Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran (1)



Kekhawatiran (1)

3Gu Qingqing membuka album foto ponsel Leng Sicheng. Selain folder yang terkunci dengan kata sandi, ia bisa melihat semua foto yang lain. Tapi sebenarnya apa yang ada di dalam folder album yang terkunci ini?     

Tangan Gu Qingqing mengambil ponsel, namu kedua matanya kini penuh dengan awan hitam. Ia memang tahu kalau Leng Sicheng pernah bermain di luar, dan ia bisa menerimanya. Itu karena dulu Leng Sicheng belum berjanji untuk setia padanya, dan juga tidak pernah meminta cinta darinya. Jadi meskipun ia merasa tidak enak, ia masih bisa menerimanya.     

Namun sekarang, Leng Sicheng jelas-jelas sudah berjanji akan setia padanya. Ia juga meminta pria itu melindungi rumah tangga yang sudah mereka bangun dengan susah payah. Mau musuhnya Xu Zipei ataupun orang lain, Gu Qingqing pasti akan melindungi pernikahan ini!     

"Kamu kenapa?" Setelah Leng Sicheng memberikan ponselnya ke Gu Qingqing, ia pun pergi mandi. Laki-laki kalau mandi sangatlah cepat. Ia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ketika melihat Gu Qingqing duduk di tepi tempat dengan ekspresi serius, ia pun sedikit heran.     

"Oh, tidak. Aku sedang memikirkan masalah masuk kerja besok." Gu Qingqing meletakkan ponsel Leng Sicheng ke samping. Melihat rambut Leng Sicheng masih basah, ia pun mengambilkan handuk kering dari samping dan membantunya mengeringkan rambut.     

"Hmhh." Leng Sicheng menanggapinya sekilas, lalu duduk di samping Gu Qingqing. Sebenarnya sekarang status Gu Qingqing juga menjadi masalah. Gu Qingqing tidak mungkin menjadi orang biasa lagi di perusahaan Xuyi. Sudah tidak memungkinkan lagi bagi Gu Qingqing untuk bekerja dengan damai.     

"Bagaimana menurutmu?"     

"Di kontrak kali ini, akulah yang menjadi pemimpinnya. Bagaimanapun juga, proyek kali ini harus dimulai dan berakhir dengan lancar di tanganku. Setidaknya, aku akan menyelesaikan pekerjaanku dulu sebelum memikirkan hal lain." Kini topiknya sudah pindah ke masalah pekerjaan, Gu Qingqing pun berpikir sejenak, "Tapi sekarang posisiku di perusahaan .…"     

"Tidak masalah kalau kamu masih mau kerja. Tapi setidaknya aku harus mengirim beberapa pengawal untuk melindungimu di sana. Aku tidak mengkhawatirkan hal lain, hanya takut wartawan-wartawan itu akan datang mengganggumu lagi."      

Lagi pula sekarang status Gu Qingqing sudah ketahuan, kedepannya kalau hamil, ia juga akan berhenti bekerja. Dengan begitu, Gu Qingqing bisa menjauh dari perusahaan Xuyi, dan He Yumeng juga bisa mengundurkan diri.     

Gu Qingqing menganggukkan kepalanya. Ia mendongak dan melihat Leng Sicheng. Meskipun ekspresi Leng Sicheng tetap tenang, namun ia masih bisa melihat kekhawatiran di mata pria itu.     

"Baiklah." Gu Qingqing melihat mata Leng Sicheng yang tenang, memancarkan kekhawatiran yang tulus. Ini membuatnya merasa tersentuh sekaligus bersalah.     

Jika dipikirkan kembali, meskipun Leng Sicheng takut repot kalau sampai Gu Qingqing akan dikepung wartawan. Namun kekhawatiran pria itu setidaknya menandakan bahwa ia memang sudah menganggap Gu Qingqing sebagai istrinya, dan salah satu bagian dari hidupnya.     

Masalah tadi seharusnya hanya kesalahpahaman saja, kan? Kalau Leng Sicheng benar-benar selingkuh, ia tidak akan menyembunyikannya dari Gu Qingqing, kan? Mungkin benar seperti yang dikatakan pria itu. Telepon tadi hanyalah dari bawahannya yang membicarakan pekerjaan.     

"Aku tahu. Jangan khawatir, aku tidak akan membuat masalah."     

Leng Sicheng juga menganggukkan kepalanya, lalu menepuk tangan Gu Qingqing, "Sudah malam, ayo kita tidur."     

Gu Qingqing menganggukkan kepalanya, lalu membereskan kamar sebentar. Hari ini ia sudah berlari ke sana sini. Tadi pagi masih tidak apa-apa, tapi begitu kepalanya menyentuh bantal, rasa lelah langsung menyelimutinya. Tidak lama kemudian ia pun tertidur.     

 ----     

Larut malam.     

Gu Qingqing tidak bisa tidur nyenyak. Mungkin karena hari ini ia sudah sibuk seharian. Ia mengkhawatirkan masalah wartawan, mengkhawatirkan Leng Sicheng yang mungkin akan dimarahi orang tuanya, dan pria itu mungkin selingkuh lagi. Selain itu, mungkin karena ada suara petir yang menggelegar, napasnya pun jadi terasa sesak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.