Perjuangan Menembus Surga

Perubahan Gerbang Pan



Perubahan Gerbang Pan

3Cahaya matahari hangat bersinar ke bawah, ketika Xiao Yan berjalan keluar menara, membuatnya, yang telah tinggal di menara selama lima hari penuh, memiliki dorongan untuk rebah dan tidak bergerak. Ia menutupi wajahnya dengan tangan dan memandang langit biru di antara celah jemarinya. Ia, secara refleks, menghirup udara segar dalam - dalam dengan seluruh kekuatannya. Meskipun berlatih di 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' bisa mempercepat kecepatan berlatih, keadaan tanpa pergerakan seperti itu, membuat hati orang menjadi terlalu murung.     

Akademi Dalam juga telah memikirkan hal ini, itulah kenapa, cahaya di dalam menara itu dibuat hangat dan tidak suram. Tetapi, sebanyak apapun usaha yang dilakukan, menara iu pada akhirnya tetaplah sebuah menara. Seberapa banyak penerangan yang ada di dalam menara itu, menara itu masih akan terasa seperti sangkar di mata semua orang. Hanya dengan melihat langit di luar yang luas, barulah seseorang bisa merasakan emosi mereka terbuka kembali.     

"Tidak heran, Akademi Dalam mencoba segala macam cara untuk melarang para murid bertahan di dalam terlalu lama. Jika tinggal terlalu lama, sebuah kelainan, mungkin benar - benar akan terbentuk di mental seseorang…" Xiao Yan dengan pelan bergumam. Baru setelah itu, ia menggerakkan kakinya dan berjalan di sepanjang jalan, yang perlahan mengarah ke 'Gerbang Pan'.     

"Aku belum keluar selama empat hari. Aku penasaran, bagaimana keadaan Xun Er dan yang lainnya. Mereka seharusnya tidak menghadapi masalah apapun…" Ketika Xiao Yan berpikir seperti ini di benaknya, langkahnya, tanpa ia sadari, menjadi semakin kencang.     

Karena telah berjalan di jalur ini beberapa kali, Xiao Yan tidak tersesat. Karena itu, setelah bergegas kencang selama setengah jam, perumahan para murid baru muncul di penglihatannya. Langkah kakinya yang tergesa - gesa juga sedikit melambat, setelah ia mendapati, bahwa tidak ada yang tidak beres.     

Dengan langkah yang santai, Xiao Yan berjalan perlahan ke dalam area perumahan, ketika langkahnya mendadak terhenti. Ia mengernyitkan alisnya, ketika memandang empat murid pada pintu masuk area perumahan, saat matanya dengan cepat melirik dada mereka dan ia mendapati lencana - lencana yang mirip, di situ. Lencana itu seluruhnya berwarna hijau pucat dan terdapat sebuah objek hitam, yang terukir di permukaannya.     

"Orang - orang ini dari faksi mana? Jangan bilang mereka di sini untuk mencari masalah dengan kita lagi?" Sebuah pemikiran melintas di benak Xiao Yan. Raut mukanya menjadi lebih gelap dan suram. Tidakkah orang - orang ini terlalu mengganggu? Mereka selalu saja datang untuk berbuat onar. Apakah mereka berpikir, bahwa para murid baru ini tidak punya batas kesabaran?     

Xiao Yan sedikit menggerakkan tangannya dan sebuah pedang penguasa berat raksasa dengan aneh melesat muncul. Ia menggenggam gagang pedang itu dengan erat sembari berjalan ke arah empat murid di pintu masuk dengan wajah gelap yang serius. Amarah di wajahnya, bisa dilihat oleh semua orang.     

Saat ini, empat murid di pintu juga melihat Xiao Yan. Mereka seketika terkejut, sebelum mereka berempat langsung bergegas mendekat ke arah Xiao Yan.     

Xiao Yan menciutkan matanya dan memandang lurus ke arah empat orang ini. Jemari kakinya menapak di atas tanah. Namun, tubuhnya baru saja menerjang maju, ketika teriakan bersemangat dari mulut keempat orang itu membuat wajahnya tertegun.     

"Ketua, kau akhirnya kembali!"     

Pedang berat di tangannya langsung ditancapkan ke dalam tanah, menggunakan gerakan ini untuk menghentikan tubuhnya yang hendak menerjang maju. Ia terkejut, ketika ia memandang empat orang yang telah datang, di sisinya. Beberapa saat kemudian, ia bertanya dengan ragu, "Kalian… adalah orang dari Gerbang Pan?"     

"Hee hee, Ya." Seorang pemuda di antara mereka, yang menunjukkan wajah biasa, namun dengan senyum cemerlang, mengangguk dan berbicara dengan senyuman di wajahnya, "Kakak Tingkat Xun Er berkata, bahwa karena kita adalah sebuah faksi, maka kita harus memiliki sebuah lencana milik kita sendiri. Dia berkata, bahwa ini akan mempererat tali persaudaran para anggota terhadap 'Gerbang Pan'."     

Xiao Yan menghela napas lega di dalam hatinya. Ia merasa sedikit malu. Sebagai seorang pemimpin, ia sungguh kurang bertanggung jawab. Ia benar - benar tidak bisa mengingat muka dari anggotanya dan bahkan, hampir menyerang mereka tadi…     

Xiao Yan melirik keempat orang itu. Kini, setelah mereka berada dekat dengannya, Xiao Yan menyadari, bahwa objek hitam pada lencana itu ternyata adalah Pedang Penguasa Xuan Berat di tangannya, sedangkan latar belakang yang berwarna hijau, tampak berwarna sama dengan 'Api Inti Teratai Hijau' miliknya.     

"Gadis ini sungguh teliti…" Xiao Yan tertawa pelan, sambil menepuk keempat orang yang bersemangat, di sampingnya dan bertanya, "Xun Er ada di dalam, kan?"     

"Ya, Kakak Tingkat Xun Er da di dalam. Kini, 'Gerbang Pan' kita juga telah memiliki pasukan penjaganya sendiri. Setiap hari, empat orang akan bergantian untuk berjaga dan mengawasi kawasan perumahan. Terlebih lagi, ada sepuluh anggota yang siap dan menunggu perintah, setiap saat, siap untuk mengatasi situasi yang tak terduga. Kakak Tingkat Xun Er memberi anggota lain kebebasan bergerak, sehingga mereka bisa menyesuaikan diri dengan tatak ruang Akademi Dalam, secepatnya." Pemuda itu tampak fasih. Ia memimpin jalan, sembari membicarakan perubahan yang terjadi dalam 'Gerbang Pan' selama empat hari singkat ini, layaknya sedang menabur kacang - kacangan.     

Xiao Yan, dengan diam, mendengarkannya bicara dan memujinya di dalam hati. Gadis ini sungguh ahli. Hanya dalam beberapa hari singkat, dia bisa memperkuat 'Gerbang Pan' sedemikian rupa, hingga tampak benar - benar baru. Perhitungan seperti ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Xiao Yan, yang terbiasa sendirian.     

Ketika mereka masuk ke dalam pintu masuk kawasan perumahan, tiga anggota 'Gerbang Pan' lainnya berhenti. Mereka melanjutkan tugas penjagaan, sementara pemuda fasih itu terus memimpin jalan, hingga ia membawa Xiao Yan ke rumah paviliun kecil di bagian paling dalam kawasan itu. Baru setelah itu, dia berhenti.     

"Hee hee, ketua, kau silakan masuk sendiri. Aku masih harus kembali berjaga. Kakak Tingkat Xun Er berkata, selama kita menyelesaikan tiga hari penuh penjagaan dan tidak ada kejadian tak terduga yang terjadi selama itu, kita akan bisa mendapatkan satu hari 'Energi Api'. Saudara lainnya saling berebut pekerjaan ini sekarang. Ha ha." Pemuda itu tersenyum dan menjelaskan, setelah ia berhenti berjalan.     

Xiao Yan membuka mulutnya, ketika ia melihat wajah pemuda yang agak tergesa dan penuh rasa bangga itu. Hatinya akhirnya penuh dengan perasaan kagum. Gadis itu hanya menggunakan cara sederhana untuk membuat orang bersaing demi pekerjaan penjagaan. Meskipun cara seperti ini tidak terlalu spesial, berapa banyak faksi di Akademi Dalam yang punya keberanian dan pendirian untuk memberikan 'Energi Api' sebagai bayaran? Mereka sendiri akan merasa, bahwa Energi Api mereka tidak cukup. Xiao Yan, yang telah pergi ke lantai dua 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara', tahu sendiri, seberapa besar kebutuhan 'Enegri Api' di bagian bawah menara.     

"Siapa namamu?" Xiao Yan tersenyum dan bertanya sebelum pemuda tadi pergi.     

"Ketua, namaku Tie Mu. Kau bisa mencariku jika ada masalah kedepannya. Meskipun aku tidak bisa memenangkan pertarungan, ada banyak saudara di dalam 'Gerbang Pan'!" Pemuda yang bernama Tie Mu itu tersenyum, saat ia mengusap wajahnya, merasa sedikit terkejut pada perlakuan luar biasa, yang Xiao Yan berikan kepadanya, dengan menanyakan namanya.     

"He he, baiklah. Pergilah dan lakukan tugasmu." Xiao Yan mengangguk. Ia memandang punggung orang itu, saat dia berlari dengan langkah panjang dan sekali lagi, menghela napas, saat ia memikirkan perubahan 'Gerbang Pan'. Saat ini, 'Gerbang Pan' penuh dengan rasa persatuan yang sangat kuat. Kekuatan seperti ini adalah faktor paling dasar, yang bisa membuat sebuah faksi bertumbuh.     

Xiao Yan tersenyum di dalam hatinya, ketika ia berbalik dan mendorong pintu ke rumah paviliun, sebelum berjalan masuk perlahan.     

Setelah memasuki rumah paviliun, mata Xiao Yan memandang ke segala arah, sebelum akhirnya terhenti pada sebuah ambang jendela di lantai dua, di mana terdapat punggung menawan seseorang yang sedang dengan cermat menyirami sebatang bunga.     

Saat ini, cahaya matahari samar melimpah, menembus jendela, menyinari tubuh yang tinggi dan lembut itu. Tubuh itu seperti teratai hijau yang bergoyang di bawah sinar matahari, tampak menawan dan begitu anggun, tetapi, di waktu yang sama, juga penuh dengan godaan.     

Mata Xiao Yan agak kabur, ketika ia memandang sosok cantik itu. Ia tetap terdiam, tidak ingin merusak lukisan indah ini.     

"Xiao Yan ge - ge?"     

Entah seberapa cantik lukisan itu, pada akhirnya, akan ada saatnya untuk kembali ke kenyataan. Setelah ia menaruh alat penyiram di tangannya tadi, gadis muda akhirnya melihat pemuda berjubah hitam di bawah. Sebuah perasaan girang dan warna kemerahan lembut tanpa ia sadari muncul di wajahnya yang sempurna.     

Xiao Yan tersadar, ketika ia mendengar suara jelas wanita muda itu. Ia tersenyum pada wanita itu, sebelum perlahan berjalan naik ke lantai dua. Ketika tangannya mengusap kepala Xun Er, ia tersenyum dan memuji, "Nona, kau lumayan juga. Aku tidak menduga hanya dalam empat hari, kau sudah mengatur 'Gerbang Pan' sedemikian rupa. Aku sungguh telah meremehkanmu."     

"Ini juga karena usaha Kakak Hu Jia." Melihat, bahwa tidak ada raut muka aneh di wajah Xiao Yan, Xun Er diam - diam menghela napas lega. Ia tentu saja menarik tangan Xiao Yan dan berkata dengan sebuah senyum menawan.     

"Sungguh beruntung, kita memiliki kalian berdua. Jika tidak, 'Gerbang Pan' ini, cepat atau lambat, akan dikelola oleh Wu Hao dan aku hingga hancur…" Xiao Yan tertawa kecut. Ia memahami kemampuannya sendiri. Terlebih lagi, Wu Hao, si penggila pertarungan itu, jelas tidak ahli dalam hal pengelolaan.     

"Oh ya, di mana Hu Jia dan Wu Hao?" Xiao Yan memandang sekitarnya dan bertanya dengan tidak yakin.     

Xun Er mengerutkan bibirnya dan tertawa pelan. Ia berkata, "Kakak Hu Jia telah pergi ke Aula Teknik Dou. Ia ingin mencari tahu, apakah ada Teknik Dou kelas tinggi yang cocok untuknya di sana. Sedangkan Wu Hao… ia pergi ke Arena Pertarungan. Terlebih lagi, ia belum kembali dua hari terakhir ini, tetapi, Xiao Yan ge - ge tidak perlu khawatir. Ada orang dari 'Gerbang Pan' di sana. Seseorang akan memberitahu kita jika ada apa - apa."     

Xiao Yan mengangguk pelan. Ia memandang wajah tersenyum yang indah dan sempurna itu dan hatinya berdegup kencang. Ia menjulurkan tangannya dan menyentuh pinggang lembut langsing itu. Setelah itu, ia menarik Xun Er yang agak malu dan memeluknya erat.     

"Kau telah bekerja keras. Xun Er…" Dagu Xiao Yan bersandar di depan kening Xun Er, ketika ia menggumam pelan.     

"Kenapa Xiao Yan ge - ge sangat sopan kepada Xun Er? Ketika kita masih kanak - kanak…" Xun Er mendadak tersenyum. Sebelum ia menyelesaikan apa yang ingin ia sampaikan, ia disela oleh Xiao Yan.     

"Selama beberapa tahun ini, kau telah membayar utangku ratusan kali lipat, untuk tindakan tidak sengaja yang aku lakukan, ketika aku masih begitu muda…" Xiao Yan menghela nafas pelan. Apa yang gadis ini telah berikan kepadanya, memang terlalu banyak. Awalnya, dengan wataknya yang elegan seperti teratai, sulit baginya untuk memasukkan seorang pria di dalam hatinya. Terlebih lagi, dengan kehebatannya, hanya ada sangat sedikit pria dengan umur sepantaran dengannya yang bisa menarik perhatiannya. Meskipun kekuatannya hanya setingkat Da Dou Shi bintang tujuh, Xiao Yan tidak akan pernah lupa, bagaimana Xun Er, yang baru saja menjadi seorang Dou Zhe, dulu, saat di Kota Wu Tan, telah menunjukkan kekuatan seorang Da Dou Shi, karena ulah si ahli kimia Liu Xi, yang disewa oleh klan Jia Li.     

Tiga tahun lalu, ia dapat mencapai kekuatan seorang Da Dou Shi. Tiga tahun kemudian…     

Ketika ia memikirkan hal ini, Xiao Yan sekali lagi tertawa kecut.     

Wajah Xun Er bersandar di dada Xiao Yan, dengan lembut. Xun Er tidak mempermasalahkannya dan sebuah senyuman kecil yang kuat, terangkat dari sudut mulutnya. Sesaat kemudian, ia mendadak mengingat sesuatu dan raut mukanya menjadi datar. Ia melepaskan diri dari dada Xiao Yan dan menariknya, ketika ia bergegas berjalan ke dalam ruangannya.     

"Ada apa?" Aksi Xun Er ini membuat Xiao Yan terkejut dan bertanya dengan ragu.     

"Ada seseorang yang harus kau temui." Xun Er tersenyum. Ia dengan lembut menepuk tangan halusnya. Bayangan gelap dari sudut ruangan, tiba - tiba perlahan membesar. Setelah itu, bayangan itu menyatu dan bergoyang dengan cepat.     

Di mata Xiao Yan yang agak terkejut, bayangan gelap itu berangsur - angsur berubah menjadi sesosok pria tua. Akhirnya, wajah yang tidak asing, yang tersenyum, muncul di hadapan Xiao Yan.     

"He he, adik Xiao Yan. Apakah kau baik - baik saja sejak kita berpisah…" Pria tua itu langsung bertanya sambil tersenyum, ketika ia melihat Xiao Yan yang semakin tertegun.     

"Kau… kau adalah pak tua Ling?" Mata Xiao Yan menatap pria tua di depannya. Sesaat kemudian, ia berbicara dengan lagak yang tidak percaya.     

Pak tua Ling. Pria tua yang telah muncul di hadapan Xiao Yan secara mengejutkan, adalah Dou Huang, dengan latar belakang yang misterius, yang dulu membantunya, ketika dirinya menyerang Sekte Misty Cloud…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.