Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (30)



Kesempatan Terakhir (30)

2Begitu direktur tersebut membuka mulut, perhatian semua orang pun tertuju padanya. Namun Leng Sicheng tetap tenang, "Mau penjelasan apa?"     

Nada suara Leng Sicheng terdengar sangat tenang, sama sekali tidak bergelombang.     

Direktur itu jadi marah, "Presiden Leng, kamu jelas-jelas sudah mendengarku, apakah semua ini tidak memerlukan sebuah penjelasan? Harga saham menurun, dan ini karena kamu menjadi direktur eksekutif, bukankah sudah seharusnya kami mencarimu?"     

Suasana di dalam ruangan langsung memanas. Namun di luar dugaan semua orang, di bawah suasana seperti ini, Leng Sicheng ternyata malah menganggukkan kepalanya, "Hmhh, aku mengerti."     

Apa? Apa maksudnya ini? Lalu? Leng Sicheng mau marah, atau mau berubah?     

Walaupun para direksi berharap Leng Sicheng dapat berubah pikiran dan menyamakan pemikiran dengan mereka. Namun semua orang mengerti, Leng Sicheng sama sekali bukan seseorang yang mudah mengalah. Meskipun akhirnya mereka benar-benar meyakinkannya, tapi itu tidak akan segampang ini.     

Tapi kini Leng Sicheng sudah merespon, direktur itu pun segera maju dan mengatakan, "Kalau kamu sudah tahu, sebagai direktur eksekutif, presiden dari sebuah perusahaan, bukankah kamu harus bertanggung jawab atas kejadian itu? Setidaknya kamu meminta maaf atas kejadian soal foto itu, atau memberi penjelasan soal menolak pergi ke Amerika Selatan. Apa kamu sama sekali tidak mau memberikan penjelasan pada kami?"     

Leng Sicheng mengangkat sedikit kepalanya, ia tidak segera mengungkapkan pendapatnya, melainkan hanya menutup hasil laporan dengan ringan, "Kalian menginginkan penjelasan seperti apa?"     

Nada bicara Leng Sicheng tetap begitu tenang, membuat emosi mereka yang di dalam ruang rapat melonjak. Mungkin karena sekarang Leng Sicheng bersikap santai, kepercayaan diri para direksi pun melonjak.      

"Presiden Leng, akhir-akhir ini kinerjamu terlalu santai. Kamu tidak mempedulikan harga saham yang menurun, arah transformasi perusahaan juga berubah drastis dalam sekejap, kami sebagai pemegang saham perusahaan apakah tidak berhak memberikan pendapat?"     

Kali ini Leng Sicheng akhirnya mengangkat kepalanya dan melirik direktur tersebut, "Jadi kali ini kalian lama berdiskusi karena tidak puas dengan perubahan arah investasi dan transformasi perusahaan. Kalian merasa akan dirugikan sehingga jadi panik begini?"     

Kata-kata Leng Sicheng membuat para direksi yang licik menjadi tenang. Direktur itu lalu berkata lagi, "Presiden Leng, ini jelas-jelas adalah masalah."     

"Oh? Ada masalah?"     

"Kenapa tidak!" Kali ini beberapa direksi itu pun emosi, "Kamu dengan tanpa sepengetahuan perusahaan, mengumumkan istrimu ke publik, bahkan dengan cara seperti itu!"     

Kata-kata ini sama saja mengatakan Leng Sicheng tidak tahu malu, menggunakan cara seperti itu mengumumkan identitas istrinya secara mendadak.     

"Apa ada masalah jika aku mengumumkan identitas istriku?" Leng Sicheng mengangkat sedikit dagunya dan akhirnya menatap semua direksi untuk pertama kalinya sejak masuk ke ruang rapat.     

"Kenapa tidak ada masalah?!" Para direksi sudah marah, namun Leng Sicheng yang dari tadi hanya mendengarkan mereka, kali ini malah membantah, "Aku dan istriku sudah menikah sejak tiga tahun yang lalu. Kalau kamu menentangnya, lantas kenapa kamu tidak menentangnya sejak tiga tahun yang lalu?"     

"Ini bukan masalah menentang atau tidak. Ini … terlalu mendadak, membuat orang kewalahan, dan … sedikit memalukan."     

"Terserah aku mau mengumumkannya di mana!" Suara Leng Sicheng tiba-tiba mengeras, ekspresinya juga menjadi tegas, "Terserah aku mau menunjukkan kasih sayangku di mana! Apakah kamu mau melarangku menunjukkan kasih sayangku pada istriku? Bukankah kamu juga sudah menikah? Sebelumnya, ketika aku memiliki skandal dengan wanita lain, kenapa aku tidak mendengarmu mengatakan aku memalukan?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.