Perjuangan Menembus Surga

Terkejut



Terkejut

0Di menara kuno yang bercahaya redup, sekumpulan orang telah berkumpul mengelilingi Xiao Yan dan Wu Hao yang matanya sedang tertutup rapat. Kumpulan itu dipenuhi dengan tawa pelan dan banyak percakapan pribadi.     

"Beri jalan, beri jalan. Tetua Liu hendak lewat." Sebuah teriakan, seketika terdengar dari luar kerumunan itu. Dengan segera, kerumunan itu berpisah, lalu memberi jalan kecil. Di dalam menara ini, kedudukan seorang Tetua adalah yang tertinggi. Siapapun yang berani melawan, tak akan berakhir dengan baik. Dengan asal - asalan meminjam kekuatan dari posisi itu untuk menghalangimu, ia sanggup membuat semua air matamu habis hingga tak dapat menangis bahkan jika kau memaksa.     

Ketika kerumunan orang itu terbelah, seorang pria tua berbaju kasar yang sederhana perlahan berjalan masuk. Tatapan penuh senyumannya mengarah ke tubuh Xiao Yan dan Wu Hao yang kaku tak bergerak. Ia tertawa lalu berkata, "Benar - benar ada dua pemuda kecil yang tidak tahu kekuatan langit dan bumi (mengira kekuatan mereka terlalu tangguh). Mereka bahkan tidak melaporkan upaya awal mereka memasuki 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Penderitaan seperti inilah yang akan mereka alami."     

"Hee hee, akan selalu ada murid ceroboh setiap tahunnya, yang tak sabar ingin masuk ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Mereka berhak mengalami penderitaan ini…" Sebuah tawa sombong terdengar dari kerumunan orang di sana. Walaupun kecepatan bertarung di dalam menara itu cenderung cepat, tetapi akhirnya, sedikit membosankan. Para murid senior jelas menjadi gembira untuk melihat apa yang terjadi di depan mereka sekarang, murid baru yang memasuki menara lalu memberikan mereka hiburan.     

"Murid baru ini baru saja masuk ke Akademi Dalam. Sudah semestinya, mereka belum paham tentang peraturan - peraturan di sini. Apa yang kalian tertawakan?"     

Sebuah suara pelan namun jelas, seketika terdengar. Tatapan semua orang mengarah ke suara itu, lalu mereka mengamati seorang wanita muda yang mengenakan gaun berwarna perak. Wanita muda itu berbadan tinggi. Wajahnya mungkin memang terlihat tirus, tetapi itu adalah kecantikan unik. Kulitnya seputih salju dan alisnya terlihat seperti lukisan. Hal yang membuat orang sangat terkesima adalah rambut panjang berwarna perak, yang langka, yang terurai hingga pinggangnya. Rambut berwarna peraknya sangat cocok dengan gaun berwarna perak yang ia kenakan, sehingga tubuhnya tampak seperti memiliki pribadi dingin, sehingga membuat orang, seolah - olah mereka berada di jarak seribu kilometer darinya. Penampilannya memberikan perasaan kepada orang lain, bahwa mereka dapat melihat dari jauh, tetapi tak bisa menyentuh.     

Semua tatapan mengarah ke wanita yang mengenakan gaun perak ini, sembari mereka semua terdiam. Mata mereka memancarkan kekaguman seorang pria kepada seorang wanita. Tetapi, kekaguman itu juga tercampur dengan rasa takut.     

Setelah wanita bergaun perak itu membuka mulutnya, semua suara tawa sombong hampir menghilang seketika. Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa wanita ini adalah bagian dari sebuah faksi kuat. Jika tidak demikian, di tempat ini, dimana kekuatan sangatlah dihormati, hanya sosok cantiknya saja tak cukup untuk membuat orang di sekitarnya menjadi takut.     

"He he, ternyata itu adalah nona Yue. Diriku yang tua ini tak dapat melihatmu dengan jelas. Orang - orang ini adalah orang - orang yang sedang tidak mempunyai kesibukan, sehingga mereka sangat menginginkan pertarungan. Apa yang kau katakan kepada mereka?" Tetua Liu itu pun juga mengarahkan tatapannya ke arah wanita bergaun perak, ketika ia mendengar suaranya. Ia sedikit terkejut sebelum ia seketika tertawa.     

"Tetua Liu."     

Wanita bergaun perak itu tidak memperlihatkan sifatnya dinginnya yang acuh, ketika berbicara dengan Tetua Liu. Senyuman samar seperti bunga kaktus tampak di wajahnya, menyebabkan pikiran semua murid di sekitarnya menjadi kosong saat melihat senyuman itu.     

"Nona Yue, tingkat manakah yang ingin kau masuki selama kunjunganmu ini?" Tetua Liu melirik ke arah tubuh kaku milik Xiao Yan dan Wu Hao, sebelum ia seketika tersenyum, lalu bertanya kepada wanita bergaun perak itu. Sikapnya terlihat lebih ramah daripada saat ia memperlakukan murid lain.     

"Tingkat keenam." Wanita yang mengenakan gaun perak itu sempat ragu sedikit, sebelum menjawab.     

"Tingkat keenam? Itu adalah tingkat, dimana seseorang harus memiliki kekuatan seorang Dou Ling bintang enam, sebelum dapat masuk. Jangan katakan, bahwa Kakak Tingkat Han Yue telah mencapai hingga tingkat seperti itu?" Kata - kata wanita itu seketika membuat ombak suara kaget muncul dari kerumunan.     

"Ah?" Tetua Liu itu juga sedikit terkejut oleh jawaban yang diberikan wanita bergaun perak. Matanya yang dipenuhi dengan cahaya tersembunyi perlahan menatap ke arah tubuh wanita itu. Beberapa saat kemudian, ia menghela nafas, "Tampaknya dalam beberapa tahun, anak perempuan sepertimu akan memiliki kualifikasi untuk memiliki posisi seorang Tetua di Akademi Dalam. Kemampuan dan kecepatan berlatih semacam ini membuat orang - orang terkesima."     

"Semua berkat 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Jika dahulu aku berlatih sendiri, tampaknya sekarang aku mungkin baru masuk tingkat Dou Ling." Wanita bergaun perak menggelengkan kepalanya. Ia seketika menatap ke arah Xiao Yan dan Wu Hao di dalam kerumunan. Ia sedikit membuka bibir merahnya, "Tetua Liu, kenapa kau tidak menghentikan orang ini dari bakaran Api Hati Gugur. Jika tidak, akan ada banyak luka di tubuh mereka, jika kau terlambat."     

Tetua Liu menggelengkan kepalanya, ketika ia mendengar ucapan itu. Ia tersenyum, lalu berkata, "Mari menunggu sejenak. Nona, berapa lama kau menahan bakaran api itu ketika kau pertama kali masuk ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' dahulu?"     

Alis Han Yue sedikit mengernyit. Ia merenung sesaat, sebelum berkata, "Tujuh belas menit. Lagipula, itu terjadi karena ada seseorang yang memperingatkanku sebelumnya, ketika aku masuk ke menara ini."     

"Ketika seseorang masuk ke dalam 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' untuk pertama kalinya, sangatlah mungkin untuk menilai potensinya dari hal itu. Karena semua murid baru tidak mengetahui cara untuk menghilangkan Hati Api ketika mereka terbakar oleh api itu pertama kalinya, maka, mereka yang dapat bertahan lebih lama, berarti daya tahan mereka terhadap Api Hati lebih kuat. Adalah sebuah keuntungan besar untuk mereka ketika mereka masuk dan berlatih di dalam menara ini nantinya. Namun, tentu saja, tak ada yang pasti. Hal itu tak bisa dibilang benar - benar akurat. Tetapi, hal itu dapat dijadikan sebagai sebuah tes yang samar…"     

Tetua Liu tersenyum lalu menjawab, "Hingga saat ini, dua orang ini tampaknya sudah menahan selama delapan menit, kan? Ah. Bisa dibilang tidak buruk."     

"Tetua Su ingin mengetahui batas mereka."     

"Ah, marilah kita coba… jika aku menebak dengan benar, pemuda berjubah hitam ini adalah Xiao Yan, pemuda kecil yang memimpin murid baru tahun ini di 'Kompetisi Berburu Energi Api' lalu mengalahkan semua murid senior, termasuk kedua kelompok 'Penghalang Kejahatan Putih Hitam'. Baru - baru ini, ia juga sering disebut oleh para Tetua." Tetua Liu melirik ke arah Penguasa Xuan Berat di belakang punggung Xiao Yan lalu tersenyum, saat ia berbicara.     

"Ia adalah Xiao Yan yang itu?" Mendengar kata - kata Tetua Liu, tak hanya seruan dari murid senior di sekitar berbunyi, tetapi kejutan juga terlihat di mata Han Yue yang cuek dan dingin.     

Tetua Liu mengangguk sambil tersenyum. Tatapannya terpaku pada Xiao Yan dan Wu Hao. Kedua tangannya dimasukkan di lengan bajunya, saat ia menanti batasan mereka berdua.     

"Nona Yue, jika kau ada sesuatu yang hendak kau lakukan, maka kau boleh turun dari menara ini. Tak apa meninggalkanku di sini." Saat Tetua Liu menunggu, ia takut jika ia menunda waktu berlatih Han Yue. Maka, ia tersenyum lalu memberitahunya untuk pergi.     

"Tak apa. Aku juga ingin melihat berapa lama murid baru yang mempunyai reputasi besar bahkan sebelum memasuki Akademi Dalam, dapat bertahan." Han Yue menggelengkan kepalanya perlahan. Kedua mata dinginnya menatap ke arah Xiao Yan dan Wu Hao. Selama beberapa hari ini, ia telah mendengar banyak tentang para murid baru ini. Mereka dapat mengalahkan semua kelompok murid senior di 'Kompetisi Berburu Energi Api' di kala hal seperti itu tak pernah terjadi beberapa tahun yang lalu. Oleh karena itu, ia memiliki ketertarikan pada ketua murid baru ini yang pernah ia dengar tetapi belum pernah ia temui.     

Tentu bukan hanya perempuan itu yang memiliki ketertarikan itu. Setelah mendengar Tetua Liu menjelaskan identitas Xiao Yan, para murid senior di sekitar yang sebelumnya ingin meninggalkan ruangan, juga menghentikan langkah kaki mereka. Mata mereka yang penuh dengan berbagai macam perasaan mengarah ke arah dua orang itu. Mereka juga ingin melihat apakah para pemuda ini memiliki kekuatan yang sudah dibicarakan banyak orang.     

Karena beberapa orang telah menyebarkan identitas Xiao Yan, banyak murid senior yang berulang kali datang saat itu juga. Lalu, lingkaran kerumunan itu menjadi lebih besar. Jika bukan karena ruang di dalam menara ini sangat besar, tampaknya akan ada kemampatan di sana.     

Seiring waktu yang berjalan perlahan, kejutan di mata mereka makin menjadi - jadi. Hal itu terjadi karena keduanya telah bertahan selama empat belas menit. Lalu, wajah mereka sudah tampak seperti arang yang terbakar, tetapi tampaknya, mereka belum mencapai batas mereka.     

"Memang tidak buruk…" Tetua Liu mengelus jenggotnya, lalu mengangguk sambil tersenyum. Matanya juga dipenuhi dengan ketertarikan.     

Waktu berlanjut mengalir. Tetapi, pada menit keenam belas, tubuh Wu Hao sedikit bergerak. Melihat hal itu, para murid di kerumunan jelas tahu, bahwa Wu Hao telah mencapai batasnya.     

Mengetahui reaksinya, Tetua Liu mengulurkan tangan kanannya yang tampak seperti cakar elang. Ia melesat melewati udara ke tubuh Wu Hao yang baru saja bergerak. Di ujung jarinya, ada gumpalan api berwarna putih krem yang perlahan - lahan muncul. Api itu menggumpal di ujung jarinya, lalu membentuk api yang berputar terus - menerus.     

Jari Tetua Liu perlahan menjentikkan pusaran api itu. Ia menyaksikan pusaran api itu, dengan cepat, menjauh dari tangannya, lalu melayang dalam jarak satu kaki di atas jantung Wu Hao.     

"Keluarlah!"     

Telapak Tetua Liu berputar perlahan, saat ia mengeluarkan teriakan pelan itu. Siapapun dapat melihat api berwarna putih krem itu berputar - putar, lalu gelombang isapan keluar. Akhirnya, dengan kekuatan menarik dari api ini, sebuah gumpalan api tak kasat mata yang sedikit berputar - putar keluar dari jantung Wu Hao. Lalu, api itu terhisap oleh pusaran api tadi dan menjadi hancur lebur tak menyisakan apapun.     

Saat gumpalan api tak kasat mata itu keluar dari tubuhnya, tubuh Wu Hao yang bergetar, seketika menjadi tenang. Kakinya menjadi lemas, lalu pantatnya jatuh ke tanah, Wajahnya yang tampak seperti arang terbakar juga dengan cepat memudar. Ia terengah - engah, seperti kerbau liar yang mengeluarkan suara 'hu hu'. Pada saat itu, tubuh dan jiwanya sedang berada di kondisi sangat kelelahan dan ia tak memiliki niatan sedikitpun untuk melihat kerumunan di sekitarnya.     

"He he, enam belas menit. Apalagi setelah terbakar oleh Api Jantung tanpa pencegahan apapun. Hasil itu tidaklah buruk." Tetua Liu tersenyum dan memuja hasilnya saat ia menatap Wu Hao yang sedang duduk di tanah, "Angkatan murid baru kali ini tampaknya lebih kuat dari angkatan - angkatan yang sebelumnya."     

Han Yue yang sedang berdiri di sekitar juga mengangguk. Pertahanan dari murid baru ini pada Api Jantung telah melebihi pertahanannya. Bagaimanapun juga, meski ia telah bertahan selama tujuh belas menit, ada seseorang yang telah memberitahunya apa yang ia harus lakukan ketika ia masuk ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' untuk pertama kalinya. Itulah mengapa ia dapat menahan selama itu. Dan juga, ia dapat dikatakan curang.     

"Xiao Yan… benar - benar masih bisa bertahan? Pertahanan api semacam itu dapat dibandingkan dengan orang itu…" Mata Han Yue sekali lagi mengarah ke arah Xiao Yan yang matanya masih tertutup saat ia bergumam dan terkejut.     

"Tak heran jika ia dapat memimpin para murid baru untuk mengalahkan kelompok murid senior. Pemuda kecil ini memang memiliki kemampuan."     

Tetua Su tersenyum, saat ia menatap Xiao Yan yang masih bertahan, tanpa mengeluarkan tanda - tanda telah mencapai batasnya. Tangannya sekali lagi dimasukkan ke dalam lengan bajunya saat ia berkata, "Bagus. Hari ini, diriku yang tua ini ingin melihat berapa lama kau bisa bertahan."     

Tetapi, ucapan Tetua Liu itu baru saja terdengar, saat semua orang menyaksikan tubuh Xiao Yan seketika bergetar. Baru saat itu, mereka menghela lega di benak mereka. Untungnya, pemuda ini tidak melakukan sesuatu yang menggemparkan, seperti saat ia memimpin para murid baru mengalahkan murid senior. Jika tidak demikian, akan menjadi hal yang sangat mengagetkan untuk para murid yang hanya bertahan selama sepuluh menit dahulu.     

"Ugh…"     

Tetua Liu terkejut, saat ia melihat hal itu. Ia seketika menggelengkan kepalanya karena kecewa, saat ia tertawa dengan kecut, "Harapanku memang terlalu sedikit tinggi…"     

"Tetua Liu, sudah hampir delapan belas menit. Pertahan terhadap Api Jantung semacam ini bisa dibilang luar biasa. Siapapun akan jarang menemui seseorang seperti ini di Akademi Dalam." Melihat mata Tetua Liu, Han Yue langsung berbicara. Apakah kata - kata yang Tetua Liu katakan tadi tidak membuat murid yang lain merasakan malu di benak mereka?     

"Hee hee, memang sangat bagus…" Tetua Liu tertawa sambil merasa malu. Ia mengayunkan tangannya, lalu sebuah pusaran api berwarna putih krem keluar. Ia menjentikkan jarinya, lalu putaran api itu sekali lagi terhenti di jantung Xiao Yan.     

Api berwarna putih krem samar membara di atas wajah Xiao Yan yang merah, hingga ia tampak sedikit aneh.     

"Keluarlah!"     

Teriakan pelan itu terdengar kembali. Pusaran api itu, seketika berputar dengan cepat. Namun kali ini, sesuatu yang mengagetkan semua orang seketika keluar dengan cepat.     

Saat api itu berputar, api tak kasat mata yang telah diperkirakan oleh setiap orang tidak muncul. Sebaliknya, saat tak terjadi apapun beberapa saat, sebuah kumpulan api hijau seketika muncul, lalu membara keluar dari tubuh Xiao Yan tanpa sepengetahuan siapapun. Lalu, api itu membentuk ombak berwarna hijau. Dengan sekali tegukan, api itu menelan api putih krem milik Tetua Liu.     

Tak hanya api krem itu gagal untuk menghancurkan Api Hijau seperti sebelumnya, tetapi sebaliknya, api itu tertelan tanpa ada perlawanan. Hal aneh ini membuat semua orang terkejut.     

Setelah 'Api Inti Teratai Hijau' menelan api putih krem, api itu tidak seketika menghilang. Ketika tak ada yang mengendalikannya, api itu tampak berfungsi untuk melindungi pemiliknya dengan sendirinya. Oleh karenanya, setelah api itu melenan api putih krem, yang terlihat memberi ancaman kepada Xiao Yan, api itu mengarah ke api putih krem, lalu terbang langsung ke arah Tetua Liu. Energi yang muncul dengan seketika itu, tak hanya membuat kerumunan murid itu pucat karena kejutan, tetapi juga membuat wajah Tetua Liu berubah sedikit.     

"Minggir!"     

Api warna hijau itu terbang di sekitar. Ketika Tetua Liu sadar akan serangan dari api itu, ia segera berteriak kencang.     

Mendengar teriakan Tetua Liu, kerumunan murid itu segera mundur. Dalam sekejap, tempat di dalam menara itu menjadi kacau balau. Satu per satu, banyak orang yang mundur dengan cepat. Mereka takut jika api hijau itu, yang asalnya entah dari mana, akan menyerang mereka.     

Wajah Tetua Liu menjadi serius, saat ia melihat api hijau itu terbang mengarahnya. Ia mengayunkan kedua tangannya, lalu sebuah api putih krem keluar dari tangannya. Seketika, api itu berubah menjadi sebuah lapisan api. Ia mengulurkan tangannya, lalu menutupi Xiao Yan dan api hijau yang telah terbang di sekitarnya.     

Api hijau itu masih terbang tanpa henti. Akhirnya, dalam tatapan semua orang, api itu bertabrakan dengan api pelindung berwarna putih krem.     

"Bum!"     

Di saat api itu bertemu, sebuah energi besar membara menggetarkan lapisan itu, hingga bergetar dengan kencang. Ledakan besar itu menghasilkan ombak panas bergelora yang menggetarkan seluruh 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' hingga menara itu sedikit bergetar.     

Sebelum tubuh Han Yue mundur, Dou Qi telah menyatu menjadi sebuah energi cahaya pelindung di tubuhnya. Riak berulang kali terbentuk di energi pelindung itu ketika ia menerima gelombang energi serangan. Ia sangatlah beruntung, bahwa serangan riak itu tak membahayakan tubuhnya...     

Tubuh Han Yue dengan cepat mundur beberapa langkah. Baru ketika ia mendengar suara keras itu berangsur - angsur memudar, ia segera menatap ke arah di mana ledakan itu terjadi. Ia sedikit terkejut setelah melihat kejadian itu dengan jelas. Ia seketika membuka mulutnya perlahan dan benaknya dipenuhi dengan ketakjuban.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.