Cinta An Yan
Cinta An Yan
Tapi Ye Zi menemukan An Yan yang selalu menatapnya dan hatinya terasa berbunga-bunga.
Lalu dia menundukkan kepala dan menggaruk rambutnya lalu terbatuk, "Menurutmu apa aku terlalu banyak bicara dan tidak bersikap seperti perempuan?"
"Huh?"
"Tapi aku tidak akan mengubah apa yang kamu pikirkan." Ye Zi mengangkat bahu dan berkata dengan senyum tak berdaya, "Aku orang yang seperti itu."
Dia tidak akan berubah karena siapapun.
Karena kebahagiaan dirinya itu penting.
"Tidak, kamu sangat nyata dan hidup, dan aku sangat menyukai senyummu. Saat kamu tersenyum, itu membuat orang…..."
An yan mengatakan ini dalam jeda.
Ye Zi penasaran. Ada apa? Kenapa dia mengatakannya setengah jalan.
Tapi kemudian, saat dia menjadi semakin penasaran, mata An Yan perlahan menjadi sedikit lebih dalam. Sembari melihatnya, dia berkata perlahan, "Itu membuat orang merasa rileks dan bahagia. Lagipula, kamu tersenyum dengan cantik, itu sangat indah."
Segera setelah Ye Zi mendengar pujiannya, dia merasa sedikit malu.
Tapi saat dia tersenyum dan akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba saja matanya menatap dalam ke arah mata An Yan.
Sepasang mata An Yan terlihat sangat indah, bulu matanya terlihat lentik dan panjang, tetapi saat ini, matanya tidak hanya dalam, tetapi juga tampaknya agak panas.
Seperti ada sedikit sorot cinta di sana.
Ye Zi tidak bodoh, tiba-tiba saja dia merasa suasananya telah menjadi sesuatu yang salah.
Untuk sesaat, dia sedikit bingung. Dia berbalik, matanya mengelak dan telinganya memerah.
Kali ini, embusan angin bertiup, mengibarkan rambutnya yang berserakan, beberapa helai rambut menerpa wajahnya, yang membuatnya agak berantakan.
An Yan mengangkat tangan rampingnya dan tanpa sadar merapikan rambut yang agak berantakan itu, Tindakannya lembutnya membuat Ye Zi tidak punya waktu untuk mengelak, tetapi dia tidak menyangka An Yan akan melakukannya.
Hal itu membuat Ye Zi benar-benar tercengang.
Tampaknya tindakan kecil intim semacam ini hanya bisa dilakukan antara orang yang saling jatuh cinta.
Entah perasaan apa yang dirasakan Ye Zin saat ini, tapi sepertinya ada sesuatu yang tidak biasa, yang membuat telinga merahnya belum juga pulih.
"Maaf, apa aku terlalu kasar?"
Apa yang dia katakan adalah pertanyaan, tapi nadanya terdengar yakin. Secara tidak sadar, dia menyadari apa yang baru saja dia lakukan.
Ini seperti dirasuki.
Namun, tentu saja, dia tidak mau membicarakan hal ini dengannya, karena takut hal itu akan membuatnya takut.
Ye Zi tidak mengatakan apa-apa lagii. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa, lalu melihat ke arah pintu masuk, "Ayo masuk untuk melihat-lihat."
Saat ini, tiba-tiba, begitu mereka berbalik, seorang gadis kecil tersandung oleh balon dan menyenggol Ye Zi. Gadis kecil itu terjatuh dan duduk di tanah sembari menangis. Ye Zi yang ikut dirobohkan tidak peduli tentang dirinya sama sekali, dia justru langsung pergi untuk melihat kondisi gadis kecil itu dengan tergesa-gesa, "Kamu tidak apa-apa, teman kecil? Apakah ada yang luka."
Gadis kecil itu menangis, tetapi tangan kecilnya menyelipkan sesuatu ke dalam saku mantel Ye Zi, dan kemudian perlahan-lahan bangkit dan melarikan diri.
Di kejauhan.
Su Xun ada di antara kerumunan dan matanya yang ada di balik kacamata hitam itu terkunci rapat. Saat ini, dia mengeluarkan earphone dan memakainya. Dalam sekejap, dia mendengar suara Ye Zi dan An Yan yang terekam jelas——