Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (29)



Kesempatan Terakhir (29)

0Di belakang Leng Sicheng, Sekretaris Cheng dan para stafnya tampak berdiri di luar dengan ekspresi dingin serta serius. Seolah pembicaraan yang menghebohkan itu sama sekali tidak mempengaruhi suasana hati Leng Sicheng.     

"Pre, Presiden Leng .…"     

Direktur yang berbicara di belakang sambil tertawa tadi, setelah melihat Leng Sicheng muncul di luar pintu rapat, dalam sekejap ia pun terdiam dan tidak bisa mengatakan apa pun lagi.     

"Presiden Leng?"     

Para direktur melihat ke arah Leng Sicheng yang berekspresi dingin. Melihatnya di luar, seluruh ruang rapat pun menjadi sunyi dalam sekejap.     

Ekspresi Leng Sicheng kini tampak tenang, tatapannya yang dingin seolah menyapu sekeliling ruang rapat. Ia tidak menunjukkan ekspresi apa pun, juga tidak marah ataupun tertawa. Leng Sicheng maju selangkah, direktur yang tadinya mau keluar itu pun refleks mundur selangkah, seolah ingin menghindari aura Leng Sicheng yang mengintimidasi.     

"Pre, Presiden Leng, kami tadi .…"     

Leng Sicheng tidak menatap direktur itu sama sekali, ia melainkan maju lagi selangkah. Direktur itu pun ketakutan dan mundur, dan mungkin karena langkah yang diambil terlalu besar, ia pun menabrak kursi di belakangnya, kakinya terhuyung dan terjatuh duduk di atas kursi.     

Namun Leng Sicheng tetap tidak memperdulikannya, dan langsung berjalan melewatinya. Di hadapan semua orang, ia berjalan menuju tempat duduk kepala direksi. Begitu ia berhenti, semua orang pun merinding. Mereka mengira Leng Sicheng akan marah, namun di luar dugaan mereka, ia hanya melirik Sekretaris Cheng, menyuruhnya menarikkan kursi.     

Setelah kursi ditarik keluar, asisten juga menyajikan secangkir kopi. Sesuai instruksi Leng Sicheng sebelumnya, kopi tersebut merupakan kopi Mandheling, tanpa gula dan susu, dengan delapan puluh persen air panas. Leng Sicheng menyesapnya, kemudian ia mengangkat dagunya dan berdehem satu kali.     

Ketika semua orang mengira kali ini Leng Sicheng mungkin sudah mau marah, namun ternyata ia hanya membuka sebuah hasil laporan dengan tenang, bahkan mulai membuka halaman kedua.     

Kini ruang rapat sangat sunyi. Namun semakin sunyi situasinya, dan semakin tenang sikap Leng Sicheng sekarang, orang-orang di dalam ruang rapat malah semakin gelisah dan panik. Saat semua orang menyaksikan Leng Sicheng selesai membaca hasil laporan, hati mereka seolah digantung tinggi hingga puncak. Kali ini sudah bisa mulai kan? Pikir mereka.     

Tetapi di luar dugaan mereka, Leng Sicheng hanya menyesap kopinya, dan kembali mengambil hasil laporan lain dan mulai membacanya dengan tenang!     

Perasaan naik dan turun ini membuat orang yang melihatnya merasa sangat marah hingga ingin muntah darah! Dan benar saja, karena selanjutnya semua orang melihat Leng Sicheng selesai membaca satu demi satu hasil laporan. Dan ternyata Leng Sicheng menghabiskan waktu dua puluh menit untuk membaca beberapa hasil laporan tersebut.     

Namun yang paling penting adalah, selama dua puluh menit ini, tidak ada yang berani mengganggu Leng Sicheng. Setelah Leng Sicheng selesai membaca hasil laporan yang terakhir, jari panjangnya pun menutup hasil laporan tersebut. Kopinya juga sudah mau habis. Kemudian semua orang pun berpikir, Sudah cukup kan bersikap dinginnya? Sudah saatnya dia bicara kan?     

Tapi ternyata Leng Sicheng malah mengambil hasil laporan pertama dan mulai membacanya lagi!     

Mereka diabaikan secara terang-terangan!     

Dan sikap Leng Sicheng ini membuat para direksi merasa mereka sudah dipermalukan!     

Direktur yang menentang Leng Sicheng tadi akhirnya tidak tahan lagi, ia memukul meja dengan kuat dan berdiri, "Leng Sicheng, Presiden Leng. Tadi kamu berdiri di luar, berarti kamu juga sudah mendengar pembicaraan kami, kan? Bisa-bisanya memasang foto seperti itu di acara ulang tahun kampus, bahkan kamu sudah mempublikasikan istrimu tanpa mendiskusikannya dulu dengan PR perusahaan. Kamu juga tidak mau menghadiri konferensi Amerika Selatan, dan sudah membuat harga saham menurun, apakah kamu tidak seharusnya memberi penjelasan pada kami?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.