatan, di sini merupakan tempat tersembunyi jika dibandingkan dengan tempat lain.     

Sejak Wu Ming menjadi murid inti, sikap orang lain terhadap Kakek Cui dan Xi Que sudah lumayan baik. Tidak ada lagi yang berani macam-macam pada mereka, bahkan atasan Li saja sering memberi buah-buahan kepada mereka.     

Kakek Cui sangat berterima kasih pada Wu Ming, ia juga meminta Xi Que untuk jangan tidur dengan Wu Ming lagi, agar tidak mengganggu Wu Ming saat sedang berlatih.     

Xi Que menuruti pesan kakeknya itu, ia pun tidur di kamar yang lain.     

Dengan begini membuat Wu Ming lebih nyaman, kalau tidak biasanya ia harus menunggu Xi Que sampai tidur terlebih dahulu.     

Karena ia pulangnya sudah larut malam, Kakek Cui dan Xi Que sudah tertidur, ia pergi ke depan kamarnya, melihat gagang pintu dan sedikit mengerutkan alisnya.     

Sepertinya saat pagi hari ketika ia meninggalkan tempat ini, gagang pintu itu tidak seperti ini.     

Sepertinya ada yang mencurigakan?     

Kemudian ia pun menyingkirkan rasa curiganya, lalu ia mendorong pintu dan masuk ke dalam.     

Ketika ia baru saja masuk ke dalam kamar tersebut, ia merasakan ada tangan yang sangat hangat memegang pinggangnya dan berdiri di belakangnya perlahan memeluk pinggangnya.     

Di bawah cahaya bulan, rambut silver terbang tertiup angin malam.     

"Wushuang." Di belakangnya, laki-laki itu berkata dengan suara kecil, "Maaf, aku datang terlambat lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.