Kisah Istri Bayaran

Hadiah (14)



Hadiah (14)

1"Sudah pulang?" Gu Qingqing bangun. Ia melihat Leng Sicheng sedang melepas jas, ia pun membuka selimutnya lalu duduk dan mencari sandal rumah.     

Setelah Leng Sicheng sudah memakai sandal rumah dan sedang melepas jas, ia pun melihat Gu Qingqing mau bangun. Ia bergegas menghampirinya dan memapahnya ketika berdiri. Ia lalu melihat lagi ke televisi yang di ruang tamu.     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya, tampak sedikit tidak senang, "Sudah malam kenapa belum tidur?"     

"Apa sudah sangat malam?" Gu Qingqing melihat jam, dan baru tahu kalau sekarang sudah setengah dua malam. Ia mengerutkan keningnya, "Kamu kerja sampai jam segini?"     

Gu Qingqing dan Leng Sicheng saling menyalahkan, namun kedua orang ini tidak memiliki perasaan marah sama sekali. Malah dapat merasakan kelembutan dari perhatian tersebut.     

Gu Qingqing dan Leng Sicheng saling memandang, kemudian mereka pun menghela napas dengan santai dalam waktu bersamaan. Gu Qingqing membantu Leng Sicheng membuka kancing baju. Sedangkan Leng Sicheng melirik ke makanan ringan di atas meja depan sofa, ia kemudian bertanya, "Malam ini kamu makan apa?"     

Hari ini Gu Qingqing membawa makan malam ke perusahaan Leng Sicheng, dan mau makan malam bersamanya. Namun Leng Sicheng membuatnya menunggu lama, makan malamnya jadi dingin. Gu Qingqing membawa pulang makanannya, namun ia sudah tidak selera mau makan, jadi ia menyuruh pembantu membuat bubur dan makan. Ia lalu menganggukkan kepalanya, "Aku menyuruh pembantu memasakkan bubur. Rasanya enak, kamu mau?"     

Leng Sicheng kalau kerja malam, seringkali lupa mau makan. Biasanya hanya akan makan sedikit makanan ringan yang disajikan Sekretaris Cheng ketika mengantarkan kopi, dan menganggap itu sudah makan. Sehingga kini Leng Sicheng memang sudah lapar.     

Leng Sicheng menganggukkan kepalanya, sehingga Gu Qingqing pun mengatakan, "Kalau begitu, kamu pergi mandi dulu, aku isikan air panas di bak mandi untukmu, setelah itu baru kamu turun makan."     

"Baik."     

Anehnya, sebelumnya Gu Qingqing juga 'memperlakukan' Leng Sicheng dengan sangat baik, namun pria itu tidak pernah merasa seperti ini. Sebelumnya ia selalu merasa kalau sikap Gu Qingqing terhadap dirinya seolah sedang 'melayani' majikan, seorang atasan, sama sekali tidak lembut. Namun sekarang, ia tidak mengerti apakah ini hanya perasaannya saja. Ia sepertinya bisa merasakan, bahwa kelembutan Gu Qingqing sekarang ini, sepertinya memang dari lubuk hatinya.     

Gu Qingqing naik ke lantai atas. Sebenarnya air mandi hangat sudah disediakan, baju ganti juga sudah disediakan, sehingga ia pun langsung mendorong Leng Sicheng pergi mandi. Setelah mandi dan mengganti piyama, Leng Sicheng pun turun ke bawah, ia melihat Gu Qingqing sudah memanaskan makanan untuknya. Gu Qingqing melihatnya turun, ia pun tersenyum sambil menyajikan bubur dan lauk di atas meja, "Sudah mandi? Sini, makan sedikit. Tidak apa makan bubur malam-malam."     

Leng Sicheng menganggukkan kepalanya dan duduk. Ketika Gu Qingqing ingin mengambilkan piring, Leng Sicheng malah menarik pergelangan tangannya.     

Gu Qingqing merasa aneh, ketika ia mau melepaskan tangannya, Leng Sicheng malah menggunakan tenaga, menariknya duduk di atas pangkuannya, lalu berkata dengan suara rendah, "Makan sama-sama."     

"Tapi aku .…" Namun ketika Gu Qingqing belum sempat mengatakan apa pun, Leng Sicheng sudah menggunakan satu tangannya yang bebas untuk mengambil sendok, menyendok bubur, dan masukkan bubur ke dalam mulut Gu Qingqing.     

Gu Qingqing merasa sedikit malu-malu, ia juga tidak mengerti mengapa. Padahal mereka berdua sudah pernah melakukan hal yang jauh lebih mesra, namun hanya dengan duduk di atas kaki Leng Sicheng sambil disuapi seperti ini, ia sudah merasa sangat malu-malu. Buburnya sedikit panas, dan Gu Qingqing membiarkan rasa bubur itu menyebar di dalam mulutnya, sepertinya sudah lupa kalau harus menelannya.     

"Panas sekali ya?" Leng Sicheng juga menyadari reaksi Gu Qingqing, ia pun bertanya dengan aneh. Gu Qingqing segera menggelengkan kepalanya, lalu langsung menelan bubur tersebut tanpa mengunyahnya. Setelah menelan, Leng Sicheng menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya, "Lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.