Perjuangan Menembus Surga

Pembunuhan Beruntun



Pembunuhan Beruntun

1Xiao Yan memandang cuek abu yang berhamburan dengan angin itu dan dengan lembut mengibaskan debu dari tangannya. Tidak ada sedikitpun riak di dalam hatinya. Ia tahu bahwa Fan Lao sudah memiliki niat membunuh terhadapnya sejak dua tahun lalu. Mengingat watak Xiao Yan, ia paling takut membiarkan orang semacam itu, yang bermusuhan dengannya, hidup di dunia ini. Fan Lao kabur secara beruntung kala itu, namun, kali ini, ia tak lagi memiliki keberuntungan semacam itu.     

"Berikutnya Han Feng…" Sayap api hijau - giok di punggung Xiao Yan perlahan mengepak. Tatapan matanya berpaling menuju langit utara. Tempat itu adalah wilayah kekuasaan milik organisasi yang disebut sebagai 'Aliansi Hitam' itu. 'Senior' - nya itu menguasai tempat itu dan dengan santai menjadi seorang maharaja.     

Kau telah hidup dengan cukup baik selama dua tahun ini… namun, segera…" Senyum pekat dan kelam berangsur - angsur muncul di wajah Xiao Yan saat ia mengingat rasa sakit menyiksa yang ia rasakan selama dua tahun ini.     

Api hijau - giok yang indah itu sedikit mengepak di belakangnya. Tubuh Xiao Yan dengan cepat bergerak mendekat ke tanah. Hanya dalam sesaat singkat, ia sudah bisa mendengar suara pertumpahan darah yang mengguncang jiwa dari dalam benteng.     

Sosok Xiao Yan berdiri di udara dan memandang ke bawah dari sudut pandang tinggi dan menyapu ke seluruh area itu. Pada saat ini, sebuah pertempuran yang luar biasa hebat sedang terjadi di seluruh benteng. Tempat dengan pertarungan yang paling hebat tentu saja adalah dua medan di tengah benteng. Tokoh utamanya adalah Lin Yan, Zi Yan, dan dua Dou Wang ahli dari 'Aliansi Hitam'.     

Mata Xiao Yan untuk sesaat berhenti di medan pertempuran di antara dua orang yang sedang bertarung, sebelum ia memalingkannya setelah merasa yakin. Meskipun Lin Yan hanya bisa mengimbangi Dou Wang satunya, pertempuran Zi Yan pada dasarnya sebelah pihak. Gadis kecil ini mungkin terlihat lucu, tetapi kekuatan mengerikan yang ada di tinjunya ketika diayunkan itu tak berani diremehkan oleh bahkan seorang Dou Wang ahli. Jika satu pukulan mendarat, lawannya setidaknya akan terluka pada otot dan tulangnya, jika lengan dan kaki mereka tidak hancur di tempat. Karena itu, Dou Wang ahli yang sedang bertarung dengannya hanya bisa mengelak ke kiri dan ke kanan, untuk menghindari serangan Zi Yan. Ia pada dasarnya benar - benar tidak unggul. Dilihat dari situasi yang ada, kemungkinan, ia akan benar - benar kalah di tangan Zi Yan, bahkan mungkin dalam kurun waktu yang singkat.     

Setelah Dou Wang ahli itu dikalahkan, Zi Yan akan bisa mengalihkan perhatiannya untuk membantu Lin Yan. Oleh karena itu, medan pertempuran di sisi ini hasilnya sudah pasti. Xiao Yan tak perlu lagi mengkhawatirkannya.     

Mata Xiao Yan berpaling ke medan pertempuran intens yang dipenuhi dengan orang di luar benteng. Ia sedikit mengernyitkan alisnya. Kali ini, pasukan dari 'Aliansi Hitam' tidak hanya unggul dalam hal jumlah, tetapi masing - masing dari mereka juga cukup kuat. Bahkan dengan kekuatan anak buah Xiao Li, mereka kesulitan menjadi unggul. Alih - alih, mereka menderita cedera serius dalam beberapa tabrakan, dimana mereka kalah jumlah. Meskipun Xiao Li tak dapat dihentikan dengan bergantung pada kekuatan seorang Dou Wang, jumlah orang yang tak ada habisnya dari 'Aliansi Hitam' telah membuatnya terkepung.     

"Para anggota 'Gerbang Pan' ternyata semuanya telah tiba…" Mata Xiao Yan yang sedang menyapu mendadak berhenti pada beberapa sosok manusia di benteng yang tidak sedang mengenakan pakaian berwarna hitam. Dilihat dari muka - muka yang muda ini, mereka jelas para elit Akademi Dalam yang telah mengikuti Xiao Yan dari 'Gerbang Pan'.     

Dilihat dari situasi yang ada di medan pertarungan, sepertinya barisan yang semula agak terdorong mundur, menjadi stabil karena kedatangan orang - orang 'Gerbang Pan'. Meskipun begitu, kedua belah pihak berada dalam keadaan terkunci yang penuh dengan kegelisahan.     

Pembunuhan skala besar itu seperti alat penggiling daging. Jumlah cedera dan kematian kedua belah pihak terus bertambah. Suara pembunuhan dan teriakan menyedihkan bercampur, sebelum membumbung tinggi ke awan. Bahkan, hal itu dapat terdengar dengan samar di luar gunung.     

"Sebaiknya pertarungan sia - sia ini berakhir secepat mungkin…"     

Xiao Yan mengerutkan dahinya dengan tajam. Tubuhnya melesat dan bergegas ke bagian luar benteng. Ia berteriak dengan suara yang dalam, "Fan Lao sudah mati. Apakah kalian semua masih berani tinggal di sini?"     

Teriakan itu seperti guntur yang mendadak meluncur tanpa henti di langit. Hal itu bahkan membuat gema bergema di sepanjang pegunungan.     

Pertempuran yang hebat tiada banding akhirnya lambat laun menjadi tenang setelah teriakan Xiao Yan terdengar. Banyak tatapan mata berpaling menuju langit. Orang - orang dari benteng menunjukkan wajah gembira, sementara pasukan dari 'Aliansi Hitam' di luar menunjukkan wajah yang panik. Fan Lao adalah orang terkuat dalam pasukan ini. Kematiannya merupakan pukulan yang cukup besar pada semangat tempur orang - orang ini.     

"Semuanya, jangan percaya dia. Pemimpin Sekte adalah seorang Dou Huang elit. Bagaimana bisa ia mati di tangan anak muda ini?"     

Sebuah teriakan keras tiba - tiba terdengar, tepat ketika seluruh orang dari 'Aliansi Hitam' merasa gelisah di dalam hati mereka. Banyak suara terdengar merasa setuju. Dari cara mereka memanggil Fan Lao, sepertinya mereka adalah para anggota 'Sekte Darah'.     

Pasukan dari 'Aliansi Hitam' berangsur - angsur menjadi tenang setelah mendengar teriakan keras para anggota 'Sekte Darah'. Mereka seketika memalingkan tatapan mata ganas mereka menuju bagian dalam benteng. Senjata tajam di tangan mereka diangkat dan mereka benar - benar menjadi lebih bersemangat untuk bertempur.     

Wajah Xiao Yan sedikit terlihat putus asa ketika ia melihat reaksi pasukan 'Aliansi Hitam'. Ia mengepakkan sayap di punggungnya dan dengan mengejutkan, tiba - tiba berada di atas pilar kayu di bagian paling luar benteng ketika ia kembali muncul. Ia membalikan tangannya dan sebuah api tak kasat mata melengkung naik. Sebuah suara yang tidak sedikitpun menunjukkan emosi perlahan bergema di area ini.     

"Jika kalian tak ingin kehilangan nyawamu, kalian sebaiknya pergi secepat mungkin. Pulanglah dan beritahu Han Feng bahwa aku, Xiao Yan, sudah mencabut nyawa Fan Lao. Berikutnya adalah gilirannya!"     

"Xiao Yan?"     

"Ia adalah Xiao Yan yang mengalahkan Kaisar Obat Han Feng kala itu?"     

Pasukan dari 'Aliansi Hitam' di seluruh pegunungan memancarkan gelombang teriakan terkejut ketika mereka mendengar Xiao Yan menyebutkan namanya. Nama Xiao Yan adalah sesuatu yang diketahui oleh semua orang di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'. Hasil dari pertempuran besar dua tahun lalu itu bahkan membuat orang - orang yang menjilat darah dari pisau mereka dan menebas daging manusia seharian penuh, merasa sangat terkejut.     

Para pasukan dari 'Daerah Pelosok Hitam' itu, yang kembali bersemangat untuk bertempur, merasakan sebagian api ganas mereka padam setelah mendengar nama yang membawa bobot cukup berat di 'Daerah Pelosok Hitam' ini. Mereka menatap satu sama lain dan tidak berani menerjang maju.     

"Semuanya, jangan dengarkan omong kosongnya. Xiao Yan dibunuh oleh 'Api Surgawi' Akademi Jia Nan kala itu. Bagaimana bisa ia masih ada di dunia ini? Semuanya, cepat hancurkan benteng itu. Kepala Aliansi akan memberikan imbalan yang besar bagi kita ketika kita kembali."     

Terdapat teriakan keras lain yang menyalakan sumbu mereka, tepat ketika semua orang dari 'Aliansi Hitam' itu kebingungan. Mendengar Kepala Aliansi akan memberikan imbalan, nafas dari orang - orang yang masih ragu menjadi kasar dan berat. Mereka jelas paham seberapa besar imbalan Han Feng itu.     

"Bunuh!"     

Pasukan dari 'Aliansi Hitam', yang menganggap membunuh orang seperti menyantap makanan, akhirnya tidak bisa menahan lagi di hadapan daya pikat imbalan besar ini. Karena itu, tubuh mereka datang dari segala arah saat mereka menyerbu menuju benteng layaknya semburan air, seraya berteriak dengan penuh nafsu membunuh.     

"Cari mati kalian!"     

Xiao Yan akhirnya berhenti membuang - buang nafasnya, saat ia mengamati pasukan 'Aliansi Hitam' yang masih saja tak terbujuk. Ia tertawa dingin sebelum perlahan menutup matanya. Api tak kasat mata di tangannya memancarkan gelombang - gelombang riak yang sulit dilihat.     

Sosok - sosok manusia menyerbu mendekat secara eksplosif dari segala arah. Namun, tubuh mereka mendadak menjadi kaku, tepat setelah mereka memasuki radius lima puluh meter dari Xiao Yan. Wajah mereka memerah. Bahkan, kepala mereka memancarkan kabut putih yang melingkar ke atas.     

"Bum!"     

Gejolak dari api tak kasat mata di dalam tangan Xiao Yan menjadi semakin hebat. Seketika, tubuh dari sosok manusia 'Aliansi Hitam', yang menerjang di depan, dengan aneh berubah menjadi sebuah gumpalan api. Seluruh wujudnya berubah menjadi setumpuk abu dalam sekejap. Ia bahkan tidak sempat berteriak secara menyedihkan…     

"Bum! Bum! Bum!"     

Suara - suara lain dengan cepat mengikuti satu per satu, tidak lama setelah suara rendah dalam pertama terdengar. Setiap kali sebuah suara kecil terdengar, pasukan dari 'Aliansi Hitam' yang tubuhnya penuh dengan niat membunuh, dengan aneh akan berubah menjadi orang yang terbakar. Akhirnya, mereka akan meletus menjadi abu yang berhamburan di atas tanah bersamaan dengan ledakan…     

Setelah ledakan - ledakan rendah dalam yang aneh ini terdengar dua puluh hingga tiga puluh kali, pasukan 'Aliansi Hitam' yang wajahnya penuh dengan aura dan keganasan mematikan akhirnya merasakan ketakutan. Tatapan mereka menyapu ke segala tempat yang ada, khawatir bahwa orang yang berikutnya akan terbakar adalah dirinya atau orang di sebelahnya.     

Seluruh area itu, baik di dalam maupun di luar benteng, menjadi sunyi di dalam situasi aneh dimana seseorang akan meledak menjadi abu tanpa peringatan apapun.     

Banyak sekali tatapan mata yang mengandung keterkejutan dan kengerian berkumpul pada pemuda berjubah hitam, yang sedang berdiri di atas sebuah pilar kayu di pintu masuk benteng, dengan mata tertutup. Tubuh - tubuh manusia yang mendadak terbakar satu demi satu itu jelas merupakan karyanya.     

"Anak muda ini… serangan ini sedikit terlalu mengerikan…" Xiao Li dengan lembut menghirup udara sejuk. Teknik membunuh ini, yang membunuh tanpa ada yang sadar bagaimana caranya, adalah sesuatu yang bahkan membuatnya merasakan hawa dingin di dalam hatinya.     

Xiao Yan membuka matanya yang dingin dan acuh, setelah tampak merasakan perhatian seluruh tempat itu. Kilauan dingin samar melintas di matanya, saat ia menatap pasukan dari 'Aliansi Hitam', yang menjadi sekaku papan.     

"Bum!"     

Tubuh seorang pria yang sedang mengenakan jubah berdarah tiba - tiba gemetar ketika tatapan Xiao Yan memandang ke arahnya. Wajahnya seketika memerah, dan api menggelora keluar dari tubuhnya. Wujud orang ini dengan misterius berubah menjadi setumpuk abu di tengah - tengah suara rendah dan dalam.     

Kaki dari pasukan 'Aliansi Hitam' gemetar berulang kali, saat mereka memandang pria yang telah berubah menjadi abu tanpa peringatan apapun. Kemampuan sejenis ini, yang mana dapat membunuh seseorang tanpa menggerakan tangannya, memang terlalu menakutkan…     

"Bum!"     

Suara dalam rendah lain terdengar. Sesosok manusia berjubah darah pun dengan aneh terbakar. Pada saat ini, beberapa orang akhirnya menyadari bahwa orang - orang yang terbakar itu sepertinya orang - orang dari 'Sekte Darah'. Orang - orang inilah yang tadi berteriak paling ganas di antara mereka yang menyalakan sumbu.     

Wajah Xiao Yan tenang. Ia tidak memperdulikan perasaan menekan yang dibawah oleh kematian aneh ini kepada semua orang. Mata dinginnya perlahan bergerak ke segala arah. Terdapat satu orang yang berubah menjadi api setiap kali tatapan matanya terhenti lebih dari beberapa detik.     

Jantung semua orang berdegup kencang di hadapan suara yang tampak seperti gendang kematian yang menekan ini. Sesaat kemudian, akhirnya terdapat beberapa orang yang tidak bisa menahan tekanan semacam itu. Setelah berteriak menggila, mereka berbalik dan dengan menyedihkan kabur ke dalam hutan.     

Ketika orang pertama berbalik dan kabur dengan liar, hal itu seketika memicu efek berantai di seluruh pegunungan. Karena itu, pasukan dari 'Aliansi Hitam' itu, yang telah bersiap untuk menghancurkan benteng setelah tergiur oleh imbalan yang besar, mulai melarikan diri dalam kekalahan mereka…     

Tidak ada yang tetap tenang di hadapan tubuh - tubuh manusia yang dengan aneh terbakar. Kemampuan spesial 'Api Hati Gugur' dalam mengendalikan api hati seseorang ini sungguh sulit dicegah. Ini sudah pasti merupakan sebuah fenomena gaib di mata mereka yang tak yakin mengenai penyebab yang sebenarnya.     

Xiao Yan akhirnya mengehela nafas lega saat ia memandang pasukan besar panik yang kabur ke dalam hutan tanpa memilih jalurnya. Api tak kasat mata di tangannya juga berangsur - angsur menghilang. Ia menoleh dan melihat Xiao Li yang agak tertegun di atas tembok yang mengelilingi benteng. Ia hanya bisa tersenyum. Hawa dingin tadi telah benar - benar lenyap.     

Melihat Xiao Yan tersenyum, orang - orang di tembok yang tubuhnya masih merasakan hawa dingin, akhirnya tersadar. Ketika mereka melihat pasukan besar dari 'Aliansi Hitam' berhamburan kalah, raungan yang seperti guntur seketika bergema di seluruh benteng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.