Badai Tak Henti-hentinya (22)
Badai Tak Henti-hentinya (22)
Gu Qingqing yang tadinya sudah lega, langsung tegang lagi gara-gara satu kata ini, "Kamu bilang, dia sekarang sedang bersama Leng Sicheng?"
"Iya, begitu mereka naik dari bawah, mereka langsung masuk ke dalam ruangan." Asisten berbicara sampai sini, ia pun bertanya dengan aneh, "Ini siapa ya? Mencari Kak Zipei untuk urusan apa?"
"Ti, tidak." Gu Qingqing menutup panggilan dengan buru-buru.
Meskipun hatinya sedikit kacau, namun ketika memikirkan Leng Sicheng dan Xu Zipei sedang di dalam perusahaan, di tempat umum, sehingga sangat wajar bagi mereka untuk membahas pekerjaan di dalam sana.
Gu Qingqing tidak takut Leng Sicheng dan Xu Zipei akan melakukan hal yang tidak senonoh, ia hanya … takut perasaan suka yang redup itu akan berkobar kembali karena tekanan dari luar!
Gu Qinging menutup panggilan tersebut. Kemudian asisten Xu Zipei pun menghela napas.
Ponsel ini adalah ponsel pribadi Xu Zipei, dan nomor ini tidak diberikan kepada orang lain selain teman dan saudara dekat Xu Zipei. Tadi Xu Zipei mau ke kamar mandi, jadi menyuruhnya mengambilkan tas dan ponsel.
Ia melihat ponsel Xu Zipei mendapat panggilan dari Gu Qingqing, jadi ia pun dengan 'baik hati' mengangkat panggilan tersebut, ingin membantu Xu Zipei menyingkirkan rivalnya!
Orang lain mungkin tidak mengetahuinya, namun asisten yang selalu berada di samping Xu Zipei mana mungkin tidak tahu? Wanita yang menelpon itu adalah istri Leng Sicheng, juga rival Kak Zipei! Walaupun tidak berhasil, asistennya juga ingin membuat Gu Qingqing kecewa!
Dan sebaiknya Xu Zipei tidak tahu bahwa ia sudah bertindak sembarangan. Berpikir sampai sini, ia pun mengambil ponsel Xu Zipei. Namun ponsel Xu Zipei telah dikunci dengan sidik jari dan password. Ia berusaha memasukkan tanggal ulang tahun Xu Zipei, namun tidak berhasil.
"Apa yang kamu lakukan?" Ketika ia mau memasukkan ulang password, Xu Zipei sudah keluar dari kamar mandi. Tangan Xu Zipei masih basah, ia melihat asistennya sedang melihat layar ponselnya, ia pun bertanya dengan penasaran.
"Ah, ti, tidak." Asisten tersebut tampak menggelengkan kepalanya. Xu Zipei menganggukkan kepalanya dengan heran, ketika mau jalan, ia pun memutuskan untuk mengambil tas dan ponselnya dari sang asisten.
Asisten itu takut Xu Zipei memeriksa catatan histori panggilan, ia pun memutuskan untuk jujur duluan, "Tadi, seseorang yang bernama Gu Qingqing menelpon."
"Gu Qingqing?" Xu Zipei sedikit terkejut, "Untuk apa dia menelponku?"
Xu Zipei pun segera mengeluarkan ponselnya dan melihat, benar ada catatan histori panggilan masuk dari Gu Qingqing.
"Sepertinya ingin bertanya apakah kamu sedang bersama Presiden Leng. Tapi sebelum aku menjawabnya, dia sudah menutup panggilannya." Sebenarnya asisten itu juga tidak berbohong, ia hanya menutupi jawaban yang diberikannya kepada Gu Qingqing yang ambigu dari Xu Zipei.
"Dia bertanya apakah aku sedang bersama Sicheng .…" Xu Zipei mengerutkan keningnya. Ketika ia mau berbicara, Sekretaris Cheng sudah memanggilnya, "Nona Xu, presiden Leng memanggil Anda."
Xu Zipei menganggukkan kepalanya, "Baik."
Ketika Xu Zipei mau masuk ke ruangan Leng Sicheng sambil mengambil ponselnya, ia pun mendengar Sekretaris Cheng juga sedang membahas masalah Gu Qingqing dengan Leng Sicheng. Ternyata Sekretaris Cheng melihat ada panggilan tidak terjawab dari Gu Qingqing, ia pun melapor kepada Leng Sicheng.
"Presiden Leng, Nyonya menelponku. Tadi aku agak sibuk jadi tidak melihat ponselku. Mau aku teleponkan balik?"
Xu Zipei menghentikan langkah kakinya dan berdiri di dekat pintu.
Leng Sicheng mengerutkan keningnya, ia pun segera mengambil ponselnya dan melihat, ponselnya sedang tidak aktif.
Leng Sicheng pun berpikir mungkin Gu Qingqing meneleponnya karena sudah tahu berita mengenai Gu Qingshan. Wanita itu mungkin mencarinya untuk membicarakan masalah Gu Qingshan. Dan ia sama sekali tidak menyangka ternyata Gu Qingqing sedang berada di bawah gedung.