Perjuangan Menembus Surga

Bala Bantuan



Bala Bantuan

1Mata Xiao Yan terhenti di titik di mana Ratu Medusa menghilang, sebelum ia perlahan menghela nafas lega. Pandangan matanya terarah ke bawah dan kembali berpaling menuju Fan Lao. Matanya pun penuh dengan niat membunuh.     

"Hei, kau tidak akan unggul sedikitpun, bahkan jika orang itu pergi. Aku tidak percaya kau bisa menahan kami berempat hanya dengan kekuatanmu saja." Fan Lao kecewa ketika Medusa pergi. Akan tetapi, perasaan takjub seketika menjalar ke wajahnya saat ia tersenyum dengan kejam.     

Xiao Yan tak mempedulikan Fan Lao yang berencana menggunakan kata - kata untuk memukul mundur Xiao Yan. Ia menggoyangkan pergelangan tangannya dan pedang berat itu dengan keras menancap ke dalam tanah. Sebuah gumpalan api hijau - giok perlahan muncul di tangan kanannya layaknya api yang seperti hantu.     

Tangan kiri Xiao Yan perlahan menutupi api hijau tua itu. Namun, matanya tertutup, sembari Fan Lao dan yang lainnya mengerutkan dahi mereka.     

Fan Lao dan yang lainnya benar - benar tidak memahami tindakan aneh Xiao Yan ini. Karena itu, untuk sesaat, tidak ada yang berani mendahului menyerang.     

Setelah Xiao Yan menutup matanya rapat - rapat, gumpalan api hijau tua itu mendadak mulai bergejolak sesaat kemudian. Seketika, Xiao Yan memisahkan kedua tangannya dengan mendadak. Sesaat kemudian, Fan Lao dan yang lainnya terkejut saat api hijau tua itu mendadak terpisah menjadi dua gumpalan api yang berbeda warna.     

Dua gumpalan api. Satu berwarna hijau, sementara yang lain merupakan sebuah api tak kasat mata!     

"'Api Hati Gugur'? Kau ternyata telah memurnikan 'Api Hati Gugur'?" Fan Lao tidak terkejut ketika tatapannya menyapu gumpalan api hijau tadi. Namun, raut wajahnya seketika berubah ketika ia melihat gumpalan api yang tampak tak kasat mata itu. Suara terkejutnya tajam saat terdengar.     

Xiao Yan dengan acuh menatap Fan Lao, yang raut mukanya telah berubah drastis. Ia membalikkan kedua tangannya. Api hijau tua yang baru saja terlahir diciptakan dari peleburan 'Api Inti Teratai Hijau' dan 'Api Hati Gugur'. Selama ia terbiasa dengan pengendaliannya, dua api iru tidak akan sulit untuk dipisahkan kembali. Dua jenis api itu mungkin lebih lemah daripada api hijau tua dalam hal suhu dan hal lainnya jika digunakan secara terpisah, tetapi seseorang bisa melakukan berbagai tugas dan menggunakan api itu bersamaan untuk tujuan yang berbeda - beda. Ini paling cocok di hadapan banyak musuh.     

"Serang! Bunuh dia!"     

Keterkejutan di wajah Fan Lao berangsur - angsur menghilang. Niat membunuh yang sangat besar menggantikan perasaan terkejut tersebut. Ia jelas paham kekuatan mengerikan sejenis apa yang dimiliki seseorang yang mengendalikan dua jenis 'Api Surgawi' yang berbeda. Jika ia terus membiarkan Xiao Yan berlatih, sulit baginya untuk memastikan tingkat apa tepatnya yang akan ia raih. Membunuh Xiao Yan pada saat ini tak dapat dipungkiri akan mengurangi kekhawatiran besar yang akan membuatnya kesulitan tidur dan makan.     

Teriakan Fan Lao baru saja terdengar ketika sosoknya dalam sekejap bergerak. Dou Qi berwarna darah menyebar ke sekujur tubuhnya dan bau amis darah menyelimuti seluruh benteng itu. Beberapa dari mereka yang lemah, merasa pening ketika mencium bau darah ini.     

Tiga Dou Wang lainnya di samping Fan Lao, yang memiliki pengalaman bertarung besar, dalam sekejap juga menggerakan tubuhnya ketika Fan Lao bergerak. Mereka berempat membentuk sebuah pengepungan empat sudut dan melesat secara eksplosif menuju Xiao Yan yang berada di tengah.     

Satu Dou Huang, tiga Dou Wang. Barisan sekuat itu melepaskan serangan mereka bersama - sama. Aura kuat yang dengan samar terbentuk menjadi satu adalah sesuatu yang bahkan akan membuat seorang Dou Huang elit sedikit tercekik. Namun, hal itu tidak sedikitpun berpengaruh kepada Xiao Yan, yang tidak bisa diprediksi dengan akal sehat.     

"Adik ketiga, berhati - hatilah!"     

Meskipun sebagian besar tekanan kuat yang dilepaskan ditahan oleh Xiao Yan, yang berada di depannya, beberapa tenaga tersisa yang merembes melewatinya menyebabkan raut muka Xiao Li berubah drastits. Ia melangkah dua kali ke belakang sebelum berteriak kepada Xiao Yan yang berada di depannya.     

Xiao Yan sedikit mengangguk. Ia menyipitkan biji matanya dan memandang Fan Lao dan tiga orang lain yang telah mendekat dalam sekejap mata. Sudut mulutnya sedikit bergerak dan gumpalan api tak kasat mata di tangan kirinya mendadak memancarkan sebuah riak.     

Setelah terpancarnya riak oleh 'Api Hati Gugur', empat sosok yang melesat mendekat secara eksplosif tiba - tiba berhenti. Wajah mereka memerah dan Dou Qi di sekujur tubuh mereka memancarkan riak - riak yang berantakan karena mereka tidak waspada. Dou Qi di dalam tubuh mereka beredar sekuat tenaga saat mereka berusaha menekan api hati yang telah muncul di dalam tubuh mereka tanpa peringatan apapun.     

Taktik 'Api Hati Gugur' dikhususkan untuk mengeluarkan sebuah api hati di dalam tubuh seseorang saat mereka masuk dalam jarak tertentu. Kekuatan api hati sejenis ini benar - benar dikendalikan oleh orang yang menggunakannya. Jika api itu kecil dan jinak, akan ada efek memurnikan Dou Qi. Jika api itu liar dan ganas, api itu akan menyebabkan pemberontakan Dou Qi di dalam tubuh orang yang tidak menduganya. Bahkan, suhu tinggi yang dipancarkan kemungkinan akan benar - benar membakar orang itu dari dalam hingga luar jika ia tidak berhati - hati.     

'Api Hati Gugur' sudah dimurnikan oleh Xiao Yan. Efek khusus api itu, yang dapat mengeluarkan api hati, tentu saja dapat ia gunakan sesuka hatinya. Saat ini, api hati yang ia keluarkan ketika berhadapan dengan lawan yang kuat seperti Fan Lao, tentu saja adalah jenis yang liar dan ganas hingga batasnya. Karena itu, terdapat pergerakan Dou Qi yang berantakan di dalam tubuh Fan Lao dan tiga Dou Wang lainnya…     

Jelas bahwa api hati yang saat ini dikeluarkan Xiao Yan tidak bisa membakar seorang Dou Wang ahli hingga menjadi abu. Akan tetapi, hal itu sangat mudah membuat mereka kewalahan dan mengacaukan pikiran mereka.     

Kekacauan mendadak semacam ini memiliki efek penting dalam menentukan pemenang dalam pertempuran di antara orang kuat seperti ini.     

Xiao Yan mengangkat matanya untuk mengamati Fan Lao dan tiga lainnya, yang Dou Qinya telah berubah menjadi berantakan, seraya wajah mereka tiba - tiba memerah. Sudut mulut Xiao Yan perlahan terangkat menjadi sebuah lengkungan yang penuh dengan hawa dingin. Cahaya perak muncul di bawah kakinya dan tubuhnya berguncang. Ia seketika menghilang dari posisi awalnya secepat hantu. Pedang Berat Penguasa Xuan yang ditancapkan ke dalam tanah di depannya juga menghilang bersamanya…     

"Chi!"     

Suara angin kencang mendadak terdengar. Seseorang dengan wajah memerah, yang kesulitan mengarahkan Dou Qi di dalam tubuh mereka untuk menekan api hati, mendadak merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya. Ia mendongak, dan melihat sebuah garis hitam samar bergegas mendekat di depannya.     

"Bum!"     

Pedang berat hitam besar menebas menembus udara dan angin panas datang menghantam ke bawah dengan penuh amarah dari segala arah. Dilihat dari tenaga itu, bahkan tubuh kuat seorang Dou Wang ahli kemungkinan akan cedera serius jika terkena hantaman itu.     

Dou Wang ahli ini menunjukkan pengalaman bertempur dan kelincahan yang luar biasa di momen hidup dan mati ini. Ia dengan paksa menahan rasa sakit hebat dari panggangan api hati di dalam tubuhnya dan dengan ganas menebaskan pedang kepala hantu* yang sangat besar di tangannya, yang telah diwarnai oleh banyak sekali darah segar. Pedang itu tajam tak tertandingi. Bahkan udara yang ada tampak terbelah terbuka pada saat ini.     

*(TL: pedang kepala hantu – sejenis pedang yang sangat besar (berbentuk seperti pedang lengkung))     

"Klang!"     

Pedang penguasa berat itu mendadak terjatuh dan menghantam keras ke pedang kepala hantu tadi. Tenaga yang luar biasa kuat menggelora keluar secara eksplosif. Di hadapan serangan yang ganas ini, Dou Wang ahli itu merasakan kakinya menjadi lemah dan kedua lututnya dengan keras menekuk menyentuh tanah yang keras. Tanahnya berguncang hingga garis - garis retakan mulai menyebar layaknya jaring laba - laba.     

"Bum!"     

Dou Wang ahli itu nyaris tidak bisa menahan serangan pedang berat yang hampir mencabut nyawanya itu. Sebelum ia sempat melarikan diri, angin tajam mendekat layaknya bayangan dan terayun ke dadanya. Sebuah ledakan energi tiba - tiba muncul, menendang Dou Wang ahli ini hingga ia terbang sejauh beberapa puluh meter. Pada akhirnya, ia terseret di atas tanah dan membentuk torehan dalam sepanjang puluhan meter, sebelum perlahan berhenti.     

Satu pedang penguasa, satu kaki. Dalam dua serangan itu, seorang Dou Wang ahli dipukul mundur setelah terlihat menyedihkan karena cedera serius. Banyak sosok hitam di dalam bayangan gelap benteng, secara refleks terkesiap ketika mereka memandang pertempuran satu pihak ini.     

"Anak muda ini… sungguh menjadi semakin kuat saja." Xiao Li juga melebarkan mulutnya dan memandang Dou Wang ahli yang dalam sekejap cedera itu. Ia tidak bisa menahan menggelengkan kepalanya sesaat kemudian. Kekuatan semacam itu sungguh mengerikan.     

Fan Lao dan dua Dou Wang ahli lainnya akhirnya berhasil menekan api hati yang menggeliat di dalam tubuh mereka, selama kurun waktu singkat dimana Xiao Yan mengalahkan seorang Dou Wang ahli dengan secepat kilat itu. Mata mereka terarah ke arah aura rekan seperjuangannya yang menjadi pelan. Mereka tidak tahu apakah ia masih hidup atau tidak. Seluruh hati mereka terasa putus asa.     

"Entah itu dalam hal kecepatan ataupun kekuatan, bajingan ini jauh lebih kuat daripada dua tahun lalu… Bahkan, ia juga bisa mengendalikan 'Api Hati Gugur' untuk memaksa kita membagi perhatian kita dan menekan api hati di dalam tubuh kita… Sepertinya, hari ini akan merepotkan."     

"Hao Han, kalian berdua pergilah dan tangkap orang itu. Aku akan menghambatnya. Cepat!"     

Fan Lao berteriak tegas saat sebuah pemikiran dengan cepat melintas di benaknya. Dengan situasi yang ada saat ini, mereka harus menangkap orang ini, yang memiliki hubungan cukup dalam dengan Xiao Yan. Jika tidak, kemungkinan, mereka akan kesulitan mengalahkan Xiao Yan, bahkan jika mereka bekerja sama.     

Dua Dou Wang ahli lainnya terkejut ketika mereka mendengar teriakan Fan Lao. Mereka seketika pulih dan memandang satu dengan yang lainnya. Setelah itu, mereka menyerbu dari dua sisi.     

"Chi!"     

Suara angin kencang kembali terdengar di medan pertempuran ketika keduanya terpisah. Namun, ketika suara angin kencang terdengar, Fan Lao menggertakkan giginya dan menggerakkan tubuhnya. Ia muncul di suatu titik tertentu dan Dou Qi berwarna darah melesat secara eksplosif menuju ruang di depannya.     

Dou Qi berwarna darah menggelora keluar dengan meledak - ledak. Sebuah sosok hitam raksasa yang dibungkus dengan api hijau mendadak muncul. Dou Qi itu seketika ditebas ke bawah. Di bawah tekanan api hijau, Dou Qi berwarna darah itu dalam sekejap lenyap seutuhnya.     

"Sialan!"     

Fan Lao mengumpat di dalam hati setelah benar - benar dikekang oleh 'Api Surgawi' Xiao Yan. Ia hendak melepaskan serangan lain untuk menahan Xiao Yan ketika api hati di dalam tubuhnya melonjak. Rasa sakit hebat memaksanya dengan cepat mengalihkan sebagian Dou Qi untuk menekannya.     

Pengalihan Dou Qi itu tak hanya membuat Fan Lao membagi perhatiannya, tetapi juga menyebabkan serangannya menjadi lebih lambat dan lemah.     

"Bum!"     

"Ledakan Oktan!"     

Celah yang diciptakan dari gerakan yang lebih lambat ini tentu saja tidak luput dari mata tajam Xiao Yan. Karena itu, tubuhnya melesat dan ia memanfaatkan kesempatan untuk menyerang bagian dada Fan Lao. Lengannya gemetar saat ia mengepalkan kelima jarinya. Lengannya seperti sebuah palu berat yang membawa serangan kuat, yang menyebabkan hati orang terguncang, saat lengan itu menghantam keras ke dada Fan Lao.     

Fan Lao hanya punya waktu untuk membentuk sebuah lapisan darah melingkar di permukaan kulitnya pada titik genting ini, sebelum tinju Xiao Yan datang menghantam dan kekuatan dengan deras mengalir dari tinjunya. Tubuh Fan Lao melesat mundur di hadapan serangan yang ganas ini. Bahkan, seteguk darah secara refleks disemburkan dari mulutnya saat ia mundur.     

Xiao Yan tidak mengejar setelah menghantam Fan Lao hingga ia terbang dengan satu serangan. Ia berpaling dan seketika menunjukkan wajah yang muram, saat ia menyadari dua Dou Wang ahli hanya berada tujuh atau delapan meter dari Xiao Li.     

Dengan keadaan cedera Xiao Li saat ini, kemungkinan menangnya ketika berhadapan dengan dua Dou Wang ahli tentu saja sangatlah rendah. Bahkan, dua Dou Wang ahli itu juga terkejut akan kekuatan Xiao Yan tadi. Karena itu, mereka jelas paham bahwa kemungkinan, mereka akan berada di tempat ini selamanya jika mereka tidak menangkap Xiao Li!     

Dengan pemikiran ini di dalam hati mereka, dua Dou Wang itu melepaskan kekuatan mereka hingga batas maksimal. Xiao Li tentu saja tidak diunggulkan dengan kekuatan kondisinya yang lemah.     

Xiao Yan tentu saja sangat paham posisi tidak diunggulkan Xiao Li. Karena itu, ia tidak memperdulikan mengejar Fan Lao yang terluka. Tubuhnya bergerak dan ia bergegas membantu Xiao Li. Akan tetapi, ketika ia baru saja bergerak, bau amis kembali menggelora mendekat. Fan Lao yang berwajah pucat muncul di depan Xiao Yan cepat hantu. Tatapannya kelam dan ganas saat ia memandang Xiao Yan dan tertawa lantang, "Ha ha, Xiao Yan, memang kenapa jika kau kuat? Selama ia berada di tangan kami, haruskah kita takut kau akan membuat masalah?"     

Dua Dou Wang ahli itu mendekati Xiao Li setelah aksi menghadang yang dilakukan Fan Lao. Dou Qi kuat seketika mengalir keluar. Dilihat dari auranya, dua orang itu jelas berniat memberikan pukulan mematikan dan menangkap Xiao Li.     

Hati Xiao Yan mendadak merasa putus asa saat ia melihat Dou Qi kuat kedua Dou Wang yang tiba - tiba telah dilepaskan.     

"Siu!"     

Suara angin kencang mendadak muncul di langit ketika tiga orang hendak bersentuhan. Dua sosok segera bergegas turun dan dengan mendominasi masuk ke area di antara dua Dou Wang ahli dan Xiao Li, tepat seperti dua meteorit. Tawa yang jernih dan lantang tiba - tiba terdengar.     

"Ha ha, Xiao Yan, kau habisi saja pak tua itu. Tinggalkan dua orang ini kepadaku dan Zi Yan."     

Perubahan mendadak yang tak terduga menyebabkan Xiao Yan terkejut. Seketika, hatinya yang tegang perlahan menjadi rileks. Bala bantuan akhirnya tiba tepat waktu…     

Xiao Yan berpaling dan tatapan matanya perlahan bergerak menuju Fan Lao. Sebuah suara yang penuh dengan hawa membunuh kelam dan dingin menyebabkan wajah Fan Lao dalam sekejap menjadi pucat.     

"Anjing tua, apakah kau sangat bahagia menghadangku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.