Perjuangan Menembus Surga

Masalah yang Mengetuk Pintu



Masalah yang Mengetuk Pintu

3Seorang pemuda setengah telanjang di dalam ruang pelatihan yang luas, sedang menutup matanya rapat - rapat. Energi merah gelap, yang berputar dan terbang di sekitarnya, akhirnya, dengan keras menghantam tubuhnya yang telanjang. Hal itu seketika menghilang dengan cara yang ganjil.     

Dou Qi berwarna hijau, yang berada di dalam Jalur Qi di dalam tubuhnya, seperti sebuah mobil yang mendesing lewat pada sebuah jalur kencang. Di bawah fokus pikirannya, hal itu mengeluarkan suara mendengung rendah yang berulangkali menggema dan menyebar di dalam tubuhnya.     

Setelah mengonsumsi Pil Roh Angin Kencang, kecepatan sirkulasi Dou Qi di tubuh Xiao Yan meningkat hampir tiga hingga empat kali saat ini juga. Gelombang - gelombang Dou Qi berwarna hijau melesat keluar dari dalam Kristal Dou. Gelombang itu mengalir deras melalui Jalur Qi dengan suara teredam yang aneh.     

Karena sirkulasi yang cepat, putaran di dalam tubuh Xiao Yan akhirnya mencapai tahap di mana awal dan akhirnya terhubung. Dou Qi baru saja meninggalkan Kristal Dou dari satu sisi, ketika Dou Qi yang telah dimurnikan Api Hati tertuang dengan dreas kembali ke dalamnya dari sisi lainnya.     

Terlebih lagi, selain Dou Qi yang dipancarkan Kristal Dou, Obat Roh Api Ganoderma Hijau yang menyebar pada tubuh Xiao Yan juga telah menjadi lubang tak berdasar yang berulangkali memancarkan tenaga penghisap. Energi merah pucat yang dapat dilihat dengan mata telanjang meresap ke dalam dari pori - pori kulit tanpa henti. Akhirnya, hal itu sekali lagi mengumpul menjadi sebuah energi besar yang sangat besar.     

Energi afinitas api di dalam 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' jelas lebih jernih daripada yang ada di dunia luar. Namun, energi itu tidak bisa langsung dimasukkan ke dalam Kristal Dou. Karena itu, Xiao Yan harus menggunakan sebagian besar pikirannya untuk mengendalikan energi afinitas api dengan cermat yang telah mendobrak masuk dengan liar, dan mulai mengedarkannya melalui Jalur Qi lainnya.     

Tentu saja, tujuan Jalur Qi ini berada di dekat Api Hati yang berarti setelah dimurnikan oleh Jalur Qi, energi bersifat api yang agak kotor akan terjatuh ke dalam Api Hati yang bergetar.     

Dou Qi di dalam tubuhnya seperti dua sungai kecil yang mengalir terpisah. Ketika sungai - sungai kecil itu mengalir ke tempat di mana Api Hati berada, sungai - sungai kecil itu akan mengalami pemurnian. Lalu, dua sungai itu akan menyatu dan benar - benar melebur menjadi Dou Qi murni yang kuat. Sungai yang terakhir mengeluarkan suara seperti guntur yang menggelinding pelan ketika hal itu tumpah ke dalam Kristal Dou di dalam pusaran.     

Di hadapan dua jenis penyerapan dan pemurnian cabang, Xiao Yan bisa dengan jelas merasakan bahwa Kristal Dou berangsur - angsur terisi dengan Dou Qi…     

Meminjam bantuan Obat Roh Api Ganoderma Hijau dan Pil Roh Angin Kencang, semual hal berjalan dengan arahan yang paling sempurna. Dilihat dari kecepatan seperti ini, Xiao Yan percaya diri, bahwa dalam kurun waktu satu bulan, ia akan naik tingkat menjadi seorang Da Dou Shi bintang delapan.     

Pelatihan Xiao Yan berlanjut selama dua hari. Tidak ada seorangpun yang mau menghentikan pelatihan semacam ini, dimana ia bisa dengan jelas merasakan kekuatan mereka bertumbuh. Ini karena kenikmatan semacam ini yang disebabkan oleh peningkatan, membuat orang merasakan sejenis perasaan nyaman yang mendebarkan yang terpancar dari dalam jiwanya.     

Tentu saja, Xiao Yan mungkin tidak ingin beristirahat dari kondisi yang hampir sempurna seperti ini, tetapi karena berbagai faktor luar, niatnya untuk berlatih dengan tenang hancur lebur.     

Pelatihannya berlanjut hingga siang hari pada hari kedua, ketika area pelatihan lantai tiga yang awalnya agak berisik, mendadak telah menjadi sedikit sunyi karena sekelompok orang yang masuk.     

Pemimpin dari tamu yang tidak diinginkan ini adalah seorang wanita yang mengenakan gaun kasmir rubah salju. Wanita itu berpenampilan cantik. Dia memiliki wajah melon, bibir merah tebal yang kecil, alis seperti lukisan, dan mata besar yang segar. Kombinasi semua hal ini akan membuat orang di sekitar merasakan sesuatu yang nyaman yang indah. Oleh karena itu, tidak aneh apabila selalu ada sekelompok orang di sekitarnya. Lagipula, perempuan adalah kaum minoritas di Akademi Dalam. Gadis - gadis cantik terlebih lagi dicari - cari oleh semua orang.     

TL: wajah melon – muka masam     

Dimanapun seseorang berada, kecantikan akan selalu dicari dan diistimewakan.     

Berada di antara orang - orang, dengan dirinya berada di tengah, seperti bulan yang dikelilingi oleh bintang - bintang, wanita bergaun kasmir rubah salju ini mungkin memiliki senyum manis dan tenang di wajahnya untuk saat ini, tetapi masih dapat terlihat kepercayaan diri dan kesombongan di dalam matanya. kepercayaan diri semacam ini adalah penilaian sejati yang orang berikan padanya setelah melewati aura yang dipancarkan oleh wanita ini dari tubuhnya.     

Kesombongan selalu merupakan sesuatu yang seorang wanita tidak bisa tolak. Hati seorang perempuan akan, secara tak ia sadari, merasa tenang dan puas ketika ia melihat banyak orang bertarung memperebutkannya.     

Setelah ia memasuki area tingkat tinggi, biji mata wanita ini dengan lembut melesat ke arah para pria yang langkah kakinya terhenti karenanya. Di hadapan mata lembutnya yang beriak air, wajah dari beberapa orang dengan mental yang lemah tanpa disadari memerah. Setelah itu, mata mereka segera menghindarinya.     

Melihat tatapan para murid lelaki mengelak di hadapannya, wanita ini tertawa pelan. Senyumnya yang cantik mendadak membuat bagian dalam menara yang tertutup ini menjadi jauh lebih terang.     

Wanita itu memimpin sekelompok orang ketika mereka langsung melewati area tingkat tinggi dan akhirnya berhenti pada area terakhir di ujung. Langkah kaki mereka berhenti di ruangan pelatihan satu orang yang Xiao Yan telah pilih untuk berlatih.     

Melihat, bahwa langkah kaki wanita itu telah terhenti, pandangan mata yang menyapu dari sekitar, tanpa disadari terkejut, ketika mereka melihat pintunya tertutup rapat dan terdapat tanda tergantung, yang mengatakan, bahwa seseorang sedang berlatih di dalamnya. Seketika, pandangan menyombong muncul di mata mereka. Apakah orang di dalam ini tidak tahu, bahwa ruangan pelatihan ini dikhususkan untuk penggunaan Liu Fei si peri salju?     

Langkah kaki wanita bergaun kasmir rubah salju itu terhenti. Ia memandang pintu pelatihan yang tertutup rapat dan perasaan terkejut juga melintas di wajahnya. Sudah lama ia tidak menemui keadaan dimana ruangan pelatihan miliknya ditempati oleh orang lain. Terakhir kali ia mengalami hal seperti ini, sepertinya, sekitar setengah tahun lalu? Tetapi, ketika orang yang menempati ruang pelatihan miliknya, pada akhirnya, dihajar oleh para peminangnya, hingga ia tidak bisa bangun dari tempat tidur selama setengah bulan, jarang ada seseorang di Akademi Dalam yang berani datang ke ruang pelatihan ini. Sungguh tak terduga, bahwa ia sungguh - sungguh bertemu hal seperti ini, yang orang - orang dambakan.     

"He he, Fei - er, sepertinya kita harus bertemu dengan beberapa orang yang tidak membuka mata mereka…" Pria berbadan besar di belakang wanita itu tersenyum ketika ia memandang pintu yang tertutup rapat. Ini sudah pasti merupakan kesempatan yang bagus baginya untuk membuat wanita cantik itu terkesan.     

Liu Fei tersenyum tipis ketika ia menggelengkan kepalanya pelan. Dengan suara lembut, ia berkata, "Lei Na, sopanlah sedikit kepada orang lain…"     

Mendengar makna tersirat di dalam suara Liu Fei, pria bernama Lei Na itu membuka mulutnya dan tersenyum sambil mengangguk. Ia berkata, "Yakinlah, aku hanya akan membantunya memahami sesuatu. Kakak Liu Qing menyuruhku untuk melindungimu. Kau adalah sepupunya. Aku tentu saja tidak akan membuatmu menderita, bahkan sedikitpun."     

Mendengar Lei Na menyuarakan nama yang terkenal di Akademi Dalam dengan sedikit gema, Liu Fei tidak bisa menahan senyumnya. Terdapat perasaan, yang sulit dirasakan orang - orang lain di sekitarnya, melintas di matanya. Pria yang mendominasi dan tajam itu telah meninggalkan bayangan dalam di dalamnya sejak mereka muda. Meskipun ada banyak sekali peminang berkerumun di sekitarnya, setelah ia mengikuti pria itu masuk ke Akademi Jia Nan, semua orang ini langsung tampak pudar, jika dibandingkan dengan sosok pria tersebut.     

Lei Na perlahan berjalan mendekat ruang pelatihan itu. Ia dengan erat mengepalkan tinju logamnya dan dengan keras menghantam pintu tersebut. Seketika, suara logam yang jelas, menggema di area ini.     

Suara itu terdengar selama hampir dua menit sebelum berangsur - angsur menghilang. Namun, pintu yang tertutup rapat itu tidak bergerak sedikitpun.     

Melihat pintu yang tidak bergerak di ruangan pelatihan, alis Liu Fei sedikit mengernyit. Raut wajah Lei Na juga menjadi sedikit muram. Ia mengangkat tinjunya sekali lagi dan hendak menghantamnya dengan keras, ketika suara berderit terdengar di pintu yang tertutup rapat tadi, ketika pintu itu perlahan terbuka.     

"Hmm." Melihat ruangan itu akhirnya terbuka, Lei Na mendengus dan menurunkan tinjunya. Ia mundur dua langkah, ketika matanya menatap ke dalam ruangan pelatihan dengan niat jahat.     

Ketika pintu ruangan terbuka, semua pasang mata di area ini, dengan cepat, terarah ke sana.     

Di hadapan sejumlah pandangan yang berisi berbagai macam perasaan berbeda, pemuda berjubah hitam perlahan berjalan keluar dari ruang pelatihan, dengan raut muka yang suram. Siapapun yang pelatihannya diganggu, orang itu tidak akan menunjukkan raut wajah yang menyenangkan. Ia mendongak dan memandang Lei Na yang telah melangkah mundur. Ia sedikit mengerutkan dahi dan bertanya dingin, "Apa yang hendak kau lakukan?"     

"Bocah, kau baru di sini?" Lei Na tersenyum ketika ia menatap Xiao Yan. Ia berkata, "Tidakkah kau tahu, bahwa orang lain tidak diperbolehkan menggunakan ruangan pelatihan ini?"     

"Aku telah melihat peraturan 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' sebelum aku masuk. Tidak ada tertulis, bahwa tidak ada seorangpun yang tidak boleh menyentuh ruang pelatihan ini." Xiao Yan menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan sangat serius.     

Lei Na tercekik dan terpaku, mendengar jawaban Xiao Yan. Ia berkata dengan sebuah senyum dingin, "Kau benar - benar berani memperlakukanku seenakmu."     

"Aku sedang agak sibuk…" Xiao Yan mengibaskan lengan bajunya dengan lembut, ketika ia menjawab pelan, "Jika tidak ada apapun lagi, tolong beri jalan. Jangan ganggu latihanku." Ketika ia mengatakan hal ini, ia berbalik, berniat masuk dan melanjutkan latihannya.     

"Tolong tunggu."     

Suara yang menawan, yang mendadak terdengar, membuat Xiao Yan sedikit terhenti. Ia mengangkat wajahnya dan memandang wanita bergaun kasmir rubah salju dengan mata yang biasa saja. Sejak dia keluar tadi, ia paham, bahwa gadis ini mungkin adalah sumber masalah utamanya.     

Liu Fei tanpa sadar menjadi sedikit tertegun, ketika ia dengan cuek ditatap oleh Xiao Yan. Ini karena, di dalam pandangan yang digunakan Xiao Yan, tidak terdapat rasa malu dan pemujaan yang pria lain miliki, saat mereka memandangnya dan juga, mata itu, bahkan tidak memiliki kekaguman murni akan sesuatu yang cantik. Ekspresi di mata itu tampaknya tidak berubah sedikitpun antara saat melihatnya dan melihat para lelaki di sekitar.     

"Apa ada masalah?"     

"Kau, ruangan pelatihan ini adalah area pelatihan pribadiku, maafkan aku…" Liu Fei pulih dan mengernyitkan alisnya sedikit. Terdapat perasaan tidak senang di hatinya kepada sikap Xiao Yan ini. Namun, wajahnya masih menunjukkan sebuah senyuman, ketika ia berbicara pelan.     

Ketika ia mendengar kata - kata Liu Fei, Xiao Yan mengernyitkan alisnya dengan erat. Beberapa saat kemudian, ia menunjuk ke arah ruangan pelatihan dan berkata, "Apakah ini perlakuan spesial yang Akademi Dalam berikan padamu? Apakah kau memiliki bukti dari Akademi Dalam? Jika ruangan pelatihan ini memang dibangun oleh Akademi Dalam hanya untukmu, aku akan meminta maaf padamu, karena telah menggunakannya tadi."     

Perkataan yang Xiao Yan yang pelan dan agak mencemooh itu perlahan menggema di seluruh area pelatihan tingkat tinggi ini. Di hadapan perkataannya itu, beberapa orang yang telah berniat datang untuk melihat pertunjukan, tanpa mereka sadari, terkejut. Mereka seketika menghela napas kasihan.     

Wajah Lie Fei, yang awalnya penuh dengan senyum manis, telah perlahan menjadi memberengut saat ini juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.